Seorang warga menatap satu sama lain lalu tersenyum meringis. "Kepala desa Miao. Sebenarnya Lu Xiang juga memberi daging kepada nenek Lan tapi nenek Lan ingin meminta lebih banyak, kami rasa itu tidak baik karena Lu Xiang juga akan menjual daging ini untuk merenovasi atap rumahnya" Ia mengatakan itu seakan tak memihak kepada siapapun karena kepala desa tetaplah orang yang lebih berkuasa diantara mereka namun semua orang itu kalau nenek Lan lah yang salah.
"Ya kepala desa Miao. Jika sekarang nenek Lan berbuat seenaknya. Ke depannya akan ada yang mencontoh perbuatan itu. Apa tidak kacau desa kita?" Timpa yang lainnya.
"Ya. Semua akan bilang kalau nenek Lan saja boleh melakukan itu mereka yang lain tidak. Itu tidak baik" Para warga satu persatu mengutarakan pendapat mereka.
Kepala desa Miao tertegun, raut wajahnya menjadi murung namun ia tau jika ia masih membela nenek Lan maka orang desa akan memandang aneh dan waspada padanya, ia mengambil napas dalam lalu berkata serius. "Nenek Lan, kali ini Lu Xiang ingin menggunakan uang penjualan daging untuk membetulkan atap rumah. Lain kalo saja jika kau meminta lebih"
Tatapan Lu Xiang semakin dingin, ia hanya menyeringai halus lalu tanpa kata dan mulai memasukkan daging babi hutan itu ke dalam keranjang, hanya menyisakan bagian daging yang tidak lembut serta beberapa tulang untuk keluarga Miao.
Ia tau bahwa kepala desa Miao membela nenek Lan karena Miao Sheng yang akan mengikuti ujian kenegaraan. Sesaat ia merasa muak akan keadaan dirinya sekarang, jika saja ia masih sarjana maka kepala desa Miao tidak akan bersikap tidak adil. Tekadnya untuk belajar semakin membara, ia tidak tau kapan akan bisa sekolah lagi namun ia akan terus belajar dan mengejar sarjana lainnya ketika ia mampu melanjutkan akademisnya.
"Hei. Aku ingin bagian yang lembut!" Sesaat nenek Lan tertegun dan langsung berteriak meminta bagiannya yang terbaik namun diacuhkan oleh Lu Xiang.
"Dasar menantu pelit. Aku tidak sudi memiliki menantu sepertimu" Nenek Lan meludah dan menyumpah serapah Lu Xiang dan keluarganya.
Para warga menggelengkan kepala. Nenek Lan benar-benar tidak tau malu dan menganggap bahwa semua barang milik orang lain adalah miliknya, mereka pun menjauhi nenek Lan dan pulang ke rumah masing-masing.
Adelia menghela napas lelah. Hari ini ia membuka matanya dan melihat pengalaman baru yang belum pernah ia alami sebelumnya. Mengingat betapa tidak malunya keluarga Miao, Adelia menyipitkan mata berpikir bahwa cara mengatasi keluarga muka tebal adalah dengan cara muka tebal juga. Ia melihat Lu Xiang yang sibuk membungkus daging dengan daun teratai agar tahan esok hari dan berbisik. "Aku minta maaf atas keluarga ku"
Alis Lu Xiang terangkat naik, ia menatap tertarik. "Keluarga mu?"
Adelia tertawa pasrah. Mereka pun memulai kembali aktivitas yang tertunda karena kejadian tadi.
Adelia mulai membelah buah coklat, mengeluarkan biji buah coklat dan memasukkannya kepada wadah untuk difermentasikan selama seminggu sebelum ia keringkan kemudian di sangrai sebelumnya akhirnya di tumbuk halus menjadi bubuk coklat manis.
Lu Cheng menarik lengan kakaknya dan berbisik sembari mengawasi Adelia. "Keluarga Miao sangat memalukan kak. Apa kita akan terus meladeni mereka?"
Lu Xiang membelai lembut kepala adiknya. "Orang seperti mereka hanya perlu di acuhkan saja. Kita tidak perlu meladeni mereka"
Lu Cheng diam sesaat lalu mengangguk setuju. Lu Shan yang masih sangat kecil merasa takut akan pertikaian yang baru saja terjadi, namun ketika teringat susu coklat perhatiannya pun teralihkan. "Kak Adel. Mana susu coklat yang kau janjikan?"
Adelia tertawa lucu lalu masuk ke dapur mengambil gelas dan menuangkan susu coklat. "Nah, minum lah"
Lu Shan tertawa girang dan mulai duduk tenang menikmati susu coklat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Lu Cheng melirik adiknya dan bergumam halus bahwa adiknya tidak berguna hanya tau makan dan minum saja namun tatapan matanya yang fokus ke susu coklat menunjukkan isi hati yang sebenarnya.
Adelia hanya menggelengkan seraya tersenyum dan juga memberikan susu coklat kepada Lu Cheng.
Beberapa hari dilewati dengan tenang, setelah Lu Xiang menjual daging dan tulang babi hutan, ia pun mulai membeli atap rumah bambu dan mulai membetulkan atap rumahnya sendiri. Ia ingin menyimpan uang agar dapat bersekolah kembali walaupun entah kapan, ia tidak mau lagi mengalami penghinaan lagi dari orang-orang yang memandang rendah akan dirinya.
"Baunya harum kak" Lu Shan mengambil napas dalam menghirup aroma coklat yang ia sudah ia hirup beberapa hari ini ketika meminumnya.
Adelia tersenyum lembut, selesai sangrai ia pun memisahkan kulit biji satu persatu. Lu Cheng dan Lu Shan ikut membantu membuat pekerjaan Adelia menjadi lebih cepat, ia pun menumbuk biji kokoa menjadi bubuk.
Lu Shan menatap penasaran lalu diam-diam mencolek bubuk coklat dengan tangannya dan memasukkan ke mulutnya namun dahinya berkerut karena rasa bubuk coklat yang tidak manis seperti yang ia bayangkan.
Adelia tertawa melihat raut lucu adiknya. "Ini belum jadi Lu Shan. Kau belum boleh memakannya". Ia mengambil gula putih dan minyak di atas rak piring, memasukkan beberapa sendok gula serta sedikit minyak dan mengaduk bubuk coklat hingga menjadi cair.
Perhatian Lu Shan dan Lu Cheng teralih kepada gula putih salju serta minyak kuning keemasan yang sangat jernih.
"Ini apa kak?" Tanya Lu Shan masih dengan pandangan fokus ke arah gula.
"Ini gula. Cobalah" Adelia menyendok sedikit gula dan menyuapi Lu Shan.
Mata Lu Shan terbuka lebar dan memegang kedua pipinya dengan begitu. "Ini sangat manis kak. Aku ingin lagi"
Adelia tersenyum pasrah dan kembali menyuapi Lu Shan sedikit gula, ia juga menyuapi Lu Cheng yang hanya diam.
"Kau ingin Lu Cheng?" Adelia tersenyum menggoda.
Lu Cheng berdehem bak orang dewasa namun godaan manis gula putih salju itu tidak dapat ia tahan, ia membuka membuka mulutnya malu-malu dan menerima suapan dari Adelia tanpa tau bahwa mata kakak iparnya berkilat puas dan menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.
Beberapa saat kemudian coklat cair pun jadi, Adelia membagikan coklat cair kepada adik-adiknya dan mulai menumbuk biji coklat yang sudah di sangrai, menambah gula dan minyak hingga cair lalu menyimpannya dalam wadah yang Lu Xiang beli.
Hampir 300 buah yang ia petik dan proses menghasilkan 8 wadah kecil coklat cair. Ia akan membawanya ke restoran untuk dijual.
Malam harinya Lu Xiang menikmati coklat panas dengan sangat tertarik, aroma coklat yang harum serta manis dan hangat membuat tubuhnya rileks.
"Besok aku akan menjual coklat cair ini ke restoran. Apa kau tau restoran yang mana yang harus aku datangi?"
"Kau bisa membawanya ke Fuyuan, restoran itu punya reputasi baik dan punyak banyak cabang, mereka akan memberikan harga yang pantas untukmu"
Adelia berpikir sembari mengangguk. "Apa kau tau siapa pemilik restoran itu?"
"Aku dengar pemilik restoran bermarga Cheng, mereka salah satu keluarga berpengaruh di ibu kota"
Adelia tertegun. Matanya bergerak kesana kemari memikirkan bacaan novel yang ia baca beserta pengalamannya dan tau bahwa ia dapat bekerjasama dengan restoran Fuyuan.
Jika ia berhasil menggaet mitra keluarga Cheng maka.... Pikiran Adelia bergerak cepat memikirkan keuntungan dan resiko bermitra dengan keluarga kaya raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
miao babiiiiiii 🖕🖕🖕
2023-05-05
0