Mata Adelia menatap tidak percaya lalu ia tersenyum sangat senang. Pemandangan yang ia lihat adalah space teratai dari kalung batu jade yang ia beli di pasar loak. Ia tidak tau mengapa ia sangat beruntung hari itu.
Semenjak Adelia mempunyai space teratai yaitu ruangan dimensi khusus yang dapat menyimpan barang ataupun makanan tanpa kadaluarsa membuat hidupnya menjadi sedikit lebih mudah, terlebih setelah ia tau bahwa di dalam space itu terdapat sumur yang airnya begitu mujarab karena dapat menyehatkan ketika di minum, ia menjadi sangat jarang sakit dan tidak perlu perawatan kulit karena berkat air sumur itu kulitnya menjadi halus dan lembut.
Fungsi air sumur dalam space teratai tidak seperti yang Adelia baca dalam novel yaitu dapat mengeluarkan racun seketika namun lebih realistis karena jika digunakan terus menerus baru ada hasilnya.
Semenjak ada space teratai, Adelia membeli banyak makanan atau barang yang kemudian ia simpan tanpa takut hilang maupun kadaluarsa.
Mata Adelia melihat barang dan makanan yang ia simpan di dunia modern menjadi semakin bersinar, ia pun mengambil bumbu dapur untuk memasak lebih nikmat namun sedetik kemudian ia sadar akan keadaannya saat ini.
Adelia menghela napas sedikit kecewa karena tidak dapat menggunakan bumbu-bumbu tersebut namun ia tersenyum kecil, setidaknya ia dapat menggunakan air sumur tanpa takut ketahuan.
Adelia pun menambah sedikit air sumur ke dalam dandang nasi yang masih belum matang lalu menumis sayur kangkung dengan menggunakan sedikit air sumur, menambah air sumur dapat membuat makanan lebih nikmat.
Tak lama kemudian, nasi dan sayur pun siap, Adelia mencuci peralatan makan sebelum menggunakannya lalu membawanya ke ruang depan.
"Ayo kita makan" Ucap Adelia ketika melihat Lu Shan masih berdiri setia menunggunya masak.
Mata Lu Shan berbinar lalu mengangguk antusias dan mengekor Adelia dari belakang.
Makanan di letakkan di atas meja makan. "Makan siang sudah selesai, cucilah tangan lalu makan" Ucap Adelia kepada Lu Xiang dan Lu Cheng.
Lu Cheng mendongak dan melihat nasi dan sayur kangkung lalu pergi mencuci tangan, begitu juga dengan Lu Xiang.
Adelia mengangkat Lu Shan ke kursi makan dan menyadari betapa ringannya anak 3 tahun, ia menghela napas kasian. Ia yang sudah biasa merawat anak kecil di panti asuhan pun berniat untuk merawat Lu Shan agar menjadi anak gemuk yang menggemaskan.
Mereka duduk di kursi makan dan mulai makan siang. Alis Lu Xiang terangkat naik ketika nasi masuk ke mulutnya, rasa nasi yang istrinya masak sangat berbeda dari yang biasa ia masak. Ia tidak apa yang membuat nasi putih kecoklatan itu menjadi berbeda.
Lu Cheng pun ikut terkejut merasakan nasi yang lebih lezat dari biasanya, ia melirik Adelia yang makan dengan pelan lalu mengambil sayur kangkung yang juga lebih enak dari biasanya, tanpa sadar ia pun menambah kecepatan tangannya dalam melahap nasi dan sayur.
"Wow. Nasi dan sayurnya sangat enak!" Lu Shan yang masih sangat lugu mengutarakan apa yang ia rasakan tanpa malu.
Mendengar pujian Lu Shan, Adelia merasa senang lalu menambah nasi ke dalam mangkuk nasi dan beberapa sayur kangkung. "Makan lah yang banyak biar cepat gemuk"
Lu Shan tersenyum dan mengangguk beberapa kali.
Adelia semakin tersenyum, ia melihat Lu Xiang yang makan dengan elegan namun cepat dan Lu Cheng yang semakin menambah kecepatan makan karena ingin bertanding dengan kakak dan adiknya, ia menatap lembut dan kembali melanjutkan makan siangnya.
Lu Shan menghela napas puas dan mengelus perutnya yang mengembung, baru kali ini ia makan makanan yang enak, masakan kakaknya tidak pernah enak membuat ia sangat jarang memakan makanan yang enak.
&&&
Selesai mencerna makanan, Lu Xiang mengambil busur dan anak panah untuk berburu, mungkin ia akan beruntung dan mendapatkan rusa.
Sedangkan Lu Cheng mengambil keranjang bambu dan pergi ke kaki gunung yang tak jauh dari rumahnya untuk mencari sayur liar atau buah yang bisa di makan.
"Lu Shan. Apa kau ingin membantuku?"
Lu Shan memiringkan kepalanya, bertanya penasaran. "Membantu apa kak?"
Adelia tersenyum lembut. "Membantuku membersihkan rumah. Tidak bagus tinggal di rumah yang kotor"
Mata Lu Shan bergerak kesana kemari memikirkan jawaban lalu mengangguk. "Aku mau kak"
"Anak baik" Adelia membelai kepala Lu Shan membuat anak kecil itu tersipu malu dan senang oleh pujiannya.
Adelia pun memulai acara bersih- bersihnya. Keduanya menghabiskan waktu satu setengah jam karena tidak banyak ruang dalam rumah tersebut, hanya dua kamar tidur kecil, ruang depan sekaligus ruang tamu dan ruang keluarga serta dapur.
Dua jam kemudian, Lu Cheng kembali dengan membawa keranjang yang terisi setengah penuh.
"Apa yang kau bawa pulang Lu Cheng?" Tanya Adelia penasaran, ia menjadi kagum karena anak sekecil Lu Cheng sudah dapat membantu keluarganya.
Lu Cheng terdiam sejenak, ia masih tidak menyukai Adelia yang membuat kakaknya harus kehilangan 1 koin perak namun mengingat menu makan siang yang enak membuat rasa tidak sukanya sedikit menghilang. "Aku membawa daun paku dan jamur kuping tapi tidak banyak".
Lu Cheng menghela napas kecewa karena tidak banyak menemukan daun paku dan jamur karena bukan hanya dia saja yang mencari tumbuhan liar yang dapat di makan.
"Wow. Kau sangat hebat, aku akan memasak enak sayur-sayuran ini" Ucap Adelia sembari membelai kepala Lu Cheng.
Lu Cheng tertegun dengan rasa hangat di kepalanya lalu mukanya memerah karena pujian yang jarang ia dengar selain dari keluarganya. "Ahem! Ini tidak seberapa. Mengapa kau begitu kegirangan?" Ucapnya seakan mengatakan bahwa kau bersikap berlebihan namun mukanya yang memerah mengatakan sebaliknya.
Adelia tertawa lucu, ekspresi bak orang dewasa Lu Cheng terlihat imut. Ia baru tau bahwa Lu Cheng seorang tsundere yang tajam di mulut namun lembut di hati. Ia semakin mengacak rambut anak kecil itu yang membuat wajah sang anak memerah lalu mendengus kesal dan pergi dengan cepat.
"Hahaha anak kecil memang anak kecil" Ujar Adelia menggeleng-geleng kepala lalu masuk mulai memproses sayur yang akan ia masak.
Ketika hampir petang Lu Xiang pun pulang dan membawa buruan babi hutan serta dua ayam hutan yang terperangkap dalam perangkap yang ia buat. Senyum senang terlukis tipis di bibirnya.
"Wah! Kak Xiang memburu babi hutan! Kak Xiang memburu babi hutan" Lu Cheng berteriak kegirangan dan berlari mendekat melihat babi hutan yang tidak terlalu besar itu yang diseret oleh Lu Xiang.
Rumah Lu Xiang berada tidak begitu dengan rumah warga desa lainnya sehingga teriakan Lu Cheng terdengar dan warga berbondong-bondong melihat antusias itu.
"Lu Xiang. Kau sangat hebat dapat memburu babi hutan yang liar, biar paman bantu" Seorang laki-laki paruh baya berjalan mendekat sangat antusias dan ingin mengambil alih buruan Lu Xiang seakan sudah diberikan izin.
Tatapan Lu Xiang menjadi dingin, ia menghindari tangan yang ingin merampas buruan miliknya dan menatap datar kepada sang paman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
cuiiiiiihhh maling 🖕🖕
2023-05-05
1
Sulati Cus
daun paku apa sama dgn pakis
2023-02-06
1