"Tidak mungkin, aku pasti hanya salah lihat ini. Dia tidak mungkin, pria kriminal itu pasti tidak ada disini." gumam Aileen dan menunduk, di balik punggung karyawan lain, karena jujur saja ia itu baru pertama kali, dan pihak hrd! menunjukan pekerjaan esok agar tidak canggung.
Ke Esokan Harinya :
Aileen yang menuju bersiap kekantor, telah memasukan berbagai roti dan minum, ia tutup rapat dan masukan kedalam tas kecil untuk bekal.
"Sudah cantik siap ndok, hati - hati ya. Jangan lupa jaga sikap, baik - baik." ucap paman dan bibi.
"Ya, Aileen berangkat dulu, ini ponsel bibi. Ponsel Aileen sudah aman kembali lagi, kemarin ada seseorang yang baik bekerja disana membawakan kepada Aileen, mereka menyimpannya dan itulah kenapa Aileen bisa bekerja di tempat kantor sejahtera, di mana attitude dan barang bukan miliknya mereka tidak mau ambil."
"Owh, syukurlah kalau begitu tapi kenapa dia bisa tau kamu ada disana Ai?" ucap bibi.
Paman dan Aileen yang ikut kebingungan.
"Eum .. Entahlah Aileen ga peduli yang jelas
kembali saja sudah sangat berharga. Aileen pamit dulu."
Dalam bus trayek umum, Aileen tiba di kantor kemarin. Ini hari pertama ia bekerja, nafasnya kembali di atur agar tidak gugup.
"Tunggu, kenapa dia lagi disini. Jangan jangan dia .. bos sa-ya?" patah Aileen merasa heran, ketika dunia itu benar sempit dipertemukan lagi.
"Anda pertama kali bekerja, ikut saya keruangan!"
Daffin yang kaget setelah membuka rekrutan karyawan baru, ia menatap dan melangkah diam ketika menatap Aileen beberapa detik. Tapi semua mata tertuju, tidak dengan Aileen yang santai bercampur kesal.
Aileen pun mengekor menuju ruangan Dirut.
Ketika asisten Livi dan pak Daffin melangkah ke ruangan besar.
'Mau apa lagi pria ini, biar ku selesaikan masa kontrak ku disini, sehabis itu aku keluar dan cari cara agar pindah tak bekerja disini, apalagi bekerja dibawah bos kriminal. Bisa bisanya dia sekap aku tanpa dosa, lalu aku harus bekerja dibawah tekanannya. Oh tidak bisa!' batin Aileen.
Aileen diam berdiri menatap seisi ruangan kantor, dengan memicik kesal. Kala mengekor, memang pada saat itu pihak hrd, bu Ita meminta Aileen menuju ruangan tanda tangan kontrak di ruangan big bos.
"Lihat apa kamu ?" ucap Daffin.
"Aku.. lihat apa, aku kan punya mata pak, lalu harus memandang bapak setiap jam, detik begitu kah?"
Livi, asisten itu tak jauh hanya tersenyum membalikkan badan, kala bosnya takut pada wanita yang beberapa hari disekap salah sasaran, bisa kebetulan ia juga menjadi karyawannya.
Tapi terhenti ketika Daffin menatapnya, untuk segera mengambil berkas.
"Ada apa, saya masih banyak tugas yang harus saya pelajari. Jangan membuang waktu dan menjadikan saya karyawan tidak profesional pak." tegas Aileen, berani memerintah.
"Hei..., nona saya atasanmu kenapa kamu yang memerintah." ucap Daffin.
"Oowh iya, saya lu-pa saya punya bos disini, tapi sayang. Bos saya itu kri-mi-nal tetap bagi saya anda, tenang saja saya akan membuat anda memecat saya, sehingga cepat dikeluarkan dan tidak mengganti rugi, atau saya akan menjalankan selama masa percobaan enam bulan disini, semoga saya lepas dari tatapan pria menjengkelkan dihadapan saya ini, saya juga tidak sudi jika bekerja dibawah anda. Apalagi saya harus ganti rugi enam belas juta, untuk pembatalan kerja. Apa anda itu bos fintech?"
"Hai nona.. tolong jaga sikap anda disini!" ucap Livi, berusaha menengahi agar bosnya tidak murka padanya, karena karyawan baru ini mulai lancang.
"Kenapa, memang harus bagaimana, setelah kejadian lusa lalu apa tidak kesal, bagaimana posisiku saat itu ada di anda .. ? Aaakh ... ya sudahlah maaf saya salah karena menatap anda saya sangat emosi, baiklah apa yang harus saya kerjakan, saya akan tutup mata dan melupakan dari sekarang .. " Aileen mengoceh menutup matanya.
"Baiklah! ini tugas yang harus kamu pelajari dalam tiga hari."
Livi menyodorkan sebuah 6 map tebal, dari tangan sang atasan. Lalu Aileen pun beranjak pergi dan berlalu, ke ruangannya.
"Tapi maaf pak Daffin. Saya juga punya sesuatu untuk anda. Ini mungkin check anda tertinggal, maaf saya tidak membutuhkan uang jika bukan dari kerja keras saya sendiri "
Aileen pun berlalu keruangannya, sehingga Livi menatap Daffin yang menatap wanita tadi, seolah jatuh hati dan merasa berbeda.
"Apa bos menyukai wanita itu?" goda Livi.
"Kau kembali saja bekerja, ke tempatmu!" kesal Daffin, menarik dasi sedikit sesak.
Alih alih Livi keluar, Daffin pun senyum menyandarkan tubuhnya, ia tersenyum sendiri sambil memegang bibir yang tak gatal.
Livi mendekat ke wajah bosnya itu.
"Bos kenapa dengan anda senyum sendiri, apa bos terpesona menatap wanita harimau itu?"
"Ah! Kau ini, masih disini?" bentak Daffin.
"Tanda tangannya bos, anda belum menandatangani berkas Corps Miror."
Daffin pun menyudahi dan membuka berkas dan bertanya klien untuk rapat penting siang nanti. Livi pun segera kembali ketempat kerjanya.
Tak lama diluar hal, Aileen yang membuka berkas dan mempelajarinya kesal. Entah baru hari pertama sudah serumit ini bekerja, Aileen kecewa karena dipertemukan pria itu lagi, tapi pekerjaan teruslah berjalan maka ia mendusal nafas, ketika telepon berdering Aileen harus ke ruangan Pak Daffin! meminta tanda tangan untuk meeting pukul dua siang.
Tok. Tok.
Ketukan kaca transparan ruangan bos. Aileen pun masuk tanpa menatap.
"Maaf pak, saya membutuhkan tanda tangan ada disini, karena itu saya kemari." ucap Aileen yang kaku tak melirik.
"Ada apa, kenapa tidak melihat saya? apa cara bekerja mu tidak sopan seperti ini!" ucap Daffin.
"Anda harusnya paham pak! Saya sedang mencoba melupakan masalah hal beberapa hari lalu, dengan menatap anda terus saya tak hilang untuk melupakan. Jadi saya harus apa?"
"Apa karena itu saja?! saya tidak yakin, pasti bukan itu saja. Akan tetapi karena pria tampan di hadapan ini." goda Daffin.
"Mak- maksud anda? hah sudahlah malas juga saya berdebat dengan pria satu ini."
'Sabar Aileen, kamu harus sabar.' batin Aileen, ia melangkah dengan mengusap hatinya, untuk tidak peduli.
"Tiga hari kau pelajari cepat! asisten saya Livi banyak tugasnya, jadi ruangan mu ada di ruangan ini nanti. Di ujung sana! kau paham "
"Apa di dalam ruangan ini, dan hanya dibatas dinding kaca?" lirih Aileen, menatap ruangan dan melirik Daffin.
Rupanya kerja kali ini membuatnya sulit. Bagaimana tidak wajah dia akan selalu terlihat nampak jelas kriminal menggebu gebu.
Aileen meniup rambut di wajahnya, poninya tertiup rapih dan berbalik arah.
"Baiklah terimakasih pak, atas penjelasan yang sangat - sangat jelas. Saya permisi."
Aileen pun pergi berlalu dengan nada membuat Daffin terkejut.
Lama Aileen dimeja kantornya, tak lama seorang pria menyapanya, saat jam makan siang hampir tiba.
"Hai! kamu Aileen, karyawan yang baru itu kan, kamu bekerja disini sudah boleh keluar. Nanti jam makan siang kita makan bareng ya!" ucap Deva.
Hah anda mengajak saya?! Aileen tersenyum lebar menatap pria dihadapannya itu.
"Betul, masih ingatkan saya Deva. Yang menemukan ponselmu kembali. Anggap saja sebagai balas budimu padaku. Saya tidak biasa makan siang sendiri." senyum Deva.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
nabil
deva dan daffin
2023-01-05
0