TERNYATA DIA BOSKU

Aileen yang pergi dari gudang gelap dan pengap itu, ia benar benar kesal sekali begitu enteng mereka di dalam sana, ketika bicara mereka salah tangkap. Hingga pergi pun di ikuti salah seseorang.

"Nona, maafkan kami! permintaan maaf dari bos saya, apa anda lapar, ingin sesuatu?" ucap Livi yang sedikit takut akan lirik matanya

"Jalur sini pasti ga ada taksi, tolong anterin saya pulang!" teriak Aileen.

"Baik, silahkan masuk. Tapi anda berjanji kan tidak akan biarkan semua ini bocor ke media, please nona. Anda paham kan, saya juga bekerja."

"Berisik sekali! emang kamu lihat tampang aku, apa mirip wanita yang bibirnya tukang ember?"

Tukang Ember?! Livi tercengang kebingungan.

Aileen yang membersihkan wajah didalam mobil, dan mengelap tubuhnya dengan tissue basah dan membuang di sembarang tempat dalam mobil mewah, membuat ia tidak peduli sedikit menyampah! lagi pula dirinya yang dirugikan disini.

Sementara Daffin hanya pasrah menatapnya, ia berada di depan di samping Livi hanya melirik dari spion tingkah wanita bar bar yang salah tangkap.

"Cepat sampai rumah saja, malas saya semoga saya tak bertemu dengan anda maksud saya kalian, sudahlah saya tidak akan mempersulit kalian, cukup kalian tidak bertemu dengan saya kembali sudah cukup!"

Aileen melirik Daffin dan bertanya, ia seperti pernah bertemu dengan pria jahat yang tega sekap wanita tanpa perasaan.

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu ya?! kenapa saya merasa tidak asing melihat anda, tapi dimana ya? Eum.. sudahlah ga usah dibahas!"

Daffin pun menatap Aileen ketika telah sampai depan rumahnya. Ia juga merasa tidak asing pada wanita itu, sedari penutup wajahnya dibuka seolah pernah melihat tapi lupa, entahlah dimana mereka bertemu.

'Wanita aneh, dia yang bertanya dia juga yang menjawab?" ucap Daffin.

Daffin merasa tidaklah menakutkan, ia gadis ceria nan lembut, tapi jika marah membuatnya takut. Hingga Livi kembali menyetir setelah antar gadis itu sampai rumah, dan berlalu, Daffin segera pindah ke belakang.

"Hah... banyak sekali tissue disini, apa wanita tadi mandi tissue?" ucap Daffin pada Livi, tapi ia hanya memutar mata dan tersenyum.

"Maafkan saya bos! biar nanti saya bersihkan, lagi pula saya sudah memintanya untuk tidak bocor soal salah sekap."

"Kau dan orang suruhanmu, harus bertanggung jawab Livi! jika media perusahaan J group hancur karena wanita itu mengadu, ku potong gaji mu 90% selama lima tahun"

Gleeuk! Menelan saliva Livi.

***

Di Rumah :

"Kamu kenapa seperi ini Aileen, dari mana sih bau sekali. Ayo segera mandi! jangan dekat dekat, kami mual." ucap bibi

Aileen pun menceritakan semuanya. Bibi serta paman kesal, ia menengadah tangan untuk siap meninju jika bertemu.

"Apa diculik, dilepaskan hanya salah sasaran. Kamu minta ganti rugi gak?" tanya bibi, di senggol paman untuk jaga image.

"Tak apa paman, sudah Aileen beri perhitungan. Lagi pula Aileen malas mempersulitnya ke hukum, mereka orang berduit. Aileen masuk dulu ya."

PAGI TELAH BERLALU.

Aileen mempersiapkan menuju kantor, ia telah rapih dengan setelan biasa, ia akan berusaha menuju butik untuk mengganti pakaian kantor. Setelah sarapan ia pamit pada bibi, dan pergi dengan sepeda motor bersama paman.

"Sudah paman, makasih ya Aileen gak papa turun disini, Aileen juga mau beli pakaian kantor dulu disana."

"Jaga diri ya Ai, paman ga mau kamu kenapa kenapa!"

"Siap paman, Aileen pasti hubungi paman jika ada sesuatu. Sampaikan salam juga, Aileen udah rindu sama Alexi, belum bisa jemput dia ke singapore." ucap Aileen.

"Alexi pasti mengerti Ai! kamu fokus dulu semoga hari ini kami keterima bekerja ya." ujar Paman menyemangati.

Setelah Aileen dengan setelan kantor, kemeja putih dan rok hitam pendek plisket bergaris dan ketat di atas lutut. Dan sepatu hak tinggi yang ia punya. Ia menuju kantor yang setengah jam lagi ia harus sudah sampai.

"Terimakasih selamat datang kembali nona,"

ucap pelayan kasir butik.

Aileen menatap kesal, meski ia membutuhkan pekerjaan, tapi demi menata hidup lebih baik. Berharap Ayah bisa memberi kesempatan peluang jika aku sudah lebih baik, dan bisa menemui Alexi yang berjuang dari sakitnya.

Tepatlah di lift, ketika ia keluar dari lift. Aileen dan menuju lantai tujuh! masuk lift dari arah sebrang berlainan. Aileen menatap dan menunggu di ruang bersama para calon yang memang hari ini hadir. Meski tak akrab, seorang bernama Angel pun mengenalkan diri padanya.

"Hai.. aku Angel kamu melamar sebagai apa?"

"Aileen pun tersenyum membalas. Sebagai sekretaris."

"Wah .. serius?" Angel pun tersenyum dan menganga lebar, ia pun menjawab jika ia juga sedang melamar sebagai bendahara.

Bruugh.

Seseorang menabrak pundak Aileen, saat ia sedang bicara bersama pelamar kerja lainnya.

"Aduh."

Aileen pun menatap pria itu. Ia kaget merasa pria dihadapannya seperti melihat Kay! pandangannya mirip, perasaan yang hilang itu seakan dekat dan kembali.

"Maaf tuan Deva. Kita hampir terlambat." ucap seseorang asisten disebelahnya menyadarkan.

Deva pun merapihkan berkas itu dan memegang tangan Aileen, berusaha mengembalikan mapnya.

"Sekali lagi maaf saya tidak hati hati."

Deva berlalu, tapi Aileen masih menatap kebingungan. Ia pun berlalu melangkah, dengan wajah malu dan berdebar. Tiba saja pria itu memanggilnya.

"Hei nona?"

"Ya ..?" Aileen membalik arah. Aileen pun memundurkan langkahnya.

Langkah 1 ...

Langkah 2 ...

Langkah 3 ...

Aileen mundur dan menepi ketika tubuhnya bersandar di pintu kaca.

"Kenapa takut, aku hanya ingin mengembalikan pena mu?" ucap Deva, senyum dan kembali pergi.

Owh.. Aileen tersenyum malu. Ia membalikkan tubuhnya dan menutup wajahnya, lalu berlalu pergi.

"Ah .. perasaan apa ini?" gumam Aileen.

Sementara Deva berlalu dan tersenyum. Menatap wanita itu cantik dan manis ketika tersenyum, setelah mengembalikan bolpen milik dia.

Aileen melangkah dan terkejut akan pandangan pria di hadapan nya. Memulai interview tahapan hingga demi tahapan, tak terasa ia lolos diterima bekerja.

Tiba dilantai gedung, Aileen menaiki lift dan bertemu dengan bagian hrd.

"Selamat pagi bu Ita, saya Aileen."

"Pagi Aileen, sudah datang akhirnya, baiklah ayo ikut, biar nanti saya jelaskan apa tugas mu, semua berkas ada disini kamu pelajari, dan nanti setelah bertemu dengan pak Daffin kamu minta database pada asisten Deva, tanyakan schedule pertemuan dan jam yang biasa dilakukan sekretaris sebelumnya!"

"Tunggu bu, kenapa dua orang?"

"Karena bosnya itu adik kakak.

"Baik bu Ita, saya paham."

Aileen menarik nafas, rasanya melihat tumpukan berkas sudah lama sekali, terakhir ia bekerja di kantor ayah tirinya saja, mengurusnya, kini awal dimana ia harus gigih mencari pundi untuk membuktikan dia bisa berdiri sendiri.

Krek! membuka pintu.

Semua karyawan berdiri dan berkumpul menyambut pak Daffin. Aileen pun mengikuti kebiasaan semua karyawan, mereka menunduk dan memberi hormat. Tapi hanya Aileen yang saat itu tidak, ia merasa aneh.

"Apa harus seperti ini, kaku sekali. Tidak seperti ini mempunyai pabrik terhadap karyawannya hormat, memang setiap datang lewat harus seperti ini." batin Aileen, tak lama ia syok kala pria kriminal ada di depannya.

'Dia yang kemarin sekap aku, kriminal. Dia kerja di sini juga?' batin Aileen menatap intens, bercampur kesal.

TBC.

Terpopuler

Comments

Turisa

Turisa

livi asisten tomboy! asisten yang beda dari yang lain jadi kebayang dan enggak bakal takut karena livi suka ama miripnya🤣

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!