4. Penghasilan Pertama

Paginya sebelum berangkat sekolah Alea membayar uang kontrakan terlebih dahulu, dia juga tidak masak karena beli di warung makan. Hari ini dia juga bisa berangkat sekolah tanpa berjalan kaki lagi.

Disekolah Alea menemui Hana yang sedang duduk berduaan dengan Zaky.

"Aku masuk ke dalam kelas dulu ya?" pamit Zaky pada Hana. Pemuda itu mungkin merasa sungkan dengan kedatangan Alea.

"Iya," jawab Hana ceria.

"Alea, bagaimana semalam? Maaf aku tak bisa menonton. Mana mungkin aku diijinin keluar malam sama kedua orang tuaku?" ucap Hana sedih.

"Iya tidak apa-apa, semua berjalan lancar. Penghasilanku semalam bisa buat bayar kontrakan," jawab Alea riang.

"Wah, berarti nanti ada yang mau neraktir aku dong," sindir Hana.

"Tentu, nanti malam aku manggung lagi. Kalau hasilnya banyak kita bisa shopping. Aku juga pengen bisa beli baju yang bagus sepertimu," ajak Alea bersemangat.

"Nah gitu dong, jangan lupa sama teman kalau sudah sukses," jawab Hana senang.

"Iyalah, selama ini hanya kamu satu-satunya yang mau berteman denganku dan selalu menolong aku," ujar Alea gembira.

Mereka berdua berangkulan masuk menuju kelas, Alea masih berpenampilan seperti biasanya yang lusuh karena belum membeli seragam baru.

********************************

Malam ini Alea manggung lagi. Kali ini acaranya dipentas yang lebih besar.

Penampilan Alea semakin percaya diri dan sangat menggoda.

Bahkan sawerannya mendapat yang paling banyak dibanding lainnya, karena para juragan ikut terjun berjoget sambil mengeluarkan isi dompet.

"Luar biasa... nih pendapatanmu bertambah banyak, itu sudah dipotong angsuran hutang Ibumu," Kata Mang Jeky sambil memberi bayaran tiga juta.

Bagaimanapun penghasilan saweran di bagi rata dengan krunya.

Alea menerima dengan senang hati, dia langsung memberikannya kepada Ibunya.

"Alea, kalau begini terus kita bisa cepat kaya," Teriak Ibunya Alea bangga.

"Bu, besok aku mau shopping sama Hana ya?" Izin Alea.

"Iya, belanjalah sepuasmu! Besok Ibu mau nyari kontrakan yang lebih bagus dan besar, ya. Biar hidup kita lebih nyaman," kata Ibu Sinta bersemangat.

"Iya, Bu. Setelah punya uang banyak kita bisa beli mesin cuci, AC, kulkas, pokoknya semuanya, Bu," ucap Alea yang mulai menikmati menjadi biduan.

Setelah Alea berganti baju dia hendak pulang, ketika menunggu taksi di pinggir jalan tiba-tiba ada mobil yang berhenti.

"Kamu Alea kan?" tanya Zaky memastikan, karena make up Alea belum dihapus.

"Iya," jawab Alea gugup dan malu ketahuan menjadi biduan.

"Ayo aku anterin pulang," ajak Zaky.

"Tidak usah, biar aku naik taksi saja," tolak Alea halus, dia merasa tidak enak jika menumpang mobil milik pacar temannya.

"Ini sudah larut malam, pasti sulit mencari taksi," sela Zaky memaksa.

"Ayolah, Alea. Kata temanmu itu benar. Ibu juga sudah mengantuk sekali," ucap Ibunya alea.

Alea menuruti ibunya, dia masuk dan duduk di belakang bersama ibunya.

"Aku tadi sempat tak percaya saat kamu manggung, apalagi namamu jadi Safira. tetapi aku yakin itu kamu karena mendengar suaramu yang khas," kata Zaky antusias.

"Alea, kamu satu sekolah dengan Zaky ya?" tanya cowok yang duduk di samping Zaky.

"Iya, aku adik kelasnya," jawab Alea gugup, karena dia jarang ngobrol dengan teman lelaki.

Walaupun Alea sendiri sudah lama mengenal Zaky akan tetapi hubungan mereka tidak pernah sedekat ini, makanya Alea merasa canggung terhadap kekasih sahabatnya itu. Sepanjang perjalanan Zaky justru terus mengobrol dengan Arum, sedangkan Alea hanya diam saja mendengarkan mereka.

Sesampainya di daerah komplek kontrakannya Alea, dia meminta berhenti dipinggir jalan raya.

"Apa kamu yakin berhenti di sini?" tanya Zaky.

"Iya, tinggal masuk gang sudah sampai rumah ku," jawab Alea.

Alea tak mengira jika Zaky kini berubah ramah padanya, karena dulu di sekolah setiap bertemu pun pemuda tak pernah menyapanya.

"Terima kasih banyak, Nak. Karena sudah mengantar kami," ucap Ibunya Alea.

"Iya, Bu. Sama-sama," jawab Zaky ramah. Kemudian pemuda ganteng itu menjalankan mobilnya meninggalkan daerah rumahnya Alea.

"Temanmu ganteng juga ya?" kata ibunya

"Dia pacarnya Hana, Bu," jawab Alea jujur

"Oh pacarnya Hana, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Ibunya lagi.

"Mana ada yang mau sama aku, Bu," jawab Alea sedih.

"Jangan khawatir, mulai besok kamu bisa berpenampilan seperti temanmu yang lainnya. ibu sangat yakin kamu jauh lebih cantik dibanding mereka," bujuk ibunya memberi semangat.

Alea hanya tersenyum, sebab dalam hatinya hanya ada satu nama yang selama ini dikagumi secara diam - diam.

********************************

Seperti yang sudah dijanjikan, sepulang sekolah Alea mengajak Hana Shopping.

Karena Hana tak membawa motor mereka berdua Naik taksi.

Soal pakaian dan make up Alea menurut pada temannya. Karena Hana memang ahli dalam penampilan yang modis.

Alea membeli baju, sepatu, sandal, tas, make up. Dia juga tak lupa membelikan temannya karena dia sadar selama ini Hana selalu membantu dia.

Pulangnya Hana minta di jemput Zaky. Alea merasa kikuk karena pacar sahabatnya berubah pendiam tak seperti tadi malam.

"Semalam Zaky banyak bicara dan terlihat ramah, kenapa sekarang dia jadi pendiam?apa karena ada Hana?" batin Alea heran.

Zaky menurunkan Alea ditempat seperti semalam.

"Terima kasih Alea atas hadiahnya," ucap Hana yang masih di dalam mobil.

"Iya, aku juga berterimakasih," jawab Alea senang, dia sembari mengambil banyak belanjaan.

Sampai di rumah ibunya sudah menunggunya.

"Belanja apa saja?" tanya Arum ikut senang.

Alea memperlihatkan semuanya satu persatu.

"Ibu juga ikut bahagia jika kamu senang, nak. Maaf ya selama ini ibumu tidak bisa membahagiakanmu," kata Ibunya Alea.

"Jangan bilang seperti ini lagi, Bu. Hanya Ibu yang Alea punya didunia ini, jadi sekarang giliran Alea yang menjaga ibu," jawab Alea.

"Tadi Ibu sudah mendapat kontrakan yang bagus, tapi sebulan bayarnya tiga kali lipat dari kontrakan ini. Bagaimana?" tanya Arum meminta pendapat.

"Tidak masalah, Bu. Kapan kita pindah?" tanya Alea. Karena sebenarnya dia juga tidak merasa nyaman tinggal di sana yang terlalu sempit.

"Besok setelah kamu pulang sekolah, nunggu gajimu nanti malam untuk membayar uang muka dulu," kata ibunya.

Karena uang tiga juta pendapatan semalam sudah habis buat membeli keperluan beserta bayar hutang.

"Enaknya kalau punya uang banyak, bisa membeli apapun yang aku mau.

Setelah ini aku akan bekerja lebih keras lagi. Karena aku ingin punya rumah sendiri, mobil dan setiap hari memakan makanan yang enak ," batin Alea.

Alea dan ibunya mulai membuang baju mereka yang lama, karena mereka sudah punya pakaian baru yang banyak.

"Setelah ini aku tak ingin menjadi Alea yang lusuh lagi, aku ingin semua orang yang selalu merendahkan aku selama ini merasa menyesal," batin Alea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!