"Ee~ baiklah kalau begitu, Tuan. Lalu, sebagai perkenalan. Namaku adalah Luna, anda bisa memanggilku begitu mulai sekarang. Jadi, panggilan 'Kamu' itu terasa kurang──"
Dia agak menggosokan bahu sebelum dengan ragu-ragu menatapku.
Oh, aku mengerti.
"Jadi Luna, ya? Ok, kalau begitu, sampai jumpa besok."
"Ya ..."
Setelah berpamitan aku berniat untuk pergi ke rumah dan mengisi perutku.
Nah, karena sekarang aku sudah memiliki beberapa jumlah uang, jadi aku akan berniat untuk pergi ke suatu tempat sekarang.
"Tentu saja, ke restoran gadis itu!"
...----------------...
Aku sudah tidak sabar melakukannya, untuk memakan roti buatan gadis itu lagi.
Dan ketika aku berjalan pulang dan menemukan restoran itu sudah──
"Heh? Tunggu sebentar!"
"Wah!"
Aku baru saja menghentikan gadis itu memasang tanda "Tutup" di bagian tertentu dan tidak sengaja mengangetkannya.
"Oh, maaf soal itu. Lalu, bisakah aku memesan beberapa makanan di tempat ini?"
Gadis itu terlihat memandangiku selama beberapa waktu sebelum.
"Tuan yang tadi, ya? Kalau begitu, bagaimana dengan satu roti? Apakah tidak masalah? Karena kami akan tutup karena kekurangan bahan masakan, jadinya hanya itu yang ada."
"Ti-tidak masalah!"
Justru itu yang aku inginkan! Sebuah roti enak dari restoran ini.
Nah, aku akan mulai melihat gadis itu membawa piring-piring berisikan makanan itu ketika kami berada di dalam restoran.
"Heh, jarang-jarang aku melihat warna rambut itu. Apakah kamu bukan berasal dari sini, nak?"
Ketika aku sedang menikmati makananku di atas meja, ada seseorang wanita paruh baya mendekatiku sambil tersenyum ramah.
Gadis itu buru-buru menjelaskan.
"Oh, tentu ... Ini adalah ibuku, lalu ... Dia adalah pemilik baru penginapan sebelah, bu, kemudian ... Etto, nama dia adalah──"
"Kyle ..."
"Kyle, ya?"
"Lalu, kamu?"
Ketika aku menanyakan balik kepada gadis yang belum memberitahu namanya itu.
"... Namaku adalah Aisha."
Aisha rupanya, aku menggangukan kepala.
Sementara itu, nyonya yang sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya masih mengamatiku sambil terlihat heran.
"Anu ..."
"Hah! Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menggangumu, hanya saja ini terlihat tidak biasa, untuk penduduk dari timur yang datang ke wilayah ini. Kamu pasti berasal dari sana, bukan?"
"Tidak tahu, memangnya wilayah ini berada dimana?"
Karena aku belum tahu peta dan juga kerajaan mana aku diteleportasi.
"Tunggu, eh? Ini aneh, kamu bahkan tidak tahu ini adalah wilayah barat?"
"Aku secara asal-asalan jalan ke sini, dan tanpa sadar sudah berada di tempat baru."
Sambil memakan roti, aku mengatakannya.
Nah, semoga saja dia menerima alasan aneh buatanku itu.
Aku tidak berharap dicurigai setelah ini, jadi aku akan sangat terbantu jika dia tidak──
"Kalau begitu, jadi kamu memang adalah bukan berasal dari sini rupanya?"
"Y-ya ... Begitulah ..."
Aku menggangukan kepala.
Sambil berusaha mencari tahu, aku akan menemukan bahwa wilayah ini adalah bagian dari benua barat.
Lalu, nama kota ini yang adalah Palous, kemudian, kerajaannya adalah Relia.
Di sebelah timur, aku akan mendengar ada dua kekaisaran, namun pemilik toko itu tidak memberitahu rinciannya.
"Karena aku belum pernah kesana, jadinya hanya ini yang aku tahu."
"Kalau begitu, terimaksih atas informasi berhargamu, nyonya."
Aku menundukan kepala kepada wanita itu, jarang-jarang menurutku ada yang mau meluangkan waktu hanya untuk mengatakan beberapa hal kepada orang asing sepertiku.
Dan aku merasa sedikit terbantu karena dilingkungan ini aku dikelilingi oleh orang-orang yang ramah.
Setidaknya begitu, aku mengira dia cukup baik jika kita membicarakan perlakuan orang ini pada pelanggan.
"Ah, jangan sungkan. Lagipula kamu akan selalu mampir ke restoran aku, bukan?"
Dia tersenyum penuh makna setelah mengatakannya.
"He~ itu tidak perlu diragukan lagi."
Karena aku juga tidak bisa memasak tentunya!
"Ah, dulu aku juga bergantung pada seseorang dalam hal makanan."
Nah, pada saat itulah kakak perempuanku yang sering membuatkanku masakan.
Dan itu enak untuk dicicipi.
Bahkan, ketika aku memakannya, rasanya aku ingin menambah meskipun perut aku sudah tidak mampu menampung lebih banyak makanan.
Enaknya~ Perlahan memori tentang kenangan itu muncul.
"Tapi sejak dia menikah, dia tidak bisa memberikanku makanan mewah seperti biasannya. Jadi aku mulai rindu dengan masakan dia."
Karena tentu kami berbeda rumah setelahnya.
Mulai saat itu aku hanya bisa membuat semacam mi instan lalu kadang telur ayam, sampai aku mulai bosan dengan masakan ku sendiri karena memakannya berulang kali.
Ngomong-ngomong, karena disini tidak ada yang namanya mi instan seperti yang ada pada duniaku.
Jadi aku sungguh tidak bisa masak makanan, ya?!
Mendengar itu, Aisha yang mengelap meja mendapat lirikan mata dari ibunya.
"He~ Mendengar ceritamu itu membuatku sangat tersentuh. Kamu, pasti sedang mencari istri, ya? Asal kamu tahu, Aisha ku itu cukup pandai memasak, lho."
Tanpa aku sadari ketika aku menoleh ke arah gadis itu, wajah Aisha langsung menjadi merah padam.
"Oh, benarkah?"
Aisha buru-buru menggelengkan kepala.
"Ti-tidak! Eh, ibu ... Apa yang kamu katakan?"
Ibu dia terkekeh sebelum menempuk punggung putri dia.
Ough, aku sudah mulai melihatnya. Ternyata dia memang mewarnai wajahnya.
Sementara itu ... Kembali ke pertanyaan.
"Aku memang belum menikah. Lagipula, ide tentang mendapatkan istri yang pandai memasak adalah satu-satunya hal terlintas di dalam pikiranku."
Ya, kalau saja itu ditambah dengan sikap yang baik, lalu bisa selalu menjadi sebagai pendukungku.
"He~ Benarkah?"
Dalam beberapa maksud aku akan melihat ibu Aisha seperti salah-paham dengan perkataanku.
Oh~ apakah aku sudah mengatakan hal yang salah, tadi?
Entah kenapa setelah aku menoleh ke samping, aku akan menemukan seseorang semakin memerah dengan bibir yang sudah berbentuk huruf "V" sekarang diikuti dengan mata yang menegang.
"A-Ano ... Kalau tidak keberatan, aku bisa selalu memasak makanan untukmu."
"Eh? Serius?!"
...----------------...
Setelah aku berniat pergi setelah mengisi perut ku.
"Permisi, nak Kyle!"
Aku keluar dan menemukan pemilik restoran itu.
"Ah, nyonya pemilik restoran."
"Ugh ... Jangan memanggilku seperti itu lagi, namaku adalah Starla."
"Jadi nyonya Starla, ya?"
Aku menggangukan kepala.
Ngomong-ngomong ada urusan apa dia datang untuk mencegatku?
Eh?! Lagipula aku sudah ingat sudah membayar tadi.
"Ngomong-ngomong soal Aisha, bagaimana menurutmu?"
"Huh, kau serius soal itu?"
Dia kemudian tersenyum lebar.
"Ah, tentu saja. Karena aku berniat menjodohkan dia sekarang denganmu."
"Wah, apa?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments