Di kamar Radhika membuka laci lemarinya diraihnya sebuah bingkai foto almarhum calon istrinya. Yang gagal ia persunting lantaran Chandra Maya mengakhiri hidupnya dengan cara menelan obat tidur dengan dosis tinggi.
Akibat overdosis gadis yang biasa di panggil dengan sebutan Amaya, nyawanya tidak tertolong ketika dilarikan ke rumah sakit.
Entah apa yang membuatnya harus mengakhiri nyawanya sendiri, sedang Tuhan sangat membenci hambanya yang mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. Malaikat saja tidak berani mencabut nyawa seseorang jika tanpa seizinnya.
Bayangan Radhika membawa tubuh Amaya menuju rumah sakit masih terekam sangat jelas di memori ingatannya. Suara serena ambulans nyaring terdengar jelas memeka gendang telinganya, tangis dan airmata beriringan bersamaan dengan derasnya hujan mengguyur kota Surabaya.
Tanpa terasa sudut matanya kembali berair rasa terpukul kembali menghantam dadanya, yang kian nyeri ditahannya rasa rindu yang makin mendera palungnya yang terdalam. Tuhan membuat dirinya hidup dalam ketidak adilan, tak seorang pun mengetahui sebab Amaya merenggut paksa nyawa dalam raganya.
Kedua orangtuanya hanya berpasrah diri tanpa mencari tahu sebab kepergian putrinya, agar kepergian putrinya lebih tenang disana. Tanpa adanya kerusuhan yang memicu masalah yang lebih rumit dengan bombardier dari serangkaian prosedur kepolisian.
“Radhika, belum tidur, Nak?“ suara lembut Diana membuyarkan kenangan kelam mengerikan tiga tahun silam.
Mamanya bertanya meremas kedua bahu putranya lembut, menatap figura foto yang masih berada ditangannya.
“Mama!“ Kejut Radhika mengusap sudut matanya yang basah.
“Come on, Please! Jangan seperti ini terus, sayang. Mama mohon!“ pinta Diana pada putranya yang hampir setiap malam mengingat kenangan pilu itu.
“Maafkan, Radhika, Ma. Buat mama kecewa dan sedih.“ ucapnya meletakkan kembali bingkai kedalam laci lemari miliknya.
“No... No...! Kamu nggak ada salah sama mama, Sayang. Di dunia ini tidak hanya ada satu wanita dan satu cinta saja, diluar sana Tuhan sudah menyiapkan kado indahnya buat kamu. Kamu hanya perlu move on sayang dan menjemput cinta yang sudah Tuhan siapkan,“ tutur Diana bijak yang tidak pernah bosan mengingatkan pada putranya, yang dia sendiri lupa bagaimana caranya mencintai seorang wanita setelah kepergian Amaya.
Hatinya kini telah berubah menjadi sekeras batu dan sulit untuk ditembus. Hanya cinta dan kasih sayang mamanya lah yang turun bagai tetesan air hujan berharap setiap untaian kata-katanya mampu menyejukan serta membasahi jiwanya yang kering dan bisa menembus hatinya yang mengeras yang terbentuk alami akibat luka dan asmara yang bertumpuk tanpa terkikis.
“Bagi Radhika wanita terbaik sepanjang yang aku kenal hanyalah Amaya seorang, Mah. tidak akan pernah bisa tergantikan oleh wanita manapun.“ bayangannya kembali teringat pada gadis yang ditemuinya di pintu toilet yang tengah memeluk erat pria yang diyakini Radhika adalah kekasihnya. Dan ia kembali menyaksikan keromantisan nya di pintu lift ketika ia dan asistennya sama-sama ingin menggunakan fasilitas tangga ajaibnya.
jika mengingat itu Radhika, merasa muak pada gaya pacaran mereka yang norak menurut pandangannya.
******
Di kamar lain yang ukurannya tidak terlalu luas, namun cukup nyaman untuknya istirahat menyandarkan mimpi-mimpi indah serta harapannya yang suatu hari nanti akan ada pangeran tampan dengan kuda pegasus yang datang menjemputnya. Dan membawa dirinya bersama menunggangi kuda putih menembus istana cinta diatas awan.
Kinara bermimpi, didalam mimpinya seorang pangeran tanpa mengulurkan tangan dihadapannya memintanya naik kuda bersamanya. Dengan senang hati Kinara menerima dan meraih uluran tangan kekar pemilik tubuh gagah pangeran tampan. Dan menarik tubuh ramping Kinara yang dibalut gaun putih nan cantik agar sampai dan duduk keatas punggung kuda bersama sangat pangeran. Setelah naik dan duduk didepan dan pangeran duduk dibelakang punggung Kinara, dengan senyum yang tak luntur dari keduanya. Kuda pun berjalan ringan dan cepat tanpa diduga sang pangeran mendorong tubuh Kinara saat kuda telah terbang tinggi.
BRRUUGGHH!!
"Awww,, Sakit!! Pekik Kinara kesakitan tubuhnya terjatuh kelantai dari atas tempat tidurnya. Kinara segera menepuk kedua pipinya dengan kedua tangannya dua kali. “Jadi aku cuma mimpi! Tapi kenapa terasa sangat nyata?“ Kinara bangkit mengusap bokongnya yang benar-benar nyata sakitnya karena jatuh. Yang Kinara pikir dia benar-benar jatuh dari atas langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments