Bab 05 ~ Gagal Membuat Gagal

"Aw ... Ahh ... Sa ... kit...."

"Maaf, Sayang. Ini sudah pelan-pelan."

Ketiga duren kembali saling pandang dengan mata membulat sempurna. Tahu apa yang telah terjadi, ketiganya pun kompak mundur dan pergi dari tempat tersebut.

Sampai di dalam lift, ketiganya bersandar di dinding dengan ekspresi sedih dan pasrah.

"Kita terlambat," tutur Devil kecewa. Calvin dan Elmer menghela napas kasar.

"Apa kalian berdua akan menyerah?" lanjut Devil ketika lift terbuka dan mereka pun melangkah keluar.

"Tentu saja, bukankah mereka sudah melakukannya," balas Elmer dengan nada suara seperti biasa. Momen awal pertemuannya dengan Cleona memang tak terlalu istimewa, tapi Cleona berbeda dengan gadis lain yang terus mengejarnya.

"Tapi, siapa tahu pepaya jumbo punya kembar empat."

"Jangan mengada-ada, dia adalah pasienku, aku pernah melihat bahkan menyentuhnya. Tidak mungkin aku tidak mengenalinya," sanggah dokter Calvin.

"Pernah melihat bahkan menyentuhnya, aku sangat iri," balas Devil menatap iri sahabatnya itu.

"Berhenti berdebat. Apa pun yang terjadi, kita tidak boleh bubar hanya karena pepaya jum ... maksudku gadis. Duren Bangsawan tidak boleh bubar hanya karena seorang gadis," sambung Elmer bijak.

"Kita menyerah?"

"Mau bagaimana lagi? Lagipula mereka sudah menjadi pasangan suami istri yang sah di mata hukum dan agama. Kalau kalian berdua macam-macam lagi, aku yang akan penjarakan kalian berdua," tegas sang jendral Elmer mengancam kedua sahabatnya sendiri.

Huff ....

"Semoga saja masih banyak pepaya jumbo lain yang baik dan polos di luar sana."

***

"Aw ... Ahh ... Sa ... kit...."

"Maaf, Sayang. Ini sudah pelan-pelan," balas Castin sambil memasang alat pompa asi dengan sangat berhati-hati.

"Aw!" ringis Cleona lagi ketika Castin mulai memompa asinya.

"Sakit banget, ya?" tanya Castin ikut meringis melihat sang istrii kesakitan.

"Awalnya saja," jawab Cleona menggenggam erat tangan kekar Castin yang kini memangkunya dengan penuh kasih sayang.

Melihat sang isteri kesakitan membuat Castin merasa ngilu, begitu besar perjuangan sang istri untuk memberi asupan pada baby d. Castin akan selalu mencintai Cleona dengan sepenuh hati. Apa pun akan ia lakukan asalkan Cleona baik-baik saja.

Sayangnya, tak banyak yang bisa ia lakukan. Bahkan, Castin hanya bisa menguatkan sang Istri ketika payu daranya membengkak dan kesakitan tiba-tiba.

Beberapa menit berlalu, dua botol asi berukuran besar berhasil dikumpulkan. Cleona langsung terkulai lemas dengan wajah yang amat pucat. Castin dibuat panik.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Castin khawatir.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Hanya perlu makan dan minum, setelah itu aku akan baik-baik saja," jawab Cleona dengan suara yang ia buat sebaik mungkin, agar Castin tak khawatir padanya.

"Minum ini dulu, Sayang," Castin mengambil segelas air putih di atas nakas, kemudian membantu Cleona meneguknya hingga habis.

"Kamu tetap di sini, aku akan kembali sebentar lagi," Castin bergerak cepat, menuju lantai bawah, meminta pelayan menyiapkan makanan sehat dan bergizi.

Setelahnya, Castin kembali ke kamar untuk menjaga sang istri tercinta. Tak lama kemudian, beberapa pelayan datang dan membawakan makanan sehat dan bergizi untuk Cleona. Castin menyuapi Cleona dengan sabar.

Setelah menghabiskan banyak makanan, barulah raut wajah Cleona kembali bersinar seperti semula, tak lagi pucat seperti sebelumnya. Castin bernapas lega karena sang istri sudah baik-baik saja.

"Biasanya tidak seburuk tadi setiap memompa asimu. Apa terjadi sesuatu?"

"Aku hanya kelelahan saja," jawab Cleona pelan.

"Ya sudah, sekarang istirahatlah, aku akan menjagamu."

"Terima kasih," balas Cleona langsung memejamkan matanya.

Castin mengusap kening Cleona dengan lembut. Meski malam pertamanya gagal, tapi ia tak kecewa sama sekali, karena kesehatan sang istri paling utama baginya.

"Aku mencintaimu, Cleona."

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***