Perkenalan Nurul dan Pria tampan

Malam harinya setelah selesai sholat Isya di Mesjid, Nurul dan kedua sahabat berjalan beriringan sambil berbincang - bincang. Di tengah perjalanan Rendi menyapa mereka.

"Assalamu'alaikum muslimah-muslimah akhir zaman ...." goda Rendi, "Boleh gabung nggak?" sambungnya

"Waalaikumussalam Kak." jawab Lidya dan Nurul serentak

"Ekh Kak Rendi, boleh dong." sambung Ani dan tersipu malu

"Ada apa Kak?" tanya Lidya

"Ada teman Kakak yang mau kenalan sama kalian, bisa nggak?"

"Bisa dong." ucap Ani dengan antusias, "Orangnya ganteng kayak Kak Rendi nggak, he he he" canda Ani

"Dasar genit" ucap Lidya sambil mencubit pinggang Ani

"Tuh kan mulai lagi ... sakit tau." celoteh Ani sambil menggosok pinggangnya.

"Nanti juga kalian bakal tau, besok Kalian jogging lagi kan?" tanya Rendi untuk memastikan.

"Iya dong." jawab Lidya sambil merangkul kedua sahabatnya

"Ok, nanti kita ketemuan sesudah jogging saja" usul Rendi

"Ok deh" ucap Lidya sambil mengangkat keningnya kepada Ani dan Nurul

"Kalau gitu aku pergi dulu, assalamu'alaikum." ucap Rendi undur diri.

"Waalaikumussalam" jawab ketiganya

****

Keesokan harinya setelah selesai melaksanakan sholat subuh, mereka jogging seperti biasanya. Yang berbeda hanyalah perasaan mereka kali ini yang penuh tanda tanya sekaligus penasaran.

Tak lama kemudian mereka berhenti di tempat biasa, sambil berbincang di bawah pohon mangga yang rindang, karena di situlah tempat favorit mereka untuk beristirahat.

Belum lama beristirahat, datanglah Rendi dan Ari dari belakang mereka ( untuk mengejutkan mereka).

"Ehem.. ehem... Assalamu'alaikum."

"Astagfirullah haladzim ..." ucap mereka bersamaan sambil memegang dada mereka.

"He he he kaget nggak, kaget nggak? kaget dong masa nggak..." canda Rendi, "Apalagi sama yang di sampingku ini pasti lebih kaget lagi." sambungnya sambil menoleh ke arah Pria yang sedang tersenyum di sampingnya.

"Mereka sangat lucu." gumam Pria itu di dalam hati sambil menahan tawanya.

"Waalaikumussalam" jawab Nurul dan langsung menundukkan pandangannya.

Lain halnya dengan Nurul, Ani langsung terpesona tanpa bisa berkata-kata lagi.

"Kalau dilihat dari jarak yang sedekat ini ternyata Pria itu sangat tampan," gumamnya di dalam hati.

"Ekh.. ini kan Kakak yang kemarin?!" ucap Lidya sambil melihat ke arah Nurul dan Ani secara bergantian.

"Iya, sebenarnya saya mau minta maaf soal kemarin." ucap Pria itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Nurul

"Oh iya Kak, saya yang seharusnya minta maaf karena saya yang menabrak Kakak. Maaf..." ucap Nurul kemudian menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

"Iya, walau bagaimana pun saya juga salah." ucap Pria itu kemudian menarik tangan kanannya dan menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

Ada rasa kekaguman yang hinggap di hatinya ketika melihat respon Nurul yang enggan menyambut uluran tangannya.

Jika kalian ingin bertanya kenapa Nurul bersikap seperti itu, jawabannya adalah, ia sangat menjaga jarak dari yang namanya laki-laki dan sangat membatasi pergaulannya. Jika kemarin ia yang mengulurkan tangan kepada Pria itu, hal itu karena ia khilaf dan terpesona oleh ketampanan dari orang yang ditabraknya. Sehingga membuatnya salah tingkah.

Suasana langsung menjadi hening dalam seketika.

"Ekhem... karena acara maaf-maafannya selesai, jadi acara dilanjutkan kesesi perkenalan, izinkan saya memperkenalkan sahabat sekaligus keluarga saya yang bernama Ari."

"Dia adalah saudara sepupu saya yang berasal dari kota A, untuk lebih jelasnya silahkan kalian mengajukan pertanyaan secara langsung, sekian dan terima kasih. Bagaimana baguskan?" sambung Rendi dengan gaya seperti seorang pembawa acara yang profesional.

"Waaaw, bagus bangat" teriak Ani pelan sambil bertepuk tangan dan diikuti Nurul, Lidya dan Ari.

Mereka pun berkenalan dengan Ari sambil menyedekapkan kedua tangan di depan dada dan menyebutkan nama masing-masing.

Setelah cukup lama berbincang-bincang ketiganya pun pamit untuk pulang ke rumah masing-masing dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

****

*Perpustakaan

Seperti biasanya setelah selesai melahap bekal makan siang mereka, mereka menghabiskan waktu istirahat untuk sekedar berbicang-bincang.

"Nur, persiapan untuk kegiatan Isra mi'raj sudah berapa persen?" tanya Ani

"Sepertinya kita harus mengadakan rapat untuk lebih jelasnya." usul Nurul

"Iya juga sih, pelaksanannya tinggal 3 hari lagi kan." tambah Lidya

"Bagaimana kalau sebentar sore saja???" usul Nurul

"Siap ketos ( ketua OSIS)" sambung keduanya

"Nah, kompak gitu kan bagus." sambil mencubit pipi kedua sahabatnya.

"Aduh, aduh sudah dong" rintih Ani sambil memegang pipinya yang sakit

"Gitu aja sakit" gerutu Lidya

"Udah, udah.. jangan lupa jam 2 ada pertemuan pengurus OSIS dan Kalian harus datang." ucap Nurul dengan tegas

"Ok deh" jawab Lidya & Ani sambil mengacungkan jari jempol mereka

Setelah kegiatan belajar selesai, mereka pulang ke rumah masing-masing.

****

* Ruang OSIS

"Sebelum pertemuan ini ditutup, apakah masih ada lagi kendala untuk kegiatan memperingati hari Isra mi'raj nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam?" tanya Nurul kepada seluruh anggotanya.

"Kesimpulan saya sebagai sekretaris OSIS, persiapan sudah 80%, hanya saja untuk pembawa acara dan penceramah belum ada sampai saat ini Nur, dan waktu kita tinggal 3 hari." ucap Intan.

"Bagaimana kalau kita undang saja Kak Rendi? usul Ani.

"Ok, ide bagus Ani dan untuk penceramah saya akan mengundang Pak Ridwan, selaku Sekretaris di desa. Bagaimana teman-teman?" tanya Nurul meminta persetujuan teman teman yang berada di ruang OSIS itu.

"Kami setuju" ucap mereka serentak.

"Baiklah, pertemuan kali ini kita tutup dengan mengucapkan hamdallah,

"Alhamdulillah hi rabbil alamin" ucap mereka serentak.

****

Setelah selesai sholat maghrib, mereka bertiga melanjutkan tartil Alqur'an sambil menunggu sholat Isya. Dalam perjalan pulang ke rumah mereka singgah di rumah Pak Sekdes untuk mengundangnya sebagai penceramah dalam kegiatan Isra Mi'raj.

"Sebelumnya bapak minta maaf Nur, karena bapak sedang sakit jadi sebaiknya kalian mencari orang lain saja" pinta pak Ridwan dengan enggan.

"Oh iya pak, maaf sudah mengganggu istirahat Bapak, insyaa Allah Bapak cepat sembuh, kami permisi dulu Pak. Assalamu'alaikum" ucap Nurul dengan sopan.

"Waalaikumussalam..."

"Mudah-mudahan saja kalian cepat menemukan orang yang cocok." gumam pak Ridwan setelah kepergian mereka.

Mereka pun melanjutkan perjalanan ke rumah Rendi, mereka bingung harus mencari siapa lagi yang akan menjadi penceramah pada kegiatan Isra Mi'raj. Setelah 5 menit kemudian mereka sampai di rumah Rendi.

"Assalamu'alaikum Bunda..." ucap Ani mewakili kedua sahabatnya.

"Waalaikumussalam, siapa ya?" tanya Bunda Hani yang tidak lain adalah Ibunya Rendi.

"Ini kami Bunda gadis manis, cantik, imut dan baik hati he he he..." canda Ani

"Eh kalian, ada apa nih?" ucap Bunda Hani setelah membuka pintu rumahnya.

"Iya Bunda, Kak Rendinya ada?" tanya Nurul.

"Iya ada, sebentar ya... Bunda panggilin, kalian duduk aja dulu."

"Iya, makasih Bunda." jawab Lidya

Mereka bertiga pun duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu.

*****

Flashback Rendi

Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menyisakan cahaya-cahaya indah yang melukis langit sehingga menampakkan suasana sunset yang sangat indah, diramaikan dengan kelompok burung-burung yang beterbangan untuk kembali ke sarangnya. Serta deretan padi yang berbaris rapi sejauh mata memandang, menambah keindahan alam di sore itu. ( Fabi ayyi ala irabbikumaa tukajjiban )

Di balkon kamar tampaklah 2 orang sahabat sedang menikmati indahnya ciptaan Allah Subhana Hu Wata'ala.

"Subhanallah..." ucap Rendi

"Iya indah sekali, sungguh mendamaikan hati" sambung Ari

"Dan menyejukkan mata." sambil melihat ke arah jalan yg dilalui Nurul, Lidya dan Ani.

"Astagfirullah haladzim... Ren, Ren" ucap Ari setelah menyadari maksud dari Rendi, "Sudah mau Maghrib nih mandi dulu sana." sambungnya

"Siap pak ustadz." dengan gaya hormat seperti sedang upacara.

Rendi pun langsung mandi dan sholat Maghrib di mesjid, dilanjutkan dengan membaca buku sambil menunggu sholat Isya. sampai di rumah mereka makan dan duduk di balkon kamar.

"Ri, apa kamu jadi berangkat besok?" tanya Rendi.

"Insyaa Allah, sepertinya aku sudah siap menjalani takdir dari Allah. Makasih ya sudah nemanin aku disaat-saat seperti ini." ucap Ari sambil menepuk punggung Rendi.

"Jangan gitu dong kita kan saudara, semoga ayah dan ibumu bisa bersama lagi." ucap Rendi dengan tulus.

"Aamiin"

Flash back of

****

"Ren, Ari..." panggil Bunda Hani sambil mengetuk pintu. "ada Nurul dan teman-temannya katanya mau ketemu kalian, cepatan turun Nak, Bunda mau bikin teh manis dulu." ucap Bunda Hani dengan satu nafas.

"Iya Bunda," jawab Rendi

"Nurul dan teman-temannya?" tanya Ari

"Sepertinya ada yang penting, kerena mereka tidak suka keluar malam seperti ini."

Tak lama kemudian Rendi & Ari datang menemui mereka.

"Assalamu'alaikum calon Bidadari-Bidadari Surga ..." canda Rendi

"Waalaikumusalam Kak Rendi.. ekh Kak Ari juga." sambung Ani

"Ada angin apa nih, tumben kalian datang kemari?" tanya Rendi kemudian duduk berhadapan dengan Nurul.

"Jadi bagini Kak, kami ingin mengundang Kakak untuk berpartisipasi dalam kegiatan isra mi'raj yang akan diadakan pada hari jum'at di Aula sekolah dan Kakak yang akan menjadi pemandu acaranya, bagaimana Kak?" ucap Nurul hanya dengan satu nafas dan dengan tatapan yang penuh harap.

Rendi pun hanya bisa terdiam karena baru kali ini ia berhadapan langsung dengan jarak dekat sambil menatap kedua netra berwarna coklat milik Nurul.

Deg

Deg

Deg

Ya, itulah suara jantungnya saat ini.

"Ehem.... ehem... bisa kan Ren?" sela Bunda Hani sambil meletakkan cangkir teh di atas meja dan duduk bersama mereka.

Nurul hanya tertunduk malu setelah menyadari jika ia dan Rendi saling bertatapan.

"I.. iya bisa kok Nur, kapan acaranya?" tanya Rendi jadi salah tingkah.

"Hari jum'at Kak," jawab Nurul masih dengan menunduk.

"Ok, masih ada waktu 2 hari lagi kan?"

"Iya," jawab Nurul sambil menganggukkan kepalanya.

"Terus yang akan jadi penceramahnya siapa, kalau tidak salah Pak Sekdes sedang sakit ya?" tanya Bunda Hani.

"Iya Bun, tadi kami singgah ke rumah Beliau tapi Beliau belum bisa hadir dan kami bermaksud untuk meminta pertolongan kepada Kak Rendi siapa tau ada teman Kakak yang bisa menggantikan Pak Sekdes." ucap Nurul menjelaskan maksud lain kedatangannya.

"Ummm... " ucap Rendi sambil berpikir, "Bagaimana kalau Ari saja, bisa kan?" tanya Rendi sambil menepuk bahu Ari.

"Umm..." ucap Ari sambil berpikir.

.

.

.

.

Hay Readers

Jangan lupa dukung aku yach, dengan cara

Like

Vote

Koment

Mau ngasih hadiah juga boleh, he he he...

Happy reading Readers....

Terpopuler

Comments

レイREI

レイREI

hallo kak

2023-03-29

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

KK kasih hadiah biar semangat

2023-03-29

1

Mom Dian

Mom Dian

baru sempat mampir lagi kak Lala semagat untuk kakak

2023-03-22

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Nurul dan Pria tampan
2 Perkenalan Nurul dan Pria tampan
3 Kecelakaan yang berkesan
4 Isra Mi'raj
5 Bersaing secara sehat
6 Kue brownies
7 Salam rindu
8 Maaf kakak ganteng
9 Aku suka sama kamu Nurul
10 Rendi belum nyerah deh
11 Buku diary
12 Aku... sangat bahagia
13 Orang yang tak dikenal
14 Orang yang tak dikenal bag. 2
15 Rencana
16 Si killer yang tampan
17 Siapa gadis tomboy itu?
18 L a r i
19 Gadis penakut
20 Menghindar
21 Kita harus menghadapinya
22 Kedatangan Raka
23 Menjalani hukuman
24 Akh... Tikus
25 Adegan yang sangat luar biasa
26 Adegan yang sangat luar biasa bag. 2
27 Senyum mautnya
28 Jejak si Killer
29 Kesempatan
30 Diskusi dengan si Killer
31 Kerja bakti di Perpustakaan
32 Kecelakaan di Perpustakaan
33 SEKEDAR PENYEMANGAT/KENANGAN
34 Kecelakaan di Perpustakaan bag. 2
35 Tatapan Lidya
36 Kepergian Nurul
37 Kejadian di warung mas Udin
38 Kedatangan Ayah Lidya
39 Pesona si Killer
40 Selamat tinggal kak Rendi.
41 Petunjuk
42 Kenapa aku?
43 Ada apa dengan Perpustakaan?
44 PENGUMUMAN PEMENANG
45 Maafkan aku Ani
46 Kebingungan Rendi
47 Kembali seperti semula
48 Kecerobohan Lidya
49 Kasmaran
50 Drama keluarga Lidya
51 Situasi terkini di Mesjid
52 Kenangan tahun lalu
53 Makan bersama di Perpustakaan.
54 Ketegangan Lidya
55 Penantian Raka
56 kebingungan di Perpustakaan
57 Proses pembelajaran
58 Kekonyolan Lidya
59 Pengakuan Raka
60 Kerinduan Lidya
61 Keseruan di Perpustakaan
62 Screen saver CINTA
63 Harapan Raka
64 Kebersamaan Lidya dan Raka
65 Kebahagiaan Raka
66 Keakraban Lidya dan Raka
67 Lidya galak?
68 Lidya balas dendam?
69 Apa yang terjadi?
70 Ada urusan apa?
71 Lidya, mati kutu!
72 Pengumuman
73 Rendi vs Raka
74 Hukuman dari Bunda
75 Pesan Papa
76 Naskah Pidato/Ceramah Isra Mi'raj
77 Sambungan naskah Pidato/ceramah
78 Keterlibatan Raka
79 Kekhawatiran Nurul
80 Kesempatan Friska
81 Balas dendam yang seharusnya itu...
82 Kedatangan Nurul dan Lidya
83 Keberanian Nurul dan Lidya
84 Kemeriahan acara
85 Kesialan Friska
86 Hukuman dari Lidya
87 Kado dari si culun
88 Si culun itu ternyata ...
89 Kekesalan Lidya
90 Awal yang baru
91 Jangan begitu Lidya
92 Aw... was Lidya!
93 Menjadi Asisten
94 Dianggurin lagi...
95 Ada apa dengan Lidya?
96 Pengumuman
97 Hukuman untuk Friska
98 Maha karya Ani
99 Kecerobohan Raka
100 Keputusan Raka
101 Usaha Nurul
102 Pertemuan terakhir
103 Perpisahan
104 Mimpi buruk
105 Saat-saat terakhir
106 Nurul menghilang!
107 Akhirnya...
108 Gadis itu lagi
109 Kesedihan Nurul
110 Kedatangan Chika
111 Perasaan Nano-nano
112 Ari adalah ...
113 Double date
114 Double date bag. 2
115 Double date bag. 3
116 Pertemuan Nurul dan mami Elfi
117 Kesialan Chika
118 Senyum kemenangan
119 Kesalahpahaman
120 Salam perpisahan
121 Salam perpisahan bag. 2
122 Salam perpisahan bag. 3
123 Awal yang baru
124 Mengukir kenangan
125 Salam Penutup
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pertemuan Nurul dan Pria tampan
2
Perkenalan Nurul dan Pria tampan
3
Kecelakaan yang berkesan
4
Isra Mi'raj
5
Bersaing secara sehat
6
Kue brownies
7
Salam rindu
8
Maaf kakak ganteng
9
Aku suka sama kamu Nurul
10
Rendi belum nyerah deh
11
Buku diary
12
Aku... sangat bahagia
13
Orang yang tak dikenal
14
Orang yang tak dikenal bag. 2
15
Rencana
16
Si killer yang tampan
17
Siapa gadis tomboy itu?
18
L a r i
19
Gadis penakut
20
Menghindar
21
Kita harus menghadapinya
22
Kedatangan Raka
23
Menjalani hukuman
24
Akh... Tikus
25
Adegan yang sangat luar biasa
26
Adegan yang sangat luar biasa bag. 2
27
Senyum mautnya
28
Jejak si Killer
29
Kesempatan
30
Diskusi dengan si Killer
31
Kerja bakti di Perpustakaan
32
Kecelakaan di Perpustakaan
33
SEKEDAR PENYEMANGAT/KENANGAN
34
Kecelakaan di Perpustakaan bag. 2
35
Tatapan Lidya
36
Kepergian Nurul
37
Kejadian di warung mas Udin
38
Kedatangan Ayah Lidya
39
Pesona si Killer
40
Selamat tinggal kak Rendi.
41
Petunjuk
42
Kenapa aku?
43
Ada apa dengan Perpustakaan?
44
PENGUMUMAN PEMENANG
45
Maafkan aku Ani
46
Kebingungan Rendi
47
Kembali seperti semula
48
Kecerobohan Lidya
49
Kasmaran
50
Drama keluarga Lidya
51
Situasi terkini di Mesjid
52
Kenangan tahun lalu
53
Makan bersama di Perpustakaan.
54
Ketegangan Lidya
55
Penantian Raka
56
kebingungan di Perpustakaan
57
Proses pembelajaran
58
Kekonyolan Lidya
59
Pengakuan Raka
60
Kerinduan Lidya
61
Keseruan di Perpustakaan
62
Screen saver CINTA
63
Harapan Raka
64
Kebersamaan Lidya dan Raka
65
Kebahagiaan Raka
66
Keakraban Lidya dan Raka
67
Lidya galak?
68
Lidya balas dendam?
69
Apa yang terjadi?
70
Ada urusan apa?
71
Lidya, mati kutu!
72
Pengumuman
73
Rendi vs Raka
74
Hukuman dari Bunda
75
Pesan Papa
76
Naskah Pidato/Ceramah Isra Mi'raj
77
Sambungan naskah Pidato/ceramah
78
Keterlibatan Raka
79
Kekhawatiran Nurul
80
Kesempatan Friska
81
Balas dendam yang seharusnya itu...
82
Kedatangan Nurul dan Lidya
83
Keberanian Nurul dan Lidya
84
Kemeriahan acara
85
Kesialan Friska
86
Hukuman dari Lidya
87
Kado dari si culun
88
Si culun itu ternyata ...
89
Kekesalan Lidya
90
Awal yang baru
91
Jangan begitu Lidya
92
Aw... was Lidya!
93
Menjadi Asisten
94
Dianggurin lagi...
95
Ada apa dengan Lidya?
96
Pengumuman
97
Hukuman untuk Friska
98
Maha karya Ani
99
Kecerobohan Raka
100
Keputusan Raka
101
Usaha Nurul
102
Pertemuan terakhir
103
Perpisahan
104
Mimpi buruk
105
Saat-saat terakhir
106
Nurul menghilang!
107
Akhirnya...
108
Gadis itu lagi
109
Kesedihan Nurul
110
Kedatangan Chika
111
Perasaan Nano-nano
112
Ari adalah ...
113
Double date
114
Double date bag. 2
115
Double date bag. 3
116
Pertemuan Nurul dan mami Elfi
117
Kesialan Chika
118
Senyum kemenangan
119
Kesalahpahaman
120
Salam perpisahan
121
Salam perpisahan bag. 2
122
Salam perpisahan bag. 3
123
Awal yang baru
124
Mengukir kenangan
125
Salam Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!