Balas dendam

Hari berganti dengan cepat. Pagi telah menyambut padaku yang kian kesepian. Kucari sosok Sri yang selalu berada disampingku, namun kali ini tak kulihat wajah cantik itu disini.

Pov Sri

Sudah saatnya aku hidup lebih damai. Kuhampiri suamiku Reno beserta jala** itu yang hari ini akan datang kerumahku yang jauh dari keramaian. Selang beberapa menit, kulihat mobil berwarna hitam terparkir didepan rumahku.

Kutunggu kedua manusi biad** itu didalam rumah. Tak lupa, kubawa satu ekor ayam yang tadi pagi kumakan sedikit, untuk disimpan tepat dibelakang pintu. Tak lama kemudian Mas Reno dan wanita itu membuka pintu, dengan tetap saling berpelukan.

"Aahhh" jerit wanita murahan itu. Tak kalah terkejut, kini Mas Reno pun ikut berwajah pucat pasi. Saat hewan berlumuran darah tepat berada didalam rumahnya.

"Te..tenang sayang. Ini mungkin ayam tetangga yang terjebak" jelasnya .

"Ta...tapi kenapa ayam ini bisa masuk? Mas, aku takut" ucap manja jal** itu pada suamiku.

Saatnya permainan yang lebih seru dimulai. Kini kujatuhkan fotoku yang masih terpajang didinding. Sontak saja, mereka menjauh mundur dari pecahan kaca fotoku dan bergegas menuju kamar yang dulu sering kuisi dengan tawa ceria buah hatiku.

Malam telah datang, kini akan kubuat mereka mengiba, memohon ampun serta menangis darah. Kugerakan semua benda yang ada diruang tamu, perlahan tapi pasti, akan kubuat mereka ketakutan.

prangg

kujatuhkan piring didapur, dan angin sepertinya mendukung aksiku. Dengan sengaja, kuputus aliran listrik dirumah ini dengan sekali gerakan. foto-foto 2 manusia menjijikan yang telah terpajang, kini berjatuhan.

"Mas, dengar diluar ada suara" ucap Sonya pada Mas Reno

"Ya udah tidur lagi, itu mungkin tikus" jelas Mas Reno dengan santainya.

"Tapi mas, itu suaranya kok berisik banget?" tanya Sonya.

Tak tahan dengan sikap santai Mas Reno. Kini ku beranikan diri, menangis didepan pintu kamar, yang harusnya menjadi milikku.

Selang beberapa detik. Kudengar Sonya mulai membangunkan Mas Reno yang mulai merasakan kehadiranku. Kuluapkan tangis ini dan ku ubah wajahku menjadi lebih buruk lagi. Kulit yang mengelupas, disertai hewan menggeliat di seluruh wajahku membuat aroma anyir dan busuk semakin menusuk Indra penciuman suamiku dan selingkuhannya. Darah dan nanah yang menggenang di setiap lekuk wajahku, memberikan kesan menakutkan dan menjijikan.

perlahan ku ketuk pintu dengan nada tak beraturan, dari pelan hingga kencang. Garukan didepan pintu yang kubuat, memberikan kesan yang menakutkan.

"Mas...buka pintunya. Ini aku Sri" suara lembutku memecahkan ketegangan ini

"Pergi kau set** ! wanita busuk. Cepat enyahlah dari rumahku! " bentak Mas Reno.

Sungguh pria berhati batu. Bukannya dia takut dan menangis, ia malah membuatku ingin mengakhiri semua balas dendam ini dengan cepat.

"Mas.. aku datang" dengan kasar, kubuka pintu ini dengan keras.

Tatapan mereka seketika terpaku melihatku seperti ini. Ku dekati dengan perlahan. Darah segar menetes dari mulutku. Sonya yang dulu tertawa dan membenturkan kepalaku Kedinding, kini menangis sesegukan hingga akhirnya tak sadarkan diri. Mas Reno yang tetap menatap benci terhadapku sengaja terus ku dekati.

Kekuatan dari ingatan masa kelamku, membuat seluruh tubuh ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Kuhentakan tanganku kemeja rias, hingga membuat semua barang-barang dikamar ini terjatuh dan kaca pun pecah. Tak butuh banyak waktu membuat pria satu ini murka. Diambilnya sebuah senapan beserta peluru dan ditembahan menuju badanku. Namun nihil yang ia dapat. Kini, jangankan peluru. bom saja tak akan membuatku terluka.

Muak dengan permainan yang kurang seru. Kini ku pergi, masuk menuju tubuh wanita jala** itu.

Hening....

Dengan tubuh ini, kucekik suami tercintaku dengan keras. Hingga ia melawan dan melempar tubuh ini menuju pintu.

selang beberapa detik saat ku terbangun dan ingin menghampirinya,ku keluar dari tubuh wanita jala** ini. Hingga terdengar

Dorrr....dorrr..dorr...

Tiga tembakan tepat mengenai wanita jala** itu. Kulihat Sonya yang baru saja sadar setelah kupakai, kini oleng dan jatuh terduduk dengan mata melotot dan mulut menganga mengeluarkan darah.

Dengan wajah pucat pasi Mas Reno dengan cepat kulihat memeluk tubuh Sonya yang telah dingin. Amarah yang terpancar dari matanya, membuatku sangat senang, sebab ia merasakan kehilangan atas kematian wanita penggoda itu. Terlihat jelas bahwa ia sangat cinta terhadap Sonya, beda halnya saat kematian ku dan anak kami. Ia gembira, tertawa seraya memeluk tubuh wanita jala** ini.

Tawaku menggema memenuhi setiap ruangan di rumah ini "Apakah kau sakit, melihat pujaan hatimu mati di tanganmu sendiri? Hihihihi"

"Set** kau Sri! pergi dari rumahku!" Cecar Mas Reno dengan tanpa henti menembakan semua peluru

"Kau bilang aku set** mas? aku sekarang memang set** dan kamu adalah ibl** . Tanpa iba kau bunuh aku bserta buah hati kini, apakah saat kau bunuh aku dan anakku kau menangis hah? kau seperti ibl** mas!. Puas bunuh aku kau malah melakukan hal menjijikan bersama wanita ini!" Ucapku.

Tawaku melengking, membuat telinga siapapun yang mendengar akan sakit. Hingga aku muak dan ingin mengakhiri semuanya. Ku dekati Pria yang dulu sangat ku cintai dan memberikannya kejutan berupa kepala hancurku hingga membuatnya seketika tak sadarkan diri.

Ini adalah yang aku mau. Dan ini adalah hal yang paling ingin ku saksikan selama ini. Aku sudah menantikan saat saat ini terjadi bahkan sebelum mereka tahu bahwa kematiannya akan lebih mengerikan dari perkiraanku. Pria bo**h itu bahkan tega membun* h kelinci kesayangannya akibat rasa takut yang ia alami saat melihatku. Aku benar benar merasa sangat puas dan lega ketika melihat semua darah yang mengalir di setiap lubang peluru yang terlukis indah di tubuh penggoda itu.

Mas Reno bahkan tampak begitu lemas dan syok berat ketika melihat wanita pemuas nafsunya kini tergeletak begitu saja akibat ulahnya sendiri. Ya, ini adalah kesalahannya bukan kesalahanku. Reno tega membun" selingkuhannya walaupun itu sebab rasa takutnya padaku. Reno bahkan tak sadarkan diri ketika melihat Sonya terlihat mengenaskan dengan beberapa luka akibat peluru yang mengenai beberapa bagian di tubuhnya.

Kini aku sudah merasa lega ketika mihat kematian yang tragis menimpa perebut suamiku. Dia bahkan terlihat tak berbentuk dengan darah yang begitu indah menghiasi wajah serta tubuhnya yang selalu di jadikan pusat kesenangan suamiku. Aku benar benar sangat menginginkan Mas Reno untuk mati menyusul jal**ng si**lan didepanku. Namun kematiannya justru belum harus datang padanya sebab aku pun ingin bersenang senang dengan rasa takur di dalam dirinya. Apalagi mengingat raut wajagnya yang tampakucu saat syok dan ketakutan seperti tadi.

"Kini tinggal menunggu giliranmu mas" ucapku pelan di samling telinganya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!