Ch. 5 - Kitab Dewa Semesta

Dengan membawa kayu pendek runcing di tangan kirinya, Li Yuwen mulai berlari ke arah dua serigala yang sedang lahap memakan mangsanya sebelum akhirnya menyadari kehadiran Li Yuwen, namun mereka sedikit terlambat sebelum salah satu kepala dari serigala itu terkena lemparan batu.

“Kena,” batin Li Yuwen dengan senyum tipis di bibirnya.

Melihat temannya terkena serangan, serigala yang lain menjadi geram dan berlari ke arah Li Yuwen dengan cepat. Saat jaraknya hanya beberapa langkah dengan Li Yuwen, serigala itu melompat ke arah Li Yuwen dengan maksud ingin menerkam dirinya.

“Ingin menyerangku? Tidak semudah itu.”

Li Yuwen mengeluarkan pasir di balik bajunya yang telah ia siapkan, dan dengan cepat melemparkan pasir itu ke arah mata serigala yang melompat ke arahnya.

Serigala itu menyadari pasir yang di lempar Li Yuwen dan berusaha menghindari pasir yang mengarah ke matanya, namun karena jaraknya yang terlalu dekat, mata serigala itu tetap terkena sedikit pasir yang di lempar.

Serigala itu membatalkan terkamannya karena tidak bisa melihat akibat pasir yang baru saja di lempar, melihat itu Li Yuwen tidak melewatkan kesempatannya.

Dia dengan cepat mendekati serigala yang tidak bisa melihat itu dengan kayu runcing yang ada di tangan kirinya.

Setelah di rasa cukup dekat, Li Yuwen dengan cepat menusuk leher serigala yang tidak bisa melihat itu. Menyadari ada sesuatu yang tajam menusuk lehernya serigala itu mendengus kesakitan, ia meronta-ronta memcoba melepas benda yang menusuk lehernya.

Namun Li Yuwen tidak diam saja, ia menggeser kayu runcing yang di pegangnya dengan sekuat tenaga dan membuat leher serigala di depannya itu robek cukup panjang, serigala yang kesakitan itu pun menghembuskan napas terakhirnya karena kekurangan darah akibat serangan yang di lakukan oleh Li Yuwen.

Serigala yang lain masih tidak bergerak karena pusing berat yang di alaminya akibat lemparan batu Li Yuwen yang mengenai kepalanya.

Melihat hal itu, Li Yuwen segera berlari ke arah serigala malang itu bermaksud melakukan hal yang sama pada serigala yang ia bunuh sebelumnya.

Dan tanpa perlawanan serigala kedua juga mati di tangan Li Yuwen.

“Melawan mereka berdua cukup memakan waktuku, aku harus segera pergi dari sini sebelum binatang buas yang lain datang karena mencium bau darah dua serigala ini.”

Li Yuwen kembali berlari ke arah danau tujuannya tanpa beristirahat.

***

“Akhirnya aku sampai, danau yang menyimpan Kitab Dewa Semesta,” batin Li Yuwen dengan senyum di wajahnya serta napasnya yang berat akibat berlari tanpa henti.

“Aku membutuhkan minum dan juga istirahat sejenak agar bisa menjelajahi reruntuhan kuno nanti.” Li Yuwen kemudian meminum air danau yang di depannya dan mulai beristirahat selama 10 menit.

“Baiklah aku sudah siap ... waktunya menyelam.”

Li Yuwen masuk ke dalam air dan mulai menyelam ke arah dasar danau itu. Sesampainya di dasar, Li Yuwen melihat sebuah cahaya redup berwarna hijau yang berbentuk pintu kecil, dan tanpa basa-basi ia mendekati dan membuka pintu bercahaya yang ada di depannya lalu masuk kedelamnya.

Sesampainya di dalam, Li Yuwen menuruni tangga yang sudah tersedia di balik pintu cahaya yang baru saja di masukinya. Di dalam pintu itu terlihat ruangan yang cukup besar yang di isi dengan banyak pintu-pintu besi di bagian kiri juga kanan.

“Di kehidupanku sebelummya, aku membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk menjelajahi seluruh tempat yang ada di reruntuhan ini. Dan isi di balik pintu-pintu yang ada di sekitarku ini hanyalah sebuah lorong kosong yang di isi dengan banyak jebakan ... aku bahkan hampir kehilangan nyawa di salah satu pintu yang ada di reruntuhan kuno ini.”

Li Yuwen mengabaikan setiap pintu yang ia lihat sekaligus berhati-hati dengan jalan yang ia lewati, karena memang cukup banyak jebakan yang tersembunyi di sepanjang jalan yang ia lewati.

Walaupun banyak jebakan yang bisa merenggut nyawanya, Li Yuwen bisa melewati semua jebakan yang berbahaya itu, karena memang ia sudah familiar dengan tempatnya berada.

Li Yuwen terus berjalan ke depan tanpa hambatan yang berarti.

Setelah 30 menit berjalan, Li Yuwen akhirnya menemukan tujuannya, di depannya terlihat sebuah pintu yang cukup besar setinggi 5 meter dan di hiasi emas juga permata.

“Akhirnya sampai ... Tidak kusangka aku akan memiliki Kitab Dewa Semesta lagi di kehidupanku yang kedua.”

Li Yuwen berjalan mendekati pintu besar di depannya dan berusaha membuka pintu besar itu.

Di balik pintu besar itu terlihat sebuah ruangan yang jauh lebih besar dari ruangan sebelumnya, suasana ruangan itu cukup indah dengan hiasan emas dan permata yang hampir memenuhi langit-langit ruangan besar itu.

Namun Li Yuwen mengabaikan hal itu semua, pandangannya tertuju pada sebuah buku berwarna biru permata yang berada di tengah-tengah ruangan besar itu.

Buku itu mengambang di udara dan di bawahnya terdapat sebuah peti emas kecil yang tertutup rapat. Li Yuwen kemudian berjalan mendekat ke arah buku yang sedang mengambang itu.

“Kitab Dewa Semesta ... Andai saja aku mempelajarinya lebih cepat, mungkin aku masih bisa menyelamatkan nyawa guruku,” gumam Li Yuwen dengan wajah yang sedih.

Di kehidupan Li Yuwen yang pertama, gurunya tewas saat berumur ke 32 tahun akibat terbunuh melindungi dirinya dari serangan kultivator aliran hitam, guru Li Yuwen sebelum itu memang menderita penyakit dalam.

Penyakit itu ia dapatkan setelah dirinya terluka parah akibat serangan dari kepungan Monster Iblis saat menjalankan sebuah misi.

Karena penyakit dalam yang di deritanya, membuat kekuatan aslinya berkurang serta tidak bisa meningkatkan tingkat praktik miliknya.

“Tenang saja guru, di kehidupanku yang kedua ini ... aku akan menyembuhkanmu dan tidak akan membiarkan dirimu di bunuh. Akan ku pastikan kau hidup bahagia dan mati karena umur,” Tekad Li Yuwen dengan wajah yang serius.

“Di kehidupanku sebelumnya, setelah aku mengambil Kitab Dewa Semesta reruntuhan ini menjadi tidak stabil dan akhirnya runtuh, itu juga membuatku tidak sempat melihat isi peti emas yang ada di bawah Kitab Dewa Semesta,” batin Li Yuwen sambil melirik peti emas kecil yang ada di bawahnya.

Li Yuwen berjongkok dan membuka peti emas di hadapannya, dan ia terkejut melihat benda yang di kenalinya di dalam peti emas tersebut.

“Ini ... Bukankah ini Cincin Dimensi? tidak kusangka di dalam peti emas yang tidak sempat kubuka di kehidupanku sebelummya adalah sebuah Cincin Dimensi.”

Cincin Dimensi adalah sebuah cincin yang bisa di gunakan untuk menyimpan banyak barang tergantung dari luas Cincin Dimensi itu sendiri.

Umumnya Cincin Dimensi hanya di miliki oleh sekte-sekte tingkat menengah dan sekte-sekte besar, di sekte menengah sendiri pun hanya memiliki satu atau dua Cincin Dimensi dan hanya di pakai oleh patriak atau tetua sekte.

Sedangkan untuk sekte-sekte besar biasanya hanya memiliki tiga sampai lima Cincin Dimensi, dan hanya di pakai oleh patriak dan tetua sekte juga.

***

Li Yuwen kemudian melukai jari telunjuknya dan meneteskan darahnya di Cincin Dimensi yang ia pegang, tujuannya adalah untuk membentuk kontrak antara dirinya dengan Cincin Dimensi.

Orang yang memiliki kontrak dengan Cincin Dimensi, selama orang itu hidup maka Cincin Dimensi yang di kontrak tidak akan pernah bisa di buka oleh orang lain.

Setelah mengikat kontrak, Li Yuwen memasangkan Cincin Dimensi di jari telunjuk tangan kanannya, dan mulai melihat isi di dalam Cincin Dimensi yang ia pakai.

“Ini ...tidak kusangka isinya adalah Batu Spirutal****, aku semakin menyesali diriku tidak membuka isi peti ini terlebih dahulu di kehidupanku sebelumnya, dan lagi Batu Spiritual di dalam Cincin Dimensi ini berjumlah 10.000 buah Batu Spiritual tingkat rendah.”

Batu Spiritual adalah batu berbentuk kristal berwarna biru yang berisi Qi, batu ini biasa di gunakan untuk bertansaksi oleh kultivator atau di gunakan untuk di serap Qi yang ada di dalamnya.

Batu Spiritual di bagi menjadi 3 kategori ; tingkat rendah, tingkat menengah, dan tingkat atas. Batu Spiritual tingkat atas cukup jarang dapat dilihat karena lebih langka dari kedua tingkatan yang lain.

Tidak semua orang bisa memiliki Batu Spiritual, hanya sekte tingkat menengah dan atas yang bisa memilikinya, namun ada juga beberapa sekte kecil yang memiliki Batu Spiritual.

Hal ini terjadi karena memang keberadaannya yang cukup susah di temukan, dan hanya sekte besar dan beberapa sekte menengah yang cukup mudah memilikinya karena memiliki tambang untuk Batu Spiritual.

Setelah memeriksa isi Cincin Dimensi, Li Yuwen bersiap untuk mengambil Kitab Dewa Semesta dan berlari keluar dari reruntuhan kuno.

Namun lagi-lagi ia terkejut setelah mengambil Kitab Dewa Semesta reruntuhan kuno yang sedang ia pijak baik-baik saja dan tidak menunjukkan tanda akan runtuh, Malahan muncul pintu di depannya.

“Ini sedikit berbeda dari yang kuingat.”

Li Yuwen membuka pintu di depannya dan seketika ia merasakan Qi yang cukup padat dari dalam pintu, kemudian dia berjalan masuk dan melihat sebuah ruangan yang di kelilingi oleh pohon-pohon berwarna perak.

Terdapat 10 pohon yang ada di ruangan itu, dan di masing-masing pohon terlihat satu buah berbentuk apel dengan warna perak seperti pohon yang mereka tempati, Li Yuwen mengenali buah yang tumbuh di pohon ruangan yang ia masuki.

“Bukankah itu Apel Besi? Seingatku itu merupakan Tanaman Spiritual tingkat atas yang cukup langka, dan di gunakan untuk meningkatkan kualitas tulang ... Di kehidupanku sebelumnya pun aku hanya pernah melihatnya sekali di lelang.”

Tanaman Spiritual adalah tanaman mengandung Qi yang biasa di gunakan oleh kultivator untuk berkultivasi, obat, juga di suling menjadi pil. Tanaman Spirtual merupakan sumber daya yang paling di butuhkan oleh kultivator untuk membantu peningkatan praktiknya.

Kategori Tanaman Spiritual sama dengan kategori Batu Spiritual ; tingkat rendah, tingkat mengengah, dan tingkat atas.

Usai melihat Apel Besi, Li Yuwen melihat tanaman spiritual lain yang berada di tanah.

“Pertama 10 buah Apel Besi yang membantu meningkatkan kualitas tulang, dan sekarang juga ada 10 Rumput besi yang bisa membantu menempa 4 fondasi, 2 Tanaman Spiritual tingkat atas di satu tempat, Sepertinya ada maksud di balik semua ini.”

Li Yuwen mulai meneliti situasi yang ada sebelum mengingat sebuah teknik yang ada di Kitab Dewa Semesta. Terlihat senyum tipis di bibir Li Yuwen.

“Jadi seperti itu ... Jika di lihat dari teknik pertama yang ada di Kitab Dewa Semesta, kedua Tanaman Spiritual ini cocok untuk mendampinginya.”

Teknik pertama dari Kitab Dewa Semesta tidak lain adalah teknik untuk meningkatkan kualitas tulang serta penempaan 4 fondasi tanpa perlu sumber daya dengan cepat.

Biasanya seseorang membutuhkan sumber daya yang cukup banyak serta mahal untuk menempa kualitas tulang miliknya serta waktu yang lama.

Sedangkan untuk menempa 4 fondasi, seorang kultivator bisa menggunakan Qi untuk menempa fondasinya, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama bila tidak menggunakan sumber daya, dan biaya untuk sumber daya itu sendiri cukup mahal.

Oleh karena itu dalam sebuah sekte hanya yang paling jenius dalam sekte saja yang di berikan sumber daya untuk menyempurnakan 4 fondasi miliknya, karena sebab itu juga banyak kultivator yang tidak menyempurnakan fondasi miliknya dan hanya berkisar 40-60 persen saja tingkat kesempurnaannya.

“Bangunan yang besar di ikuti dengan pilar yang kokoh dan fondasi yang kuat ... sepertinya kata itu lah yang cocok dengan maksud dari orang yang menyiapkan ini semua,” ucap Li Yuwen dengan memuji.

“Jika di lihat dari banyaknya kedua bahan ini, akan membutukan waktu 3 tahun menghabiskan semuanya ... Itu juga bertepatan dengan waktu kedatangan guru ke Hutan Seribu Monster untuk menjalankan misi.”

Di kehidupan Li Yuwen sebelumnya ia bertemu dengan gurunya setelah gurunya tidak sengaja menemukan dirinya beristirahat di danau lokasinya yang sekarang, dan mengetahui kisah Li Yuwen membuat gurunya tidak tega dan kemudian mengangkatnya menjadi murid.

“Tunggu aku guru ... Berbeda dari kehidupanku sebelumnya, di kehidupan kedua yang sekarang ... Aku akan melindungimu,” batin Li Yuwen

“Baiklah ... di lihat dari kualitas tulangku yang sekarang, sepertinya ini adalah tulang biasa. Di kehidupanku yang sebelumnya kualitas tulangku adalah Tulang Laut,” ucapnya dengan kecewa.

Kualitas tulang di bagi menjadi 10 kategori; Tulang Biasa, Tulang Tembaga, Tulang Perak, Tulang Emas, Tulang Giok, Tulang Laut, Tulang Bumi, Tulang Langit, Tulang Surga, dan Tulang Dewa.

Karena susahnya meningkatkan kualitas tulang, kualitas tulang di gunakan sebagai tolak ukur bakat yang di miliki tiap orang. Kualitas tulang juga mempengaruhi kekuatan fisik serta tingkat kecepatan seseorang dalam berklutivasi.

Fondasi di bagi menjadi 4 kategori; Kulit Organ, Tulang, dan Darah.

“Dengan sumber daya tingkat tinggi yang ada serta Qi yang cukup padat ... Aku bisa dengan cepat meningkatkan kualitas tulang dan fondasi milikku.” Li Yuwen menyemangati dirinya.

“Baiklah, pertama aku akan memulai dari meningkatkan kualitas tulangku menjadi Tulang Tembaga ... Ini agar membuatku tidak terlalu memikirkan makanan kedepannya.”

Bagi seorang kultivator yang berada di atas tingkat Tulang Biasa, bukan tidak mungkin untuk menahan lapar serta haus selama setahun penuh jika mereka tidak melakukan aktivitas yang berat, bahkan memakan sebuah apel sudah cukup untuk satu tahun berikutnya.

Terpopuler

Comments

Kang Comen

Kang Comen

kamu ingin menyerangku ???
tidak semudah itu BangBamg...!!!

2022-10-20

0

Aswantio Wasito

Aswantio Wasito

masih menyimak

2022-05-05

0

Hepni Ariyanto

Hepni Ariyanto

teruskan Thor karyanya

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Giok Emas Permata
2 Ch. 2 - 12 Tahun
3 Ch. 3 - Sumpah Li Yuwen
4 Ch. 4 - Hutan Seribu Monster
5 Ch. 5 - Kitab Dewa Semesta
6 Ch. 6 - 3 Tahun
7 Ch. 7 - Giok Kematian
8 Ch. 8 - Monster Iblis Serigala Malam
9 Ch. 9 - Masa Lalu Yao Jun
10 Ch. 10 - Bantuan Pemuda
11 Ch. 11 - Pertemuan Kembali
12 Ch. 12 - Mengangkat Seorang Murid
13 Ch. 13 - Pelajaran Pertama
14 Ch. 14 - Kota Kecil
15 Ch. 15 - Yao Jun vs 3 Raja
16 Ch. 16 - Yao Jun vs 3 Raja II
17 Ch. 17 - Kesalahan Tang Jianying
18 Ch. 18 - Sekte Pedang Kilat
19 Ch. 19 - Keahlian Pedang Li Yuwen
20 Ch. 20 - Tamu Penting
21 Ch. 21 - Zhang Hao
22 Ch. 22 - Bakat Tang Lian
23 Ch. 23 - Salah Paham
24 Ch. 24 - Salah Paham II
25 Ch. 25 - Tragedi Masa Lalu
26 Ch. 26 - Tetua Kilat
27 Ch. 27 - Ujian Penerimaan Murid
28 Ch. 28 - Bakat Qiao Wei
29 Ch. 29 - Tes Kedua
30 Ch. 30 - Monyet Api dan Ular Bulan
31 Ch. 31 - Kembali Menuju Sekte
32 Ch. 32 - Dua Jenius
33 Ch. 33 - Tes Ketiga
34 Ch. 34 - Aura Pembunuh
35 Ch. 35 - Li Yuwen vs Zhang Hao
36 Ch. 36 - Pesta Penjahat
37 Ch. 37 - Pengendalian Qi
38 Ch. 38 - Kekalahan Zhang Hao
39 Ch. 39 - Pil Vitalitas
40 Ch. 40 - Paras Li Yuwen
41 Ch. 41 - Masa Muda
42 Ch. 42 - Berkemas
43 Ch. 43 - Penyusup
44 Ch. 44 - Li Yuwen vs Raja Kelas 1
45 Ch. 45 - Satu Jurus
46 Ch. 46 - Zhong Peng
47 Ch. 47 - Pelajaran Hidup
48 Ch. 48 - Perjalanan
49 Ch. 49 - Amarah Zhong Peng
50 Ch. 50 - Desa Kecil
51 Ch. 51 - Bandit Tengkorak Hitam
52 Ch. 52 - Dua Bersaudara
53 Ch. 53 - Pria Bertopeng
54 Ch. 54 - Mata Iblis
55 Ch. 55 - Masa Lalu Mata Iblis
56 Ch. 56 - Li Yuwen vs Zhu Rong
57 Ch. 57 - Li Yuwen vs Zhu Rong II
58 Ch. 58 - Kapak Pembelah
59 Ch. 59 - Kabar Buruk dan Baik
60 Ch. 60 - Kemenangan Aliran Putih - Arc 1 END
61 Ch. 61 - Kekalahan
62 Ch. 62 - Nasib Mata Iblis
63 Ch. 63 - Kutukan
64 Hiatus
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ch. 1 - Giok Emas Permata
2
Ch. 2 - 12 Tahun
3
Ch. 3 - Sumpah Li Yuwen
4
Ch. 4 - Hutan Seribu Monster
5
Ch. 5 - Kitab Dewa Semesta
6
Ch. 6 - 3 Tahun
7
Ch. 7 - Giok Kematian
8
Ch. 8 - Monster Iblis Serigala Malam
9
Ch. 9 - Masa Lalu Yao Jun
10
Ch. 10 - Bantuan Pemuda
11
Ch. 11 - Pertemuan Kembali
12
Ch. 12 - Mengangkat Seorang Murid
13
Ch. 13 - Pelajaran Pertama
14
Ch. 14 - Kota Kecil
15
Ch. 15 - Yao Jun vs 3 Raja
16
Ch. 16 - Yao Jun vs 3 Raja II
17
Ch. 17 - Kesalahan Tang Jianying
18
Ch. 18 - Sekte Pedang Kilat
19
Ch. 19 - Keahlian Pedang Li Yuwen
20
Ch. 20 - Tamu Penting
21
Ch. 21 - Zhang Hao
22
Ch. 22 - Bakat Tang Lian
23
Ch. 23 - Salah Paham
24
Ch. 24 - Salah Paham II
25
Ch. 25 - Tragedi Masa Lalu
26
Ch. 26 - Tetua Kilat
27
Ch. 27 - Ujian Penerimaan Murid
28
Ch. 28 - Bakat Qiao Wei
29
Ch. 29 - Tes Kedua
30
Ch. 30 - Monyet Api dan Ular Bulan
31
Ch. 31 - Kembali Menuju Sekte
32
Ch. 32 - Dua Jenius
33
Ch. 33 - Tes Ketiga
34
Ch. 34 - Aura Pembunuh
35
Ch. 35 - Li Yuwen vs Zhang Hao
36
Ch. 36 - Pesta Penjahat
37
Ch. 37 - Pengendalian Qi
38
Ch. 38 - Kekalahan Zhang Hao
39
Ch. 39 - Pil Vitalitas
40
Ch. 40 - Paras Li Yuwen
41
Ch. 41 - Masa Muda
42
Ch. 42 - Berkemas
43
Ch. 43 - Penyusup
44
Ch. 44 - Li Yuwen vs Raja Kelas 1
45
Ch. 45 - Satu Jurus
46
Ch. 46 - Zhong Peng
47
Ch. 47 - Pelajaran Hidup
48
Ch. 48 - Perjalanan
49
Ch. 49 - Amarah Zhong Peng
50
Ch. 50 - Desa Kecil
51
Ch. 51 - Bandit Tengkorak Hitam
52
Ch. 52 - Dua Bersaudara
53
Ch. 53 - Pria Bertopeng
54
Ch. 54 - Mata Iblis
55
Ch. 55 - Masa Lalu Mata Iblis
56
Ch. 56 - Li Yuwen vs Zhu Rong
57
Ch. 57 - Li Yuwen vs Zhu Rong II
58
Ch. 58 - Kapak Pembelah
59
Ch. 59 - Kabar Buruk dan Baik
60
Ch. 60 - Kemenangan Aliran Putih - Arc 1 END
61
Ch. 61 - Kekalahan
62
Ch. 62 - Nasib Mata Iblis
63
Ch. 63 - Kutukan
64
Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!