Li Yuwen berlari ke dalam hutan, melihat itu pria bertopeng berniat mengejarnya tetapi seseorang menghentikannya.
“Tidak perlu di kejar, kau sendiri tahu hutan apa yang di masuki bocah itu.”
“Benar juga, tanpa perlu di kejar pun anak itu akan mati sendiri di dalam perut binatang buas yang ada disana,” ucap pria bertopeng sambil tertawa.
***
Li Yuwen terus berlari kedalam hutan tanpa arah tujuan, terlihat bahwa ia sedang menangis mengingat kematian kedua orang tuanya, hingga akhirnya Li Yuwen tersandung akar pohon yang menjalar dan terjatuh ke arah jurang kecil di dekatnya.
Jatuh pun Li Yuwen tetap menangisi kematian orang tuanya tanpa memperdulikan rasa sakit yang ia rasakan, Li Yuwen mengeluarkan seluruh kesedihan di hatinya sangat lama, hingga akhirnya Li Yuwen pun pingsan karena kelelahan dan luka yang di alaminya.
Li Yuwen pingsan selama satu hari penuh sebelum sebuah cahaya muncul di tubuhnya dan membuka matanya. Saat membuka mata Li Yuwen mendengus kesakitan di sekujur tubuhnya.
“Dimana aku? Dan kenapa tubuhku sakit sekali?” ucap Li Yuwen.
“Bukankah tadi aku bersama senior, kenapa aku berada di sini? Dan kenapa suaraku berubah? Tubuhku pun menjadi kecil."
Li Yuwen masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya dan mencoba untuk tenang dan menilai situasi. Saat Li Yuwen sudah menjadi lebih tenang, muncul sebuah ingatan di kepalanya.
Li Yuwen mengetahui ingatan yang baru saja masuk ke dalam kepalanya, itu adalah ingatan dimana kota kelahirannya di serang oleh sekte aliran hitam dan juga kematian orang tuanya.
Mengingat kenangan lama yang baru saja muncul di kepalanya, Li Yuwen kembali melihat tubuhnya dan tempat dia berada.
“Tubuhku yang mengecil dan ingatan kematian orang tuaku juga tempatku berada sekarang , mungkinkah....” Li Yuwen mulai menduga-duga.
“Tidak-tidak, aku harus memastikannya terlebih dahulu. Sekarang aku membutuhkan cermin, tapi melihat keadaannya sekarang mustahil untuk memiliki cermin ... Tapi jika aku tidah salah ingat, di dekat sini ada sebuah danau."
Li Yuwen mulai berlari cepat ke arah tujuannya sembari menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Li Yuwen sampai ke sebuah danau kecil yang di kelilingi oleh pohon-pohon yang rindang dan di sinari oleh cahaya bulan. Li Yuwen dengan terburu-buru mendekati danau tersebut dan mulai bercermin dengan pantulan air yang ada.
Li Yuwen terkejut melihat pantulan air yang di lihatnya, di pantulan tersebut terlihat seorang anak memiliki rambut panjang berwarna keemasan dan mata indah berwarna biru permata, paras wajah tersebut juga sangat tampan.
Tetapi Li Yuwen tidak terkejut dengan hal-hal tersebut bahkan seperti tidak peduli, yang ia kejutkan adalah pantulan air tersebut memperlihatkan seorang anak yang terlihat berusia 12-13 tahun, itu adalah pantulan dari dirinya sendiri.
“Ternyata dugaanku benar, itu artinya tempat ini adalah Hutan Seribu Monster ... dengan tubuh kecil seperti ini artinya aku kembali ke umurku yang ke 12 tahun saat dimana Kota Jiang di serang dan kematian orang tua ku.”
Hutan Seribu Monster adalah hutan tempat berkumpulnya banyak binatang buas, hutan ini cukup berbahaya untuk manusia biasa juga kultivator sekali pun. Karena tidak hanya binatang buas, Monster Iblis juga Monster Spiritual menghuni hutan ini.
Monster Iblis dan Monster Spiritual berbeda dengan binatang buas , kedua jenis monster ini bisa berkultivasi seperti kultivator manusia pada umumnya, walaupun cara mereka berkultivasi berbeda dengan cara kultivator manusia.
Cara berkultivasi monster adalah dengan memakan Tanaman Spiritual atau berdiam di tempat yang kaya akan Qi, Karena itu juga Hutan Seribu Monster sering di sebut sebagai Hutan Harta Karun karena sumber daya yang ada di hutan itu.
Untuk tingkat praktik monster sama dengan tingkatan yang di miliki oleh kultivator manusia, tetapi kekuatan yang di hasilkan monster lebih kuat bila bandingkan dengan kekuatan kultivator manusia di tingkat praktik yang sama.
***
“Menurut pengalaman ku di hutan ini, 3 hari dari sekarang akan muncul ratusan binatang buas ke danau ini untuk minum, aku juga di kejar oleh mereka karena melihatku yang beristirahat di danau ini. Namun aku berterima kasih juga kepada mereka ... karena bila mereka tidak mengejar aku juga tidak akan menemukan Kitab Dewa Semesta yang berada di danau pusat Hutan Seribu Monster ini.”
“Aku harus segera menuju danau di pusat hutan ini, tentu aku tidak mau mengalami hal mengerikan dua kali ... terlebih kondisiku yang sekarang sedang terluka juga tidak memiliki Qi sama sekali.”
Setelah memutuskan, Li Yuwen kembali berlari ke arah pusat Hutan Seribu Monster untuk menemukan danau yang menyimpan Kitab Dewa Semesta.
Li Yuwen tidak menemukan kesulitan berarti saat berlari menuju pusat Hutan Seribu Monster, karena setelah kematian orang tuanya Li Yuwen tinggal di hutan ini selama 3 tahun. Jadi ia telah hapal rute-rute aman yang bisa menghindari dirinya dari monster juga binatang buas.
30 menit berlalu sejak Li Yuwen mulai berlari dan itu menyebabkan ia kelelahan, Li Yuwen memutuskan untuk beristirahat di atas pepohonan untuk mengurangi ancaman, karena bisa saja binatang buas melintasi jalan yang di laluinya.
***
Cukup beristirahat, Li Yuwen kembali berlari melanjutkan perjalanannya, namun kali ini lebih lama dari sebelumnya karena ia ingin sampai lebih cepat.
Satu jam berlalu sejak ia berlari dan jarak antara dirinya dengan danau yang ia tuju tersisa 12 km, jika Li Yuwen mempertahankan kecepatannya yang sekarang maka ia akan sampai dalam 30 menit, Namun perjalanan tidak semulus yang dia kira.
Sejauh 100 meter di depan Li Yuwen terlihat 2 ekor serigala yang sedang memakan mangsanya, Li Yuwen pun memutuskan berhenti untuk beristirahat sejenak dan memikirkan rencana yang akan ia ambil selanjutnya.
“Sepertinya perjalananku tidak semulus yang kupikirkan walau menghapal rutenya sekalipun, mengambil jalan memutar pun akan membutuhkan waktu lebih lama sekaligus keluar dari rute aman.” Li Yuwen tersenyum kecut.
“Sepertinya tidak ada jalan lain selain melawan dua serigala di depan, maka aku perlu bersiap dan beristirahat sebelum menyerang.”
Li Yuwen mempersiapkan bahan yang ia perlukan untuk melawan dua serigala di depannya, dan mulai beristirahat selama 10 menit setelah selesai menyiapkan bahan yang dia perlukan.
***
Selesai beristirahat , Li Yuwen mulai mengatur nafasnya dan memikirkan rencana terbaik yang akan memungkinkannya menang 100% dengan bahan yang dia kumpulkan.
Li Yuwen melakukan banyak simulasi pertarungan antara dirinya dengan dua serigala di hadapannya dalam otaknya, banyak yang ia simulasikan sebelum akhirnya menemukan rencana yang tepat.
“Baiklah ... Mari kita mulai.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Hepni Ariyanto
mantap
2021-12-27
0
Irwan Ernes Mocodompis Sumenda
mantap thorr 👍
2021-10-15
0
Iskandar Yunaeni
blm punya ilmu ada srigala
2021-05-03
1