Ch. 3 - Sumpah Li Yuwen

Li Yuwen dan ibunya pergi meninggalkan ayahnya sendirian di ruangan yang baru saja mereka tinggalkan, mereka berjalan cepat tanpa menoleh kebelakang menuju gerbang kota dengan tujuan pergi meninggalkan Kota Jiang.

Setelah berjalan selama setengah jam, mereka akhirnya sampai di pinggiran Kota Jiang, dan jarak antara mereka dengan gerbang kota hanya berkisar kurang lebih 1 km.

Namun selalu ada kerikil di jalan, mereka di hadang oleh 5 kultivator aliran hitam yang menyerang Kota Jiang.

5 Prajurit yang bersama Li Yuwen segera mengambil posisi siaga dan meminta Li Yuwen dan ibunya pergi lebih dulu.

Menuruti perkataan prajurit yang mengawal mereka, Li Yuwen dengan sigap meraih tangan kanan ibunya dan mulai berlari ke arah gerbang kota.

Sedangkan ke 5 prajurit yang mengawal mereka mencoba menghadang 5 kultivator aliran hitam yang sedang menargetkan mereka berdua.

Beberapa saat setelah mereka berlari, mereka akhirnya tiba di gerbang kota. Suasana di gerbang kota sangat hening dan sepi, Li Yuwen mencoba melihat ke sekitar mencari apakah ada jebakan musuh atau tidak.

Saat selesai melihat situasi sekitar, Li Yuwen tidak melihat kejanggalan apapun, namun ia masih curiga dengan penampakan gerbang kota yang begitu sepi.

Karena bisa saja para kultivator yang menyerang Kota Jiang sudah menyiapkan beberapa kultivator untuk menjaga gerbang kota, andai-andai bila ada yang mencoba kabur.

Lamunan Li Yuwen terpecah saat ibunya mulai membuka suara. “Yuwen, bisakah kau mengecek situasi di luar gerbang kota? Mungkin mereka sedang berada di luar ... jika begitu maka kita harus memutar ke gerbang kota yang lain.”

Mendengar perkataan ibunya, Li Yuwen melakukan apa yang di minta, karena dia juga ingin memastikan apakah di luar gerbang ada sekelompok kultivaor aliran hitam yang sedang menunggu.

“Baik ibu.” jawab Li Yuwen singkat.

Li Yuwen berjalan perlahan ke luar gerbang kota, namun sesuatu terjadi saat dia berada di tengah-tengah gerbang, seseorang mendorongnya dengan kuat dari belakangnya membuat Li Yuwen terdorong ke luar gerbang kota hingga terjatuh.

Orang yang mendorong Li Yuwen tidak lain adalah ibunya sendiri, Li Yuwen keheranan kenapa ibunya mendorongnya.

Namun belum dia bangkit dari jatuhnya, ibu Li Yuwen menarik pisau dari balik jubah miliknya dan dengan cepat bergerak ke arah tali penghubung antara gerbang kota dengan tuas untuk membuka dan menutup gerbang.

Saat mencapai tali penghubung, tanpa basa-basi ia langsung memotong tali yang ada di depannya, dan jeruji besi besar yang tersangkut di atas turun dengan cepat, memblokir jalur antara bagian dalam gerbang dengan luar.

Li Yuwen yang sudah bangkit dari jatuhnya terkejut mendengar suara keras di belakangnya, dan dengan cepat menoleh ke belakang.

Dia terkejut mendapati gerbang kota yang sudah tertutup jeruji besar, Li Yuwen mencoba melihat ke arah tuas gerbang dan melihat ibunya berdiri di sana dengan tangan yang memegang pisau.

Melihat apa yang telah di lakukan ibunya, Li Yuwen bereaksi. “Ibu apa yang kau lakukan? Kenapa ibu memotong talinya?”

Ibu Li Yuwen tidak menjawab , ia berbalik dan berjalan ke arah Li Yuwen berada. Saat sudah mencapai jeruji besi yang menghalangi jalan, tiba-tiba muncul seorang pria dengan topeng dan jubah hitam di belakangnya sambil menodongkan pisau di lehernya.

Pria bertopeng itu berdecak kesal melihat gerbang kota yang sudah di tutup sebelum mulai berbicara dengan penuh amarah, “Kau wanita gila, beraninya kau memotong tali gerbang, sekarang apa yang harus ku lakukan padamu?”

“Jika aku membiarkan gerbang kota terbuka, kau akan menangkapku juga anakku, tidak mungkin aku mau kami berdua tertangkap. Anakku mungkin tidak merasakan hawa kehadiranmu, tapi berbeda denganku yang seorang kultivator ... aku bisa merasakan Aura Pembunuh yang keluar dari tubuhmu,” jawab ibu Li Yuwen.

Melihat leher ibunya yang sedang tertodong oleh pisau , Li Yuwen menjadi panik.

Pria bertopeng melihat reaksi Li Yuwen yang sedang panik karena pisau yang di arahkan ke leher wanita yang sedang dia sandera. Langsung saja muncul ide di kepala pria bertopeng itu.

“Hei anak kecil, jika kau tidak ingin ibumu mati, jangan pernah meninggalkan tempatmu,” kata pria bertopeng dengan nada yang mengancam.

“Jangan dengarkan dia Yuwen! Pergi saja dari sini ... ingat permintaan ayahmu untuk segera meninggalkan kota.”

Li Yuwen menjadi gundah, dia ingin menuruti perkataan ibunya juga mengikuti keinginan terakhir ayahnya.

Tetapi dia tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian seperti itu , terlebih menjaga ibunya juga merupakan permintaan ayahnya.

Ibu Li Yuwen tidak memikirkan kegundahan yang di alami anaknya, dengan pisau yang ada di tangannya, ia dengan cepat menancapkan pisau itu ke paha pria yang sedang menodongnya.

Seketika pria di belakangnya mengerang kesakitan akibat pisau yang di tancapkannya.

“Kau wanita gila!” ucap pria bertopeng.

Di mata ibu Li Yuwen terlihat air mata yang mengalir, ia menolehkan pandangannya ke arah mata Li Yuwen yang sedang menatapnya seraya berkata dengan nada sedih.

“Yuwen pergilah , ibu mohon kepadamu ... ini adalah permintaan terakhirku padamu.”

Perasaan Li Yuwen semakin kacau setelah mendengar permintaan ibunya, namun semua kegundahan itu terpecah saat pria bertopeng yang sudah mencabut pisau di pahanya menarik sebilah pedang di pinggangnya dan dengan cepat menusukkannya ke arah jantung ibunya.

Menyadari sebuah pedang menembus dirinya serta keluarnya darah dari mulutnya, ibu Li Yuwen menatap dalam ke arah Li Yuwen dengan berusaha tersenyum selebar yang ia bisa.

Dan tak lama setelah ia tersenyum, tubuhnya mulai berhenti bergerak serta kilauan di matanya juga menghilang, menandakan itu adalah napas terakhirnya.

Li Yuwen sontak menangis melihat ibunya yang sudah tidak bernyawa dengan senyum menghiasi wajahnya, namun rasa sedih yang ia rasakan dengan cepat menghilang dan berubah menjadi amarah serta dendam, Li Yuwen menatap pria bertopeng yang membunuh ibunya dengan tajam.

Pria bertopeng itu menjadi sedikit merinding setelah menyadari mata yang menatapnya.

“Apa maksud tatapan matamu? Apakah kau marah? Dendam? Salahkanlah dirimu sendiri, jika saja kau lebih kuat mungkin ibu mu tidak akan berakhir seperti ini,” ujar pria bertopeng dengan nada mengejek.

“Aku Li Yuwen bersumpah, akan ku balas dendamku padamu berkali-kali lipat dari yang ibuku rasakan , dan membantai orang-orang jahat sepertimu di masa depan. Langit akan menjadi saksi atas sumpah yang ku ucapkan.”

Usai mengatakan sumpahnya, Li Yuwen kembali menatap ibunya dengan sedih sebelum berlari segenap kemampuannya ke arah hutan di belakangnya tanpa pernah melirik ke belakang.

“Ayah ... Ibu, akan aku balas perbuatan mereka saat aku menjadi lebih kuat,” batin Li Yuwen.

Terpopuler

Comments

Aswantio Wasito

Aswantio Wasito

mendebarkan

2022-05-05

0

Claire

Claire

ingatan kehidupan pertamanya ga ngikut kah?

2022-01-27

0

Hepni Ariyanto

Hepni Ariyanto

lanjut kan

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Giok Emas Permata
2 Ch. 2 - 12 Tahun
3 Ch. 3 - Sumpah Li Yuwen
4 Ch. 4 - Hutan Seribu Monster
5 Ch. 5 - Kitab Dewa Semesta
6 Ch. 6 - 3 Tahun
7 Ch. 7 - Giok Kematian
8 Ch. 8 - Monster Iblis Serigala Malam
9 Ch. 9 - Masa Lalu Yao Jun
10 Ch. 10 - Bantuan Pemuda
11 Ch. 11 - Pertemuan Kembali
12 Ch. 12 - Mengangkat Seorang Murid
13 Ch. 13 - Pelajaran Pertama
14 Ch. 14 - Kota Kecil
15 Ch. 15 - Yao Jun vs 3 Raja
16 Ch. 16 - Yao Jun vs 3 Raja II
17 Ch. 17 - Kesalahan Tang Jianying
18 Ch. 18 - Sekte Pedang Kilat
19 Ch. 19 - Keahlian Pedang Li Yuwen
20 Ch. 20 - Tamu Penting
21 Ch. 21 - Zhang Hao
22 Ch. 22 - Bakat Tang Lian
23 Ch. 23 - Salah Paham
24 Ch. 24 - Salah Paham II
25 Ch. 25 - Tragedi Masa Lalu
26 Ch. 26 - Tetua Kilat
27 Ch. 27 - Ujian Penerimaan Murid
28 Ch. 28 - Bakat Qiao Wei
29 Ch. 29 - Tes Kedua
30 Ch. 30 - Monyet Api dan Ular Bulan
31 Ch. 31 - Kembali Menuju Sekte
32 Ch. 32 - Dua Jenius
33 Ch. 33 - Tes Ketiga
34 Ch. 34 - Aura Pembunuh
35 Ch. 35 - Li Yuwen vs Zhang Hao
36 Ch. 36 - Pesta Penjahat
37 Ch. 37 - Pengendalian Qi
38 Ch. 38 - Kekalahan Zhang Hao
39 Ch. 39 - Pil Vitalitas
40 Ch. 40 - Paras Li Yuwen
41 Ch. 41 - Masa Muda
42 Ch. 42 - Berkemas
43 Ch. 43 - Penyusup
44 Ch. 44 - Li Yuwen vs Raja Kelas 1
45 Ch. 45 - Satu Jurus
46 Ch. 46 - Zhong Peng
47 Ch. 47 - Pelajaran Hidup
48 Ch. 48 - Perjalanan
49 Ch. 49 - Amarah Zhong Peng
50 Ch. 50 - Desa Kecil
51 Ch. 51 - Bandit Tengkorak Hitam
52 Ch. 52 - Dua Bersaudara
53 Ch. 53 - Pria Bertopeng
54 Ch. 54 - Mata Iblis
55 Ch. 55 - Masa Lalu Mata Iblis
56 Ch. 56 - Li Yuwen vs Zhu Rong
57 Ch. 57 - Li Yuwen vs Zhu Rong II
58 Ch. 58 - Kapak Pembelah
59 Ch. 59 - Kabar Buruk dan Baik
60 Ch. 60 - Kemenangan Aliran Putih - Arc 1 END
61 Ch. 61 - Kekalahan
62 Ch. 62 - Nasib Mata Iblis
63 Ch. 63 - Kutukan
64 Hiatus
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ch. 1 - Giok Emas Permata
2
Ch. 2 - 12 Tahun
3
Ch. 3 - Sumpah Li Yuwen
4
Ch. 4 - Hutan Seribu Monster
5
Ch. 5 - Kitab Dewa Semesta
6
Ch. 6 - 3 Tahun
7
Ch. 7 - Giok Kematian
8
Ch. 8 - Monster Iblis Serigala Malam
9
Ch. 9 - Masa Lalu Yao Jun
10
Ch. 10 - Bantuan Pemuda
11
Ch. 11 - Pertemuan Kembali
12
Ch. 12 - Mengangkat Seorang Murid
13
Ch. 13 - Pelajaran Pertama
14
Ch. 14 - Kota Kecil
15
Ch. 15 - Yao Jun vs 3 Raja
16
Ch. 16 - Yao Jun vs 3 Raja II
17
Ch. 17 - Kesalahan Tang Jianying
18
Ch. 18 - Sekte Pedang Kilat
19
Ch. 19 - Keahlian Pedang Li Yuwen
20
Ch. 20 - Tamu Penting
21
Ch. 21 - Zhang Hao
22
Ch. 22 - Bakat Tang Lian
23
Ch. 23 - Salah Paham
24
Ch. 24 - Salah Paham II
25
Ch. 25 - Tragedi Masa Lalu
26
Ch. 26 - Tetua Kilat
27
Ch. 27 - Ujian Penerimaan Murid
28
Ch. 28 - Bakat Qiao Wei
29
Ch. 29 - Tes Kedua
30
Ch. 30 - Monyet Api dan Ular Bulan
31
Ch. 31 - Kembali Menuju Sekte
32
Ch. 32 - Dua Jenius
33
Ch. 33 - Tes Ketiga
34
Ch. 34 - Aura Pembunuh
35
Ch. 35 - Li Yuwen vs Zhang Hao
36
Ch. 36 - Pesta Penjahat
37
Ch. 37 - Pengendalian Qi
38
Ch. 38 - Kekalahan Zhang Hao
39
Ch. 39 - Pil Vitalitas
40
Ch. 40 - Paras Li Yuwen
41
Ch. 41 - Masa Muda
42
Ch. 42 - Berkemas
43
Ch. 43 - Penyusup
44
Ch. 44 - Li Yuwen vs Raja Kelas 1
45
Ch. 45 - Satu Jurus
46
Ch. 46 - Zhong Peng
47
Ch. 47 - Pelajaran Hidup
48
Ch. 48 - Perjalanan
49
Ch. 49 - Amarah Zhong Peng
50
Ch. 50 - Desa Kecil
51
Ch. 51 - Bandit Tengkorak Hitam
52
Ch. 52 - Dua Bersaudara
53
Ch. 53 - Pria Bertopeng
54
Ch. 54 - Mata Iblis
55
Ch. 55 - Masa Lalu Mata Iblis
56
Ch. 56 - Li Yuwen vs Zhu Rong
57
Ch. 57 - Li Yuwen vs Zhu Rong II
58
Ch. 58 - Kapak Pembelah
59
Ch. 59 - Kabar Buruk dan Baik
60
Ch. 60 - Kemenangan Aliran Putih - Arc 1 END
61
Ch. 61 - Kekalahan
62
Ch. 62 - Nasib Mata Iblis
63
Ch. 63 - Kutukan
64
Hiatus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!