Penguasa Dewa Semesta
Di tepi sebuah jurang, berkumpul ratusan orang yang sedang menghadang seorang pria yang terlihat seperti pria berumur 20-an tahun, Kondisi pria tersebut begitu buruk, tangan kirinya tidak di tempat dan begitu banyak lubang di bagian tubuhnya serta darah yang hampir menyelimuti seluruh bagian tubuhnya.
“Giok Emas Permata, kau sudah tidak bisa kabur lagi, sekarang lebih baik kau menyerahkan Kitab bela diri tingkat tinggi yang kau sembunyikan.”
“Itu benar, dengan kondisimu yang sekarang mustahil untuk kabur dari ratusan kultivator tingkat tinggi yang ada di sini ... dan juga mustahil bagimu untuk terus menerus menekan rasa sakit dari luka milikmu menggunakan Qi yang kau miliki, karena jumlah Qi milikmu akan terus berkurang.”
“Lebih baik kau menyerahkan Kitab bela diri itu segera, karena kesabaran kami juga ada batasnya.”
Mendengar banyak perkataan dari orang-orang yang mengepungnya, pria tersebut tersenyum pahit, memang benar bahwa sudah tidak ada lagi cara untuk melarikan diri dari orang-orang yang mengepungnya, terlebih kondisinya sedang terluka parah. Melompat ke jurang di belakangnya pun juga tidak berguna.
Jurang di belakangnya bernama Jurang Kematian, jurang tersebut di namakan jurang kematian bukan tanpa alasan, di namakan seperti itu karena siapa pun yang jatuh ke jurang tersebut mustahil untuk tetap hidup, bahkan kultivator tingkat tinggi sekali pun tidak akan pernah kembali bila jatuh ke dalam Jurang Kematian.
“Tidak pernah kusangka akan ada hari dimana aku akan di kepung oleh berbagai sekte dari aliran putih, hitam, dan juga netral,” batin pria tersebut.
“Memang benar bahwa sudah tidak ada lagi jalan kabur bagi ku dengan kondisi ku yang sekarang, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan ku sekarang. Akan tetapi, aku Li Yuwen si Giok Emas Permata, aku tidak akan menyerahkan nyawaku secara cuma-cuma, akan aku bawa juga sebanyak mungkin dari kalian untuk mati bersamaku di sini.” Li Yuwen kemudian menghunuskan pedang miliknya dan berlari menuju arah rombongan orang-orang yang mengepungnya, dan pertarungan pun terjadi.
Seperti yang di beritahukan, pria yang terlihat berusia 20-an tahun tersebut bernama Li Yuwen, ia merupakan kultivator tingkat tinggi di dunia persilatan Kekaisaran Tang****. Tidak tanggung-tanggung, Li Yuwen termasuk salah satu dari 20 kultivator terkuat di Kekaisaran Tang, dan mempunyai julukan Giok Emas Permata.
“Bahkan dengan kondisi tubuhnya yang terluka parah, dia masih bisa mengambil banyak nyawa kultivator tingkat tinggi, sudah berapa banyak dia mengalami pertarungan? Keahlian miliknya benar benar tinggi.”
Hal yang di lakukan oleh Li Yuwen memang tidak mudah untuk di lakukan oleh orang lain, hanya orang yang sudah melalui banyak pertarungan yang bisa melakukan hal serupa.
“Li Yuwen, kau telah menghancurkan banyak sekte aliran hitam dan aliran netral, bahkan kau juga menghancurkan sekte aliran putih ... jika kau ingin tetap hidup dan menebus dosa-dosa mu, maka serahkanlah Kitab bela diri yang kau sembunyikan.”
“Giok Emas Permata, untuk apa kau melindungi kitab bela diri itu, dengan umur mu yang sudah genap 200 tahun, kau pasti sudah mempelajari seluruh isi kitab bela diri itu. Setidaknya berikanlah kitab bela diri itu ke pada kultivator yang lebih muda
, itu akan meningkatkan banyak tingkat praktik kultivator muda di Kekaisaran Tang, dengan itu mungkin kau akan di kenang sebagai orang yang berjasa atas dunia kultivator di Kekaisaran Tang sebagai penyumbang ilmu bela diri.”
Walaupun terlihat berusia 20-an tahun, nyatanya Li Yuwen berumur genap 200 tahun, ini merupakan hal yang lumrah bagi seorang kultivator yang memiliki umur yang panjang dan memiliki paras lebih muda dari umur aslinya.
Mendengar kata-kata tersebut Li Yuwen tersenyum mengejek, “Aku sudah hidup selama 200 tahun, kalian pikir aku tidak mengetahui niat kalian yang sebenarnya dengan Kitab Dewa Semesta yang kumiliki? Jangan membuatku tertawa.” Li Yuwen kembali menyerang kultivator yang berada di dekatnya.
Kitab bela diri tingkat tinggi yang di miliki oleh Li Yuwen adalah Kitab Dewa Semesta, kitab ini di temukan secara tidak sengaja oleh Li Yuwen di dalam reruntuhan kuno yang di temukan olehnya, reruntuhan kuno tersebut di temukan oleh Li Yuwen di dalam danau setelah dia menyelam akibat kejaran binatang buas di Hutan Seribu Monster.
Setelah bertarung selama 2 jam nafas Li Yuwen menjadi tidak beraturan, rasa sakit dari luka miliknya kembali di rasakan Li Yuwen, hal ini di karenakan Qi miliknya yang hampir habis.
“Sepertinya aku sudah mencapai batasku, jangankan mengangkat pedang, menggerakkan jari saja aku tidak bisa, tidak kusangka aku akan mati di saat umurku tepat mencapai 200 tahun, angka yang tidak begitu buruk,” batin Li Yuwen sembari memuntahkan darah segar dari mulutnya.
“Giok Emas Permata, sepertinya kau sudah mencapai batasmu, jika saja kau menyerahkan Kitab Dewa Semesta milikmu dari awal, kau tidak akan seperti ini,” kata seorang pria paruh baya sambil tersenyum mengejek.
“Li Yuwen, bahkan tanpa menyerangmu sekalipun, sekarang kau seperti lalat yang terjebak di sarang laba-laba, tinggal menunggu kematian,” kata seorang sepuh dengan tawa yang mengejek.
“Sepertinya tidak ada cara lain,” batin Li Yuwen sembari tersenyum pahit.
“Sekarang sudah terlambat, seharusnya kalian membunuhku saat ada kesempatan, tidak ada yang boleh memiliki Kitab Dewa Semesta bahkan jika aku harus mati sekalipun.”
Setelah mengatakan hal tersebut, Li Yuwen mengalirkan seluruh Qi miliknya yang tersisa menuju jantungnya, dan dengan seketika tubuh Li Yuwen mengembang seperti balon yang di isi angin.
“Dia akan meledakkan diri! ... semuanya mundur!”
“Apa yang kau katakan? Kitab Dewa Semesta masih berada di dirinya ... kita tidak mungkin pergi meninggalkan kitab tersebut hancur bersama tubuhnya.”
Setelah melihat Li Yuwen akan meledakkan diri, cukup banyak yang bergegas pergi sejauh mungkin dari Li Yuwen, karena memang meledakkan diri dengan Qi tidak bisa di anggap remeh. Selain kekuatan ledakannya yang besar, area ledakannya juga luas.
Orang seperti Li Yuwen yang memiliki tingkat praktik yang tinggi, jika meledakkan diri maka cangkupan area ledakannya bisa mencapai 10 km di sertai kekuatan ledakan yang lebih besar karena pengaruh tingkat praktik miliknya.
Walaupun begitu, tidak sedikit juga orang yang bergerak ke arah Li Yuwen untuk mengambil Kitab Dewa Semesta miliknya.
“Ayah ... Ibu ... Guru ... teman-temanku, aku datang.”
Seketika tubuh Li Yuwen meledak dan merenggut nyawa orang-orang yang berada di radius 10 km. Namun sebelum ledakan terjadi, Kitab Dewa Semesta mengeluarkan cahaya terang berwarna biru permata yang nantinya akan mengubah nasib yang dimiliki Li Yuwen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjuuuuutt Thor 😛😀💪👍🙏
2023-11-06
0
Hades Riyadi
Awal cerita yang menarik didzolimi...😛😀💪👍👍👍
2023-11-06
0
Aswantio Wasito
prolog yg bagus
2022-05-05
0