Ku Terima Hinaan Kalian | 12

Ku Terima Hinaan Kalian | 12

Usai berbincang dengan Pangeran Caesar dan Adiknya Putri Allea. Aalis memilih untuk membaringkan tubuhnya yang lelah di atas ranjangnya.

Mata nya menerawang menatap langit-langit kamar. Ia berfikir, sampai kapan ia akan mengikuti permainan mereka? Sudah saat nya untuk dirinya memberontak.

Ia kembali teringat, bagaimana rencana yang mulai dilakukan oleh Ratu Beatrix dan Allea.

Saat itu, Allea pergi ke kediaman ibu nya-- Ratu Beatrix. Kedatangan nya telah di umumkan oleh penjaga di depan pintu. Ratu Beatrix yang sedang merangkai bunga kini melepaskan bunga-bunga yang ada di tangannya lalu mengangkat wajah lembutnya dan menatap sang putri dengan senyuman hangat.

"Putri memberi salam pada Ibunda Ratu."

Allea memberikan hormat dengan menundukkan kepalanya.

"Angkat kepala mu dan kemarilah, Putri ku."

Ratu Beatrix menepuk tempat duduk di sebelah nya.

Allea segera melangkah dan duduk di samping ibu nya. "Apakah kedatangan ku menganggu kegiatan ibu?" Allea melihat ke bunga-bunga indah yang ada di meja.

"Tidak, Putriku. "

"Apakah Ibu sudah mendengar tentang kabar bahwa Putri Sampah itu telah memenangkan peperangan lagi?" tanya Allea dengan nada tenang seperti air.

Ratu Beatrix menganggukan kepalanya sedikit. Kepala pelayan sudah memberitahukan hal ini padanya.

"Apakah hal itu mengganggu mu?"

Ratu Beatrix balik bertanya. Ia menatap wajah cantik anaknya dengan jiwa ke-ibuan.

Allea menatap ibu nya tak mengerti. Kenapa masih menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya? Semakin besar kontribusi Aalis dalam memenangkan peperangan maka akan semakin besar Aalis menerima pujian dari semua orang. Dan Allea benci hal itu. Ia tidak suka ada orang lain yang melebihi dirinya.

"Kau adalah Putri kesayangan Raja. Posisi mu kuat dari lahir. Ayah mu sangat mencintai dan menyayangi mu. Para pejabat tinggi mendukung mu. Dan kau memiliki ibu yang akan memudahkan langkah mu. Sedangkan, Putri Sampah itu? Dia bahkan tidak harus kau pikirkan. Kau hanya perlu bertindak seperti biasanya, sementara sisa nya biarkan ibu yang mengurusnya."

Manik hitam legam Ratu Beatrix menatap Allea seksama. Ia tidak ingin anaknya mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Aalis memang berbahaya bagi Putri nya, tapi ia tidak akan membiarkan anaknya mengotori tangan untuk mengurusi Aalis.

"Bagaimana jika dia melakukan pemberontakan?" Allea memikirkan hal lainnya. Aalis memang tidak memiliki dukungan yang kuat, tapi wanita itu memiliki Otoritas militer yang besar.

Para prajurit setia di bawah komando Aalis, dan jika Aalis memerintah kan pemberontakan bukan tidak mungkin mimpinya menjadi Ratu Kekaisaran Westland hanya akan jadi angan belaka.

Ratu Beatrix membelai tangkai bunga yang ia pegang, kemudian ia mematahkan nya dengan begitu mudah. Seperti itulah Aalis baginya. Ia bisa mudah mengakhiri nyawa Aalis jika dia mau.

"Jika itu yang kau khawatir kan makan ibu akan membuat ayah mu mencabut otoritas militernya."

Ya, jawaban Ratu Beatrix masih sangat jelas dalam ingatan Aalis. Hingga dirinya berakhir seperti saat ini. Tidak ada pekerjaan yang Membuatnya senang.

Tidak ingin memikirkan hal tidak penting. Aalis memilih untuk tidur sejenak, ia tidak peduli ini sore hari. Yang ia fikirkan saat ini hanya ingin tidur.

Angin malam , yang dingin berhembus dan menerpa kulit seseorang yang sedang tidur itu. Tidur nya sedikit terganggu karena udara yang dingin, dan ia merasa ada sesuatu yang berat berada di atas tangannya.

Perlahan, Aalis mulai membuka matanya. Menjernihkan pandangan, terlihat kamarnya sudah terang oleh cahaya lampu yang banyak. Ia melihat keluar jendela yang ternyata langit sudah berubah malam.

Namun, ketika ia melihat sesuatu yang berada di atas tangannya. Seketika ia terkejut, matanya membola sempurna dan dengan terkejut ia mendorong sesuatu itu.

Yang tak lain adalah seseorang yaitu Putra Mahkota Jackson.

"Lancang!" masih dengan keterkejutan nya, Aalis menarik belati yang selalu ia simpan di balik gaun nya.

Ia arahkan belati itu ke leher Putra Mahkota Jackson. Ia tidak peduli apapun yang akan terjadi ke depannya, karena ia sudah merasa di leceh kan. Bagaimana bisa seorang pria memasuki kamar seorang gadis dan yang lebih parah nya ia tidur di dekat gadis tersebut.

Episodes
1 Ku Terima Hinaan Kalian | 1
2 Ku Terima Hinaan Kalian | 2
3 Ku Terima Hinaan Kalian | 3
4 Ku Terima Hinaan Kalian | 4
5 Ku Terima Hinaan Kalian | 5
6 Ku Terima Hinaan Kalain | 6
7 Ku Terima Hinaan Kalian | 7
8 Ku Terima Hinaan Kalian | 8
9 Ku Terima Hinaan Kalian | 9
10 Ku Terima Hinaan Kalian | 10
11 Ku Terima Hinaan Kalian | 11
12 Ku Terima Hinaan Kalian | 12
13 Ku Terima Hinaan Kalian | 13
14 Ku Terima Hinaan Kalian | 14
15 Ku Terima Hinaan Kalian | 15
16 Ku Terima Hinaan Kalian | 16
17 Ku Terima Hinaan Kalian | 17
18 Ku Terima Hinaan Kalian | 18
19 Ku Terima Hinaan Kalian | 19
20 Ku Terima Hinaan Kalian | 20
21 Ku Terima Hinaan Kalian | 21
22 Ku Terima Hinaan Kalian | 22
23 Ku Terima Hinaan Kalian | 23
24 Ku Terima Hinaan Kalian | 24
25 Ku Terima Hinaan Kalian | 25
26 Ku Terima Hinaan Kalian | 26
27 Ku Terima Hinaan Kalian | 27
28 Ku Terima Hinaan Kalian | 28
29 Ku Terima Hinaan Kalian | 29
30 Ku Terima Hinaan Kalian | 30
31 Ku Terima Hinaan Kalian | 31
32 Ku Terima Hinaan Kalian | 32
33 Ku Terima Hinaan Kalian | 33
34 Ku Terima Hinaan Kalian | 34
35 Ku Terima Hinaan Kalian | 35
36 Ku Terima Hinaan Kalian | 36
37 Ku Terima Hinaan Kalian | 37
38 Ku Terima Hinaan Kalian | 38
39 Ku Terima Hinaan Kalian | 39
40 Ku Terima Hinaan Kalian | 40
41 Ku Terima Hinaan Kalian | 41
42 Ku Terima Hinaan Kalian | 42
43 Ku Terima Hinaan Kalian | 43
44 Ku Terima Hinaan Kalian | 44
45 Ku Terima Hinaan Kalian | 45
46 Ku Terima Hinaan Kalian | 46
47 Ku Terima Hinaan Kalian | 47
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Ku Terima Hinaan Kalian | 1
2
Ku Terima Hinaan Kalian | 2
3
Ku Terima Hinaan Kalian | 3
4
Ku Terima Hinaan Kalian | 4
5
Ku Terima Hinaan Kalian | 5
6
Ku Terima Hinaan Kalain | 6
7
Ku Terima Hinaan Kalian | 7
8
Ku Terima Hinaan Kalian | 8
9
Ku Terima Hinaan Kalian | 9
10
Ku Terima Hinaan Kalian | 10
11
Ku Terima Hinaan Kalian | 11
12
Ku Terima Hinaan Kalian | 12
13
Ku Terima Hinaan Kalian | 13
14
Ku Terima Hinaan Kalian | 14
15
Ku Terima Hinaan Kalian | 15
16
Ku Terima Hinaan Kalian | 16
17
Ku Terima Hinaan Kalian | 17
18
Ku Terima Hinaan Kalian | 18
19
Ku Terima Hinaan Kalian | 19
20
Ku Terima Hinaan Kalian | 20
21
Ku Terima Hinaan Kalian | 21
22
Ku Terima Hinaan Kalian | 22
23
Ku Terima Hinaan Kalian | 23
24
Ku Terima Hinaan Kalian | 24
25
Ku Terima Hinaan Kalian | 25
26
Ku Terima Hinaan Kalian | 26
27
Ku Terima Hinaan Kalian | 27
28
Ku Terima Hinaan Kalian | 28
29
Ku Terima Hinaan Kalian | 29
30
Ku Terima Hinaan Kalian | 30
31
Ku Terima Hinaan Kalian | 31
32
Ku Terima Hinaan Kalian | 32
33
Ku Terima Hinaan Kalian | 33
34
Ku Terima Hinaan Kalian | 34
35
Ku Terima Hinaan Kalian | 35
36
Ku Terima Hinaan Kalian | 36
37
Ku Terima Hinaan Kalian | 37
38
Ku Terima Hinaan Kalian | 38
39
Ku Terima Hinaan Kalian | 39
40
Ku Terima Hinaan Kalian | 40
41
Ku Terima Hinaan Kalian | 41
42
Ku Terima Hinaan Kalian | 42
43
Ku Terima Hinaan Kalian | 43
44
Ku Terima Hinaan Kalian | 44
45
Ku Terima Hinaan Kalian | 45
46
Ku Terima Hinaan Kalian | 46
47
Ku Terima Hinaan Kalian | 47

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!