Tampak seorang wanita tengah duduk dimeja riasnya, ia telah selesai merias dirinya, dan mulai berdiri melihat pantulan dirinya di cermin, memutarkan badanya, ke kanan dan kiri, memastikan penampilannya sudah sempurna.
Malam ini, dokter Feby sangat ingin terlihat cantik dihadapan semua orang, terutama dihadapan dokter Dika. Dia menggunakan gaun tanpa lengan berwarna merah menyala, kulit putihnya terlihat kontras, dengan warna baju yang dikenakanya, rambut yang tergerai, dan di curly dibagian bawahnya, membuatnya terlihat sangat cantik.
Dia turun menemui semua tamu yang sudah mulai berdatangan. Semua tamu memuji penampilan dan kecantikannya malam ini, membuatnya tidak sabar untuk bertemu dengan tamu spesialnya, yakni dokter Dika.
Sebentar lagi acara akan dimulai, namun orang yang diharapkan oleh dr Feby, belum juga datang, ia mulai terlihat cemas. Pandangannya terus tertuju pada pintu masuk, mengharap dokter Dika ada disana, namun yang diharapkannya tak kunjung datang, hingga akhirnya acara pun dimulai.
Terlihat aura kekecewaan di wajah cantik itu, hingga ia sudah kehilangan semangat dipesta ulang tahunnya. Tadinya dokter Feby akan mengenalkan dokter Dika pada teman-temanya, namun rencananya gagal.
Satu persatu, tamu pun sudah mulai pulang.Tiba- tiba, dua orang tamu datang disaat pesta itu sudah akan selesai, mereka adalah dr Dika dan dr Tama. Mereka datang terlambat, karena Tama ada pasien darurat. Dika tidak mau pergi sendirian, akhirnya ia menunggu Tama.
Dokter Feby yang melihat dr Dika datang, langsung menghampirinya.
"Maaf kami terlambat." Ucap Dika.
"Gapapa dokter, terima kasih sudah datang. Tadinya saya fikir anda tidak akan datang."Jawab Feby.
"Tadi ada pasien darurat, jadi kami terlambat." Jelas Tama.
Dika dan Tama memberikan kado mereka. Tak lupa mengucapkan selamat pada dokter Feby, lalu pamit.
"Kenapa buru-buru dokter? Anda baru saja datang." Tanya Feby.
"Sudah malam. Lagi pula pestanya sudah selesai, lebih baik kami pulang." Jawab Dika
Dokter Feby menahan mereka, namun mereka tetap pergi. Dokter Feby pasrah, walau hatinya merasa kecewa.
...
1minggu kemudian.
Semua keluarga bu Nur, sudah bersiap-siap pergi, ke rumah pak Anggara. Hari ini hari libur nasional, tapi Isma tetap bekerja, karena jatah liburnya tetap hari sabtu dan minggu.
Sudah jam 4.00 sore, Dika berniat pulang lebih dulu, karena bu Nur dan suster Heni akan menginap disana.
"Kak aku keluar dulu sebentar, ada urusan." Pamit Dika pada kakaknya. "Kamu masih mau disini Rey?." Tanya Dika pada anaknya Reyhan
"Iya pah, nanti aku pulang sama Dimas." (anak pak Anggara).
"Ya sudah, papa duluan kalo gitu." Dika meninggalkan rumah kakaknya, karena berniat akan mengantarkan Isma pulang. Hari ini dia tau Isma tidak membawa motornya. Dika melajukan mobilnya kencang, tapi perjalanannya harus terhambat, karena kemacetan sore itu, membuatnya terlihat kesal.
Setelah berhasil keluar dari kemacetan, kini Dika sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Ia melihat Isma keluar dari gerbang rumah, dan hendak menaiki ojol yang sudah menunggunya. Dika segera turun dari mobilnya, dan menghampiri Isma.
"Maaf bang pesanannya dibatalkan, dan ini sebagai ganti ruginya." Dika memberikan selembar uang pada pengemudi ojol itu, dan menyuruh ojol itu pergi. Mata Isma sedikit melotot melihat kelakuan majikannya. Dika hanya tersenyum, dan menyuruh Isma masuk ke mobilnya.
"Ayo naik." Perintah Dika. Isma menatap Dika, karena heran dengan kelakuannya itu. Tapi mau tidak mau Isma masuk, dan mobil mulai meninggalkan komplek perumahan itu.
"Isma, boleh saya bertanya?."
"Silahkan."
"Kenapa kamu bekerja jadi ART, bukankah kamu seorang penata rias?."
"Jawabannya sangat sederhana dokter. Saya butuh uang."
"Apa kamu sedang dalam masalah?. Cerita saja, tidak usah sungkan." Isma Diam
"Baiklah, kalau kamu tidak mau cerita, tidak apa, asal kamu mau saya ajak makan."
"Saya sudah makan dok."
"Tapi saya belum, dan kamu harus temani saya makan." Ujar Dika. Isma kembali menatap Dika dengan tatapan heran seperti tadi, tapi Dika hanya tersenyum padanya.Isma segera memalingkan mukanya.
Dika memberhentikan mobilnya disebuah restoran. Dia mengajak Isma masuk, lalu memesan makananya pada seorang pelayan yang menghampiri mereka.
"Kamu mau pesan apa Isma?" Tanya Dika.
"Saya sudah makan dok." Jawab Isma.
"Ayolah pesan sesuatu." Kata Dika
"Jus strawbery saja."
Setelah mencatat pesanannya, pelayan pun pergi.
"Isma, apa kamu tidak mau menceritakan masalah kamu?. Saya sangat yakin saat ini kamu dalam masalah."
"Kenapa anda bisa sangat yakin?. Apa selain jadi dokter, anda juga seorang peramal?." Tanya Isma
"Saya bisa melihatnya dimata kamu." Jawab Dika.
.
.
.
Tbc☘️
Like ,vote dan komentarnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Sweet Girl
jangan jangan yg makeup Febby si Isma.
2023-08-10
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Pepet terus pa dokter 😄😄😄 jangan kasih Kendor 💪💪💪
2022-10-07
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
cie cie yg gak sabar pengen Deket Isma trus
2021-07-23
1