Pukul 8.00 malam, Isma sedang mempersiapkan surat lamaran kerja, karena besok ia akan melamar pekerjaan, tentu dengan izin dari bu Fatma. Setelah semua selesai, Isma membaringkan badan disamping anaknya Rafa, yang sudah terlelap. Isma menatap anaknya dan membelai rambutnya.
"Maafin mama Rafa, mama belum bisa jadi ibu yang baik untuk Rafa dan kak Refa. Mama akan berusaha semampu mama untuk membahagiakan kalian, walaupun ayah tidak bisa bersama kita. Besok mama akan melamar kerja, Rafa do'akan mama ya, agar mama bisa dapat kerja."
Isma sebenarnya berat untuk meninggalkan anaknya kalau dia bekerja, tapi dia tidak punya pilihan lain. Ia harus secepatnya mendapatkan uang untuk menebus tanah ibunya yang ia gadaikan. Ditambah job rias yang akhir-akhir ini sepi, membuatnya semakin yakin untuk mencari pekerjaan, toh kalaupun ada job rias, kebanyakan datang di hari sabtu dan minggu.
Isma memejamkan mata berniat untuk tidur, namun rasa kantuk belum juga datang menghampirinya. Fikirannya melayang kemana-mana hingga terhenti dikejadian tadi siang.
"Dokter Dika kenapa tadi siang genit amat ya?. Dan apa maksudnya jangan sungkan kepadanya? Tentu saja aku sungkan, kami baru beberapa kali ketemu, masa ia aku akan seberani itu padanya? Kenapa dia baik padaku? Apa dia menyukaiku?. Hahahhaa...mana mungkin, lelaki setampan dia suka sama perempuan seperti aku. Tapi kalau dia bener suka sama aku gimana?"
"Ishh....Isma apa sih yang kamu fikirkan?. Kamu kepedean bangett, kamu nggak boleh baper sama sikapnya. Apa kamu mau dilabrak istrinya? Inget!!! kamu harus jaga jarak sama dia. Dia suami orang." Setelah berdialog dalam hatinya, kini Isma pun tertidur.
Pagi Hari
Isma sudah berangkat dengan motor maticnya. Ia langsung menuju perusahaan-perusahaan yang membuka loker (lowongan pekerjaan) yang sudah ia dapatkan di internet, namun satupun tak ada yang menerimanya.
Karena yang mereka butuhkan adalah lulusan S1 atau minimal D3, sedangkan Isma hanya lulusan SMU. Isma tidak keberatan kalaupun ia harus menjadi seorang cleaning servis yang penting ia bisa mendapat pekerjaan, namun pihak perusahaan mengatakan tidak ada lowongan diposisi itu.
Ia mendatangi pabrik, toko, bahkan rumah makan, tapi hasilnya nihil. Hari sudah siang, matahari nampak sudah sangat meninggi. Isma memutuskan untuk pulang. Perutnya sudah merasa lapar. Ia memarkirkan motornya disebuah kedai ramen. Isma masuk lalu memesan satu mangkuk ramen dan segelas es jeruk.
Sambil menunggu pesanan datang, ia membuka ponselnya, dan mulai mencari info loker lagi. Semua loker yang ia lihat, rata-rata membutuhkan lulusan minimal D3. Hingga matanya terhenti disebuah loker yang tidak menuliskan syarat pendidikan untuk pekerjaanya.
PENDIDIKAN BUKAN MASALAH,YANG PENTING PUNYA KEAHLIAN, JUJUR, SOPAN DAN MAU BEKERJA KERAS.
Loker ini baru dimuat satu jam yang lalu,
Isma tertarik melihat iklan loker itu. Ia membaca karena penasaran, pekerjaan apa kiranya dengan syarat seperti itu.
Namun tidak dijelaskan pekerjaan apa yang dimaksud, hanya ada sebuah nomor telefon tertera disana. Pesanan Isma pun datang, Isma makan sambil memikirkan info loker tadi.
"Sebenarnya pekerjaan apa yang dimaksud di iklan ini? Apa jangan-jangan ini penipuan, atau sebuah jebakkan?. Atau mungkin yang membuat iklan ini adalah seorang G***O yang sedang mencari seorang wanita untuk dijadikan P*****R." Gumamnya.
Isma masih duduk dikedai ramen itu, entah kenapa ia merasa sangat penasaran dengan loker ini. "Aku jadi penasaran dengan pekerjaan ini, apa aku hubungi saja ya?. Daripada nanti aku gak bisa tidur, lebih baik aku hubungi nomor ini."
Akhirnya Isma menghubungi nomor Itu, dan tersambung
"Hallo !! Suara perempuan dari seberang sana.
"Hallo, Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
"Maaf bu, saya Isma. Saya mendapatkan nomor ini dari iklan loker di internet.
"Ohh...anda mau melamar kerja?."
"Iya bu, tapi maaf kalo saya boleh tahu pekerjaan apa ya bu? Soalnya diiklan itu tidak dijelaskan apa pekerjaannya."
"Kalo anda serius, anda bisa datang ke alamat saya besok jam 12.00 siang, nanti saya kirim alamatnya. Gimana?"
"Baik bu."
"Ya sudah sekarang saya kirim alamatnya. Assalamualaikum"
"Wa alaikum salam."
Isma semakin curiga dengan pekerjaan ini. Kenapa tidak langsung sebutkan saja pekerjaannya. Batin Isma. Dan
Ting!
Ting!
Dua pesan masuk di hp Isma dan perempuan tadilah yang mengirim.
*Jln mawar no 120,Blok C 15
rumah ibu Hj Siti Nurhasanah
Kalau anda serius, anda harus datang tepat waktu karena saya hanya membutuhkan satu orang saja dari sekian banyak pelamar.
Saya tunggu anda. Sampai jumpa besok.!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Sweet Girl
ibu nya dr.Dikka, ternyata
2023-08-10
1
Desy Fitriani
tapi mungkin ga sih rumah mucikari nya seorang hj
2023-01-08
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
kalau jodoh memang tidak kemana 😄😄😄 wah pasti ini ibunya pak dokter Dika
2022-10-07
1