30 menit kemudian, Dika sudah selesai dengan semua pasiennya. Dia membersihkan diri, lalu keluar dari ruang operasi menuju igd, untuk menemui Isma dan Tari. Dika melebarkan matanya, mencari orang yang dimaksud, tapi dia tidak menemukannya.
"Mereka sudah pulang dok." Ucap suster mengagetkannya.
"Lhoo kok pulang?."Tanya Dika.
"Tadi saya sudah cegah mereka dok, tapi katanya mereka buru-buru. Mereka juga mengucapkan terima kasih, karena dokter sudah membiayai pengobatan mereka."Jelas suster.
Dika terlihat sedikit kecewa, karena tidak dapat bertemu dengan orang yang ia tabrak. "Oh ya sus, apa suster ada data pasien tadi?." Tanya Dika.
"Ohh, kalau data pasien, nanti saya tanya bagian administrasi dok." Jawab susuter
"Gak usah sus."
"Memangnya kenapa dok?." Tanya suster lagi.
"Saya hanya ingin meminta maaf, karena telah menabrak mereka." Jawab Dika.
"Kalau saya gak salah, tiga hari lagi mereka kontrol dok. Mungkin dokter bisa menemui mereka pas nanti kontrol."
"Oh ya?. Oke kalau begitu, makasih infonya sus." Ucap Dika
" Iya sama-sama, dok."
**************
Tiga hari kemudian, hari ini adalah jadwal Isma dan Tari kontrol. Isma mengajak Tari, namun Tari tidak mau, dengan alasan ia sudah merasa sembuh. Akhirnya hanya Isma yang pergi. Dia ditemani Anggia.
Mereka berangkat sangat pagi, mengingat ia menggunakan layanan BPJS, jadi harus mengantri dari subuh, agar dapat nomor awal untuk pendaftaran. Setelah satu jam menunggu, akhirnya Isma dipanggil ke loket pendaftaran, lalu ia menyerahkan surat kontrol, dan dipersilahkan mengantri ke poli umum, dengan membawa surat pengantar dan tertulis sebuah nama disana "dr.Tama Nugraha." Ia lalu masuk ke poli umum, dan duduk diruang tunggu yang disediakan.
Setelah menungguz akhirnya Isma dipanggil. Dia masuk, sedangkan Anggia menunggu diruang tunggu. "Selamat pagi!! Sapa dokter itu ramah.
"Pagi dokter!!. Balas Isma.
Setelah mengajukan beberapa pertanyaan pada Isma, dr Tama pun memeriksanya. Dia langsung mengecek perut Isma, yang katanya masih suka nyeri itu.
"Maaf bu, ini bekas luka operasi apa? Sc ya?." Tanya dr Tama.
"Oowhh iyaa dok, ini bekas sc, saya dua kali sc."Jawab Isma
"Hmmm.... saya ngerti sekarang, kenapa perut ibu masih suka nyeri. Ini pasti ada hubungannya dengan luka bekas sc ini. Karena kalau luka memarnya, seharusnya sudah tidak terasa nyeri. Sebaiknya ibu memeriksakannya ke dr obygn atau poli kandungan." Kata dokter Tama.
"Apa harus dok?." Tanya Isma.
"Iya bu lebih baik begitu. Saya takut ada luka di dalam. Kalau ibu mau, saya buatkan surat pengantar sekarang, mumpung masih pagi." Jawab dokter
"Iya dok gimana baiknya aja." Kata Isma. Dokter Tama memberikan surat pengantar pada Isma, dan ia langsung menuju ke poli kandungan.
Isma dan Anggia melangkahkan kaki, menuju poli kandungan, yang jaraknya hanya sekitar beberapa meter dari poli umum. Isma dan Anggia masuk ke poli itu.
Karena ini poli kandungan, tentunya pasien yang mengantri disini, kebanyakan ibu hamil.
Isma duduk dibangku paling pojok, karena hanya disana bangku yang terlihat masih kosong. Dia duduk di sebelah ibu yang perutnya sudah sangat buncit, dan disebelahnya ada suaminya menemani. "Berapa bulan mbak?." Tanya Isma.
"9 bulan". Jawabnya.
"Owhh alhamdulillah, sebentar lagi lahiran ya." Ucap Isma lagi
"Iyaa." Sahut ibu itu tersenyum ramah. "Mbak periksa kandungan juga?." Tanyanya pada Isma.
"Ohh enggak, saya hanya check up."
Tiba-tiba suster memanggil nama pasien, dan ternyata ibu yang disebelah Isma yang dipanggil.
Isma memperhatikan semua ibu hamil yang ada disana. Mereka semua didampingi suaminya. Ia teringat saat ia hamil dulu.
Suaminya Iwan selalu setia mengantarnya memeriksakan kandungan, bahkan sampai rela tidak masuk kerja, hanya karena ingin menemaninya pergi ke dokter kandungan atau bidan. Isma sangat merindukan suaminya saat ini. Dulu ia selalu mengantar Isma, kemanapun Isma pergi. Tapi sekarang, Isma melakukan segalanya tanpa suaminya, bahkan mengurus dan menghidupi anak-anaknya, ia lakukan sendiri.
Tak terasa, air mata menetes dipipinya, dan jatuh membasahi punggung tangannya, membuat dia tersadar. Isma langsung mengusap air matanya, lalu melihat ke sekeliling, takut kalau ada yang melihat air matanya. Tapi untunglah tidak ada yang melihatnya, bahkan Anggia pun kelihatan asyik memainkan ponselnya.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kini giliran Isma diperiksa oleh dr kandungan itu.
dr Danuarta Sanjaya, Isma melihat namanya diluar ruangannya tadi. Dokter Danu bertanya pada Isma mengenai keluhannya. Setelah Isma menjelaskan apa yang dia rasa, dokter Danu memeriksanya dan melakukan USG.
"Hmmm.. iya bu. Sepertinya luka sayattan di dalam agak bengkak. Sebaiknya ibu jangan terlalu capek, dan jangan mengangkat yang berat-berat dulu." Saran dokter Danu.
Dan pemeriksaan selesai
"Ini resepnya, dan ini saya kasih surat kontrol. Kalau dalam seminggu nyerinya nggak berkurang, ibu harus kontrol lagi. Tapi sebaiknya ibu memang harus tetap kontrol apapun yang terjadi, selama satu minggu kedepan." Kata dokter itu.
"Baik dok. Terima kasih. " Ucap Isma, lalu keluar dari sana.
.
.
Bersambung🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
ngeri banget bayangin nya 😯😯😯 semoga lekas sembuh
2022-10-07
1
Iie Bae
aq sc sekali aja kapok
2021-12-23
1
Eti Rahmawati
bekas SC itu emang lama,aku juga udah 13 tahun masih suka kerasa sakit dann ngilu
2021-08-20
1