Bab 6

Disinilah berada sekarang, di rumah orang tua angkat Aisyah.

"Wahhh... Bu....lihat nih, siapa yang datang!!" teriak Rika, melihat Aira.

"Apa sih kak?!" teriak teriak aja!?" ucap Bu Ana , keluar dari dalam rumahnya.

"Ini bu... ada pasangan mesum datang kerumah kita?!" tunjuk Rika ke arah Rido dan Aisyah.

Bu Ana lansung menoleh ke arah mereka.

"Ngapain kamu ke sini, ngak puas bikin malu kami, masih berani nginjakin kaki di sini, emang benar ya nemu di tempat sampah, kelakuan juga kayak sampah?!" sarkas bu Ana.

Nyesss.... hati Aisyah rasa tertusuk ribuan jarum.

Rido lansung memegang tangan sang istri , untuk memberikan kekuatan.

"Aku mau ambil barang barang aku Bu?!" ucap Aisyah pelan.

"Oh... mau ngambil barang barang loe, ambil sana, tadinya gue mau bakar, tapi gue geli megang barang barang loe, jijik gue!!" sarkas Rika, yang tak ada hormat hormatnya pada sang kaka.

"Sudah sana ambil, jangan tinggalin satu barang apa pun di sini, jijik kami melihatnya, dan cepat pergi dari sini, takut kami terkena apes dari kalian?!" sarkas Bu Ana.

Aisyah dan Rido masuk ke dalam rumah, mencari kamar tempat Aisyah tidur.

Rido begitu miris melihat tempat tinggal Aisyah, dan pakaian Aisyah tak ada satupun yang layak pakai. termasuk pakaian sekolahnya.

"Sayang?!" ucap Rido.

"Iya kak?!" Aisyah lansung melihat sang suami.

Pisahin buku buku sama surat pentingnya sayang, pakaiannya masukin ke kantong kresek aja, nanti kita beli pakaian adek.

Aisyah menut dengan ucapan sang suami.

"Sudah selesai kalian, pergilah dari sini, jijik kami melihatnya?!" ucap Bu ana, melihat Aisyah dan Rido keluar dari kamar Aisyah.

"Sudah Bu, aku pergi dulu, "terima kasih" sudah memberi aku tempat tinggal selama ini?!" ucap Aisyah tulus.

"Sudahlah, pergi sana!!" sarkas Bu Ana.

Rido memegang tangan Aisyah dan membawanya pergi.

"Itu buang aja sayang?!" menunjuk katong yang berisi pakaian Aisyah itu, setelah mereka sampai di tempat sampai.

"Iya ka?!".Aisyah melempar kantong kresek itu di san.

Rido melajukan motor meticnya di jalan raya, dia sengaja membawa motor metic agar bisa menapung barang barang sang istri.

Rido berhenti di sebuah mall dan mengajak Aisyah, membeli pakaian sekolah dan pakaian rumahnya.

"Pilih lah sayang, ambil pakaian sekolah dulu abis itu kita cari pakaian rumah, dan buat pergi pergi, sepatu tas kamu sayang?!" ucap Rido lembut.

"Tapi kak, pasti semuanya butuh uang banyak?!" ucap Aisyah tak enak hati.

"Hayy... kenapa ngomong gitu, uang urusan abang sayang, beli lah apa yang adek butuh kan, semuanya akan abang bayar?!" ucap Rido sungguh sungguh.

Aisyah mengangguk kan kepalanya, dan lansung berburu di mall sana.

Setelah mendapatkan semu kebutuhan Aisyah, Rido mengajak Aisyah ke sebuah toko mas, untuk membeli cincin kawin untuk sang istri.

"Kenapa kita kesini kak?!" tanya Aisyah.

"Saat kaka nikahin Ica, kaka belum sempat beliin Ica cincin nikah sayang, jadi sekarang kita beli cincin dulu ya?!" ucap Aisyah.

"Ngak pa apa bang, itu ngak penting, yang penting sekarang kita sudah nikah?!" ucap Aisyah tak enak hati, karena sudah menghabiskan banyak uang Rido dan sekarang Rido membawanya ke toko mas, tentu saja dia menolak, Aisyah takut membebani sang suami.

"Tidak apa sayang, uang kaka banyak kok, jangan khawatir soal uang?!" ucap Rido, dia tau istri cantiknya itu pasti memikirkan uangnya yang akan habis.