Ide sesat

...🔥🔥🔥...

"Aku rasa ada yang salah dengan minuman itu, sayang!" Pricil memeluk tubuh Prayoga.

"Masa sih? Aku rasa diri mu yang salah, sayang!" Prayoga menyeringai, jangan sampai Pricil menanyakan hal ini lagi pada pihak hotel.

Pricil mengerutkan keningnya, "Kenapa jadi aku yang salah?" Tanyanya dengan polos.

Hap.

"Kyaaa!"

Bukannya menjawab pertanyaan Pricil, Prayoga justru menggendong tubuh Pricil dengan ke dua tangan nya, membawa tubuh Pricil memasuki kamar mandi.

"Kenapa kau membawa ku ke sini, Yoga?" Pricil mengalungkan ke dua tangannya di leher Prayoga.

"Tentu saja agar kau lekas mandi! Memang perut mu tidak ingin kau isi dengan sarapan hem?" Prayoga menurunkan tubuh Pricil, saat ke duanya sudah berada di dalam kamar mandi.

"Baik lah, seperti nya suami ku ini sudah tidak sabar untuk sarapan!" Pricil menyusuri dahi Prayoga yang turun ke batang hidungnya yang mancung, lalu turun ke bibir tipis Prayoga dengan jari tengahnya.

Prayoga menahannn dan menyesappp, jari tengah Pricil yang tadi mendarat di bibirnya.

"Awwhhh kau nakalll Yoga!" Pricil memukulkan tangannya di bahu Prayoga dengan manja.

Cup.

Prayoga mengecup kening Pricil, "Mandi lah, biar ku tunggu kau di kamar! Masih ada beberapa hal yang harus aku urus."

"Iya, aku mengerti sayang!" Ucap Pricil.

Prayoga meninggalkan Pricil di dalam kamar mandi. Setelah indra pendenggaran Prayoga mendengar suara gemericik air, Prayoga mulai melakukan tingkah tidak terpuji nya.

Prayoga mendaratkan bobot tubuhnya di atas sofa, yang ada di dalam kamar hotel, tempat ia bermalam.

Prayoga menghubungi seseorang dari hapenya, "Hai sayang, cara mu sungguh luar biasa! Sepertinya aku harus memberikan apresiasi pada mu, sayang!" Ujar Prayoga yang matanya terus mengawasi pintu kamar mandi.

[ "Memang kau akan memberikan aku apa, sayang ku?" ] Tanya Stella dengan suaranya yang mendayu dayu.

"Kau ingin apa, sayang? Biar aku minta kan pada asisten ku, untuk menyiapkan apa yang kau inginkan."

["Bagai mana jika aku mengingin kan, diri mu sayang? Aku juga ingin merasakan jadi seorang istri itu seperti apa!" ] Ujar Stella dengan suaranya yang tampak memohon..

"Apa aku tidak salah mendengar nya, Stella? Kau sendiri yang belum siap, untuk menyandang status istri dari seorang pria yang bernama Prayoga!" Ledek Prayoga.

["Itu kan dulu sayang, berbeda dengan sekarang." ] Kilah Pricil.

"Tapi maaf sayang, aku tidak bisa membawa mu untuk terikattt dengan status pernikahan."

Stella yang mendengarnya langsung terkesiap mendengar apa yang di katakan Prayoga.

[ "Bagai mana mungkin! Kau pasti sedang mengada ada, sayang?" ]

Prayoga berkata dengan lembut, "Memang itu aturan di keluarga besar ku, sayang! Kami hanya boleh memiliki satu istri dan setia pada satu istri."

[ "Justru kau harus membuat gebrakan dalam keluarga mu, sayang! Menikahi ku, dan kita hidup bersama dengan bahagia." ]

Belum lagi Prayoga menjawab, ide sesat dari Stella, dirinya kini di kejutkan dengan pintu kamar mandi, yang di buka oleh Prayoga.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka, nampak Pricil yang mengenakan handuk, untuk menutupi dadanya hingga batas pangkal pahanya.

Prayoga menatap Pricil tanpa berkedip, gila Pricil, tubuh lo mulusss banget!

Prayoga merubah cara bicaranya. Menjadi lebih formal saat dirinya berbicara di telponnya. Ia berusaha menutupi rasa keterkejutan nya.

Ke dua mata Prayoga dan Pricil saling tatap, saling terpana dengan tatapan lawannya. Pricil mengawasi dan mengamati dari ke jauhan tingkah Prayoga.

"Iya pak, baik pak. Akan segera saya usahakan. Kalo bisa dalam waktu dekat ini pak." Ucap Prayoga pada Stella, berpura pura jika dirinya tengah membahas pekerjaan.

[ "Dasarrr sayang, pasti istri bodohhh mu itu sedang bersama dengan mu kan?" ]

Bersambung...

...🔥🔥🔥🔥...

Bermula dari ke gabutan menjadi tulisan.

Jangan lupa like dan komen 🤭

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***