Bab 4. Amanat Mendiang Duke Leandra

Siapa yang akan menyangka bahwa di dalam kereta kuda murah tanpa penjagaan pengawal khusus di dalamnya ada seorang putri bangsawan Duke?

Kereta kuda itu terus berjalan menuju gerbang masuk belakang Grand Duchy of Aldrich. Aimee hanya ditemani oleh Berlianda dan Cecilia, sedangkan Louis Ksatria pribadinya mengawasi dari jauh.

Setelah sampai, seseorang segera membukakan pintu untuk Aimee. Aimee bergegas turun, dibantu oleh Berlianda dan Cecilia.

"Selamat datang di Grand Duchy of Aldrich, Lady Aimee Leandra. Perkenalkan nama saya Daniel Zynx, saya adalah tangan kanan yang mulia Grand Duke." Seorang pria berambut pirang membungkuk ke arah Aimee.

Aimee menatap Daniel datar, kemudian membalas seadanya. "Senang bertemu dengan anda, Lord Daniel. Tolong tuntun saya ke tempat Grand Duke berada."

Daniel mengangguk singkat, kemudian menjawab,"Dengan senang hati, Lady. Mari ikuti saya."

Daniel Zynx, dia adalah Ksatria bergelar bangsawan Marquess. Daniel mengabdikan dirinya kepada Althaf Aldrich, pria itu telah melewati ribuan peperangan mendampingi Althaf. Kemampuan serta insting bertarungnya tidak dapat diremehkan.

Aimee berjalan di belakang Daniel, sampai akhirnya mereka tiba di ruangan berpintu besar lantai dua dari Grand Duchy of Aldrich. Kastil yang hampir lebih besar dari Istana.

"Saya hanya dapat mengantar anda sampai di sini, begitu juga dengan dua pelayan wanita di belakang Lady. Grand Duke ada di dalam, silahkan masuk," ucap Daniel sembari membukakan pintu.

Berlianda dan Cecilia tampak tidak setuju jika harus membiarkan Lady mereka menemui Grand Duke sendirian, mereka terlalu khawatir. Tetapi Aimee meyakinkan mereka berdua dengan tatapan meyakinkan, kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan sambil menarik napas dalam.

Aimee berjalan tegak, matanya menatap sosok pria yang berdiri di dekat jendela menatap langit malam yang gelap. Tidak ada bintang malam ini, Aimee tidak mengerti apa yang tengah pria itu nikmati.

Sosok pria berpostur profesional, tegap, bahunya lebar, serta aura dingin yang mencekik mengelilingi sosoknya. Pria itu tak lama kemudian menoleh, menatap Aimee dengan sepasang bola mata dinginnya yang lebih gelap dari malam. Pria itu adalah Grand Duke Aldrich, adik paling kecil Kaisar, paman muda Putra Mahkota dan pangeran kedua, Althaf Aldrich.

"Aimee menyapa yang mulia Grand Duke Aldrich." Aimee segera membungkuk begitu melihat Althaf menoleh.

Tanpa menghiraukan salam Aimee, Althaf segera duduk di kursi meja makan sambil berkata,"Duduk."

Aimee dengan cepat patuh dan duduk berseberangan dengan Althaf. Jantungnya tidak bisa berhenti berdebar, ini adalah pertama kalinya dia melakukan kontak sedekat ini dengan Althaf. Melihat Althaf dari jauh saja Aimee sudah merasakan aura mengintimidasinya, apa lagi jika sedekat ini.

"Saya harap makanan itu sesuai dengan selera Lady Aimee," ucap Althaf.

Aimee berusaha tersenyum senatural dan setulus mungkin, lalu menjawab,"Sebuah kehormatan dapat melaksanakan makan malam bersama dengan yang mulia."

"Saya dengar adik anda, Abighail Leandra belum bisa mengisi posisi Duke Leandra karena study-nya yang berada di luar Kekaisaran?" tanya Althaf, pria itu mulai mengambil garpu dan pisau steak.

Aimee mendadak kaku saat mendengar ini, bagaimana mungkin Althaf mengetahui informasi yang bahkan belum tentu seluruh keluarga Leandra mengetahuinya?

"Benar, yang mulia. Adik saya lebih memilih menyelesaikan study-nya terlebih dahulu," jawab Aimee.

Althaf mengangguk singkat, lalu bertanya lagi,"Lalu sebagai gantinya kau yang menjadi kepala keluarga sementara menggantikan Abighail Leandra?"

Aimee terdiam beberapa detik untuk berpikir, saat ingin menjawab tiba-tiba Althaf menimpali,"Ambil alih Leandra."

Aimee mengerutkan keningnya. "Maaf?"

"Ambil alih Leandra selama Abighail masih berada di luar Kekaisaran," ulang Althaf.

Aimee tersenyum tipis. "Bagaimana mungkin? Saya hanya seorang wanita yang gemar melakukan bisnis, tidak memiliki dukungan di dunia politik."

"Saya yang akan mendukung Lady Aimee," jawab Althaf.

Aimee terdiam, menatap Althaf lekat. Dia heran, mengapa tiba-tiba Althaf memberikan tawaran seperti itu?

"Thomas Leandra, dia bukan tempat yang cocok untuk kau jadikan sandaran bersama adikmu Abighail," ucap Althaf.

Aimee menaikkan alis kirinya. "Apa maksud yang mulia?" Jantungnya berdebar saat mendengar ini.

"Thomas Leandra juga memiliki ambisi untuk menjadi kepala keluarga Leandra, saat ini dia melihat celah bahwa keadaan keluarga utama Leandra sedang goyah, pasti dia tidak akan tinggal diam. Jangan percaya dengan ucapan menenangkan sok bijak miliknya," jawab Althaf.

Aimee diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Thomas Leandra? Jika memang apa yang dikatakan Althaf benar, Aimee berarti harus menyiapkan ide dan rencana baru. Tetapi sekarang Aimee masih berusaha bersikap tenang, dia tidak boleh gegabah dan kemakan ucapan Althaf begitu saja. Dia dan Althaf tidak dekat, tidak ada sejarahnya juga Leandra dan Aldrich memiliki hubungan yang sangat erat.

Saat Aimee masih sibuk berpikir, tiba-tiba Althaf mengeluarkan sebuah amplop cokelat yang berisi sebuah kertas. Althaf memberikannya ke Aimee, Aimee dengan cepat mengambil surat tersebut dan membuka amplop-nya.

Aimee membaca isi kertas tersebut, tanpa sadar kedua tangannya mencengkeram kertas tersebut. Selesai membacanya, Aimee masih berusaha keras untuk membuat dirinya bersikap tenang. Aimee menaruh kertas itu kembali ke dalam amplop, lalu menatap Althaf dingin.

"Atas dasar apa mendiang ayah saya memberi pesan untuk menikah dengan anda? Sebelumnya Leandra dan Aldrich tidak pernah memiliki hubungan yang terlalu erat atau pun buruk," ujar Aimee, dia masih tidak mempercayai apa yang sudah dia baca di kertas itu.

Kertas itu berisi surat perjanjian dan amanat mendiang ayahnya, bahwa setelah ayahnya meninggal, Aimee akan menikah dengan Althaf untuk melindungi keluarga Leandra. Mengapa ayahnya tidak pernah mengajaknya berbicara tentang hal ini?

Beberapa detik kemudian, Aimee tersadar akan sesuatu ....

"Mendiang Duke Leandra memilih pihak Putra Mahkota," ucap Althaf, membuat Aimee terbelalak menatap Althaf.

"Yang mulia," panggil Aimee dengan suara rendah, wanita itu berkali-kali berusaha mengatur perasaan tenangnya.

Setelah Althaf menatapnya, Aimee baru menambahkan,"Sebenarnya apa yang terjadi?"

Althaf tersenyum tipis, lalu menjawab,"Perebutan takhta, apa lagi? Konflik ini tumbuh semakin panas di belakang Kaisar, tetapi aku tidak benar-benar yakin bahwa Kaisar tidak mengetahui masalah ini. Seluruh bangsawan sudah terbagi menjadi dua kelompok, saat ini hanya tersisa Leandra yang menjadi satu-satunya keluarga bangsawan yang masih belum memilih salah satu kubu."

Aimee diam, dia kembali larut ke dalam pikirannya. Putra Mahkota, pangeran kedua, Grand Duke Aldrich. Jika konflik perebutan takhta ini sangat besar sampai kemungkinan akan menimbulkan peperangan, Leandra memang harus segera memilih antara Putra Mahkota dan pangeran kedua. Tanpa memilih pun, Leandra -- bukan, tetapi dirinya sendiri seperti memang harus mencari tempat berlindung yang kokoh seperti Grand Duke Aldrich.

Saat ini tidak hanya kursi takhta Kaisar yang panas, tetapi juga posisi Duke Leandra selanjutnya. Di dalam Leandra juga masih terdapat masalah besar, para cabang keluarga Leandra juga sedang berlomba-lomba untuk menjadi keluarga utama dari Leandra.

Aimee dan Abighail tidak memiliki pendukung yang kuat untuk melawan orang-orang yang ingin merebut posisi Duke Leandra dari tangan adiknya. Aimee memang aktif beraktivitas di luar rumah, tetapi yang dia lakukan adalah berbisnis, bukan berpolitik. Sementara Abighail, anak itu jarang ikut kegiatan sosial atau perkumpulan bangsawan karena sibuk belajar di luar Kekaisaran. Jadi jika sekarang dia harus bertarung dengan bagian keluarganya sendiri, Aimee dan Abighail belum tentu menang.

Amanat mendiang ayahnya mungkin bermaksud agar Abighail adiknya dapat memiliki dukungan yang kuat dari Grand Duke melalui dirinya. Karena jika ingin menggunakan cara lain seperti berbisnis, Aimee ragu Althaf akan menyetujuinya. Karena ... hal apa yang tidak dimiliki oleh seorang Grand Duke? Tidak ada penawaran luar biasa juga yang dapat dirinya berikan kepada Althaf.

"Sebelum benar-benar memejamkan mata, mendiang ayah saya sempat mengucapkan tiga kata. Nama pangeran kedua, nama anda, dan ... menikah," ujar Aimee setelah cukup lama larut di dalam pikirannya.

Althaf menaikkan alis kirinya, setelah itu menaruh kembali garpu dan pisau steak miliknya. "Apa Lady yakin nama saya yang disebutkan sebelum kata menikah?"

Aimee mengangguk cepat. "Sangat yakin."

Episodes
1 Bab 1. Althaf dan Aimee
2 Bab 2. Kisah Masa Lalu di Balik Lukisan Pernikahan
3 Bab 3. Masa Depan Leandra Berada di Keputusan Aimee
4 Bab 4. Amanat Mendiang Duke Leandra
5 Bab 5. Kegelisahan Aimee
6 Bab 6. Kejutan Dari Musuh Harus Dibalas
7 Bab 7. Rencana Aimee
8 Bab 8. Pangeran Kelima Kekaisaran Timur
9 Bab 9. Makan Siang Bersama di Grand Duchy
10 Bab 10. Anda Selalu Membuat Keputusan Sepihak Untuk Masalah Internal Kita
11 Bab 11. Berakting Seperti Suami dan Menantu Yang Baik
12 Bab 12. Tidur Bersama Yang Kedua Kalinya
13 Bab 13. Issac Menjahili Althaf Dengan Kalimat Berbisanya
14 Bab 14. Dessert Spesial Untuk Althaf
15 Bab 15. Rasa Dessert Yang Sebenarnya
16 Bab 16. Terima Kasih, Grand Duchess, Istriku
17 Bab 17. Lebih Baik Cerai
18 Bab 18. Kau Tidak Pernah Berpikir Bagaimana Menjadi Aku!
19 Bab 19. Penjara Cinta Dingin Althaf
20 Bab 20. Kepulangan Liliana
21 Bab 21. Satu Kamar?
22 Bab 22. Gosip Mengenai Grand Duchess
23 Bab 23. Pesta Penyambutan Perwakilan Kekaisaran Timur
24 Bab 24. Perasaan Gila Pangeran Kedua
25 Bab 25. Sudah Pasti Jebakan
26 Bab 26. Grand Duke, Apakah Anda Cemburu?
27 Bab 27. Kecupan Sebelum Tidur
28 Bab 28. Membicarakan di Depan Wajah Yang Dibicarakan
29 Bab 29. Jika Mereka Melukaimu, Maka Mereka Juga Melukaiku
30 Bab 30. Seharusnya 'Putri Mahkota', bukan 'Grand Duchess'
31 Bab 31. Lucu
32 Bab 32. Agatha Malio, Istri Pangeran Kedua
33 Bab 33. Dinding Grand Duchy Lebih Tebal Dari Pada Dinding Istana Kekaisaran
34 Bab 34. Bukankah Cinta Memang Seperti Itu?
35 Tenang, bukan tentang mogok nulis kok~
Episodes

Updated 35 Episodes

1
Bab 1. Althaf dan Aimee
2
Bab 2. Kisah Masa Lalu di Balik Lukisan Pernikahan
3
Bab 3. Masa Depan Leandra Berada di Keputusan Aimee
4
Bab 4. Amanat Mendiang Duke Leandra
5
Bab 5. Kegelisahan Aimee
6
Bab 6. Kejutan Dari Musuh Harus Dibalas
7
Bab 7. Rencana Aimee
8
Bab 8. Pangeran Kelima Kekaisaran Timur
9
Bab 9. Makan Siang Bersama di Grand Duchy
10
Bab 10. Anda Selalu Membuat Keputusan Sepihak Untuk Masalah Internal Kita
11
Bab 11. Berakting Seperti Suami dan Menantu Yang Baik
12
Bab 12. Tidur Bersama Yang Kedua Kalinya
13
Bab 13. Issac Menjahili Althaf Dengan Kalimat Berbisanya
14
Bab 14. Dessert Spesial Untuk Althaf
15
Bab 15. Rasa Dessert Yang Sebenarnya
16
Bab 16. Terima Kasih, Grand Duchess, Istriku
17
Bab 17. Lebih Baik Cerai
18
Bab 18. Kau Tidak Pernah Berpikir Bagaimana Menjadi Aku!
19
Bab 19. Penjara Cinta Dingin Althaf
20
Bab 20. Kepulangan Liliana
21
Bab 21. Satu Kamar?
22
Bab 22. Gosip Mengenai Grand Duchess
23
Bab 23. Pesta Penyambutan Perwakilan Kekaisaran Timur
24
Bab 24. Perasaan Gila Pangeran Kedua
25
Bab 25. Sudah Pasti Jebakan
26
Bab 26. Grand Duke, Apakah Anda Cemburu?
27
Bab 27. Kecupan Sebelum Tidur
28
Bab 28. Membicarakan di Depan Wajah Yang Dibicarakan
29
Bab 29. Jika Mereka Melukaimu, Maka Mereka Juga Melukaiku
30
Bab 30. Seharusnya 'Putri Mahkota', bukan 'Grand Duchess'
31
Bab 31. Lucu
32
Bab 32. Agatha Malio, Istri Pangeran Kedua
33
Bab 33. Dinding Grand Duchy Lebih Tebal Dari Pada Dinding Istana Kekaisaran
34
Bab 34. Bukankah Cinta Memang Seperti Itu?
35
Tenang, bukan tentang mogok nulis kok~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!