The Grand Duchess Aldrich
Kesibukan luar biasa terlihat dari dalam dan luar Kastil keluarga bangsawan paling berpengaruh di Kekaisaran Ventumia, bangsawan Aldrich.
Para pelayan sibuk mondar-mandir ke sana dan kemari, membersihkan setiap jengkal Kastil dan menata hiasan indah yang elegan untuk menyambut kedatangan seseorang.
"Sial! Siapa yang memasang gorden berwarna hijau di sini?!" Kepala pelayan wanita di kediaman Aldrich tersebut mengumpat pada saat melihat warna gorden baru yang dipasang di setiap jendela-jendela besar Kastil.
Mata kepala pelayan tersebut melirik tajam ke salah satu pelayan muda yang sedang mondar-mandir mengurus pekerjaan lain, lalu tangan kanannya menahan bahu pelayan wanita muda tersebut dan berkata,"Katakan kepada pelayan yang bertanggung jawab pada pemasangan gorden Kastil, ganti warnanya! Bagaimana mungkin dia lupa bahwa Grand Duchess tidak menyukai warna ini?!"
"Ba-- baik!" jawab pelayan wanita tersebut dengan cepat, kemudian dia segera berlari untuk mencari pelayan yang bertanggung jawab atas gorden tersebut.
"Semuanya, lebih cepat! Grand Duchess akan tiba satu setengah jam lagi!" teriak kepala pelayan wanita, memberi peringatan untuk para pelayan lainnya.
Sementara di ruangan kerja kepala keluarga Aldrich, duduk seorang pria yang memiliki raut wajah keras, dingin, dan datar. Pria itu memiliki tatapan mata yang tajam, tidak ada satu orang gadis pun yang tidak jatuh hati pada tatapan matanya yang seperti elang. Rambutnya hitam pekat, bola matanya berwarna hitam yang lebih gelap dari pada malam.
"Istrimu akan kembali satu setengah jam lagi, kau tidak mau menyiapkan hadiah sambutan untuknya?" Tanya pria berambut merah sambil menyunggingkan senyum ke arah pria yang duduk di meja kerja sambil membaca dokumen pekerjaannya.
"Hentikan omong kosongmu," balas pria berambut hitam tersebut dengan dingin.
Pria berambut merah yang mendengar ini tertawa ringan, lalu berkata,"Setelah satu tahun pernikahan pun ternyata tidak membuat Kastil ini menjadi hangat. Althaf, apa jangan-jangan kau tidak menyukai wanita?"
Althaf Aldrich, kepala keluarga bangsawan Aldrich, sang Grand Duke itu pun segera melirik pria berambut merah dingin. "Lebih baik tutup mulutmu dan kembali ke Istana, Putra Mahkota. Atau kau ingin tetap di sini? Kebetulan halaman belakang kediaman ini masih cukup luas untuk jasadmu."
Issac Cielo, Putra Mahkota Kekaisaran Ventumia itu tersenyum makin dalam, lalu menghela napas tipis dan membalas,"Sepertinya kendala hubungan kalian ada pada dirimu. Bagaimana mungkin wanita bisa nyaman berada di dekatmu jika kau terus menerus terlihat galak dan dingin seperti ini."
Althaf yang mendengar ini hanya diam, pria itu tidak berminat terus meladeni Issac. Issac yang mendapati dirinya diacuhkan pun lagi-lagi hanya bisa menghela napas, ia sudah mengetahui bahwa Althaf tidak akan mendengarkan omongannya mengenai wanita. Apa lagi jika wanita itu adalah istrinya, Aimee Aldrich.
Issac berjalan ke arah sofa dan mengambil jubah hitam besarnya, lalu beralih berjalan menuju jendela besar yang ada di ruangan kerja Althaf. Sebelum melompat keluar, pria itu menoleh ke arah Althaf dan berkata,"Pesta penyambutan perwakilan Kekaisaran orang Timur akan segera digelar, kemungkinan Marquess Darrel akan bergerak."
Althaf yang mendengar itu hanya mengangguk singkat tanpa melirik.
Sementara itu di tempat lain, seorang wanita duduk dengan elegan di dalam kereta kuda miliknya. Ditemani oleh dua orang pelayan pribadi dari kalangan bangsawan Earl dan Viscount, mereka berdua berbincang-bincang di dalam kereta.
"Grand Duchess, apa anda sudah mendengar kabar terbaru mengenai Grand Duke?" tanya salah satu pelayan bergaun kuning yang duduk di depan perempuan yang mereka panggil 'Grand Duchess' yang tidak lain dan bukan adalah Aimee Aldrich, istri dari pernikahan politik Grand Duke Aldrich, Althaf Aldrich.
"Tidak ada kabar apa pun mengenai pria itu yang membuatku tertarik," jawab Aimee.
Berlianda dan Cecilia, kedua pelayan pribadi setia Aimee yang mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis. Mereka sudah terbiasa dengan sikap dingin Aimee.
"Saya dengar Grand Duke telah menarik seorang wanita bangsawan untuk menjadi selirnya." Tanpa menghiraukan balasan acuh Aimee barusan, Cecilia menimpali kalimat Berlianda yang sebelumnya.
Saat mendengar kabar tersebut, mata Aimee yang sedari tadi terpejam segera terbuka. Tatapan matanya yang sangat dingin menatap Cecilia.
"Berapa wanita?" tanya Aimee, mulai menanggapi Berlianda dan Cecilia.
Cecilia menggelengkan kepalanya pelan. "Saya sendiri juga kurang mengetahuinya, tetapi rumor ini selalu berkeliaran di luar tanpa sepengetahuan anda. Tidak ada yang berani membahas atau memberitahu anda tentang ini."
"Kenapa tidak berani?" tanya Aimee, alis kirinya sedikit terangkat.
"Karena takut anda akan marah dan tersinggung, yang mulia," jawab Berlianda.
Aimee menyunggingkan senyum saat mendengar jawaban Berlianda, lalu ia kembali memejamkan matanya sambil menjawab,"Bodoh. Bahkan jika Grand Duke memiliki ratusan selir di Kastil, aku tidak akan peduli. Selama selir-selir itu patuh dan tidak menaikkan kepalanya di hadapanku, kepala mereka akan selalu aman."
"Yang mulia Grand Duchess, kita sudah tiba di gerbang Kastil." Seorang ksatria dari luar kereta yang mengawal perjalanan mereka memberikan informasi.
Begitulah pernikahan politik Aimee dan Althaf berjalan, sangat dingin. Keduanya sama-sama tidak peduli dan sibuk dengan dunianya sendiri. Althaf sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Aimee. Walaupun Aimee sudah menikah dengan Althaf dan seharusnya tetap diam di Kastil dan tidak melakukan pekerjaan berat, namun Althaf tidak memberikan batasan untuk Aimee. Pria itu memberikan kebebasan untuk Aimee, karena tadi, dia sendiri juga tidak peduli dengan Aimee tetap bekerja atau berdiam diri menjadi istrinya di Kastil. Sama seperti Aimee, jika Althaf membatasi langkahnya untuk berkarir pun Aimee tidak akan mendengarkan dan tidak peduli dengan larangan Althaf.
Pintu kereta kuda dibuka, Aimee turun dari kereta dibantu oleh Ksatria yang telah bersumpah untuk setia kepadanya. Ksatria Louis.
"Selamat datang kembali, yang mulia Grand Duchess Aldrich." Sapa seluruh pelayan senior yang telah menunggu kedatangannya di depan pintu masuk Kastil.
Aimee hanya mengangguk singkat, dia segera berjalan masuk ke dalam Kastil tanpa melakukan basa-basi dengan para pelayan.
Saat Aimee berjalan masuk, dari arah tangga utama, terlihat Althaf berdiri di situ dan menatap kedatangannya dengan dingin.
Aimee berhenti, balas menatap Althaf. Di momen ini, seluruh penghuni Kastil tidak bisa berbuat apa pun, mereka ikut diam dan membeku.
"Selamat datang kembali, Grand Duchess," sapa pria berambut pirang yang berdiri di belakang Althaf. Pria itu adalah tangan kanan Althaf, Daniel Zynx.
"Ke ruangan kerjaku setelah beristirahat." Kalimat perintah yang dingin keluar dari mulut Althaf. Tanpa basa-basi lagi, pria itu membalikkan badannya dan menaiki tangga untuk menuju ruangan kerjanya lagi.
Aimee mengerutkan keningnya saat mendengar perintah Althaf, untuk apa pria itu memanggil ia ke ruangan kerjanya? Terakhir kali Aimee ke ruangan kerja Althaf, mereka bertengkar hebat yang membuat seluruh pelayan gemetar ketakutan.
Aimee menghela napas tipis diam-diam, setelah itu melanjutkan langkahnya menuju kamar pribadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Natalina Renes
baru mampir Thor
2023-06-27
0
M🌹
Semangat, Kak! Semoga sehat selalu 😃
2022-12-30
0
Firzara Harfi
semoga ceritanya bagus thor sm spt novel rumor istri pangeran ke7, g mengecewakn y n happy ending.
2022-12-25
0