Chapter 2

ARKANA

...Surabaya ...

...2018...

KRIIINGGGG... Jam beker aku berbunyi nyaring. Buat aku bangun dari jam tidur malam ku.

AKU BARU BANGUN dari tidur lelap aku, paginya aku merasa pusing dan tidak enak badan. Karena malamnya aku begadang bersama teman aku Richard. Aku di suruh minum alkohol beberapa kali tegukan alias beberapa gelas alkohol dari botol minuman keras dengan standar kapasitas minimal. Tidak kurang tidak lebih. Kadar kapasitasnya tidak melebihi kadar kekuatan manusia pada biasanya. Tiba-tiba saja ibu aku menyuruh aku untuk segera bangun karena akan ada tamu yang sebentar lagi akan datang.

"Siapa sih Ibu tamunya?" tanyaku ke ibuku dengan tubuh setengah telanjang.

"Ada deh teman ibu. Dia dari kota Jakarta. Kamu bangun, mandi dan berkenalan dengan om dan tante nanti." Perintah ibuku padaku.

"Mereka dari Jakarta loh, bela-belain datang ke Surabaya hanya untuk menemui ibu dan keluarga ibu. Dia adalah teman ibu dulu sewaktu di sekolah. Dulu dia tinggal di surabaya karena suaminya orang bandung jadi sekarang dia tinggal di bandung bersama keluarganya." jelas ibu Anisa padaku.

"Apa!? Oh ****. Tidak, ibu tidak boleh menyuruh aku begitu karena sebentar lagi aku ada acara bermain sepak bola bersama teman aku di lapangan tepak pukul 8.00 wib.

Oke, aku harus segera mandi dan segera menemui ibuku, sarapan dan pamit pergi ke lapangan sepak bola. Aku akan bilang ke ibu aku kalau aku tidak bisa bertemu dengan om dan tante seperti apa yang telah ibu bilang padaku.

Ibu masih di dapur saat aku bersiap-siap untuk mandi. Aku mengalungkan tubuh aku dengan handuk biru langit.

"Arka, kamu cepat mandinya keburu ayah mau mandi. Sebentar lagi tamunya akan datang." kata ibuku memberitahu aku. Oh god, kenapa bisa begitu padahal aku tidak mau cepat-cepat untuk mandi, aku masih ingin bersantai di kolam renang sambil menunggu matahari terbit pagi hati itu.

"Arka! ke mana anak itu perginya?" ANISA sedang sibuk mengurusi makanan dan minuman. Dia juga bingung mencari anak satu satunya itu yang menghilang begitu saja dari tempat dapur.

Juarrrr..!! Suara cipratan air yang tumpah akibat Arka yang mandi dan loncat begitu saja di atas kolam.

"Ya ampun Arka, kamu kok mandinya di situ sih, malu ada tamu bentar lagi! Kolam itu sudah ibu bersihkan loh!" ibuku menasehati aku yang tidak tahu sopan santun.

Aku bisa di bilang anak manja di rumah. Apa pun akan ibu kasih selama dia bisa ngasih. Pernah suatu hari aku minta di belokan sepeda mini padahal akun masih kecil dan belum bisa memancal sepeda dengan baik tapi ibu belikan aku dengan tulus, makanya aku langsung belajar dan akibatnya aku naik kelas dan lulus di peringkat pertama. Aku anak rajin yang suka bersekolah dan mengerjakan ekskul sore di sekolah.

"Arka, cepat pindah dari tempat itu ibu tidak mau menyuruh pembantu lagi buat bersihin kolam renang itu!" kata ibuku padaku. Aku jadi ingat waktu ketika aku masih kecil, waktu di mana aku masih berumur tujuh tahun. Ibu melarang aku untuk mandi di kolam renang. Tapi aku tetap mandi dan tidak mengindahkan ibu aku. Dia langsung menghukum aku dengan mengunci pintu kamar mandi dari luar. Aku memang nakal dan tidak nurut.

Pukul 8.10 menit tamu itu datang dan aku sudah siap untuk jalan ke lapangan sepak bola. aku kaget ketika melihat tamu itu. Dua orang paruh baya seperti ayah dan ibu aku.

Aku hendak bersalaman pada ibuku tapi langkah aku terhenti. "Arka, ke sini nak. Ini adalah tante Mirna dan Om Farhan. Kamu salaman sama mereka." Ibuku menyuruh aku untuk bersalaman.

"Pagi om tante."

"Pagi nak Arka." Sapa tante itu padaku.

"Mau ke mana..?" lanjut tante itu menyapa aku.

"Mau ke lapangan tante. Tante mau ikut?"

"Duh, polos banget anaknya. lucu. Kamu masih sekolah ya nak..?"

"Iya tante. Udah mau lulus kok. Insya Allah bentar lagi Arka akan kuliah di Bandung."

"Benar begitu Mbak..?" tanya tante itu pada ibuku. Nyonya Anisa.

"Belum tentu Mbak Mirna, itu hanya keinginan Arka saja. Lebih baik masuk dulu tidak enak berdiri di sini terus." lanjut ibuku.

Aku jadi curiga pada ibuku dan ayahku. Sebenarnya ada apa, kenapa mereka cukup serius menjamu tamu om dan tante itu, padahal aku masih belum kenal sama mereka. aku lalu pamit ke lapangan sekolah untuk main sepak bola.

"Aku pamit dulu Ibu, ayah."

"Iya hati-hati Arka!" kata ayahku padaku.

Ibu tidak komplain atau bilang yang macam-macam. Tapi di pertengahan jalan ibu sempat menelepon aku katanya, "Arka katanya kamu mau menemui tante Mirna sama Om Farhan. Kok tidak jadi sih..?"

"Tidak ibu, maaf Arka telah lancang. Arka ada acara bersama teman-teman Arka bermain sepak bola." Jawabku di telepon.

"Tapi ibu harap kamu cepat pulang. Kamu harus ikut makan siang bersama kami setelah pukul sepuluh oke!"

"Iya Ibu!" jawabku.

Aku pikir aku harus ijin dulu nanti pada teman aku Richard kalau aku sedang ada acara di rumah. Setelah sepuluh menit berlalu aku sampai di sekolah. Aku bertemu Richard dan kawan-kawan.

"Arka, kok telat datangnya?" Richard tanya padaku.

"Maaf, aku ada tamu. Aku harus pulang lebih awal nanti. Aku di suruh ibu untuk pulang cepat."

"Ada apa..?" Richard menanyai aku serius.

"Ada tamu di rumah." aku menjawab.

"Penting banget sampai kamu harus pulang. Emang tamu itu presiden kali."

"Ya enggak gitulah. Kita kan punya ilmu menghargai dan menghormati sikap orang lain pada kita, menghormati tamu. Di pancasila kan ada silakan ke empat. Apa kamu tidak ingat..?"

"Iya aku ingat, tapi kita kan ada acara!?"

"Acara aku lebih penting daripada acara kalian. Aku minta maaf, aku tidak mau mengecewakan ibu aku dan ayah aku!" kataku ke Richard. Aku menyesal telah berkata seperti itu di depan teman-teman aku yang tergabung sebagai team di dalam sepak bola profesional di sekolah. Di situ sudah hadir Pak Jamil selalu coach dan pelatih sepak bola.

Pritt.. Peluit telah di bunyikan. Aku dan teman-teman aku mulai bermain.

"Ya Tuhan lindungilah aku dari marah bahaya di tempat ini." Ucapku dalam hati sambil mengecup kalungku yang aku pakai.

"Iya terus tendang, giring tendang lagi!" Prit! Bunyi peluit itu cukup mengingatkan aku pada peristiwa satu tahun yang lalu. Di surabaya, tepatnya di sekolah aku.

...Jakarta...

...2019...

"Arka, kamu kenapa..?" Sukma teman kuliah aku telah menyadarkan aku dari lamunan aku.

Flashback

...Surabaya ...

...2018...

AKU AKHIRNYA PULANG ke rumah setelah pukul sepuluh. Tubuh aku berkeringat dan aku masih ingin mandi dulu sebelum pulang. Kegiatan aku memang ribet, tidak seperti laki-laki biasanya. Aku masih harus begini begitu untuk keperluan aku sendiri. Harus mandi lah, make-up lah, joging lah, senam lah, olahraga sepak bola, futsall, karate dan lain sebagainya. Kadang aku harus bermain dan santai.

Dan lain sebagainya.

Itulah kegiatan aku sehari-hari, cukup padat dan menyehatkan. Apakah kamu seperti itu. Semoga saja seperti itu tetapi aku cukup khawatir kalau kamu tidak sanggup melakukannya.

Hai, aku adalah ARKANA BANASPATI yang akan menemani kamu di hari-hari penuh bahagia ini. Kenapa begitu, karena aku punya sesuatu buat kamu. Tara...

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Itu adalah hadiah bunga buat kamu yang menyukai bunga. Atau,

❤❤❤❤❤❤❤❤

hadiah hati bagi kamu yang menyukai gambar hati. Atau bisa juga,

🍵🍵🍵🍵🍵🍵🍵🍵🍵

hadiah kopi bagi kamu yang suka ngopi. Kala aku sih lebih suka emoticon ceria..,

😆😆😆😆😆😆😆😆

Aku orangnya suka ketawa sendiri kalau sudah mendengar atau melihat pemandangan lucu. Maaf kalau kamu tidak sama dengan aku. Di rumah kadang aku bermain game sendiri, kadang bersama teman aku Richard atau bersama ayah aku. Beda sama ibu aku yang pintar memasak. Kadang aku membantunya di dapur. Kadang masakannya di buat gosong, setengah matang, garing dan lain sebagainya. itulah aku yang having fun dengan kebudayaan yang aku peroleh si rumah.

Kadang aku suka menyendiri di depan kolam renang sewaktu aku merasa lelah, jenuh, kesal, kesepian dan lain sebagainya. dengan di temani alunan musim lagu dari handphone Android kesayangan aku.

Sepulang dari lapangan sekolah, di pertengahan jalan aku melihat mobil sedang hitam persis seperti mobil milik tante Mirna dan Om Farhan. Aku melihat lagi lebih jelas tapi mobil itu telah pergi dari pandangan aku.

TARA! Aku sudah sampai di rumah aku. Sepi, ibu sudah bersih-bersih di dapur. "Loh ibu, tamunya ke mana. Sudah pulang..!?" tanyaku ke ibuku setelah aku datang.

"Iya, mereka sudah pulang. Mereka pulang lebih awal karena takut ketinggalan pesawat." jelas ibuku padaku.

"Tapi kan ini masih pukul sepuluh lewat lima belas menit. Kan masih bisa pesan pesawat nanti jam tiga Ibu." elakku ke ibu. Aku tidak habis pikir dan kecewa pada tamu itu.

"Tadi Om Farhan dan Tante Mirna titip salam sama ibu buat kamu, katanya minta maaf tidak bisa tepat waktu. Minta maaf karena telah buat kamu kecewa. Tapi tak apa. Kapan-kapan kita bisa pergi ke rumah mereka bersama ayah kamu sambil naik pesawat." jelas ibuku padaku.

Aku lalu pergi mengambil piring sambil mengambil nasi untuk aku makan. Aku tidak perlu mandi lagi karena tadi sudah mandi di kamar mandi milik sekolah. Aku masih pakai jaket kuning olahraga aku yang aku dapat dari sekolah.

Ibu masih mengambil sisa-sisa piring di atas meja makan. Aku sedikit banyak memperhatikan tingkah ibuku pagi itu. Dalam hati aku masih kecewa pada tante Mirna dan Om Farhan.

"Rumah mereka di jakarta mana ya Ibu?" tanyaku lanjut. Aku duduk di meja dapur, suatu hal yang paling tidak ibu suka.

"Di tangerang lebih tepatnya." Jawab ibuku. "Nanti ibu jelaskan lagi padamu detail rumahnya. kamu bisa pakai map kok di google.

"Iya." jawabku.

Aku meneruskan makan aku sambil beralih pandang. Ayahku datang dari luar. "Arka, sudah pulang kamu. Cepat sekali, bukannya di sekolah ada pertandingan sekarang seperti yang kamu ceritakan ke ayah?" Selamat ayahku padaku yang sedang makan.

"Em, iya yah. Aku pulang lebih awal. Ibu sih nyuruh aku buat cepat pulang dari sekolah, katanya mau makan bareng tamu, eh malah tamunya yang pulang duluan. Ngeselin amat. Betul nggak yah?" kata aku ke ayah.

Aku betul-betul kesal sekali pada kedua tamu itu. Datang juga pagi pulangnya cepat. "Sudahlah Arka, yang penting mereka telah mau menyempatkan diri untuk mampir ke rumah ibu. Lagipula mereka rumahnya jauh, jakarta gitu."

"Tapi mereka kan bisa menginap di sini loh ibu. Iya kan yah?"

"Iya betul sekali. Tapi tadi Mas Farhan memang tidak mau lama-lama di sini karena mereka ada kepentingan mendadak katanya. Mereka harus cepat pulang dan cepat naik pesawat ke jakarta." jelas ayah padaku.

"Iya. Tapi kenapa bisa begitu. Bukannya mereka telah sepakat untuk makan bersama kami di sini kan yah. Lain kali kalau memang seperti itu ceritanya mending tidak usah ngundang aku untuk makan bersama mereka. ngapain juga maksain Arka untuk makan bareng tapi jadinya nggak? Ngeselin amat memang!"

"Sudah sabar. Kamu yang benar makannya jangan sambil ngomong. Itu ada ayam opor kesukaan kamu. Kamu udah ngambil..?"

"Sudah ibu."

"Ya sudah, cepat makan setelah itu kamu mandi."

"Sudah ibu, Arka sudah mandi tadi di sekolah. Arka mau ke kamar setelah ini. Mau main game sepak bola!"

"Ya udah terserah kamu, yang penting kamu sudah sampai di rumah. Oh iya, tadi ada Wulan datang kemari, katanya mau pinjam buku ke kamu." kata Ibuku memberitahu aku.

WULAN, mungkin kamu tidak tahu siapa Wulan. Dia adalah perempuan tetangga aku yang rumahnya tidak jauh dari aku. Dia suka sekali membaca buku dan menulis judul buku sebanyak-banyaknya. Ok, itu sedikit tentang Wulan. Selebihnya kamu tanya saja ke dia.

...

...

Salam.

Jangan lupa vote dan komen di bawah!

Sulastri Eris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!