“Dan mari kita sambut juara pertama kita. Rayyanza El Nino! Tepuk tangannya untuk Ananda para hadirin sekalian!” pekik seorang pembawa acara di sebuah ajang kompetisi pemain biola satu kabupaten, tingkat sekolah dasar.
Gemuruh tepuk tangan menggelegar di seluruh penjuru ruangan. Dengan diantar komite sekolah, bocah SD yang baru menduduki kelas 1 itu berjalan naik ke atas podium.
Sebuah pencapaian luar biasa, tidak sia-sia hobi yang ia tekuni sejak berusia 4 tahun itu, kini membuahkan hasil.
“Selamat, Sayang. Ini pialanya. Hadiahnya dibawain sama Bu Guru, ya,” ucap sang pembawa acara menyerahkan sebuah piala bergambar biola. Sedangkan simbolis uang tunai senilai 10 juta rupiah, dibawakan oleh guru pendamping.
“Terima kasih,” ucap Nino membungkuk dengan sopan.
Setelah itu, Nino kembali berdiri tegak. Menatap ratusan orang yang tengah menyorotkan perhatian padanya.
Sepasang manik matanya berkaca-kaca ketika bertumbukan dengan mata sendu ibunya, yang duduk di kursi paling depan. Senyum lebar disertai rasa bangga tercetak jelas di bibir Sofia.
“Alhamdulillah, piala ini saya persembahkan untuk mama. Terima kasih, Ma.” Tidak banyak yang anak itu ucapkan. Tenggorokannya tercekat. Tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik di antara puluhan peserta lainnya.
Setengah berlari Nino menuruni anak tangga, menghampiri Sofia yang berdiri menyambutnya. Pelukan hangat pun segera ia dapatkan. Suasana haru menyelimuti panggung megah itu.
“Selamat ya, Sayang. Makin semangat belajarnya, jangan sombong,” gumam Sofia mencium kening putranya dengan penuh kasih.
Rayyanza El Nino, nama yang disematkan untuk putra semata wayangnya. Sejak memutuskan keluar dari rumah sang suami, Sofia memblokir semua nomor yang berhubungan dengan Reza. Ia benar-benar ingin membuka lembaran baru tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam.
“Semua juga berkat dukungan Mama,” sahut Nino.
Ia memang sangat menyukai biola sejak berusia 4 tahun. Berawal dari sebuah acara karnaval, Nino tidak mau beranjak dari para pemain biola. Matanya berbinar tampak antusias penuh kekaguman. Salah satu pemain pun mengajarinya, karena kebetulan alat yang ia bawa berukuran kecil. Nino tampak sangat bersemangat dan bahagia.
Sejak saat itu, Sofia membelikan biola dan memasukkannya ke kelas musik tersebut. Hingga kini Nino berhasil menjadi viollin termuda yang hebat di Kota Bandung.
“Hari ini mau makan apa aja, ke mana aja Mama temenin!” ajak Sofia ketika acara telah selesai.
“Mama nggak kerja?” tanya Nino melangkah serentak dengan ibunya.
“Libur, Sayang. Hari ini semua waktu Mama untuk kamu!” jawab Sofia mencium pipi Nino lalu keluar menuju mobilnya.
“Asyik! Makasih, Ma!”
Sofia menjabat sebagai manajer di Widya Cosmetics. Perusahaan skin care yang cukup terkenal di seluruh pelosok tanah air. Semua berawal saat ia tahu kondisinya hamil, memanfaatkan media sosial yang sempat ia matikan seluruhnya ketika menikah.
Dari media sosial itu, Sofia bergabung menjadi reseller Widya Cosmetic. Produk skin care yang cukup booming kala itu. Ia mencari peluang bisnis yang bermodal kecil, tetapi meraup keuntungan besar.
Berkat kegigihan, keuletan dan kerajinan Sofia yang pantang menyerah, setiap tahun penjualan Sofia selalu bisa melampaui target perusahaan kosmetik. Ia selalu mendapat reward setiap tahunnya. Sebagai sarjana manajemen bisnis dengan lulusan cumlaude, itu bukan hal yang sulit bagi Sofia.
Di tahun ketiga, sejak Sofia bergabung dengan Widya Beauty, ia bertemu dengan Widya—sang pemilik perusahaan. Tak disangka, ternyata Widya adalah teman kuliah Sofia. Sejak saat itu, Sofia dipercaya menghandle pemasaran di perusahaan pusat, yang ada di Bandung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dua hari kemudian....
“Sofia, minggu depan ada undangan seminar di ballroom Golden Hotel. Perusahaan ini ditunjuk sebagai bintang tamu. Tahu sendiri ‘kan penjualan kita menjulang tinggi selama beberapa tahun terakhir,” ucap Widya mendatangi ruangan Sofia.
“Apa aku perlu ikut, Wid? Aku rasa kamu aja cukup deh. Aku nggak biasa di depan layar,” balas Sofia terkekeh.
“Justru itu, aku ke sini karena mau minta kamu yang hadir. Sesuai temanya, wanita inspiratif. Nah, cocok tuh sama kamu. Ceritain perjalanan karir kamu, sampai di titik ini,” ucap Widya memutar kursi duduknya berhadapan dengan Sofia. “Udah, jangan banyak mikir. Undangan udah aku kirim lewat email. Dan nama kamu udah aku setorin sama penyelenggara.”
Selepas mengucapkan itu, Widya bangkit dari duduk. Tanpa mau mendengar jawaban Sofia, Widya keluar dari ruangan.
Sofia tercengang, ia menggaruk kepala yang tertutupi hijab. Baru membayangkan di depan banyak orang saja, ia sudah merasa nervous.
“Aduh, gimana nih?” gumamnya gusar.
Buru-buru Sofia membuka layar laptopnya, mengecek surat undangan yang dikirim oleh Widya. Matanya bergerak ke kiri, kanan bergantian untuk membacanya.
Tiba-tiba membulatkan manik indahnya ketika tempat yang dimaksud berada di Jakarta. Dada Sofia berdenyut nyeri mengingat kota yang penuh luka di masa lalunya. Sudah 8 tahun lamanya, tapi sesak itu masih menyerang hebat saat kilasan masa kelamnya kembali terbuka.
Sofia membereskan meja kerjanya ketika jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Segera bergegas pulang sebelum hari mulai gelap. Sofia mengendarai mobil seorang diri. Mobil hasil kerja kerasnya selama ini. Selain itu, ia juga bisa membeli rumah minimalis walaupun tidak terlalu mewah. Tetapi nyaman untuk ia tinggali bersama Nino.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Ma! Ada undangan dari sekolah.” Nino langsung menyambut kepulangan Sofia. Mencium tangan sang mama lalu menyodorkan sebuah amplop berwarna putih.
Sofia membukanya sembari berjalan masuk. Cukup terkejut karena undangan di acara yang sama dengannya. Nino sebagai pengisi acara hiburan, memperkenalkan viollin cilik dan berbakat.
“Mama juga dapat, Sayang. Berarti kita bisa berangkat bareng!” ucap Sofia setelah terdiam beberapa saat.
“Asyik! Nanti bisa jalan-jalan ‘kan, Ma!”
“Bisa dong! Latihan yang rajin ya. Siapa tahu nanti kamu makin terkenal!”
“Pasti dong, Ma. Aku mau bikin Mama bangga!” Nino menepuk dadanya yang dibusungkan.
Sofia terkekeh. “Mama udah bangga banget sama kamu, Sayang!” pujinya memeluk anak itu dengan sayang. Tapi senyum itu meredup, ketika lagi-lagi mengingat Jakarta adalah tujuan mereka. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan bertemu dengan Reza atau keluarganya.
“Semoga aja nggak ketemu!” gumam Sofia menghela napas kasar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu minggu terlewati dengan cepat. Sofia sudah tiba di Jakarta. Ia menginap di hotel yang disediakan panitia bersama putranya. Akomodasi pun disediakan.
Siangnya, tepat pukul 13.00 WIB, mereka dijemput ke lokasi. Setelah di make over dan berganti kostum, acara dimulai.
Menit demi menit berlalu dengan cepat. Sofia semakin gugup, karena belum pernah berhadapan dengan banyak orang dalam satu ruangan. Nino yang melihatnya menggenggam jemari ibunya yang dingin.
“Mama, anggep aja mereka semua nggak ada. Tarik napas panjang lalu embuskan!” saran Nino yang selalu diajarkan gurunya seperti itu sebelum tampil.
“Aduh, Mama deg deg an, Sayang!” ucap Sofia gugup.
“Lakukan seperti itu terus, Ma!” titah Nino.
Sofia pun menarik napas panjang, membuangnya dengan kasar. Lalu tertawa melihat putranya. Menertawakan diri sendiri yang justru diajari oleh putranya yang masih belia.
“Mama pasti bisa!” Nino mengepalkan tangan dengan ekspresi serius.
Tibalah waktunya saat nama Sofia dipanggil. Ia beranjak dan menepuk kedua pipi Nino di bakcstage. “Doain Mama ya,” ucapnya diacungi jempol oleh Nino.
Iringan musik orkestra terkenal menggema ketika Sofia memasuki panggung. Gaun panjang nan indah menjuntai menutupi seluruh tubuhnya, hijab pasmina modern ditambah make up natural, namun begitu apik membias di wajah Sofia.
“Selamat datang, Kak Sofia. Silakan duduk,” ucap sang pembawa acara.
Di salah satu sudut ruangan, seorang pria membelalakkan matanya sempurna ketika melihat sosok yang sangat ia kenal kini duduk di depannya. Sorot kamera dari berbagai penjuru pun mengarah padanya.
“So ... Sofiaku?” ucap Reza dengan terbata, menegakkan punggungnya.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
haleeeehh sekarng aja nyebut Sofia ku,,, kemarin kmren ngapain aja bung
2025-03-11
0
Rusiani Ijaq
basi kau sofiaku, kemarin kemana aja. dan waktu yang panjang selama 8 th. masa ngak ada wanita lain secara kamu jg punya kerja bagus dan sebagai laki-laki normal masa ngak.......
2024-03-10
1
Rafanda 2018
masa 8thn ga nikah lg
2023-10-12
0