Bab 3 : Positif

Hari demi hari terus berganti, satu bulan pun tak terasa telah terlewati. Sofia yang tengah menyapu sebuah halaman, tiba-tiba merasakan mual luar biasa.

Buru-buru wanita itu melempar sapu dan berlari menuju kamar mandi di dalam rumah kontrakan yang sudah satu bulan ini ia tempati.

“Hoek! Hoek!”

Sofia terus mengeluarkan isi dalam perutnya. Sampai seluruh tubuhnya terasa lemas. Setelah tuntas, segera ia mencuci muka dan berkumur.

Berdiri di depan wastafel dengan napas terengah. Wajahnya pucat pasi, mengingat-ingat siklus menstruasinya.

“Apakah aku ....” Sofia menutup mulutnya, tidak ingin terburu-buru menyimpulkan.

Ia segera merapikan hijabnya, mengambil tas dan bergegas ke apotek terdekat. Sofia ingin memastikannya, dengan membeli beberapa jenis tespek.

Dadanya berdegup hebat ketika kembali ke rumah kecil yang ditempatinya. Sofia menatap lekat beberapa jenis alat itu, membuka salah satu dan segera mengetesnya di kamar mandi.

Selang 30 detik, sesuai petunjuk, Sofia mengangkat benda pipih dan kecil itu setelah mencelupkannya pada air seni. Matanya yang terpejam, perlahan terbuka. “Bismillahirrahmanirrahim,” gumamnya memberanikan diri menatap hasil tes.

Tubuhnya menegang, ketika samar-samar garis berwarna merah perlahan muncul, detak jantung semakin terpacu ketika garis kedua juga muncul dengan perlahan.

“Positif?” ucap Sofia dengan bibir bergetar.

Tak cukup satu kali, Sofia melakukan hal yang sama pada semua alat tes kehamilan. Hasilnya sama, garis dua.

“Alhamdulillah ya Allah.” Sofia menangis haru di kamarnya. Kehadiran buah hati yang dinanti selama dua tahun akhirnya menghampirinya.

Tak berselang lama, Sofia terdiam. Mengingat saat ini, hubungan dengan suaminya justru merenggang. Bahkan mungkin di ambang perceraian.

Sofia meraba perut datarnya dengan tangan gemetar, “Tidak apa ya, Nak. Mama pasti bisa membesarkanmu sendiri,” ucap Sofia seolah berbicara dengan janin di perutnya.

\=\=\=\=000\=\=\=\=

Yani semakin murka karena kepergian Sofia membuat hidup Reza berantakan. Yani terpaksa tinggal bersama Reza untuk merawat putranya.

Reza tidak fokus bekerja, ia sering terkena amarah sang bos, ketika penjualan produk selama satu bulan justru semakin menurun.

Setiap bangun tidur, ia selalu meraba-raba ranjang sebelahnya. Dingin dan kosong karena tak berpenghuni.

“Kurang aja menantu sialan itu! Gara-gara dia Reza sudah seperti orang gila!” gerutu Yani setelah selesai membereskan rumah Reza.

Ibu dan anak itu kini duduk di meja makan, Reza kehilangan nafsu makannya. Lidahnya terbiasa memakan masakan Sofia, menjadi tak selera masakan orang lain. Bahkan restoran mahal sekalipun, terasa hambar di mulutnya.

“Reza! Ceraikan saja istrimu itu. Nanti mama carikan mantu yang lebih segalanya dari wanita itu! Mama sudah tua. Capek kalau harus ngurusin kamu, rumah kamu!” keluh Yani.

Reza menaikkan pandangan. Manik mata sayunya memendarkan kilat amarah. Tangannya mencengkeram kuat sendok di tangan sembari menggertakkan gigi.

“Pulang saja, Ma. Aku bisa ngurus diriku sendiri!” jawab Reza dengan ketus.

 “Ingat pesan mama, segera ajukan perceraian ke pengadilan agama. Dasar wanita tidak tahu diri. Sudah ditampung, malah kabur begitu saja! Tidak bertanggung jawab. Tenang saja, nanti mama pasti carikan istri yang lebih segalanya dari perempuan itu.”

Darah dalam tubuh Reza serasa mendidih. Ia berdiri dengan kasar, mengambil tas ibunya lalu menyeret wanita itu keluar. Telinganya panas mendengar olokan sang ibu pada Sofia. Wanita yang sudah berhasil memporak- porandakan hati dan jiwanya.

“Pulanglah, Ma. Jangan pernah ke sini lagi!” titah Reza dengan suara dingin lalu menutup pintu rumah dan menguncinya.

“Reza! Apa-apaan kamu!” teriak Yani tidak terima.

Reza tak peduli dengan omelan wanita paruh baya itu. Tubuhnya merosot ke lantai, memeluk lututnya dengan erat. Sesal membuncah ketika mengingat semua perlakuan buruknya pada Sofia selama ini. Padahal wanita itu begitu sabar meladeninya.

Setiap sudut rumah itu selalu tampak senyum Sofia. Senyum paksa yang selalu ditampilkan. Hatinya terasa kosong, hidupnya hampa.

Reza meraih ponsel dan mencari kontak istrinya. Satu bulan kepergian Sofia, menyadarkan perasaan yang sesungguhnya. Dan ia sangat menyesal karena tidak pernah memperlakukan Sofia dengan baik. Bahkan selalu melukai Sofia dengan kata-kata pedasnya.

“Sofia, maafkan aku,” gumam Reza memberanikan diri menekan tombol panggilan pada nomor Sofia.

 Bersambung~

 

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

halaahhhhh reza reza,, kasep kamu baru menyadari betapa pentingnya kehadiran istri mu

2025-03-11

0

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

wah wah kenapa kok tiba-tiba kamu nyesel, atau Krn ngak ada yg ngurus rumahmu ya. terlambat loe

2024-03-10

1

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Lah lah lah.. Si reza ngapa yak... Telat bro...

2023-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Bukan Pernikahan Impian
2 Bab 2 : Tidak Kuat
3 Bab 3 : Positif
4 Bab 4 : Menjadi Bintang
5 Bab 5 : Pertemuan tak diinginkan
6 Bab 6 : Ceraikan Aku!
7 Bab 7 : Anak Baik
8 Bab 8 : Salah Strategi
9 Bab 9 : Permintaan Maaf
10 Bab 10 : Pendekatan
11 Bab 11 : Kolaborasi
12 Bab 12 : Kembalikan Nino!
13 Bab 13 : Tertampar Berulang Kali
14 Bab 14 : Curiga
15 Bab 15 : Tidak Ada Hak!
16 Bab 16 : Tetap Sama
17 Bab 17 : Kelas Akselerasi
18 Bab 18 : Penawaran Tak Terduga
19 Bab 19 : Darah yang Sama
20 Bab 20 : Sabar, Ma!
21 Bab 21 : Cemburu
22 Bab 22 : Permintaan Reza
23 Bab 23 : Persaingan
24 Bab 24 : Keputusan Berat
25 Bab 25 : Terkejut
26 Bab 26 : Jiwa Bisnis Sejak Bayi
27 Bab 27 : Minimal Sudah Berusaha
28 Bab 28 : Mengintai
29 Bab 29 : Melunak
30 Bab 30 : Misi Selanjutnya
31 Bab 31 : Wanita Berprinsip
32 Bab 32 : Sesuai Dugaan
33 Bab 33 : Fakta Menyakitkan
34 Bab 34 : Waspada
35 Bab 35 : Kumpul Kebo?
36 Bab 36 : Lamaran
37 Bab 37 : Sah
38 Bab 38 : Cinta?
39 Bab 39 : Deep Talk
40 Bab 40 : Semua Selesai
41 Bab 41 : Syok
42 Bab 42 : Terima Kasih
43 Bab 43 : Mama itu Spesial
44 Bab 44 : Mengundurkan Diri
45 Bab 45 : Dasar Wanita
46 Bab 46 : Pamit
47 Bab 47 : Ikhlas
48 Bab 48 : Tak Sejalan
49 Bab 49 : Siang yang Panas
50 Bab 50 : Kepergian Yani
51 Bab 51 : ENDING~
52 SUAMI PENGGANTI YANG TERHINA
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 : Bukan Pernikahan Impian
2
Bab 2 : Tidak Kuat
3
Bab 3 : Positif
4
Bab 4 : Menjadi Bintang
5
Bab 5 : Pertemuan tak diinginkan
6
Bab 6 : Ceraikan Aku!
7
Bab 7 : Anak Baik
8
Bab 8 : Salah Strategi
9
Bab 9 : Permintaan Maaf
10
Bab 10 : Pendekatan
11
Bab 11 : Kolaborasi
12
Bab 12 : Kembalikan Nino!
13
Bab 13 : Tertampar Berulang Kali
14
Bab 14 : Curiga
15
Bab 15 : Tidak Ada Hak!
16
Bab 16 : Tetap Sama
17
Bab 17 : Kelas Akselerasi
18
Bab 18 : Penawaran Tak Terduga
19
Bab 19 : Darah yang Sama
20
Bab 20 : Sabar, Ma!
21
Bab 21 : Cemburu
22
Bab 22 : Permintaan Reza
23
Bab 23 : Persaingan
24
Bab 24 : Keputusan Berat
25
Bab 25 : Terkejut
26
Bab 26 : Jiwa Bisnis Sejak Bayi
27
Bab 27 : Minimal Sudah Berusaha
28
Bab 28 : Mengintai
29
Bab 29 : Melunak
30
Bab 30 : Misi Selanjutnya
31
Bab 31 : Wanita Berprinsip
32
Bab 32 : Sesuai Dugaan
33
Bab 33 : Fakta Menyakitkan
34
Bab 34 : Waspada
35
Bab 35 : Kumpul Kebo?
36
Bab 36 : Lamaran
37
Bab 37 : Sah
38
Bab 38 : Cinta?
39
Bab 39 : Deep Talk
40
Bab 40 : Semua Selesai
41
Bab 41 : Syok
42
Bab 42 : Terima Kasih
43
Bab 43 : Mama itu Spesial
44
Bab 44 : Mengundurkan Diri
45
Bab 45 : Dasar Wanita
46
Bab 46 : Pamit
47
Bab 47 : Ikhlas
48
Bab 48 : Tak Sejalan
49
Bab 49 : Siang yang Panas
50
Bab 50 : Kepergian Yani
51
Bab 51 : ENDING~
52
SUAMI PENGGANTI YANG TERHINA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!