6. MENYEMBUNYIKAN RAHASIA

Sementara di kediaman Teos pesta pernikahan sedang berlangsung ..siapa lagi kalau bukan pesta pernikahan Ryo dan Viona ...pesta yang sangat meriah dan megah menghiasi rumah besar itu para kalangan baik dari dunia bisnis dan mafia berkumpul disana

hidangan dan lampu kerlap kerlip menghiasi bangunan di tengah pusat kota .

berbeda sekali dengan pernikahan Ryo dan Maya dulu yang hanya dihadiri para saksi saja .

Selamat dan doa diucapkan para colega dan petinggi negeri ini buat kedua mempelai

Deru tawa dan lagu membuat pesta itu makin meriah bak raja dan ratu di suatu semalam sedang bersanding .

"Bro.. selamat ya akhirnya kamu menemukan cinta sejatimu walau harus melukai perempuan lain " ucap jaya sahabat ryo dari kecil

"Trimah kasih tapi aku tidak melukai siapapun perempuan itu yang mengemis cinta padaku dan nenekku memaksaku menikahinya maka wajar dong aku membuangnya " ucap Ryo tanpa ada penyesalan sedikitpun di wajahnya .

" Terserah kau dhe tapi suatu suatu saat kau akan menangis dan menyesal dengan Apa yang kau perbuat kepada bekas istrimu itu dan bila itu terjadi datanglah kepadaku dan angkatlah aku jadi gurumu karna ramalanku benar adanya " ucap jaya sambil terkekeh menjauhui mempelai dan bergabung dengan para undangan lainnya .

Di tempat lain viona yang lagi mengambil mengambil untuk mengusir dahaganya tiba- tiba disapa oleh sahabatnya yang tak lain adalah mely gadis blesteran indo amerika "

"hay guys cantik sekali dirimu malam ini dan selamat ya atas pernikahanmu ! Akhir loe berhasil duduk aman dalam keluarga AMANDA grup yang sangat tersohor itu haa" ucap mely sambil menjatuhkan pelukanya kepada viona

"Betul mely apa yang kucita citakan selama ini berhasil , akhirnya gue berhasil menyingkirkan babu itu di keluarga AMANDA grup. sekarang guelah ratunya tak akan ada lagi yang bisa menghalangiku ..untu menguasai apa yang di miliki keluarga ini" ucap Viona tersenyum lebar .

pukul 03 .30 ketika pesta mulai sepih tiba tiba handpone milik Ryo bergetar

"Tuan muda belohkah anda kemari sebentar ? ada berkas yang harus Tuan tanda tangani sekarang ! ucap Leon secretaris Ryo ujung sana .

"Tidak bisakah besok pagi saja ! Aku masih capek dengan acara tadi, tubuhku lemas dan sangat ngantuk " Ucap Ryo sambil membuka satu kancing bajunya .

"Maaf Tuan tidak bisa ! soalnya saya pagi pagi sekali harus berangkat ke Amsterdam. ada pertemuan diantara para pemegang saham dan salah satu anggota perusahaan kita harus hadir" ucap Rico lagi .

"Baiklah tunggu disana" balas Ryo sambil menutup percakapan.

Ryo segera menemui Viona yang sudah dari tadi berada di dalam kamar menunggui Ryo .

"Sayang aku harus ketemu Rico sekarang ada yang harus Aku di tanda tangani! ucap Ryo pada Viona setelah memasuki kamar miliknya .

"Besok saja kita belum melakukan malam pertama kita beb..." ucap Viona manja

"sebentar saja kok mungkin cuman 30 menit saya sudah kembali dan memangsamu sampai lumpuh"ucap Ryo sambil tertawa .

" baiklah asal kau cepat balik dan membuktikan ucapmu" balas viona sambil merangkul Ryo.

" Oke.. baiklah sayangku aku berangkat" ujar Ryo sambil mencium bibir viona dengan rakus

setelah kepergian Ryo beberapa waktu yang lalu Viona kini duduk di kursi menghadap ke meja rias , rambutnya yang panjang disisirnya dengan lembut...tiba tiba getaran dari ponselnya membuyarkan lamunanya..

Dring... Dring ..Dring....

"Siapa si pagi buta gini nelpon tidak punya kerjaan apa ?" ucap viona menggerutuh dan menekan tombol hijau

"Hello ...dari mana dan kenapa? " ucap Viona membentak si penelpon .

"Apa benar ini Viona istri dari tuan Ryo? "ucap si penelpon.

"Benar sekali saya istrinya" ucap viona sambil menekan kata istri

"bisakah nona kerumah sakit Xx segera ! Tuan Ryo kecelakaan dan dalam keadaan koma "

ucap si penelpon dengan nada gemetar .

" Apa ....,? kecelakaan " ucap Viona kaget sehingga handponya terjatuh dan sambungan pun terputus

Tak butuh waktu lama Viona sudah tiba dirumah sakit tempat Ryo di rawat .

"Nona viona bolehka kita bicara sebentar" ucap docter Ryan saat sudah bertemu dengan Viona .

Viona yang mendengar Ryan bicara hanya bisa menganggukkan kepalanya.

" Nona Viona mari ke ruangan saya" ucap Ryan mengajak viona ke suatu ruangan .

Kini mereka berada di ruangan milik docter Ryan

"Nona ada yang harus saya bicarakan dengan Nona dan kuharap Nona dapat menerima dengan lapang dada" ucap ryan dengan nada gemeter.

"Bicaralah...tapi docter jangan bilang kalau nyawa suami saya akan bisa tertolong lagi" ucap Viona sambil menangis terseduh seduh

Tolonglah doctor berapapun biayanya kami keluarga AMANDA akan membayarnya" lanjut viona sambil mengusap air matanya .

" Tapi nona ......." ucapan Ryan menggantung nadanya

Belum sempat ucapan Ryan selesai emosi viona memuncak dan memukul meja milik Ryan .

"Terus apa yang kamu mau cepat katakan! saya tidak mau buang buang waktu untuk meladeni doctor rendahan kayak kamu." ucap viona membentak Ryan.

Dengan waja ketakutan dan menahan emosi Ryan melanjutkan ucapanya..

" Tu.....an muda masih bisa terselamatkan tapi organ ..pembentukan spermanya rusak memungkinan esae dia tidak bisa memiliki keturunan lagi " ucap Ryan dengan terbata bata.

"Apa...!" rusak jadi Ryo mandul kamu bilang" bentak Viona kepada Ryan

"Dengan berat kami katakan iya dan itu sudah sangat parah tidak bisa diobatin lagi " ucap Ryan makin gugup

"Tapi ! sanjatanya masih bisa hidup Nona " ucap ryan menekan kata senjata rada rada malu

"Masa si gue harus sebutin itu di depan Nona sombong ini ! malukan banda pamungkas sendiri diumbar umbar " ucap Ryan dalam hati sambil garuk garuk kepala.