BAB 15

"Apa..? " sontak Papa.

"Sayang.. kenapa tiba-tiba kamu ingin mempercepat..? " tanya Mama ikutan kaget.

"Gak apa-apa Ma.. katanya lebih cepat lebih baik" jawab Nadia penuh misteri membuat Papa masih keheranan tanpa kata, kenapa bisa Nadia yang awalnya menolak tiba-tiba ingin pernikahannya di percepat.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? " tanya Papa.

"Gak ada Pa.. aku cuma ingin dipercepat" kekeh Nadia membuat Papa memijat pelipisnya.

"Nanti Papa bicara dulu dengan Tuan Wijaya" jawab Papa kemudian beranjak keruang kerjanya.

"Sayang.. apa kamu sudah memikirkan semuanya dengan matang? " tanya Mama khawatir.

"Sudah Ma.." santai Nadia.

"Apa kamu juga sudah menjelaskannya pada Nak Rendy? " tanya Mama lagi.

"Aku belum bertemu dengannya Ma, tapi Mama tidak usah khawatir secepatnya aku akan jelaskan" ucap Nadia menjelaskan.

"Mama ikut keputusan kamu, Mama percaya kamu pasti bisa mengatasi ini" ucap Mama.

"Terima kasih Ma" lirih Nadia memeluk Mamanya.

"Pak Alvin yang terhormat kita lihat saja siapa yang akan menang dengan permainan ini" batin Nadia menyeringai. Karena kesal melihat kelakuan Alvin makan Nadia berjanji akan membuat Alvin berpaling dari kekasihnya dan bertekuk lutut padanya.

******

Sementara itu Alvin yang baru saja pulang ke rumahnya tiba-tiba dipanggil oleh sang Papa.

"Vin.. Papa ingin bicara? " ucap Papa dengan aura sedikit tegang.

"Iya Pa.. " jawab Alvin mengikuti Papanya masuk ke ruang kerjanya.

"Ada apa Pa, apa ada masalah? " tanya Alvin melihat wajah datar Papanya.

"Alvin.. keluarga Nadia ingin mempercepat pernikahan kalian" ucap Papa mengagetkan Alvin.

"Hah.. apa Pa, kok mendadak minta dipercepat sih" keluh Alvin kecewa.

"Apa ada kelakuanmu yang membuat mereka ingin mempercepat pernikahan kalian? " tanya Papa meragukan Alvin.

"Kelakuan apa sih Pa, Alvin gak ngapa-ngapain kok" Alvin mencoba jujur.

"Jangan-jangan mereka memergokimu sedang jalan dengan pacar barbar mu itu" oceh Papa.

"Sonya gak barbar Pa.. " bela Alvin.

"Pokoknya Papa gak suka sama dia, kamu harus segera putusin dia dan menikah dengan Nadia " ucap Papa memperingati.

"Iya Pa.. " jawab Alvin malas berdebat

"Dasar gadis sialan, awas ya kamu" batin Alvin mengumpat.

"Kalau sudah seperti ini mau gak mau kita percepat pernikahan kalian minggu depan" tegas Papa.

" Hah.. " Alvin membelalakkan matanya.

"Tapi Pa..apa ini tidak kecepetan" bantah Alvin.

"Sepertinya waktu seminggu cukup untuk mempersiapkan pernikahan kalian, persiapkan dirimu" ucap Papa lagi kemudian keluar dari ruangannya.

"Dan satu lagi cepat putuskan pacarmu itu" Papa memperingatkan.

"Iya Pa.. " jawab Alvin menahan kesal.

Akhirnya sesuai kesepakatan pernikahan Alvin dan Nadia dipercepat, walaupun saat ini diantara keduanya masih belum ada cinta tapi kedua orang tua berharap mereka akan mudah membangun hubungan setelah menikah dan tinggal bersama.

Alvin benar-benar geram karena semua yang ia perbuat tidak sesuai ekspektasinya, ternyata Nadia adalah gadis yang tidak mudah dipermainkan.

"Ahh.. awas ya kamu, akan kubuat kau tidak betah dengan pernikahan ini" umpat Alvin mengintimidasi dalam hati. Alvin mencoba menghubungi Nadia untuk memperingatkannya karena sesuai keputusan keluarga seminggu sebelum pernikahan mereka tidak boleh bertemu.

"Hallo.. " terdengar suara dari sebrang.

"Gadis barbar aku ingin bicara sama kamu" ucap Alvin datar.

"Ada apa, kamu kangen ya seminggu gak bisa ketemu sama aku" ledek Nadia.

"Apa..? "

"Sabar sayang, tunggu sebentar lagi kita akan selalu bersama" goda Nadia dari ponselnya sambil akting muntah disana.

"Dasar gila" umpat Alvin mematikan ponselnya membuat Nadia tertawa senang.

"Sepertinya akan seru" lirih Nadia.

Nadia yang saat itu berada di sebuah cafe terlihat senang bisa menggoda laki-laki yang membuatnya kesal itu. ia membuat janji dengan Meta untuk mempertemukan nya dengan Rendy untuk yang terakhir kalinya.

"Nad.. udah lama nunggu gak? " tanya Meta yang baru datang.

"10 menit yang lalu, gimana Kak Rendy mau kan ketemu sama gue" tanya Nadia antusias.

"Sepertinya setelah ini dia akan datang" jawab Meta membuat Nadia berbinar.

Setelah setengah jam akhirnya orang yang ditunggu- tunggu pun tiba.

"Assalamualaikum.. " sapa Rendy yang baru saja tiba.

"Waalaikumsalam.. " jawab keduanya.

"Maaf membuat kalian menunggu lama" ucap Rendy bergabung duduk dengan mereka.

"Gak apa-apa Kak" jawab Meta.

Sementara itu terlihat kecanggungan diantara Nadia dan Rendy, mereka cuma saling menatap tanpa kata membuat Meta tau diri dan aksi pamit ke toilet.

"Emmm.. gue ke toilet bentar ya" pamit Meta membuyarkan lamunan dua orang yang sedang berbicara melalui pandangan itu. Setelah kepergian Meta masih terlihat kecanggungan diantara mereka.

"Kak.. " lirih Nadia membuka kata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!