BAB 6.

"Assalamualaikum.. " sapa seorang pemuda yang begitu ditunggu kedatangannya.

"Waalaikumsalam.. " jawab mereka serentak termasuk Nadia yang saat itu dengan posisi membelakangi Alvin yang baru aja datang.

"Selamat datang Nak Alvin, silahkan duduk Nak.. " ucap Papa menyambut tamunya.

"Terima kasih Om.. " jawab Alvin duduk tepat dihadapan Nadia.

"Sepertinya aku begitu mengenal suara itu" batin Nadia masih belum melihat sosok tampan dihadapannya.

"Nadia perkenalkan ini Alvin anak Tante, calon suami kamu" ucap Mama memperkenalkan anak tampannya membuat Nadia akhirnya mendongakkan wajahnya saling bertatapan dengan Alvin.

"Lo.." ucap Alvin dan Nadia serantak.

"Sempit banget dunia ini sampai harus dia yang jadi jodoh gue" keluh Nadia menangis dalam hati.

"Jadi gadis malam ini yang akan dijodohkan dengan gue.. ya ampun apes banget nasib gue" batin Alvin.

"Kalian udah saling mengenal? " tanya Mama Dina terkejut.

"Kami gak sengaja ketemu beberapa kali" jawab Nadia dan Alvin berbarengan tanpa rencana.

"Wah... berarti kalian benar-benar berjodoh dong kalau begitu, benar kan Pa? " ungkap Mama senang.

"Iya Ma, semoga saja begitu" jawab Papa tersenyum.

"Maaf Buk makanan sudah siap" ucap Bibik menginfokan.

"Oh iya Bik.. Terima kasih" jawab Mama Ayu.

"Mari silahkan kita makan malam dulu setelah itu ngobrol-gobrol" ajak Papa.

"Nadia kuliah jurusan apa? " tanya Mama Dina di sela-sela suapan nya.

"Ilmu komunikasi Tante.. " jawab Nadia malu-malu.

"Ih sok manis" sindir Alvin yang masih terdengar oleh Nadia hingga membuat gadis manis di depannya menyorot tajam.

"Sudah semester berapa sayang..? " tanya Papa ikut-ikutan.

"Tinggal setahun lagi Om.. " jawab Nadia santai.

"Bagus, kamu masih bisa lanjut sekolah setelah resmi menikah nanti, benar kan Vin? " tanya Papa Wijaya tiba-tiba membuat Alvin tersedak.

"Hati-hati dong sayang.. " lirih Mama memberikan minum pada Alvin.

"Maaf Ma.. " jawab Alvin.

"Ya sudah mari kita lanjutkan makannya setelah itu kita ngobrol diruang keluarga" ucap Papa.

Makan malam berjalan dengan khidmat tanpa halangan berarti, setelah itu mereka berpindah ke ruang keluarga untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.

"Kalian bisa berbicara berdua untuk mengenal satu sama lain" usul Mama Dina.

"Tapi Ma.. " jawab Alvin sedikit keberatan.

"Boleh, Nadia ajak Nak Alvin ke taman samping kolam.. sepertinya kalian harus bicara berdua" usul Mama Ayu membuat mata Nadia membelalak.

"Apa-apaan sih orang tua ini, bikin repot aja deh" batin Nadia malas beranjak.

"Nadia.. " perintah Mama dengan sorotan tajam membuat Nadia mengerti dan beranjak ke taman samping.

"Nadia.. kok Alvin ditinggal sih, ajak dong" interupsi Papa ikut profokasi.

"Iya Pa.. " jawab Nadia mencoba tersenyum dan menatap Alvin.

"Ayo.. " ajak Nadia malas.

"Vin ayo dong berdiri, tuh Nadia sudah ngajak" ledek Mama.

"Iya Mama.. " jawab Alvin mencoba tersenyum dan mengikuti Nadia yang sudah beberapa langkah di depannya.

"Tunggu lo.. " teriak Alvin saat sudah sampai di samping kolam sambil menarik tangan Nadia.

"Apaan sih lo.. sakit" teriak Nadia menghempaskan tangannya.

" Kenapa lo mau menerima perjodohan ini, bukanlah lo suka dengan kehidupan liar lo tanpa komitmen? " tanya Alvin menatap tajam.

"Apa.. kehidupan liar? " jawab Nadia bingung.

"Kehidupan malam lo.. gue ingin lo nolak perjodohan ini karena gue udah punya kekasih dan gue gak mau dijodohin dengan wanita malam seperti lo" ucap Alvin menghunus.

"Plakkk.. lo boleh tolak perjodohan ini tapi lo gak berhak buat hina gue" ucap Nadia menampar wajah Alvin dengan mata berkaca-kaca dan meninggalkan Alvin.

" Sok suci lo" teriak Alvin melihat kepergian Nadia.

"Terserah lo mau nilai apa tentang gue, tapi gue gak mau nolak perjodohan ini.. kalau lo mau lo ngomong sendiri sama bokap lo" kesal Nadia.

"Dan asal lo tau gue juga udah punya calon suami yang lebih segala-galanya dari lo, jadi lo tidak perlu sombong" ketus Nadia.

"Lo ngehina gue.. sialan " umpat Alvin.

"Terserah lo.. permisi" ucap Dea beranjak masuk ke dalam.

"Dasar cewek keras kepala, gue bakalan balas lo" janji Alvin dalam hati.

"Kok udah masuk sayang.. Alvin Mana? " tanya Mama Dina.

"Alvin disini Ma.. " jawab Alvin muncul dari belakang Nadia.

"Oh ya kami sepakat mengadakan pernikahan kalian satu bulan lagi" ucap Papa Wijaya.

"Apa.. " sontak Alvin dan Nadia bersama.

"Kok kalian kaget gitu, terlalu lama ya" ledek Mama Ayu.

"Bagaimana menurutmu sayang.. " tanya Mama Dina pada Nadia.

"Terserah.. Nadia ngikutin aja, tapi Nadia punya permintaan" ucap Nadia.

"Katakan sayang.. " jawab Mama.

"Nadia ingin pernikahannya tanpa pesta dan dihadiri keluarga terdekat saja " mohon Nadia.

"Kenapa Nak..? " tanya Papa kemudian.

"Nadia masih ingin fokus kuliah Pa.. " pinta Nadia.

"Bagaimana Vin..? " tanya Papa pada Alvin.

"Terserah padanya.. " jawab Alvin dengan tatapan tajamnya pada Nadia malas berdebat.

"Terima kasih.. " lirih Nadia.

"Baiklah kami permisi pulang dulu ya Bu.. semoga anak-anak kita bisa menjalin kedekatan sebelum acara nya di gelar" doa Mama Dina sebelum pergi.

"Amin.. " jawab Mama Ayu.

"Sayang kalian sudah bertukar nomor telpon kan, karena setelah ini banyak yang akan kalian urus" tanya Mama pada Alvin.

"Belum Ma.. Alvin lupa" cuek Alvin.

"Gimana sih kamu.. sana balik tanya nomor ponsel calon istri kamu" perintah Mama membuat Alvin berdecak malas. ia berjalan menghampiri Nadia.

"Ada apa lagi..? " tanya Nadia ketus.

"Berikan nomor ponsel lo.. " sinis Alvin.

"Buat apa..? " tanya Nadia sewot.

"Mama yang minta.. jangan GR lo.." ketus Alvin.

"Ish.. " kesal Nadia mengambil ponsel Alvin dan mengetikkan nomornya setelah itu mengembalikannya pada Alvin.

"makasih.. " Alvin berucap dengan datar membuat Nadia bersungut kesal.

"Dasar arogan sombong" umpat Nadia dalam hati saat notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

[Simpan nomor gue, itu pesen Mama.. jadi lo gak usah tambah GR] 081********

Nadia semakin kesal menerima Notifikasi yang ia yakin dari pria arogan yang beberapa saat lalu membuatnya kesal.

"Vin.. mulai besok kamu harus sering jalan sama Nadia, kalian pasangan yang serasi.. dia gadis yang pintar, baik, sopan dan satu lagi dia gadis yang sangat cantik kamu beruntung menemukan dia" puji Mama membuat Alvin muntah dengan memalingkan kepalanya.

"Mama hanya belum mengenal dia Ma.. kalau Mama tau, Mama gak bakalan muji dia kayak gini" lirih Alvin.

"Apa katamu Vin.. " tanya Mama mendengar gerutuan Alvin.

"Gak apa-apa Ma.. Alvin cuma pingin cepat pulang aja, capek" ucap Alvin.

"Baiklah sayang.. sering-seringkah menghubunginya, dan satu lagi tinggalkan kekasihmu itu.. Mama tidak suka kau berhubungan dengannya, dia bukan gadis yang baik untukmu" perintah Mama.

"Ma.. Mama hanya belum mengenalnya saja" bela Alvin pada kekasihnya.

"Nadia lebih baik dari dia.. " kekeh Mama.

"Iya..terserah Mama.. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!