"Maaf kalau seandainya suatu saat nanti ternyata aku mengecewakanmu" sendu Nadia.
"Mengecewakan apa sih.. kamu penuh teka teki, aku jadi curiga kalau kamu mau meninggalkan aku" seloroh Rendy.
"Aku tidak pernah berniat seperti itu" jawab Nadia.
"Semoga saja dugaanku ini salah" ucap Rendy membuat Nadia semakin merasa bersalah.
"Oke baiklah, aku masuk dulu ya.. assalamualaikum.. " pamit Nadia sebelum beranjak keluar dari mobil Rendy.
"Hati-hati dijalan" pesan Nadia singkat.
"Makasih sayang.. " jawab Rendy
Dikampus Nadia benar-benar tidak fokus pada materi yang diterangkan oleh dosennya, ia masih terlalu labil untuk menghadapi semua masalah yang ia hadapi.
"Lo kenapa sih Nad? "tanya Meta yang khawatir dengan sahabatnya yang tidak fokus dari awal sampai pelajaran selesai.
" Tau Met gue lagi pusing" keluh Nadia meng sedih.
"Kebiasaan lo sedih dibawa ngampus" ledek Meta.
"Harusnya lo ngehibur gue Met bukan malah ngeledek" kesel Nadia.
"Oke deh sorry.. yuk ke kantin" ajak Meta mengalihkan.
"Gue lagi males, lo duluan aja" ucap Nadia.
*****
Hari berganti hari Nadia mencoba membatasi interaksi dengan Rendy berharap saat berpisah nanti tidak akan terlalu sakit, ia menyadari 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalin suatu hubungan tapi Nadia sudah memutuskan untuk menerima apapun keputusan orang tuanya meskipun itu menyakiti hatinya. Beberapa kali Rendy ingin bertemu tapi hanya sesekali Nadia turuti, Nadia berharap dengan cara ini Rendy tidak akan terlalu sakit saat perpisahan itu tiba.
"Kak Rendy, aku harap suatu saat nanti kamu akan memahami kenapa aku melakukan ini sama kamu" lirih Nadia melihat foto-foto Rendy di galeri ponselnya. Saat ini Nadia sedang berada di pusat perbelanjaan menunggu Meta yang katanya akan mengajaknya nonton.
"Lama banget sih Meta" umpat Nadia karena sudah setengah jam menunggu.
Sementara itu Alvin yang sedang mengantar kekasihnya belanja di tempat yang sama mendadak mendapatkan telpon.
"Sayang aku angkat telpon dulu ya, kau pilihlah sesukamu" ucap Alvin beranjak menjauh.
"Oke baby.. cepat kembali ya" jawab Sonya bersemangat memilih barang-barang branded yang ada di situ.
Alvin yang sedang mengangkat telpon tidak melihat seseorang di depannya sama halnya dengan Nadia yang baru aja keluar dari toilet tak fokus karena berbalas pesan dengan Meta.
"Brkkkkk.. " tabrakan pun terjadi dan membuat ponsel Nadia hancur.
"Sorry.. gue gak sengaja" ucap Alvin yang belum melihat siapa gadis yang di tabrak nya.
"Lo.. " ucap mereka bersamaan.
"Kenapa gue selalu sial saat ketemu sama lo" umpat Nadia.
"Apa.. gak kebalik ya, gue yang malahan selalu sial, lagi nunggu pelanggan ya disini? " cibir Alvin membuat Nadia semakin kesal.
"Gue gak mau tau, lo harus ganti ponsel gue" ancam Nadia.
"Enak aja, mobil gue aja belum lo ganti kok.. jadi kita impas" semirk Alvin.
"Sayang.. kok lama" teriak Sonya menghampiri mereka berdua.
"Dia siapa..? " tanya Sonya.
"Bukan siapa-siapa " jawab Alvin melirik tajam.
"Urusan kita belum selesai" lirih nya meninggalkan Nadia.
"Ih dasar cowok angkuh" umpat Nadia berjalan menemui Meta yang tadi terlambat datang.
****
Malam itu Alvin yang pulang ke rumah orang tua nya mendadak lemas karena Papa nya bilang kalau besok malam di undang makan malam ke rumah calon istrinya.
"Tapi Pa aku besok sibuk, kenapa mendadak sekali" keluh Alvin.
"Alvin kau sudah berjanji dengan Papa, kau harus menyempatkan waktu..ingat jangan bikin Papa dan Mama kecewa" ancam Papa.
"Iya.. " sendu Alvin terpaksa mengiyakan dan melipir masuk ke kamarnya karena malas berdebat.
*****
"Pagi Pa.. Ma.. " sapa Nadia yang baru saja bergabung di meja makan pagi itu.
"Pagi sayang.. " jawab Mama.
"Hari ini pulang jam berapa? " tanya Papa.
"Mungkin sorean Pa, kenapa? "
"Nanti malam ada tamu yang datang jadi pastikan kamu udah dirumah sebelum magrib" ucap Papa.
"Tamu siapa Pa, kok Papa gak bilang sama Mama" tanya Mama.
"Pak Wijaya dan keluarganya, mereka ingin anaknya lebih mengenal anak kita " jawab Papa membuat Nadia tersedak minumannya.
" Kok mendadak sih Pa, Mama belum ada persiapan buat menyambut mereka lo" kesal Mama.
"Gak usah Ma, Papa sudah memesan catering untuk acara nanti malam" jelas Papa.
"Yaudah terserah Papa aja" jawab Mama santai.
"Nadia berangkat ya Pa.. Ma.. assalamualaikum.. " pamit Nadia menyalim tangan kedua orang tuanya.
"Waalaikumsalam.. ingat pesen Papa! " pesan Papa sebelum Nadia beranjak.
"Iya Pa.. " jawab Nadia.
Nadia berangkat ke kampus begitupun Alvin yang hari itu menghabiskan waktu mereka dengan kesibukan masing-masing hingga petang dan bersiap untuk mengikuti acara makan malam yang telah mereka sepakati.
"Alvin mana Ma.. " tanya Papa yang sudah bersiap dengan rapi.
"Dia masih ada meeting penting Pa.. kita duluan aja nanti dia menyusul katanya" ucap Mama.
" Kebiasaan anak itu.. semoga saja dia tidak mengingkari janjinya" jawab Papa sedikit uring-uringan.
"Dia sudah janji pada Mama Pa.. dan Mama juga sudah mengirimkan alamatnya tadi" ucap Mama meyakinkan.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita berangkat, Papa yakin mereka sudah menunggu kita" ajak Papa.
"Iya Pa ayo.. " lirih Mama malas berdebat.
Sementara itu di kediaman Nadia para asisten rumah tangga sedang sibuk mempersiapkan jamuan untuk calon tamu yang bakalan dateng menyambangi kediaman Tuannya.
"Siapa sih Bik tamu yang bakalan hadir ini" kepo Susi pada Bik Yum asisten yang lebih tua.
"Tamu penting katanya.. sudahlah Sus itu bukan urusan kita, cepat selesaikan tugasmu" perintah Bik Yum.
"Iya Bik.. kan cuma Nanya" jawab Susi sewot.
"Sudah siap Nak? " tanya Mama yang masuk ke kamar Nadia.
"Sudah Ma" jawab Nadia tersenyum manis.
"Cantik banget anak Mama" puji Mama.
"Emang cantik dari sananya Ma" cebik Nadia
Tok
Tok
terdengar pintu kamar Nadia diketuk.
"Bu tamunya sudah datang.. ibu dan Non Nadia di minta Bapak segera turun kebawah" teriak Bibik dari balik pintu.
"Iya Bik.. kami segera turun" jawab Mama.
"Ayo sayang kita turun.. ingat jaga sikapmu ya" pesan Mama.
"Iya Mama" jawab Nadia.
Nadia dan Mama turun menuju ruang keluarga disana sudah ada Pak Wijaya beserta Bu Dina istrinya.
"Selamat malam semuanya.. " sapa Mama menemui tamunya.
"Selamat Malam Bu Ayu.. ini Nadia" tanya Bu Dina yang cepat disalim oleh Nadia.
"Selamat malam Tante.. " sapa Nadia.
"Cantik sekali kamu Nak" puji Bu Dina.
"Terima kasih Tante" jawab Nadia tersipu malu.
"Oh ya.. Nak Alvin gak ikut ya jeng.. ? " tanya Mama celingukan.
"Nanti dia menyusul Bu.. kebetulan tadi dia masih ada urusan jadi nanti langsung berangkat kesini" jawab Pak Wijaya sedikit sungkan.
"Oh tidak apa-apa, maklum pengusaha muda memang begitu, banyak kesibukan" canda Papa kemudian diikuti tawa semuanya.
"Mari silahkan duduk dulu sambil menunggu kedatangan Nak Alvin" ucap Papa mempersilahkan.
"Terima kasih" jawab keluarga Wijaya.
Mereka tengah asyik mengobrol dengan topik masing-masing, Papa yang sedang ngobrol tentang pekerjaan dan Mama juga banyak bertanya-tanya tentang pribadi Nadia calon menantunya.
"Oh ya sayang, Alvin itu anaknya memang cuek tapi dia sebenarnya sangat penyayang keluarga.. Mama harap kalian bisa cepat beradaptasi sebelum menjalin hubungan yang lebih serius" harap Mama Dina dan Nadia hanya menyikapinya dengan senyuman. Beberapa saat kemudian suara deru mobil terdengar dari luar.
"Sepertinya itu mobil Alvin" ucap Papa Wijaya terlihat bersemangat karena ternyata anaknya itu tidak mengingkari janjinya.
Nadia semakin deg degan seperti apa calon suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Susi Momnya Anas
dea apa nadia sih
2023-01-03
0