Riko memutar botolnya terlebih dahulu dan akhirnya botol itu mengarah pada Kenzo.
"Ken lo mau pertanyaan apa tantangan? " tanya Rico.
"Pertanyaan aja gampang" santai Kenzo.
"Oke gue yang kasih pertanyaan buat lo" tantang Meta.
"Silahkan baby.. " goda Kenzo mengerlingksn matanya.
"Ih, jijik gue.. Oke siapa cewek yang lo suka di kampus? " tanya Meta.
"Beneran pingin tau.. " goda Ken lagi.
"Resek deh lo.. bisa serius gak? " kesal Meta.
"Yang gue suka ya kamu baby.. " manja Ken.
"Ih najis gue" tolak Meta di ikuti tawa semua teman-temannya.
"Oke kita lanjutin, sekarang gue yang puter" Meta mengambil alih botolnya.
Sementara itu di sisi meja yang lain terlihat seorang laki-laki tampan bersama para sahabatnya, dan kebetulan pemilik dari club itu adalah peter sahabat terbaiknya.
"Al.. tumben kamu ada waktu gabung sama kita? " tanya Leon.
"Sepertinya dia sedang galau " sindir peter.
"Sialan lo" jawab Alvin melempar botol kosong kearah sahabatnya.
"Gimana hubungan dengan Sonya Al..? " tanya Peter.
"Dia lagi ada kerjaan diluar negeri, lo tau sendiri kan gimana dia kalau lagi kerja.. gak bakal mau angkat telpon gue" kesel Alvin.
"Apa lo gak pernah curiga sama cewek lo, secara dia sering kerja jauh dari lo" ucap Leon memperingatkan karena ia pernah beberapa kali melihat Sonya bersama pria lain tanpa sepengetahuan Alvin, tapi Leon enggan mengatakannya karena Alvin gak akan percaya tanpa adanya bukti.
"Gue percaya sama dia" jawab Alvin penuh keyakinan.
"Oke terserah lo, gue hanya takut lo kecewa" ucap Leon dengan serius.
"Tanks udah care sama gue" ucap Alvin.
Mereka menghabiskan kebersamaan sampai tengah malam, hingga akhirnya Alvin menerima panggilan dari ponselnya dan melipir menjauh dari teman-temannya.
"Sekarang giliran lo Nad, mau tantangan apa pertanyaan? " tantang Rico.
"Tantangan aja deh" jawab Nadia.
"Oke sekarang gue tantang lo minum 1 gelas " ucap Rico.
"Ngadi-ngadi aja lo Ric.. Nadia gak pernah minum" ucap Meta ngegas.
"Gue gak mau tau, harus sportif dong" jawab Rico.
"Oke gue terima tantangan dari lo" ucap Nadia tanpa basa-basi langsung mengambil minuman disebelahnya dan meneguk nya sampai tak tersisa.
"Bagus.. " ucap Rico.
"Udah Ric ini udah jam 12 malam kita mau balik " pamit Meta.
"Oke.. kita balik bareng" jawab Rico.
"Nad lo gak apa-apa kan, bisa nyetir gak? " tanya Meta.
"Aman kok" jawab Nadia keluar dari club dengan sedikit pusing hingga menabrak seseorang di depannya.
"Gak bisa lihat ya lo" sentak laki-laki tersebut membuat Nadia terpana seketika.
"Gila.. ganteng banget nih cowok, tapi sayang galak banget" batin Nadia
"Sorry gue gak sengaja" lirih Nadia.
"Dasar liar" ucap Alvin dengan sorotan tajamnya dan kembali bergabung dengan sahabat-sahabatnya.
"Kenapa lo" tanya Peter melihat Alvin terus menggerutu dengan wajah kesalnya.
"Gue cabut dulu" pamit Alvin mengambil kunci mobilnya.
"Eh.. kenapa dia" ucap Leon.
"Udah biarin aja" jawab Peter.
Alvin berjalan menuju parkiran memasuki mobilnya dan hendak menstater mobilnya saat tiba-tiba terasa goncangan di mobilnya.
"Brengsek.. siapa sih" kesal Alvin merasa ada sesuatu yang menabraknya dari belakang, ia keluar dari mobilnya dan medapati mobilnya di tabrak oleh seseorang.
"Keluar lo.. " Alvin mengetuk kaca si penabrak dengan kesal.
"Mampus gue" ucap seorang gadis di dalam mobil yang tak sengaja menabrak mobil Alvin, ia keluar perlahan menatap Alvin.
"Kau.. bisa nyetir gak sih? " kesel Alvin.
"Sorry kepala gue pusing tadi, jadi sedikit buram pandangan gue" lirih Nadia menghiba.
"Alasan aja, lagian gadis apaan lo malam-malam masih keluyuran di club, mabuk lagi" hina Alvin.
"Itu bukan urusan lo, sorry gue udah nabrak mobil lo ini kartu nama gue nanti gue ganti..permisi" kesal Nadia masuk kembali ke dalam mobilnya dan pergi dari hadapan Alvin.
"Dasar murahan" batin Alvin kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kencang.
*****
"Papa ada masalah? " tanya Mama Nadia melihat suaminya banyak melamun.
"Perusahan sedang kritis Mam, Papa butuh banyak uang untuk mengembalikan dana yang Papa pinjam" keluh Papa
"Sejak kapan Pa, kenapa gak pernah cerita kalau Papa ada masalah" lirih Mama.
"Sebenarnya Tuan Wijaya sudah menawarkan bantuan untuk Papa, tapi Papa masih mikir" ucap Papa terlihat Kalut.
"Mikir apa Pa? " tanya Mama.
"Karena syaratnya Nadia harus mau menikah dengan anaknya" curhat Papa yang tanpa mereka sadari Nadia sudah ada di balik pintu yang tidak tertutup itu.
"Itu tidak mungkin Pa, Nadia sudah ada Rendy hang mencintainya.. dan Papa tau itu kan" sendu Mama ikut bingung.
"Papa tau Ma tapi Papa sudah tidak punya cara lain lagi untuk menyelamatkan perusahaan kita yang diambang kehancuran" ucapan Papa membuat hati Nadia terkoyak dan mengeluarkan air matanya, ia menangis dalam diam hingga tanpa disadari pot disebalah nya terjatuh dan menimbulkan kegaduhan.
"Nadia.. " panggil Papa kaget melihat putrinya berdiri diambang pintu kerjanya. Tapi tanpa mendengarkan dan berlari ke kamarnya.
"Ma.. dia sudah mendengarnya, Papa rasa dia sangat terpukul Ma" sedih Papa.
"Sudahlah Pa, biarkan dia dulu nanti Mama yang akan bicara dengannya" ucap Mama menenangkan.
"Tolong bujuk dia Ma, Papa gak mau menyakiti hatinya" pinta Papa.
"Papa jangan khawatir, Mama yakin dia gadis yang pintar dan mengerti dengan kesulitan orang tuanya.
Sementara itu Nadia berlari kekamar dengan deraian air mata.
" Kenapa Papa tega ngelakuin ini sama Nadia " kesal Nadia.
Tok
Tok
"Sayang boleh Mama masuk" teriak Mama dari luar sebelum akhirnya masuk perlahan mendapati putrinya sedang menangis telungkup di ranjangnya.
"Sayang, kamu sudah mendengar semuanya kan.. itu bukan keinginan Ayah Nak, beliau terpaksa melakukan ini karena suatu keadaan" bujuk Mama.
"Tapi Ma Nadia cintanya sama Kak Rendy, gimana perasaan dia kalau tau gadis yang ditunggu nya selama 3 tahun ternyata melabuhkan hatinya pada orang lain" ucap Nadia sesenggukan.
"Mama mengerti Nak, Rendy pria yang baik Mama yakin dia akan mengerti dengan keadaan ini" ucap Mama.
"Nadia gak tega buat nyakitin hatinya Ma" tangis Nadia semakin menjadi.
"Suatu saat dia akan mengerti kenapa kamu memutuskan ini sayang" Mama ikut mengeluarkan air matanya.
"Bagaimana kamu mau membantu Papa kan Nak? " tanya Mama tidak memaksa tapi sedikit memohon.
"Berikan Nadia waktu untuk berfikir Ma, Nadia mohon.. ini benar-benar sulit buat Nadia.
" Iya sayang.. Mama harap kamu bisa mengambil keputusan terbaik " harap Mama sebelum meninggalkan putrinya seorang diri.
Vibrasi handphone mengagetkan Nadia saat dia masih dirundung dilema. Tiada di duga tiba-tiba Rendy menghubunginya malam itu, antara ingin mengangkat dan tidak Nadia terasa galau sendiri.
"Assalamu'alaikum.. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments