Seperti biasa Siska bangun pagi Siska lekas memasak dan membereskan rumah sebelum si kecil bangun, Siska sudah lekas mengerjakan pekerjaan masak, dan memebereskan rumah.
Siska mengerjakan semua seperti dikejarr kejar apa, Karena harus serba cepat.
Belum sempat selesai semua Si kecil sudah bangun. ketika Siska belum menghampiri ke kamar si kecil pun masih nangis, Dan Fendi disampingnya terdidur lelap tanpa menghiraukan tangisan si kecil. Siska buru buru mendekat si kecil yang sedang menangis itu bertanda harus menyudahi pekerjanya, walaupun pekerjaan itu belum selesai.
Siska yang sudah di dekat sikecil sambil berkata.
"Apa tidak dengar anak nangis sih??? koh bisa bisanya tidur tidak bangun".Ucap Siska
Fendi pun tetap masih tidur.
Siska ahirnya membiarkan Fendi yang masih tertidur. Siska yang fokus memberi asi kepada anaknya agar si kecil diem dari nangis.
Cup....cupp...cup..
Sayang...anak mama pinter sambil memberikan ASI-nya sambil ngomong sendiri.
Yang tadinya mau membereskan rumah ahirnya tertunda lagi. Karena harus memberikan perhatian kepada anaknya.
Jarum jam terus berputar, hari semakin siang Fendi mulai membuka matanya sambil mengusap usap matanya. dan sangat kaget ketika melihat jarum jam menunjukan jam 6, Fendi segera ke dapur untuk ambil air hangat untuk mandi, Sambil teriak agar Siska menyiapkan Bajunya.
"Dek...Cepet siapkan bajuku" Ucap Fendi kepada Siska, Dari kejauhan sambil teriak teriak.
"Hemm ...." Batin Siska, Dari tadi kemana aja malah enak enakan tidur. sekarang sudah siang tinggal gugup.
Fendi selesai mandi, Langsung nyamperin ke tempat Siska dan di kecil.
"Mana bajuku..??" Tanya Fendi kepada Siska
" Itu di kursi ruang tamu mas" jawab Siska. Siska yang sudah kembali ke kamar sambil jawab di kamar.
"Sarapanku mana..??" Tanya Fendi lagi
" Laa ya ambil sendiri mas, kan AQ masih nungguin si kecil.masa suruh ambilin...?? Jawab Siska lagi.
"Laaah kamu masa suami pergi gk disiapin?" tanya Fendi lagi
" La kan sudah di siapin mas tinggal ambil di meja makan?" Ucap Siska dengan lirih
"Sudah jangan kebanyakan ngomong, ambilin sambil ngendong anak kecil kan bisa malah Crewet di situ aja. Ucap Fendi lagi.
Huffttt....batin Siska saambil pergi sambil gendong anaknya sambil ngambilin sarapan dan minuman.
Fendi yang santai hanya pakai baju, lalu siap siap sarapan.
"Itu sudah siap..silahkan dimakan." Ucap Siska
"La gitu dong" Ucap Fendi dengan ketus
Tak lama Fendi langsung pergi berangkat kerja.
Siska dirumah tinggal beberes rumah dan menjaga Si kecil.
Setelah si kecil tidur, Siska kembali memulai pekerjaan rumah lagi.
Setelah selesai si kecil belum bangun. ini kesempatan Siska mengerjakan apa aja selagi SE kecil masih tidur.
Siska memulai lagi membuat emping dari melinjo.
Tidak banyak siih, hanya mengisi waktu dikala si kecil tidur. Tapi lumayan bisa menyambung hidup walau penghasilan tidak banyak.
Siska membuat emping dari melinjo yang seharinya tidak seberapa, tapi dia berusaha mengumpulkan lumayan bisa buat tabungan.
Bisa buat nabung ketika mau mudik, karena ternyata mudik pun harus memikirkan sendiri.
Yang dulunya janji mau tiga bulan sekali, ketika sekarang di ingtkan bisa membalikan fakta.
tapi tidak apa pa...itu semua Cambuk buat Siska agar Siska menjadi wanita yang kuat, yang Tegar, yang Mandiri.
Siang hari ketika Siska mengangkat jemuran baju yang sudah kering, tiba tiba kakak iparnya muncul lagi kesitu.
"Assalamualaikum" Ucapnya tapi kakak ipar Fendi dia langsung masuk aja.
"Waalaikumsalam" jawab Siska
Sampai didalam rumah langsung tanya masak apa?? dan mengambil minum untuk minum.
Si kecil kecil pun langsung bermain di situ. Tak lupa Siska juga langsung menyapa.
"Dari mana kak" biasa pulang sekolah PAUD langsung kesini, Nanti mau minta anter Fendi pulangnya.
"Owh....Owh..yaa.." Jawab Siska
Setelah kakak iparnya istirahat sebentar dirumah Siska, Fendi pun pulang.
"Sudah disini kak.." tanya Fendi kepada kakak iparnya
"Ya sudah laah.. " nungguin kamu pulang, Jawab kakak iparnya.
Siska rasanya gimana mendengar dan melihat kedekatan mereka. Ketika dengan Siska aja tidak sedekat itu, koh ini Dengan kakanya bisa sedekat itu.
Tapi rasa itu hanya Siska pendam, Biarlah hati Siska yang tau.
Setelah selesai dhuhur Fendi langsung mengantarkan kakak iparnya pulang, dan seperti biasa, pulangnya entah jam berapa sampai sore. Padahal rumah jarak mereka tidak terlalu jauh.
Setelah pulang Siska memberanikan diri untuk bertanya.yang biasanya takut tidak berani tanya kali ini Siska berusaha memberanikan diri.
"Koh sampai sore menjalang malam mas, Hanya ngantar aja koh bisa lama bngt?" Tanya Siska kepada Fendi.
"Kenapa tanya tanya tadi lewatan kesawa" jawab Fendi dengan sewot, dia seperti marah karena tidak mau diurus atau ikut campur.
"Masa iya kesawah hingga malam gini" Jawab Siska yang seperti tak percaya. Ya sudah laah Terserah AQ gk mau ngurus terserah apa katamu.
Malam yang sunyi, semoga malam ini adek tidur nyenyak, dan tidak rewel tidak begadang. Batin Siska, berharap si adek tidak rewel.jadi Siska bisa istirahat setelah siang dia sudah mengerjakan pekerjaan rumah dll
Alhamdulillah ternyata beneran si kecil sangat ngertii mama, sampai subuh tiba dia anteng, dia nangis setelah subuh tiba karena celana basah.
Pagi seperti biasa Siska mempersiapkan pakaian dinas Fendi dan mempersiapkan makanan di dapur. tak jarang juga Fendi sarapan di suapi karena terburu buru.
Karena sudah beberpaa hari, Siska mengajak si kecil untuk ikut mengikuti kegiatan yang ada di wilayah. Siska mengikuti mengurus kegiatan RW an di wilayah situ.siska mulai ada kegiatan, ada beberpaa anak yang les juga dirumah.
Pagi ..menjelang siang,Siska menghadiri Undangan RW an.Siska merasa totalitas melakukan kegiatan bersmaa orang orang disekitar.
Jika dirumah hanya taunya itu dan itu.jika berangakt kegiatan bisa tersenyum bebas. Selayaknya orang yang tak punya masalah. yaa itu semua termasuk dari Healing. Siska kegiatan semua bersama sama dengan ibu ibu semua , tanpa ada lelaki , tapi sesampaak dirumah entah siaap yang mengatakan pada Fendi jika Siska berteman dengan orang orang yang tidak baik.
Sesampai dirumah, Siska ditegur oleh fendi jika dia tidak boleh berteman dengan orang "S" karena jika berteman dengan orang itu maka takutnya akan ketularan tidak baik .
Tapi Siska menjawab, aku ini sudah besar mas, sudah bisa memilih siapa yang baik dan siapa yang tidak . Tetapi semua bagiku sama aja aku akan tetap merangkul mereka, tidak memilih baik apa tidaknya.
Aku hanya cukup tau aja " Kata Siska membalas ucapan Fendi
" Tapi kamu mbok ketularan" Jawab Fendi
Haaa...Haaa..memang penyakit menular bisa ketularan.
Kamu dapat informasi dari mana tentangku koh bisa sampai sebegitu nya ngomongin aku..??
"Dari kakak ipar" Jawab Fendi
Siska semakin kaget dengan semua ini.bisa bisanya dia seperti itu.apa maksudnya??
Bisa bisanya kakak ipar Fendi memfitnah Siska dengan mengadu kepada Fendi jika Siska melakukan sesuatu yang tidak tidak.
"Jadi kamu lebih percaya kepada kakak ipar mu dari pada sama aku??" Tanya Siska kepada Fendi yang sambil membersihkan motornya.
"iya" ucap Fendi dengan mantap.
"Owh begitu. ya sudah terserah, padahal selama ini Aku tidak pernah bersama laki laki.aku kegitan apapun hanya berinteraksi dengan sesama perempuan, tidak pernah bersama laki laki bisa nya dibilang seperti itu.??"
Yaa Allah Siska sambil menangis, harus dipojokan seperti itu salah apa..Aku ?? ucap Siska sambil menangis. Tapi Fendi juga tak mempedulikan, hanya berkata:
"Sudah jangan Cengeng, Begitu aja nangis" Ucap Fendi dengan ketus.
Rasanya siapa yang tidak menangis, seorang suami lebih mempercayai orang lain dari pada istrinya.
Siska hanya bisa menangis tidak bisa berbuat apa apa.
Ke esokan harinya kakak iparnya lagi lagi masih berani datang kesini.dengan hal yang biasa minta antar pulang.
Siska berusaha tetap biasa, tanpa kelihatan ada masalah walau rasa hati ini sakit seperti dicambuk cambuk.
Siska dengan biasa, menawarkan makanan dan minuman yang ada dirumah.
Setelah Fendi pulang, biasa dia lebih menyambut duluan, menyapa dengan nada seperti ramah.
Fendi pun membalasnya.
Hari ini walaupun seperti biasanya tetapi ada yang luar biasa didengar, Kakak ipar Fendi minta temenin beli motor. Anehnya dia rumahnya dekat daerah situ otomatis banyak saudara.
Kenapa yang disuruh belikan justru Fendi, padahal dia punya kakak laki laki, punya adik laki laki juga, kenapa harus iparnya yg belikan.
Dan setelah terbeli nanti Fendi suruh ngajari naik,
Huuft semakin sakit Siska dengarnya.tapi dia coba tahan kan. Yaa Allah...apakah perasaanku ini salah, apa aku salah jika hatiku terasa sakit.melihat dan mendengar semua ini.
Siska berusaha mengkomunikasikan dengan Fendi,
" Kenapa harus kamu yang mengantar membelikan, dan kenapa harus kamu yang mengajarinya.??" ucap Siska dengan Pelan, karena dia tau, misalnya dia berkata apa pun dia tetap kalah, tidak ada yang mengalahkan ucapan Fendi.
" Memangnya kenapa?? Tanya Fendi
" Tidak apa apa"Hanya aneh saja. jawab Siska
" Kenapa Aneh??" Tanya Fendi
" Ya aneh aja..." Kenapa harus kamu yang carikan. kenapa harus kamu yang ngajari. Ucap Siska
"Kamu tau bagaimana belajar motor itu, tanya Siska kepada Fendi.
"Iya tau, Memangnya kenapaa ??ada adegan peluk pelu....k..
terus kamu mau memperagakan adegan seperti itu dengan kakak ipar mu. Tanya Siska
"Fendi hanya diam" terus maksudnya kamu cemburu..??" pertanyaan Fendi lebih diperjelas.
"Menurut kamu??" Siska tanya ulang kepada Fendi.
"Menurut saya iya kamu cemburu, buat apa cemburu, begituan aja cemburu" ,Harus bisa berfikir lebih dewasa Ucap Fendi dengan mudah.
Siska tak mau membalas perdebatan urusan apa Aja, karena Siska sadar Siska tak akan menang dalam ber kata- kata.maka dari itu lebih baik diam.
Keesokan harinya mereka pergi,, entah berdua apa bertiga, atau berempat bersama anak anaknya. Siska sudah capek, Siska rasanya sudah tak ingin memikirkan Yang tak perlu dipikirkan. Rasa dihatinya sakit kalau harus memikirkan hal Yang seperti Siska ingin fokus untuk kebahagiaan anak dan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Diyah Nur Agung
jangan lama thor kasian siska. cerai saja tinggalin fendi buat dia menyesal.
2023-01-13
0