Setelah sampai rumah dada Siska terasa sesak, Mungkin Karena dia menahan tangis sehingga dada terasa sesak. Dan ahirnya kepalanya pusing dan dia pingsan.
Fendi kebingungan ini kenapa..??? dia memanggil...manggil Siska....
Bangun...Bangun...Dek Bangun. Dengan Panik dia sambil menepuk -nepuk pipinya dan kebingungan mencari minyak kayu putih untuk di oles oles pada hidung siska.sambil memijat -mijat kepala Siska trus dikupas kipas juga dengan kardus.
"Alhamdulillah Ahirnya engkau sadar juga De" ucap Fendi di depan Siska.
Siska yang mulai membuka mata melihat atas saja. Tiba- Tiba air mata Siska keluar menetes membasahi Pipi. Siska teringat keluarganya terutama ibunya. Pasti akan terasa kangen Hati ini. Tak lama menetes ahirnya pecah juga tangisannya. Siska menangis menjadi jadi, Entah apa yang dia rasakan saat ini. Setidaknya kalau sudah menangis rasa beban ini agak terkurangi.
Fendi mengambilkan minum dan meminumkan ke Siska. Siska termenung di kamar, "Teringat sang ibu sedang apakah kau ibu??" , Batin Siska dalam hati.
Suasana semakin sore setelah malam tiba suasana semakin sepi sunyi tak ada bunyi musik ataupun orang berlalu lalang.
malam terasa sunyi dan mengingatkan Siska kepada orang orang didekatnya selama ini,. Teringat teman teringat ibu dan teringat saudara.
Tapi apalah daya Siska harus patuh kepada suaminya, Harus menemani disini.
"Dek Panggil Bapak mertua Siska" Siska pun menghampirinya.
Iya Pak "Bagaimana..??", Jawab Siska
"Sini kita ngobrol" Oh ya pak, Siska menjawab sambil mendekat.
Lalu sang Bapak mertua bercerita tentang jaman dahulu. cerita tentang kehidupannya dimasa lampau.
Bercerita tentang kesuksesan nya dahulu, Serta menceritakan meninggalnya istrinya dahulu.
Siska hanya mendengarkan karena belum terlalu faham bahasa yang diucapkannya.
Setelah selesai ngobrol Siska ke kamar untuk istirahat karena suasana sunyi tak ada hiburan apapun, Tidak ada Tv atau radio bunyi yang ada hanya suara Burung di sekeliling rumah.
Siska Beristirahat malam walaupun rasanya masih teringat keluarga, Hingga meneteskan air mata tapi harus bagaimana lagi dia harus patuh kepada Suaminya.
Keesokan Harinya bangun lagi masih teringat nya hingga meneteskan Air mata, Tapi dia menahan nya. Ketika kangen dia menelpon ibunya walaupun Hanya sekedar menanyakan kabar dan menanyakan mama sudah makan belum.??
Siska terasa Rindu, Dia sering menangis tapi dia berusaha kuat.
Pagi itu Fendi akan pergi ke ladang, dan Siska ditinggal sendiri. Sebelumya Siska ditanya dulu dg Fendi.
"Deeek....Hari ini mas mau ke ladang kamu dirumah sendiri berani pa tidak..??"
"Tidak " Jawab Siska
"Terusss Bagaimana"?? mas mau ke ladang
ya aku main aja dimana gk papa kayane mas.
Pagi itu Fendi pergi ke kebun Dan Siska dirumah sendirian. Tapi Siska tidak berani dirumah sendiri, Maka dari itu Siska main kerumah saudara saudara di belakang rumah hingga Fendi pulang.
Karena Siska orang baru terus juga jauh dari tetangganya, rumah juga kelihatan gelap.
Jadi Siska merasa agak takut.
"Ya sudah kamu main kerumah bawah aja sampai mas nanti pulang"
"Iya mas " Jawab Siska
Siska pun menurut apa yang diucapkan suaminya. Ketika main disana banyak pelajaran juga main disana. Apa yang dia tidak paham disini menjadi tau.
Tentang bahasa, Tentang Kebiasaan dan lain lainya.
Disana memang main tapi sembari bergurau belajar dan tanya jawab tentang kehidupan di kota ku dan di kota sini.
\*\*\*\*\*\*\*
Setelah siang tiba Fendi pun pulang dan Siska pun pamitan pulang kerumah.
Siska menaiki jalan yang manjat karena tempatnya diatas.
Sampai dirumah Siska menyiapkan makan siang dan menemani Fendi makan.
Waktu berganti sore dan malam. Siska merasa kesepian dia ingin menelfon ibu tapi apalah daya tidak bisa. Karena tidak ada pulsa dan jauh dari tempat pembelian Pulsa. Fendi pun tidak peduli hal itu. Siska semakin ingin menangis rasanya.
Padahal baru beberapa hari tapi sudah seperti itu apa lagi kalau sudah lama dia ikut suami.
Siska tetep Berusaha tegar walaupun hatinya rasanya ingin menangis.
Siska tidak bisa menghibur diri, Karena dirumah tidak ada Televisi atau Radio. Dia hanya bisa membawa suasana hati dengan tidurann membaringkan badan nya di kursi panjang.
Dikala sendiri pasti yang di ingat yang jauh disana, Ya ibunya Rasanya bertanya Tanya. Sedang apa kau disana. Sudah makan kah Belum.??
Disaat Siska termenung sambil melamun tiba tiba ada yang datang mengagetkan.
"Husst...jangan melamun.!" Tiba tiba Fendi datang mengagetkan.
"Hemm,,,gk sih tiba tiba keinget ibu aja" Jawab Siska.
"Kamu itu hanya begitu aja kepikira, Kan suatu saat juga ketemu lagi tidak usah terlalu dipikirkan. Jangan Cengeng Harus mandiri.
Betul juga sih harus mandiri tapi kan semua itu perlu proses gk langsung trus lupa gitu. Namanya juga orang tua, Batin Siska.
Walaupun hati Siska sedih mendengar kata kata itu tapi Siska mencoba kuat .
Kata - Kata sih memang mudah diucapkan tapi dihati yang mendengar rasane kesel banget.
Walaupun kata kata itu benar, Tapi rasa menghargai perasaan tidak tau gimana. Perasaan Siska itu adalah hal wajar juga sih, Rasa kangen kepada orang Tua, Kenapa sama Fendi diucapkan Seperti itu saja menangis, yang kelihatanya sangat sepele banget.
Siska tetap membesarkan hati mencoba untuk lapang dada mendengar ucapan yang diucapkan Fendi. Setelah itu Fendi tiba tiba mengalihkan dan berkata kepada Siska.
"Dek" Besok kamu dari pada dirumah mendingan kamu ikut di kebun, Jaga Burung burung yang mendekat dengan padi padi disawah.
"Iya siap mas " Ucap Siska menjawab perintah Fendi. Siska tidak mempedulikan Hatinya sendiri dan lebih menjaga hati orang lain.bagaimna orang lain senyum dengan penuh kebahagian.karena disawah sebenernya termasuk refreshing.
Setelah pagi Siska berusaha bagun pagi pagi dan menyiapkan sarapan pagi untuk mereka.
Setelah semua siap mereka berangkat menuju ladang yang dikerjakan Fendi.
Tempatnya lumayan jauh yang ditempuh mereka tetapi mereka baru sempat berjalan kaki, Belum bisa membawa Motor karena memang tidak ada.
Memulai dari Nol dengan penuh semangat.
Ketika sampai di sawah tempat Fendi bekerja Banyak orang dan disana sambil ngobrol ngobrol banyak, Tentangan kehidupan di kampung Siska dan di Daerah sini. Siska ditanggapi orang orang.
Siska menjawab dengan semangat dan mencoba bercanda canda kecil. Kebanyakan mereka disitu ibu ibu yang sudah tua tua. dan ibu ibu setengah Baya.
Wlaupun Siska kadang Canggung bersama mereka karena baru kenal tetapi mereka kelihatan serasa sudaha kenal mereka kelihatan sudah Akrap. Hati Siska merasa damai, Tidak teringat Rasa sedihnya.
Bersambung.
Terimakasih semua mampir Di Novel Mempertahankan manusia atau Temen nya.
Jangan lupa tinggalkan Jejak dengan
Like.
Coment
Subscribe
Agar Author merasa semangat lagi menulis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments