Ditinggalkan!

...Terkadang kita tak bisa untuk memilih sesuatu yang tak bisa kita pilih salah satunya. Namun, keadaan mampu memaksa semuanya untuk bisa kita pilih....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

Setelah panggilan itu berakhir. Abraham lekas mencari nomor kontak seseorang. Dia lekas melakukan panggilan dengan matanya melirik ke arah jam dinding yang ada di ruang tamunya.

"Siapkan tiket pesawat untukku sekarang. Aku akan pulang ke rumah!" Kata Abraham dengan tegas lalu segera bergegas menuju kamarnya.

Saat pria itu membuka pintu kamar. Bersamaan dengan Aufa yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tanpa mengatakan apapun, Abraham lekas berjalan ke arah lemari miliknya. Tak lupa dia mengambil tas punggungnya lalu segera memasukkan beberapa baju ke dalam tas itu.

"Ganti bajumu, Aufa. Aku akan mengantarmu pulang," Kata Abraham dengan menutup tasnya setelah dia berhasil memasukkan semua baju yang akan dia bawa.

"Maksudmu?" Tanya Aufa yang tak paham. "Pulang kemana?"

Abraham beranjak berdiri. Dia menatap Aufa sekilas dan lekas melewati wanita itu dengan biasa saja.

"Pulang ke rumahmu," Kata Abraham sebelum dia membuka pintu kamar. "Kamu akan aku antar ke rumahmu untuk sementara waktu karena aku akan pergi dalam waktu yang cukup lama."

Setelah mengatakan itu. Abraham lekas keluar dan meninggalkan Aufa yang masih terkejut dengan ucapan suaminya itu.

Jujur dalam pikiran Abraham saat ini berpecah belah. Dia bingung dengan keadaan ibunya. Dirinya khawatir dan cemas tapi dia juga sebenarnya tak mau berpisah dari Aufa.

Namun, membawa Aufa sekarang di hadapan keluarganya. Bukan akan membuat keadaan tenang malah akan membuat kedua orang tuanya semakin banyak pikiran.

Abraham tak mau itu terjadi. Hingga akhirnya dia mulai berpikir akan mengantar Aufa sementara waktu ke rumah mertuanya. Setidaknya dia akan tenang jika Aufa berada di rumahnya.

Ada orang tuanya yang akan menjaga serta semua kebutuhan istrinya itu akan terjaga.

"Kamu mau kemana, Abra?" Tanya Aufa setelah gadis itu berganti pakaian dan menyusul Abraham yang menunggu dengan tak sabar di ruang tamu.

"Aku ada pekerjaan mendadak."

"Pekerjaan apa?" Tanya Aufa ingin tahu.

"Belum waktunya kamu untuk tahu. Ayo!"

"Aku tak akan mau pulang jika kamu tak mengatakan padaku!" Seru Aufa dengan marah. "Kamu menggodaku seperti tadi, lalu pergi dan sekarang mengantarkan aku pulang? Lelucon macam apa ini?"

Abraham menghela nafas berat. Namun, dia tak memiliki waktu lagi. Saat bibirnya hendak terbuka. Suara panggilan khusus untuk seseorang yang tadi dia hubungi mulai terdengar.

"Ya?" Kata Abraham saat dia mendekatkan benda pipih itu di telinga. "Oke aku sudah siap. Tunggu aku disana!"

"Kamu mau pergi dengan siapa, Abra? Katakan!"

Abraham mendongak. Dia menatap Aufa yang sepertinya ingin tahu dengan apa yang akan dilakukan.

"Aku tak memiliki banyak waktu. Jika kamu gak mau pulang. Maka aku tinggal disini sendirian!" Ancam Abraham lalu segera keluar dari rumah.

Pria itu lekas berjalan ke motor yang sudah terparkir rapi di dekat bengkelnya. Abraham mengambil helm dan menarik tangan Aufa yang terlihat terpaksa mendekatinya.

"Pegangan. Aku akan mengebut!" Kata pria dengan memakai helm juga sebelum dia naik ke atas motor.

Abraham membawa sepeda motornya dengan cepat. Dia benar-benar tak mengatakan apapun pada Aufa. Bahkan Aufa yang duduk di kursi belakang tanpa berpegangan hanya mampu diam.

Dirinya benar-benar tak tahu jalan pikiran suaminya ini. Apa kesalahan yang diperbuat tapi entah kenapa Aufa tak mau dibawa pulang.

"Jangan menyusahkan Mama dan Papa. Aku hanya akan pergi sebentar," Kata Abraham saat kendaraan roda dua itu berhenti tepat di depan rumah besar Aufa.

"Kemari!" Abraham membantu membukakan helm Aufa.

Dia menatap wajah istrinya yang cemberut. Dirinya tahu jika sebenarnya di antara mereka berdua ini tak mau berpisah. Namun, mau bagaimana lagi. Dia tak mungkin mengajak istrinya sekarang.

"Terserah. Mau pergi sebentar atau lama. Aku gak peduli!" Teriak Aufa dengan marah lalu berjalan dengan kesal meninggalkan Abraham yang masih mematung di sebelah motornya.

"Sayang," Panggil Mama dan Papa Aufa dengan membuka pintu rumah. "Mama kangen kamu."

Aufa terlihat tak senang. Bahkan wajah wanita itu seakan sedih saat mamanya memeluknya.

"Pa, Ma," Panggil Abraham sambil mencium tangan Papa Akmal.

Sedangkan ibu mertuanya, seperti biasa. Melengos dan tak mau menatapnya. Namun, Abraham tak mengambil hati. Dia tahu jika sebenarnya mertuanya itu hanya ingin yang terbaik untuk putrinya.

"Makasih, Pa. Sudah mau ngertiin Abra. Abra titip Aufa sebentar yah. Ada pekerjaan yang harus Abra selesaikan," Ujar Abraham pada Papa mertuanya.

Papa Akmal mengangguk. Dia menepuk pundak menantunya itu dengan bangga.

"Papa senang kamu bisa mengambil keputusan dengan mengantar Aufa kesini. Semoga pekerjaan kamu cepat selesai."

"Gak usah selesai gapapa. Biarkan Aufa disini dan kau tinggal di rumah kecilmu itu!" Seru Mama Aufa dengan sinis.

"Ma!"

"Bener kan, Pa? Lihat Aufa makin kurus. Dia pasti gak nafkahin Aufa dengan benar! Dia malah jadikan Aufa seperti pembantunya. Ya kan!"

"Ma!" Sela Aufa dengan menarik tangan mamanya. "Temani Aufa tidur. Ayo!"

Abraham terdiam. Dia bisa melihat manik mata istrinya menatap ke arahnya juga sebelum pergi bersama Mama mertuanya ke dalam rumah. Namun, entah kenapa Abraham berpikir jika istrinya itu hanya ingin agar mamanya tak menghinanya

"Maafkan istriku, Abra. Papa…"

"Pa, Abra mengerti," kata Abraham dengan dewasa. "Abra berangkat ya, Pa. Maaf udah ngerepotin, Papa."

Setelah mengatakan itu. Abraham lekas pergi meninggalkan rumah Aufa. Dia tak menyadari jika ada seorang perempuan yang berdiri di pinggir jendela kamarnya dan menatap kepergian dirinya dengan perasaan tak rela.

Entah kenapa perasaannya sedikit sedih. Akh atau mungkin dia memang mulai terbiasa dengan hadirnya sang suami dan tak pernah berjauhan.

...****************...

"Apa yang kamu lakukan disini, Nak?" Tanya suara pria paruh baya yang membuat Aufa terkejut.

Dia menoleh dan melihat sosok papanya yang datang mendekatinya.

"Aufa gak ngapa-ngapain, Pa. Cuma pengen cari udara dingin aja," Kata Aufa berkilah.

Papa Akmal tersenyum. Dia mendekati putrinya yang masih berdiri di balkon kamar dan mengusap kepalanya.

"Bagaimana Abra? Apa dia baik padamu atau dia bersikap kasar?"

Aufa menggeleng. "Dia baik, Pa. Meski kadang menyebalkan."

"Lalu?"

"Dia sering memintaku membersihkan rumah, mencuci piring dan memasak tapi terkadang dia juga kadang bersikap aneh. Dia juga ikut membersihkan rumah dan memasak makan malam untukku. Dia… "

Papa Akmal tersenyum. Dia mampu melihat senyuman anaknya yang begitu antusias saat menceritakan Abraham dan kesehariannya. Bahkan Papa Akmal bisa melihat pacaran berbeda dari mata putrinya itu.

"Apa kamu sudah jatuh cinta pada suamimu?"

Jantung Aufa berdegup kencang. Dia terlihat shock dengan pertanyaan papanya. Namun, entah kenapa sesuatu seakan mengusik hatinya.

"Apa benar aku mulai mencintainya?"

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Seperti nya pk akmal tau abra anak sultan

2025-03-24

0

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

next thor

2024-05-06

2

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO SDH MNCINTAI ABRA TNPA LO SADARI, LO YG CEMBURU DN MARAH2 KE CALON PELAKOR, ITU MMBUKTIKN LO SDH JATUH CINTA..

2023-11-10

2

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!