Kabar Buruk

...Kadang perasaan itu mampu membuat akal bekerja dengan gila. Namun, kesadaran itu ternyata datang dan membuatku mampu menahan semuanya dengan baik....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

Seakan candu bagi keduanya. Seakan tak ada yang mampu melepas pesona di antara mereka. Tangan Aufa yang sejak tadi mencoba menahan dada Abraham agar tak menempel dengannya mulai melemah.

Bahkan posisi itu mulai berganti dengan kedua tangannya yang sudah berada di belakang leher Abraham dan ciuman keduanya semakin menuntut antara satu dengan yang lain.

Tak ada jarak di antara keduanya. Bahkan bibir Abraham mulai berpindah. Dia mulai mengecupi leher Aufa sampai perempuan itu mendongak dan seakan memberikan izin untuk Abraham mengekspos lehernya dengan puas.

Semuanya berjalan dengan naluri masing-masing. Tangan Abraham bahkan dengan pelan mulai masuk ke dalam kaos istrinya. Mengusap perut rata itu dengan sempurna.

Tubuh keduanya menegang. Bahkan Aufa sampai mengangkat tangannya ke atas seakan memberikan akses untuk tangan suaminya lebih masuk.

Wajah Abraham bahkan sudah turun. Tepat berada di depan perut rata Aufa yang super putih, mulus dan wangi. Pria itu mulai memajukan bibirnya dan mulai mengecupi setiap jengkal perut Aufa sampai wanita itu menggeliat.

Tangan Abraham juga dengan pelan menurunkan celana Aufa sampai akhirnya terlihat segitiga bermuda yang begitu menggoda. Pria itu mulai naik kembali ke atas. Dia mencium bibir Aufa semakin dalam.

Bagaimanapun keduanya hanya mulai tersulut oleh nafsu. Keduanya bahkan mulai lupa pertengkaran yang terjadi. Seakan antara Aufa dan Abraham saat ini, hanya memikirkan bagaimana menjejaki ruang yang lebih nikmat.

Sampai tangan Aufa juga dengan lancar membuka kaos yang dibuka Abraham dan membuat tubuh kekar itu dilihat langsung oleh kedua mata Aufa yang polos. Mata itu begitu terkejut. Bahkan Aufa merasa tertipu selama ini.

Dibalik kaos yang selalu dipakai oleh Abraham. Dibalik kaos lebar yang dipakai membalut tubuhnya. Ternyata terdapat dada bidang dan perut dengan roti gandum yang membentuk begitu seksi membuat Abraham semakin terlihat tampan.

Ciuman keduanya bahkan mulai kembali terpaut. Bahkan tubuh keduanya sampai berguling dengan bergantian. Aufa yang berada di atas dan perlahan Abraham lagi yang memimpin.

Sampai akhirnya langkah selanjutnya membuat pikiran Abraham sadar. Saat tangannya mulai menyentuh segitiga bermuda itu. Wajahnya langsung berubah. Bahkan dia mulai sadar akan apa yang ia lakukan.

Pria itu melepaskan ciumannya dan duduk di pinggir ranjang dengan tiba-tiba. Hal itu tentu membuat Aufa juga terkejut dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Tidurlah, Aufa. Besok kamu harus kuliah," Kata Abraham dengan pelan dan lekas beranjak berdiri.

Dia lekas meraih kaosnya yang tergeletak dan keluar dari kamar. Meninggalkan Aufa sendirian yang mencengkram selimut dengan kuat.

"Bodoh Aufa! Bodoh!" Umpat Aufa dengan memukul kepalanya sendiri. "Bisa-bisanya kau tergoda lagi olehnya dan membuat tubuhnya dijajah!"

Aufa menarik nafasnya begitu dalam. Dia memukul tangannya berulang kali di ranjang sampai kesal. Merasa lelah dia merebahkan dirinya di ranjang dan menatap langit-langit kamar.

Bayang-bayang ciuman yang terjadi beberapa menit yang lalu berputar di matanya. Bahkan tubuhnya masih ingat betul bagaimana kecupan dari bibir Abraham dan juga tangannya yang menyentuh beberapa inci tubuhnya membuat tubuhnya merinding.

"Apa dia tak tergoda padaku? Kenapa dia bisa kuat menahannya?" Gumam Aufa dalam diam.

"Apa yang aku pikirkan?" Seru Aufa dengan kesal. "Bukannya aku harus senang, dia tak menyentuhku. Jadi perawanku masih terjaga!"

Aufa mulai beranjak dari ranjang. Dia juga segera meraih bajunya yang tergeletak dan membawanya ke kamar mandi.

"Awas saja menggodaku lagi! Aku tak akan memberi dan tergoda dengan wajah gilanya!" Umpat Aufa sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.

...****************...

Abraham dengan keringat membasahi tubuhnya meneguk minuman dengan cepat. Dia merasa tubuhnya panas dan juga menegang. Dia harus menenangkan sesuatu yang sebenarnya sejak tadi ingin masuk ke sangkar emasnya. Namun, pikiran sadarnya naik dan membuatnya berakhir disini.

"Apa yang kupikirkan," Gumam Abraham dengan meletakkan gelas itu di atas meja.

Dirinya menarik nafasnya dengan kuat. Dadanya naik turun dengan sekelebat bayangan yang terjadi beberapa menit lalu berputar di matanya.

Dirinya merasa ingin. Bahkan Abraham sendiri sadar jika apa yang dia lakukan sebenarnya tak salah. Hubungan keduanya sah dalam agama maupun negara. Jadi melakukan hal itu pun sebenarnya sah dan halal untuk mereka.

"Aku tak boleh memaksanya. Apalagi mencari kesempatan," Kata Abraham mengingatkan dirinya. "Aku ingin melakukannya dengan dasar cinta kita berdua."

Bagaimanapun Abraham tak mau dianggap mengambil kesempatan ketika pikiran Aufa tersulut nafsu. Pria itu ingin di antara dirinya dan Aufa melakukan dengan atau kemauan sendiri.

Dia ingin tak ada paksaan. Tak ada keinginan terpaksa untuk memenuhi keinginan dirinya. Abraham ingin Aufa melayani dirinya dengan ikhlas dan senang hati.

Hingga pikiran Abraham buyar saat sebuah panggilan dari ponselnya dengan notifikasi khusus untuk keluarganya membuat Abraham spontan beranjak berdiri.

Dia sangat tahu notif ini hanya dia berikan pada nomor ponsel ayah, ibu dan adik-adiknya.

"Omri?" Gumam Abraham yang lekas mengangkat panggilan itu dengan jantung berdegup kencang.

"Halo, Kak?" Kata Omri yang terdengar berada di ruangan ramai.

Abraham mampu mendengar nafas Omri yang terlihat berat. Bahkan sepertinya adik laki-lakinya itu sedang berjalan dengan langkah cepat sekarang. Abraham juga mampu mendengar suara adik perempuannya atau lebih tepatnya kembaran Omri menangis dari panggilan itu.

"Ada apa, Omri? Kamu dimana?" Kata Abraham dengan serius.

"Kakak cepat pulang? Kakak kumohon pulanglah!" Kata Omri dengan suara bergetar yang membuat jantung Abraham berdegup kencang.

Ketakutan itu mulai hinggap. Bayangan wajah kedua orang tua dan adik-adiknya mulai terbayang.

"Ada apa, Omri? Katakan! Katakan pada Kakak sekarang!" Kata Abraham dengan khawatir.

"Ibu, Kak. Ibu sakit. Sekarang Ayah membawa Ibu ke rumah sakit," Kata Omri bak petir di malam hari untuk Abraham.

Jantung pria itu berdegup kencang. Bahkan tangannya bergetar dengan wajah ibunya terbayang di kedua matanya. Senyuman ibu yang sangat dia sayangi dengan besar. Tawa ibunya yang selalu menjadi penyemangat dirinya.

Doa ibunya yang selalu diberikan padanya sampai dia ada di posisi sekarang. Kekuatan ibunya di masa lalu yang membuatnya masih diberikan kekuatan dan kebahagiaan dengan keluarga yang lengkap. Keluarga yang utuh. Keluarga yang bahagia.

Semua itu tak mudah. Jika bukan karena ketabahan ibunya. Semua ini tak akan pernah dia rasakan.

"Kak Abra! Kak Abra masih disana? Halo halo?" Kata Omri memanggil saat kedua mata Abraham mulai berkaca-kaca.

"Omri mohon pulang, Kak! Temui Ibu," Pintanya yang membuat mata Abraham terpejam sampai air mata menetes dari ujung matanya.

"Kakak akan pulang malam ini juga! Tunggu Kakak dan jaga Ibu, Omri!"

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

lanjut thor

2024-05-06

1

Raka wijaya official

Raka wijaya official

lanjut

2023-04-22

2

Heru Dwiyantono

Heru Dwiyantono

bagus ceritanya

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!