Kepulangan Bia

...Perpisahan paling menyakitkan adalah ketika perpisahan seorang adik dan kakak karena sebuah keadaan. ...

...~JBlack...

...****************...

Akhirnya hari yang paling berat akan terjadi. Dimana seorang kakak laki-laki melepaskan kepergian adiknya kembali ke negara asalnya. Waktu yang diberikan oleh Bia telah habis.

Hal itu menjadi pertanda bahwa siap tak siap. Abraham harus mengantar adiknya ke bandara sekarang.

"Kamu serius mau pulang sekarang?" Tanya Abraham dengan nada berat.

Pria itu terlihat merebahkan dirinya di ranjang yang selama beberapa hari menjadi tempat tidur adiknya. Dia menatap semua pergerakan Bia yang memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

"Iya serius, Kak. Aku harus kuliah," Jawab Bia dengan tangan bergerak cepat.

"Gak mau nambah satu hari lagi? Atau satu minggu?" Tanya Abraham yang membuat kepala Bia menggeleng.

"Kalau aku disini terus. Kasihan pengantin baru gak bisa pedekatean dong?" Sindir Bia yang membuat Abra menaikkan bahunya tak acuh.

"Entahlah. Kakak masih gak mau antar kamu pulang," Kata Abra yang membuat Bia menarik nafasnya begitu dalam.

Beginilah hubungan antara kakak dan adik itu. Mereka memang sering berbeda pendapat. Sering adu argumen. Namun, baik Bia maupun Abraham keduanya sama-sama saling menyayangi.

Keduanya sama-sama selalu ada antara satu dengan yang lain.

"Kakak," Kata Bia dengan cemberut.

Gadis cantik dengan wajah mirip Abraham itu lekas berjalan ke arah ranjang. Lalu dia memeluk Abraham yang tiduran dengan erat.

"Kakak tau kan? Tugas kuliahku padat. Aku juga harus segera menyelesaikan kuliahku karena Ayah dan Ibu ingin aku sekolah sampai S2?"

"Tapi kamu mau nggak?"

"Mau," Jawab Bia mengangguk. "Ayah sama Ibu gak maksa. Mereka cuma kasih pilihan doang sama Bia."

"Dan kamu… ?"

"Aku pilih kuliah lagi," Jawab Bia yang membuat Abraham mengangguk.

"Kamu harus kuliah dengan rajin. Kamu akan menjadi seorang dokter dengan pekerjaan yang sangat amat mulia," Ujar Abraham yang begitu bangga dengan Bia.

"Tentu. Aku akan merawat Ayah, Ibu, Kakak, Adik kembar dengan baik," Kata Bia dengan tersenyum. "Yaudah ayok antar Bia pulang. Jangan kira Bia lupa yah buat pulang karena obrolan ini."

Abraham tertawa lirih. Sebenarnya dia mencari topik pembicaraan agar adiknya lupa akan niatnya untuk pulang. Namun, ternyata Bia memang seingat itu untuk apapun.

"Yaudah. Kakak siap-siap dulu yah," Kata Abra lalu beranjak dari tidurnya.

Tak lupa dia memberikan kecupan ringan di dahinya dan segera keluar dari kamar. Abraham tentu segera berganti pakaian dan sampai semuanya selesai. Dia kembali ke kamar adiknya dan membawakan dua koper milik Bia.

"Gak ada yang ketinggalan, Bi?" Tanya Abraham pada sangat adik.

Bia yang membawa tas kecil menggeleng.

"Semuanya sudah aku masukkan sejak semalam. Hanya tadi tinggal beberapa baju aja yang belum Bia masukkan," Kata Bia pada kakaknya.

Saat keduanya hendak sampai ke pintu rumah. Pintu itu mulai terbuka dan membuat pergerakan adik kakak itu terhenti.

Aufa yang baru pulang kuliah terkejut dengan keduanya. Dia menatap beberapa barang yang dibawa suami dan adik iparnya dengan teliti.

"Kamu mau kemana, Bi?" Tanya Aufa dengan berjalan mendekati adik iparnya.

"Aku mau pulang, Kak," Ujar Bia dengan pelan.

"Pulang? Pulang kemana? Bukannya rumah kamu disini?" Tanya Aufa dengan bingung.

Abraham yang mulai was-was mendekati sang adik. Dia takut Bia keceplosan atau lupa dengan apa yang mereka simpan hendak menjawab. Namun, saat dirinya mau mengeluarkan suara.

Jawaban sang adik membuat Abraham tersenyum.

"Pulang ke kosan, Kak. Aku gak mungkin tinggal disini kan? Apalagi ganggu pengantin baru terus?" Goda Bia yang membuat Aufa melengos.

Ya semenjak kejadian itu. Semenjak Aufa mengintip Abraham berbicara dengan seorang wanita dan juga saat kejadian antara mamanya, dia dan Abraham. Aufa tak menyapa suaminya sedikitpun.

Bahkan Aufa nekat memasak sendiri di rumah hanya dengan telur karena dia mogok bicara dengan Abraham. Dia masih jengkel dan terus mengatakan suaminya dengan sumpah serapah dalam hati.

"Tinggal disini juga gapapa. Kak Aufa jadi seneng. Setidaknya masih ada manusia punya hati dirumah ini," Sindir Aufa yang membuat Bia tertawa.

Abraham hanya diam. Dia tahu istrinya tengah menyindirnya. Tanpa kata pria itu melanjutkan langkahnya dengan membawa dua koper di tangan kanan dan kirinya.

"Bia balik dulu ya, Kak," Kata Bia dengan menarik tangan Aufa dan menciumnya.

"Eh!" Aufa terkejut. "Kok…"

"Bia pamit. Ini namanya salaman dari yang muda ke yang lebih tua, Kak," Kata Bia menjelaskan.

Aufa kembali kagum. Bia benar-benar mengajarkan banyak hal padanya. Dari sikapnya yang baik, sopan dan juga ramah. Dari sikapnya yang lebih dewasa, lebih murah senyum dan perhatian daripada suaminya.

"Bia berangkat," Kata Bia dengan tersenyum.

"Jangan lupa pulang kesini lagi yah. Temui Kak Aufa," Kata Aufa yang merasa kehilangan.

Jujur keberadaan Bia membantunya. Dari membersihkan rumah. Menyiapkan bahan masakan dan juga ketika Abra memintanya mengepel. Bia ikut turun tangan juga membantunya.

"Oke. Bia bakalan kesini lagi nanti," Kata Bia lalu mulai keluar dari rumah dengan Aufa mengekor dari belakang.

"Hati-hati, Bi. Sampai jumpa lagi," Kata Aufa melambaikan tangannya sebelum Bia naik ke sepeda motor kakaknya

Abraham melihat semua interaksi adik dan istrinya. Dia tersenyum begitu kecil sampai mata Aufa tertuju padanya dan membuat senyumannya hilang.

"Apa lihat-lihat!" Seru Aufa dengan galak.

Wanita itu lekas masuk kedalam rumah. Lalu Abraham mulai membonceng adiknya dengan membawa dua koper besar begitu hati-hati di depan dan di tengah.

"Kakak kenapa bikin hal lebih ribet sih?" Tanya Bia saat sepeda motor itu mulai meninggalkan rumah dan bengkel. "Hidup Kakak bahkan lebih mudah daripada ini.

"Tapi Kakak akan dihormati karena nama belakang kita," Ujar Abraham dengan cepat. "Kakak ingin sukses sendiri, Bi. Kakak ingin belajar mandiri. Kakak seorang pria dan Kakak ingin dihargai karena kerja kakak sendiri."

Bia mengangguk. Dia melingkarkan tangannya dan memegang ujung baju Abraham karena di antara mereka ada koper miliknya.

Tak lama Abraham membelokkan setir motornya ke sebuah rumah. Kedatangan keduanya membuat dua orang penjaga mendekat.

"Kami bantu Tuan, Nona," Kata dua penjaga yang mengambil alih koper tersebut.

"Mobilnya sudah dipanaskan, Pak?" Kata Abraham dengan sopan.

"Sudah, Tuan."

Abraham dan Bia mulai pindah. Keduanya naik mobil dan segera pergi ke bandara dengan kendaraan roda empat itu.

"Kakak jangan lupa hubungi Ibu. Ibu sering sakit karena memikirkan Kakak," Kata Bia saat keduanya mulai sampai di titik terakhir pertemuan.

Mereka sudah di bandara dan Bia tentu harus segera masuk karena suara tentang pesawatnya yang akan berangkat sudah terdengar.

"Iya. Kakak akan menghubungi Ibu nanti," Kata Abra menurut.

Bia mengangguk. Dia membuka kedua tangan dan lekas memeluk kakaknya.

"Kak Abra baik-baik disini yah. Jangan menghilang lagi. Jangan lupa kabarin Bia. Kalau butuh apapun Kakak cukup telfon Bia oke?"

"Tentu, Adikku yang cantik. Kamu juga semangat kuliahnya," Kata Abraham membuat Bia membuat gerakan hormat.

"Kakak juga semangat buat Kak Aufa. Aku berdoa semoga pernikahan kalian semakin baik dan langgeng."

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

👍👍👍

2024-05-05

1

The Trickster

The Trickster

what siapa ini JBlack sok nimbrung mas abra?

2023-02-21

2

Heru Dwiyantono

Heru Dwiyantono

mantap

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!