Pulangkan Aku ke Papaku!

...Terkadang seseorang perlu dipukul mundur oleh kenyataan jika hidup tak semudah menadah uang dan meminta kepada kedua orang tua....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

Waktu yang terus beranjak naik menandakan bahwa bengkel semakin ramai. Bengkel Abraham yang terkenal ramah, pelayanan terbaik dan juga para montir yang profesional membuat semua pelanggan sangat suka memperbaiki atau menservis disini.

Berjajar mobil dan motor bergantian antri untuk dicek oleh mereka. Beberapa orang terlihat wira wiri ke sana ke mari menandakan jika memang keadaan disana masih sibuk.

Begitupun dengan seorang pria berwajah tampan dengan tubuh kekar dan hanya memakai kaos oblong tengah berada di bawah mobil. Tangannya dengan lincah memperbaiki keadaan mobil pelanggan terbaiknya yang selalu ingin di cek oleh dirinya sendiri.

"Mas Abra," Panggil seseorang sambil menunduk di kolong mobil.

"Hmm?" Sahut Abraham lalu mendorong dirinya keluar dari kolong mobil.

"Ituu!" Kata seorang karyawan dengan gugup.

"Ada apa?"

"Emmm… "

"Aku mau berangkat kuliah!" Kata seorang perempuan yang datang dan langsung menggeser posisi pegawainya.

Abraham merubah ekspresinya. Dia perlahan duduk lalu berdiri di depan perempuan yang sudah berpakaian begitu rapi dan wangi.

"Aku minta uang," Kata Aufa dengan menyodorkan tangannya.

"Tugasmu?" Tanya Abraham dengan wajahnya yang datar.

"Sudah, Tuan Abraham. Saya sudah membersihkan semuanya," Ujar Aufa dengan wajah yang berusaha menahan amarah.

"Tunggulah disini," Kata Abraham yang membuat Aufa memutar matanya malas.

"Jangan lama-lama. Disini panas!" Omel Aufa yang tak melihat sekitarnya.

Abraham hanya menggeleng. Dia segera masuk ke dalam rumah.

"Kak Aufa membersihkan semuanya, Kak," Celetuk seorang perempuan yang tengah menatap layar laptopnya di ruang tamu.

"Kamu tau, Bi?"

Bia mendongak. Dia mulai berdiri dan berjalan melewati Abraham menuju ke dapur.

"Iya. Aku lihat Kak Aufa mengelap meja dan barang-barang, Kakak," Kata Bia sambil menuang air putih ke dalam gelas. "Minumlah!"

Abraham menerima air putih itu. Dia benar-benar merasa haus dan dengan peka adik perempuannya ini mengambilkan untuknya.

"Kakak akan mengambil uang dulu," Kata Abraham menyerahkan gelas kosong itu pada adiknya. "Terima kasih, Sayang."

Bia mengangguk. Abraham mulai masuk ke dalam kamar dan mengambilkan uang setelah itu dia segera keluar dari rumah dan menghampiri sosok istrinya yang terlihat kepanasan disana.

"Lama banget sih!" Seru Aufa dengan mengusap dahinya yang basah.

"Kalau kamu terus marah. Uang ini gak bakal aku kasih," Ancam Abraham yang membuat Aufa melototkan matanya.

"Enak banget! Udah cepetan. Aku telat," Seru Aufa menurunkan nada bicaranya.

Abraham menyodorkan uang dan segera diterima oleh Aufa. Perempuan itu menghitung uang tersebut dan mengernyitkan alisnya.

"Lima ratus ribu?" Kata Aufa dengan mendongak dan menatap kedua mata Abraham.

"Ya," Sahut Abraham dengan tegas. "Dan itu untuk satu minggu."

"Apa!" Seru Aufa dengan kaget. "Satu minggu lima ratus ribu? Uang apaan!"

Aufa terlihat emosi. Bahkan wajahnya memerah dan matanya membelalak tak percaya.

"Papaku setiap hari ngasih aku uang satu juta itupun beda sama uang jajan, kosmetik dan semuanya. Terus kamu dengan seenaknya kasih aku lima ratus ribu untuk seminggu? Kamu mau bikin anak orang mati?"

"Lima ratus ribu itu banyak, Aufa. Kamu harus belajar hemat," Kata Abraham dengan pelan.

"Hemat sih hemat tapi gak gini juga. Aku minta tambah!" Kata Aufa menyodorkan uangnya.

"Gak ada tambahan!"

"Aufa!"

"Apa lagi? Kamu mau mengancam soal Papa? Ngadu?" Seru Aufa dengan marah.

Dia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Abraham. Mengangkat tangannya dan menunjuk wajah Abraham dengan raut wajah marah.

"Kalau kamu gak bisa nafkahin anak orang. Pulangkan aku ke papaku! Aku juga gak mau hidup susah kayak kamu!" Seru Aufa setelah itu dia pergi dengan menerima uang lima ratus dari Abraham dan berjalan dengan langkah kaki cepat.

Abraham menarik nafasnya begitu dalam. Dia benar-benar tak menyangka jika sikap istrinya jauh lebih keras dari bayangannya sendiri. Aufa benar-benar sudah terlalu dimanja dan membuatnya menjadi perempuan keras kepala dan terus bersikap seperti anak kecil.

"Mas Abra," Panggil seorang perempuan paruh baya.

"Ih iya, Bu," Sahut Abraham sambil mendekat.

"Siapa wanita tadi, Mas? Istrinya Mas Abra?"

Abraham tersenyum ramah.

"Iya, Bu. Itu istri saya," Sahut Abraham mengangguk.

"Kapan Mas Abra menikah?"

"Jangan bilang kemarin Mas Abra tutup karena ini?" Celetuk pelanggan yang lain yang duduk di barisan perempuan paruh baya tadi.

"Iya, Bu. Betul," Kata Abraham mengangguk.

"Tapi istri Mas Abra kok kasar begitu? Bahkan udah tau di depan banyak orang dia gak malu," Cibir salah satu pelanggan yang lain.

Abraham tersenyum. "Maafkan istri saya ya, Bu. Istri saya memang masih belum terbiasa disini."

Abraham benar-benar menjelaskan dengan baik. Bahkan dia tak menyalahkan istrinya sedikitpun. Sebaik mungkin Abraham yang menerima semua perkataan soal sikap istrinya dari para pelanggannya.

"Yaudah. Saya izin melanjutkan pekerjaan yah. Biar mobilnya cepat selesai."

...****************...

"Kamu ngapain dari bengkel, Fa?" Tanya seorang perempuan yang sedang menyetir mobil. "Mobilmu mogok?"

Aufa terlihat menyugar rambutnya ke belakang. Dia menghidupkan AC mobil lebih dingin karena dirinya kepanasan.

"Mobilku mogok. Mangkanya aku kesana," Jawab Aufa dengan ketus.

"Kamu kenapa sih. Masih jam segini udah badmood?"

"Bad mood parah!" Seru Aufa dengan mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. "Rasanya aku pengen bolos kuliah."

"Gila, Fa. Waktunya dosen killer njir!" Umpat teman Aufa geleng-geleng kepala.

"Bodo amat," Seru Aufa dengan wajah kesalnya. "Kalau kamu gak mau bolos. Turunin aku di cafe dekat mall, Mel."

"Gila!" Seru Mela dengan melototkan matanya. "Jangan cari masalah!"

"Turunin aku disana! Aku janjian sama Mamaku," Seru Aufa dengan marah.

Mela mendecakkan lidahnya. Sahabat sekaligus temannya ini memang wanita keras kepala. Mau tidak mau Mela mulai membelokkan setir kemudinya di depan cafe yang diinginkan Aufa.

"Mending masuk aja yuk, Fa," Bujuk Mela masih tak menyerah.

"Aku capek, Mel. Moodku buruk. Kalau aku masuk, percuma. Aku bakal kabur ke kantin," Ujar Aufa dengan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Tapi nilai kamu gimana? Kamu udah sering bolos loh," Kata Mela dengan mengingatkan kesalahan sahabatnya itu.

"Soal itu gampang. Ada papaku yang akan mengurus semuanya!" Seru Aufa lalu mulai keluar dari dalam mobil dan menutup pintunya.

"Fa," Panggil Mela masih berusaha.

Aufa menjulurkan kepalanya masuk melalui jendela mobil. Dia mengacungkan jempolnya lalu mencubit pipi sahabatnya dengan pelan.

"Bikinin surat yah. Izinin aku buat kali ini, Mela Kesayanganku," Kata Aufa sebelum dia pergi lalu mulai melambaikan tangannya pada sahabatnya itu.

Perempuan itu lekas berjalan menjauh. Dia menatap ke kanan dan kiri lalu masuk ke dalam cafe yang sudah dijanjikan bersama mamanya.

"Tak ada Papa. Masih ada Mama yang ada di pihakku!"

~Bersambung

Terpopuler

Comments

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

Anak Mama nih pantesan...

2024-06-27

1

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

semangat thor

2024-05-05

2

Ceuceu Ceu

Ceuceu Ceu

kenapa tidak ada jaringan terus

2023-07-20

2

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!