Pelajaran Pertama Untuk Aufa

...Cinta datang karena rasa tertarik. Perasaan sayang memang kadang membuat seseorang bodoh dan melakukan segala hal tapi untuk seseorang yang bisa memanfaatkan cinta. Mereka akan menggunakan perasaan itu untuk orang yang mereka sayangi agar mampu berjalan ke jalan yang lebih baik....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

"Kakak beneran gak mau bangunin Kak Aufa?" Tanya Bia kesekian kalinya.

Keduanya tengah berada di meja makan. Jam menunjukkan pukul tujuh malam dan kakak adik itu sedang melaksanakan makan malam bersama.

"Gak perlu, Bia," Jawab Abraham dengan cuek.

Pria itu memakan makanan dengan lahap. Namun, sejujurnya di pikirannya juga terlintas bayangan Aufa yang masih asyik dengan alam mimpinya. Bukan dia jahat. Bukan dia tak peduli pada Aufa tapi membangunkan wanita itu rasanya dia tak tega.

"Tapi kalau Kak Aufa laper gimana?"

"Biarin dia masak sendiri," Jawab Abraham masih biasa saja dan lahap memakan makanannya.

"Tapi dia mungkin gak bisa masak, Kak. Dia juga…"

"Bi," Tegur Abraham mendongak. "Kamu harus makan. Jangan banyak bicara dan gak perlu memikirkan Aufa. Kalau dia lapar, dia pasti bangun dan makan!"

Akhirnya Bia hanya mampu mengangguk. Dirinya menunduk dan lekas memakan makanannya sendiri. Sedangkan Abraham juga segera memakan makanannya sampai akhirnya keduanya mulai membereskan piring mereka dan mencucinya.

"Bia mungkin pulang lusa, Kak," Kata Bia dengan tangan sambil mencuci bekas makan mereka.

"Kenapa cepat sekali?"

Terlihat Bia juga tak mau pulang. Kehidupan keduanya yang pahit di masa lalu juga membuat hubungan mereka sangat dekat. Kejadian pahit itu membuat Bia dan Abraham tahu bagaimana berada di posisi mama mereka.

"Kakak tau, 'kan? Aku harus kuliah. Ini saja aku udah izin libur untuk waktu empat hari. Ibu dan Ayah juga belum tau. Jika mereka tahu, entahlah alasan apa yang akan Bia berikan pada mereka," Kata Bia mengomel dengan memikirkan reaksi ibu dan ayahnya ketika dia kabur dari kuliah.

"Makasih yah, Bi," Kata Abraham yang membuat Bia menoleh.

"Buat?"

"Udah mau datang kesini dan bantuin Kakak!"

"Kakak adalah kakakku yang paling mengerti perasaan Bia. Jadi jangan merasa malu buat hubungi Bia kalau butuh apapun," Ujar Bia dengan memeluk Abraham.

Abraham mengangguk. Dia membalas pelukan adiknya itu dengan sayang.

"Bia kembali ke kamar ya, Kak. Bia akan melanjutkan kelas online dulu," Pamit Bia setelah semua cucian piring mereka selesai.

"Oke. Semangat yah!"

"Siap, Bos," Sahut Bia yang langsung meninggalkan Abraham.

Setelah melihat adiknya masuk ke dalam kamar. Abraham mulai menata meja makannya. Bersamaan dengan itu, suara pintu kamar yang terbuka membuat dirinya mendongak.

Terlihat dari sana, istrinya, Aufa berjalan dengan pelan ke arahnya.

"Sudah bangun, Putri Tidur?" Kata Abraham menyapa.

Aufa hanya memutar matanya malas. Dia berjalan mendekati meja makan tanpa menjawab pertanyaan Abraham dan membuka tudung makanan.

"Gak ada makanan?" Kata Aufa dengan wajah terlihat kecewa.

Abraham mengangguk. "Disini tak ada pelayan seperti di rumahmu. Kalau lapar, berarti kamu harus masak."

"Masak?" ulang Aufa menatap beberapa alat masak disana. "Aku gak bisa masak."

"Ya harus bisa!" Kata Abraham dengan tegas. "Kamu lapar, mau makan? Harus masak! Jangan manja Aufa!"

"Aku gak manja!" Seru Aufa dengan kesal.

"Kalau gak manja. Ya buktikan! Masak sendiri untuk makan malammu." Setelah mengatakan itu Abraham lekas berlalu meninggalkan Aufa yang terlihat marah.

Bahkan wanita itu terlihat mengepalkan kedua tangannya kesal karena tingkah Abraham yang benar-benar menyebalkan.

"Kamu mau kemana?" Seru Aufa saat Abraham meninggalkan dirinya sendirian di dapur.

"Aku mau ke depan. Aku mau mengecek bengkelku dulu!" Sahut Abraham tanpa berbalik.

...****************...

"Bagaimana ini?" Ulang Aufa sambil menatap dapur yang terlihat rapi dan bersih itu.

Wanita itu berjalan melewati meja makan. Dia mencoba mendekati kulkas dan melihat apakah ada makanan yang bisa dimasak.

"Lengkap," Kata Aufa dengan takjub.

Meski kulkas itu jauh lebih kecil dari kulkasnya. Namun, penataan lalu semua isinya yang lengkap juga membuat Aufa benar-benar merasa yakin jika suaminya itu adalah orang yang perfeksionis.

Semua rumahnya bahkan dibuat nyaman. Jadi meski kecil tapi penataan yang indah, beberapa furnitur sederhana yang dirangkai semakin menambah rasa nyaman seseorang untuk tinggal disini.

"Tapi aku gak bisa masak apapun," Seru Aufa menutup pintu kulkas.

Dia membuka lemari atas. Mencoba mencari makanan yang bisa dimasak sampai akhirnya bibir Aufa melengkung ke atas dengan sempurna.

"Mis instan," Pekik Aufa dengan mata berbinar. "Tapi aku tak boleh banyak makan mie sama dokter."

"Tapi untuk malam ini saja. Lebih baik aku makan mie daripada kelaparan," Lanjutnya berkata pada dirinya sendiri.

Akhirnya Aufa mulai mencoba memasak untuk pertama kalinya dalam hidup. Dia mencari panci kecil untuk memasak mie tersebut. Memutar arah, mencoba mencari tempatnya sampai akhirnya ketemu.

Lalu bergantian dia mencoba mengisi panci itu dengan air lalu membuka bungkus mie.

"Terus cara hidupkan kompornya," Liriknya pada dirinya sendiri.

Aufa menunduk. Dia dibuat pusing dan lekas berlari ke kamar untuk mengambil ponselnya. Dirinya akan melihat melalui youtube.

"Oh begini!" Aufa lekas menirukan apa yang dilakukan di youtube.

Sampai akhirnya kompor itu mulai mengeluarkan api.

"Wah Aufa bisa!" Pekiknya bahagia.

Dia lekas menceburkan mie itu ke dalam panci. Lalu dirinya mencari mangkuk, sendok dan piring. Setelah semuanya ketemu. Dia juga mulai membuka bumbu mie dan dituangkan ke mangkuk.

"Ini mienya udah matang gak yah?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Aw panas!"

Aufa menggosok tangannya. Dia mengaduk mie yang ada di dalam panci panas menggunakan sendok makan. Tentu saja kulitnya akan merasa panas karena hawa sekitarnya juga begitu panas.

"Mama kulit Aufa sakit," Dengernya dengan manja.

Aufa melihat mienya terlihat membesar. Akhirnya dia mematikan kompornya terlebih dahulu dan membiarkannya.

Aufa memilih mengusap tangannya yang merah dengan air terlebih dahulu.

"Aku gak mau masak lagi. Mulai besok aku memesan saja," umpat Aufa lalu mulai mendekati panci mienya.

Dia segera memindahkan mie itu dengan hati-hati. Beberapa air tentu berserakan di sana. Tempat yang mulanya rapi mulai berantakan.

"Akhirnya kamu jadi juga," Kata Aufa meletakkan bekas panci panasnya di atas kompor lagi.

Aufa lekas duduk. Dia mulai mengaduk mienya dan meniupnya. Perutnya sudah sangat lapar dan dia tak bisa menunggu lagi.

"Kok mienya jadi kek besar banget. Kok kayak kematangan gini," Ujarnya saat mengunyah mie buatannya.

Aufa hendak mendorong mangkuk mienya itu. Namun, perutnya berbunyi dan membuatnya mengurungkan niat untuk membuang mie itu.

"Aku sudah susah membuatnya dan aku merasa lapar. Daripada tak ada makanan lagi. Aku akan memakannya!"

Tanpa sepengetahuan Aufa. Sejak tadi Abraham mengintip di balik pintu. Dia melihat semua yang dilakukan istrinya itu di dapurnya.

Ada perasaan senang saat Aufa bisa melakukan semuanya sendirian. Setidaknya istrinya itu bisa merasakan bagaimana sulitnya menata dan menyiapkan makanan.

"Ini masih permulaan. Kamu harus banyak belajar sendiri daripada menyuruh orang."

~Bersambung

Yuhuu Bang Abra kalau tegas, udah kalah Mas Bara hahah.

Terpopuler

Comments

lizah meon

lizah meon

pelajaran 1 buat isteri.

2024-05-06

3

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

lanjut thor🙏🙏🙏

2024-05-05

0

Raka wijaya official

Raka wijaya official

mantaap

2023-04-22

2

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!