Ceraikan Putriku!

...Sebuah pernikahan adalah ibadah terpanjang dari sekian banyak ibadah yang ada dan menjalaninya adalah hal yang paling sulit dan dibutuhkan tanggung jawab yang besar....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

"Aufa gak mau, Pa. Aufa mau disini," Kata perempuan dengan memegang lengan papanya. "Aufa gak mau kemana-mana!"

"Biarkan Aufa tetap tinggal disini, Pa," Ujar perempuan yang merupakan istri Tuan Akmal dan memegang lengan yang lain.

"Kau sudah menikah, Nak. Kau harus ikut kemanapun suamimu pergi," Kata Tuan Akmal pada putrinya.

"Dia bisa ikut Aufa disini. Tinggal dirumah ini!"

"Tapi Abraham ingin hidup mandiri denganmu," Sela Tuan Akmal yang membuat Aufa menatap dirinya dengan tajam.

"Papa yakin dia bisa menghidupi hidup Aufa! Dia hanya montir, Pa. Sedangkan Aufa butuh semua ini. Dia… "

"Papa yakin Abraham mampu mencukupi semua kebutuhan putri kita!"

"Mama gak yakin!"

"Papa yakin!" Kata Tuan Akmal dengan sabar menghadapi istrinya.

"Papa selalu membela pria miskin itu. Bahkan Papa mengorbankan putri kita menikah dengannya!"

"Ma!"

Ambar, wanita paruh baya yang memakai pakaian glamour itu berjalan ke arah Abraham. Dia menunjuk wajah menantunya itu dengan lekat.

"Jika kau tak bisa memberikan hidup anakku yang layak. Ceraikan saja dia dan berikan kepadaku!"

"Ma!"

"Aku tak sudi punya menantu sepertimu. Miskin dan memalukan!"

Setelah mengatakan itu Ambar segera pergi berlalu. Hal itu membuat Aufa semakin berteriak memanggil mamanya.

"Ma. Aufa, Ma. Jangan tinggalin Aufa!"

"Berangkatlah, Sayang. Ayo ikutlah suamimu!" Kata Tuan Akmal mulai menarik tangan putrinya dengan paksa.

"Tapi, Pa. Aufa gak mau!"

"Ayo!" Kata Tuan Akmal mulai membuka pintu mobil dan memaksa putrinya masuk.

Akhirnya Aufa tak bisa berkutik. Dia hanya bisa menangis sambil mencoba menarik tangan papanya.

"Berangkat, Pak!" Kata Tuan Akmal meminta supirnya untuk mulai melajukan kendaraan roda empat itu.

Abraham yang melihatnya sejak tadi hanya diam. Sebenarnya dia tak tega memisahkan putri dengan ayahnya secepat ini. Namun, Abraham juga tak mau bergantungan pada keluarga istrinya.

"Kita kemana, Tuan?" Tanya pria yang mengemudikan mobil pada Abraham.

"Ke bengkel, Pak!" Jawab Abraham yang membuat Aufa menoleh.

"Apa maksudmu ke bengkel?" Seru Aufa dengan ketus.

Abraham tak menjawab. Dia hanya diam sambil menatap ke depan. Sedangkan Bia yang duduk di samping kursi kemudi hanya bisa melirik sejenak lalu kembali menatap ke depan.

Hal itu tentu membuat Aufa mengepalkan kedua tangannya kesal. Dia lekas berpaling dan menatap jalanan luar dengan bibir mengomel.

"Udah numpang, sombong lagi!" Ujarnya dengan suara kecil dan kesal.

...****************...

Perlahan mobil yang membawa mereka bertiga mulai berhenti di depan alamat yang diminta oleh Abraham. Bia dan Abraham lekas turun dari mobil. Sedangkan Aufa, perempuan itu mengerutkan keningnya seakan bingung dengan dirinya sekarang.

"Ngapain berhenti disini? Mobil Papaku gak rusak!" Seru Aufa tanpa mau turun.

"Turunlah!" Kata Abraham pada Aufa.

"Gak mau!"

"Yaudah. Terserah! Jika kamu mau diam disitu sampai besok. Boleh!"

Aufa terlihat menarik nafasnya begitu dalam. Dia benar-benar ingin marah dan meneriaki pria yang menjadi suaminya itu. Namun, Abraham benar-benar tegas dengan ucapannya.

Dia meninggalkan Aufa dan menggandeng tangan adiknya masuk.

"Jangan seperti itu, Kak. Dia istri, Kakak. Dia juga masih butuh banyak pengertian," Kata Bia yang dengan rasa kasihan.

Meski perilaku keluarga kakak iparnya begitu buruk. Bia juga tak mau Kakak laki-lakinya melakukan hal buruk pada Aufa. Bagaimanapun keadaan ini belum terbiasa untuk kakak iparnya dan pasti membuat Aufa merasa asing.

"Kamu percaya sama Kakak, 'kan?"

"Tentu!"

"Jadi percayalah. Kakak hanya ingin dia sedikit menghargai seseorang," Ujar Abraham dengan pelan sambil merangkul pundak adiknya.

Bia hanya mengangguk. Dia yakin apa yang sudah menjadi keputusan kakaknya pasti sudah dipikirkan dengan baik.

"Hey kalian. Bawakan koperku!"

"Kak… "

"Masuklah dan jangan dengarkan apapun yang Aufa katakan!" Kata Abraham yang mulai membuka pintu samping bengkel dan meminta adiknya masuk.

Setelah Bia tak terlihat. Abraham berbalik dan menatap Aufa yang terlihat kerepotan membawa dua koper besar miliknya.

"Kamarku tak akan cukup dengan dua kopermu ini, Aufa," Ujar Abraham yang membuat mata Aufa terbelalak.

"Jadi kau ingin aku membawa pulang koper ini begitu?" Seru Aufa tak terima. "Gak mau! Semua ini adalah barang milikku."

"Jika kau tetap memaksa. Ya lanjutkan tapi aku yakin kamarku akan semakin penuh!"

Setelah mengatakan itu Abraham lekas masuk ke dalam rumah. Dia membiarkan Aufa menggerutu dan memaki dirinya dari luar rumah.

"Akhh, Papa! Lihatlah pria pilihanmu itu. Udah miskin, sombong dan juga menyebalkan!" Seru Aufa dengan menghentakkan kedua kalinya.

Akhirnya setelah berjuang menarik kopernya sendiri. Aufa mulai menjatuhkan beban tubuhnya di sofa yang ada disana. Tiga kata yang bisa Aufa katakan saat melihat bagaimana kondisi di dalam rumah yang begitu kecil ini.

Rapi, wangi dan bersih!

Ya meski ukuran rumahnya jauh sangat kecil dari rumahnya sendiri. Bahkan lebih besar ruang tamunya. Tata letak, desain dan juga penataan membuat ruang tamu kecil ini enak dipandang.

"Minumlah!" Ujar Abraham pada Aufa sambil meletakkan segelas air putih di meja depan istrinya.

Aufa menunduk. Dia menatap gelas itu lalu bergantian menatap Abraham. "Itu air bersih, 'kan?"

"Bukan. Itu air bekas cuci piring!" Jawab Abraham lalu pergi meninggalkan Aufa yang mulai memaki dirinya lagi.

Kepergian Abraham membuat Aufa menatap gelas itu dengan pelan. Tenggorokannya sangat kering dan dia memang butuh minum. Dengan pelan Aufa meraih gelas itu dan melihatnya secara dekat.

Lalu dia juga mencium baunya dan saat merasa aman. Matanya menatap sekeliling dulu sampai akhirnya dia mulai meneguk air putih itu dengan cepat.

Tanpa sepengetahuan Aufa. Abraham ternyata berdiri dan mengintip di balik dinding. Pria itu tersenyum melihat tingkah istrinya yang begitu lucu.

"Ternyata dibalik sikapnya yang jutek. Dia juga masih seperti anak kecil. Menggemaskan!"

"Cie yang sudah gemas!" Bisik suara Bia yang tiba-tiba datang dan membuat Abraham terkejut.

Perempuan cantik yang memiliki wajah mirip dengannya itu tengah bersedekap dada. Dia menaik turunkan alisnya dan menatap Abraham dengan lekat.

"Lama-lama kalau dilihat cantik, 'kan? Lucu juga ya kan, Kak?" Goda Bia dengan semakin gencar.

"Bi… "

Bia terkekeh geli. Apalagi melihat pipi kakaknya memerah yang membuat gadis itu angkat tangan.

"Oke oke. Santai aja, Kak. Gapapa loh jatuh cinta sama istri sendiri. Apalagi istrinya cantik kayak Kak Aufa!" Kata Bia kabur sebelum kakaknya menarik telinganya.

Abraham hanya mampu geleng-geleng kepala. Namun, apa yang dikatakan adiknya memang benar. Tak ada yang salah dia menyukai Aufa. Apalagi status keduanya adalah pasangan suami istri.

"Apa Bia benar? Apa aku akan mencintai Aufa dulu meski sikapnya seperti itu?"

~Bersambung

Jangan lupa like, komen dan votenya yah.. Biar author semangat updatenya.

Terpopuler

Comments

Humairah

Humairah

kuncup bunga dah mekar tuh/Drool/

2024-09-22

0

Retno Palupi

Retno Palupi

lanjut

2024-05-19

1

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

next thor

2024-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!