Mulut Pedas Aufa!

...Sekali dalam seumur hidup aku tak pernah mendekati perempuan manapun. Namun, untuk hari ini dengan tekad yang begitu besar. Aku menikahi wanita yang tak pernah ada dalam bayanganku sedikitpun....

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

"Bagaimana para saksi. Sah?"

"Sah!" Teriak semua orang yang menjadi saksi di sana.

Abraham hanya mampu memejamkan mata disana. Mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan berharap apa yang dia lakukan hari ini tak membuat semua orang kecewa kepadanya. Terutama kedua orang tuanya.

Sedangkan Bia, wanita itu meneteskan air mata. Bukan karena bahagia. Namun, mengingat perilaku mertua kakaknya dengan penghinaan yang sudah dia terima sejak kedatangannya membuat hati kecilnya menjerit.

"Selamat ya, Kak," Lirih Bia terlihat begitu berat saat dia memeluk kakak laki-lakinya dengan erat.

"Kenapa ngucapinnya kayak gak ikhlas gitu?" Goda Abraham dengan menepuk punggung adiknya.

Dia tahu perasaan adiknya sekarang. Apalagi penghinaan itu di depan mata kepala Bia sendiri. Dia yakin pasti hati adik kandungnya merasa sakit melihat keadaannya.

Sedangkan Bia, kedua mata gadis cantik itu menatap lekat sosok kakaknya setelah pelukan itu terlepas. Dia meraih kedua tangan Abraham dengan pelan dan mengusapnya.

"Kakak ingat bagaimana masa kecil kita dulu? Kita selalu bersama, Kak. Melewati semuanya berdua dengan kuat tapi sekarang, Kakak akan melewati semuanya sendirian. Bia yang lihat… " Ujar Bia tak sanggup meneruskan perkataannya.

"Kakak pasti kuat," Lanjut Abraham dengan tersenyum.

"Dia menghina, Kakak!"

"Bukankah hinaan sejak dulu sudah kita terima, hmm?" Ucap Abraham menaikkan alisnya.

Bia mengangguk. Ya masa lalu kedua orang tuanya dulu memang tersebar dengan cepat. Ayahnya yang menikah dua kali, memiliki istri dua membuat Bia dan Abraham menjadi salah satu korban hinaan di sekolah.

Namun, dua anak itu tak pernah menceritakan apapun pada orang tuanya. Seakan hinaan itu hanya terlihat, terdengar dan berhenti di kedua telinga mereka berdua.

"Kalau Kakak gak kuat. Hubungi aku! Bia bakalan bantu Kakak sampai kapanpun," Kata Bia dengan tulus dan mendapatkan anggukan kepala dari Abraham.

Sebelum Abraham menjawab. Seorang pria paruh baya datang membuat sepasang adik kakak itu menoleh.

"Mari, Nak. Istrimu akan datang kesini," Kata Tuan Akmal yang baru saja mendekati adik kakak itu.

Perasaan Abraham mulai gugup. Namun, dia berusaha tetap terlihat tenang dan berdiri tegak di samping papa mertuanya. Matanya menatap ke arah tangga. Dia menunggu sosok perempuan yang sudah menjadi istrinya sejak beberapa menit yang lalu.

Saat Abraham menunggu. Semakin lama terdengar suara orang berisik dari lantai dua. Terlihat seperti orang tengah berdebat dan membuat Abraham spontan mendongak.

"Aku gak mau, Kak. Gak mau!" Seru seorang perempuan dengan mencoba melepaskan tangan yang menariknya.

"Diam, Aufa! Lihatlah penampilanmu juga! Kau merusak gaun pernikahanmu," Seru seorang perempuan yang terlihat lebih tua dari perempuan yang memakai baju pengantin.

"Aku memang merusaknya! Aku tak sudi menikah dengan pria miskin. Pasti dia jelek, udik dan kumuh!" Umpat Aufa yang membuat Abraham spontan terdiam.

Hinaan itu tentu terdengar dan didengar oleh semua orang yang ada disana. Beberapa orang menjadi merasa kasihan pada sosok Abraham yang sejak tadi berwajah datar. Namun, tidak dengan Tuan Akmal.

Pria paruh baya itu berjalan dengan tegas menaiki tangga. Dia menyusul putrinya yang terlihat saling berdebat dan terus mengatakan hal hina dari bibirnya.

"Papa… "

"Ayo, Aufa. Suamimu sudah menunggumu!" Kata Tuan Akmal sambil memegang lengan putrinya dan menariknya.

Mata Abraham mulai fokus pada sosok perempuan dengan penampilan acak-acakan. Pernikahan yang biasanya identik dengan gaun yang bagus kini terlihat sangat amat berbeda.

Gaun indah yang melekat di tubuh istrinya itu kini terdapat bekas gunting dimana-dimana. Robekan itu tak beraturan dan juga make up yang sudah tak rapi terlihat jelas disana.

"Kak," Lirih Bia dengan menyematkan tangannya di jemari kakaknya dan berdiri tepat di belakang Abraham.

Abraham menoleh. Dia tersenyum dan mengangguk menandakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Lihatlah suamimu, Aufa!" Kata Tuan Akmal pada putrinya yang menunduk.

"Aku gak mau, Pa. Aku sudah bisa menebak wajahnya seperti apa!" Kekeh Aufa dengan suaranya yang ketus.

Abraham hanya mampu melihat. Sampai saat papa mertuanya itu entah membisikkan apa. Perempuan dengan penampilan berantakan itu mulai mendongak secara perlahan.

"Aufa, ini Abraham. Suamimu," Kata Tuan Akmal mengenalkan.

Abraham terpaku. Dia menatap sepasang mata dengan bola mata berwarna coklat yang terlihat begitu menawan. Meski beberapa make upnya terlihat luntur, semua itu tak bisa menutupi wajah cantik dari wanita yang telah dinikahi beberapa menit yang lalu.

"Nak, ini istrimu. Aufa Falisha," Kata Tuan Akmal pada Abraham.

Setelah mengatakan itu. Aufa terlihat memalingkan wajahnya. Dia menegakkan tubuhnya dan menatap ke samping.

"Ayo. Cium tangan suamimu, Aufa!"

"Tapi, Pa…"

"Ingat apa yang Papa katakan?" Kata Tuan Akmal menyela.

Aufa segera mengulurkan tangan. Abraham dengan pelan menyodorkan nya dan langsung diterima oleh Aufa dan diletakkan di pipinya.

"Aufa!"

"Ini udah saliman, Pa. Sama aja!" Seru Aufa yang langsung bergeser berdiri di dekat Papanya.

...****************...

Akhirnya acara tiap acara mulai berlangsung sampai selesai. Selama itu juga, Abraham tak mendapatkan perlakuan baik. Bahkan telinganya sudah ditebalkan sejak tadi semenjak keluarga besar Aufa datang mendekati mereka berdua.

"Kau yakin menikah dengan pria seperti ini Aufa?"

"Kau dari keluarga terpandang, Aufa. Lalu suamimu ini, kasta rendahan yang bermimpi menjadi pangeranmu!"

Kata-kata menyakitkan itu terus terdengar di telinga Abraham tapi tak ada yang dibalas sedikitpun. Dia seakan masih tetap tenang. Bahkan wajahnya tetap datar saat mengikuti langkah kaki istrinya kemanapun.

"Aku mau ke kamar mandi. Gak usah ikut! Kamu diam disini!" Seru Aufa dengan nada mengancam.

Dia lekas berjalan meninggalkan Abraham sendirian. Pria itu hanya mampu menarik nafasnya begitu dalam sampai akhirnya sosok mertuanya datang mendekatinya.

"Jangan terlalu diambil hati perkataan Aufa ya, Abra. Putriku ini memang berbeda dari saudaranya yang lain."

"Berbeda bagaimana, Tuan?" Tanya Abraham dengan pelan.

Terlihat Tuan Akmal menatap menantunya dengan lekat. Dia menarik nafasnya begitu dalam dan mulai menceritakan seperti apa sosok putri keduanya itu.

"Hanya Aufa yang aku didik berbeda dan akhirnya dia menjadi wanita manja. Dia begitu boros, banyak tingkah dan ya salah pergaulan," Kata Tuan Akmal yang membuat Abraham terdiam. "Mungkin kamu harus menyiapkan beberapa stok sabar ketika bersamanya, Nak!"

"Kamu pasti bisa merubahnya. Aufa masih bisa diatur meski dengan ancaman. Jadi berikan ancaman yang mampu membuatnya tak berkutik!" Kata Tuan Akmal yang membuat Abraham terdiam.

"Papa yakin kamu bisa membuat Aufa takluk, Nak. Papa percaya sama kamu!"

"Kalau begitu. Abraham boleh minta sesuatu?"

"Tentu. Katakan pada Papa! Apa yang kamu inginkan?" Tanya Tuan Akmal dengan mata lekat menatap menantunya itu.

"Mulai malam ini. Biarkan Aufa ikut denganku, Pa. Aku ingin langsung membawanya ke rumahku. Boleh?"

Tuan Akmal tersenyum. Dia menepuk pundak Abraham dan mengangguk.

"Dia sudah menjadi istrimu dan kamu berhak membawanya kemanapun!"

~Bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote yah. Biar author semangat updatenya.

Terpopuler

Comments

Siti Sopiah

Siti Sopiah

nasib baik bapak mertua sgt baik gak seperti Mak mertua yg sombong.

2025-03-02

0

Rulli Widyatmoko

Rulli Widyatmoko

bagus

2025-02-27

0

Humairah

Humairah

yuhuuu perjuangan mas imam abra dimulai.... semangat abra kamu bisa

2024-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!