Penghinaan di Hari Pernikahan

...Pernikahan adalah hal sakral yang terjadi sekali seumur hidup untuk orang yang begitu bertanggung jawab. Mungkin terdengar begitu menakutkan tapi semua hal yang terjadi pasti bisa dijalani dengan baik. ...

...~Abraham Barraq Alkahfi...

...****************...

"Kakak!" Teriak seorang perempuan muda dengan wajah cantik berlari ke arah seorang pria yang sejak tadi menunggu kehadirannya.

Perempuan itu lekas memeluknya. Seakan pertemuan ini adalah momen yang sangat dirindukan olehnya sepanjang hidup.

"Bia," Ujarnya dengan pelan yang membuat perempuan bernama Bia itu menangis.

"Aku merindukanmu, Kak Abra!" Lirih Bia tanpa ingin melepaskan pelukannya.

"Kakak juga merindukanmu," Jawab Abra lalu perlahan melepaskan pelukannya. "Terima kasih sudah mau datang kesini."

Bia tersenyum. Dia melingkarkan tangannya di lengan Abraham dan akhirnya kedua kakak adik itu mulai berjalan menuju pintu keluar bandara.

"Tentu. Aku takut terjadi sesuatu pada, Kakak. Apa yang terjadi, Kak?" Tanya Bia yang sudah sangat penasaran. "Terus selama ini ternyata Kakak ada di Indonesia?"

"Nanti Kakak ceritakan. Sekarang mari kita pulang!" Ajak Abraham yang langsung dijawab anggukan kepala.

Keduanya langsung menuju ke parkiran. Abraham membawa adiknya ke deretan roda dua yang membuat kening Bia berkerut.

"Kemana mobil, Kakak?"

"Ada tapi sekarang pakai motor dulu. Gapapa kan?"

"Gapapa. Ayo!"

Bia melingkarkan tangannya di pinggang Abraham. Lalu koper Bia, diletakkan di bagian jok depan. Mereka segera meluncur ke tempat dimana Abraham tinggal. Banyak ketakutan dalam diri pria muda tampan berusia 28 tahun tersebut. Namun, keputusannya sudah bulat dan dia harus menceritakan pada sosok adik perempuannya yang sudah berumur 18 tahun itu.

Hampir satu jam mereka berkendara. Akhirnya Abraham mulai memasuki bengkel miliknya. Dia menghentikan motornya tepat di depan pintu yang membuat Bia perlahan turun.

"Jangan bilang kalau ini?" Tanya Bia yang menatap bengkel kakaknya dengan lekat. "Jadi… "

"Ya. Ini bengkel punya Kakak. Tempat Kakak belajar, bekerja dan mencari uang."

Bia spontan menoleh. Dia menatap tubuh Kakaknya dengan baik. Matanya berkaca-kaca saat dia menyadari ada perbedaan tubuh kakak laki-lakinya. Perlahan Bia mendekat. Dia menarik kedua tangan Abraham dan mengusapnya.

"Jadi Kakak wujudin impian disini?" Tanya Bia mendongak menatap kedua mata Abraham dengan pelan.

"Iya."

"Kakak mulai semuanya dari bawah? Tanpa bantuan Ayah dan nama belakang, Kakak?"

"Iya," Balas Abraham yang langsung membuat Bia menangis memeluk kakaknya.

"Aku, Thalla dan Thaya menikmati kerja keras Ayah tapi Kakak… "

"Kalian masih kecil. Masih tanggung jawab Ayah. Kalau Kakak ingin mencari jati diri Kakak dulu," Jawab Abraham dengan pelan.

"Tapi perusahaan utama milik Kakak!"

"Tapi Kakak ingin memiliki bengkel besar dan bisa masuk ke jajaran motor GP."

Perkataan itu membuat Bia terdiam. Dia perlahan  memundurkan langkahnya dan menatap Abraham dengan pelan.

"Lalu kenapa Kakak sembunyi? Kenapa Kakak ganti nomor terus dan sekarang kenapa Kakak menyuruhku kesini? Jangan bilang kalau Kakak sedang ada masalah?"

Abraham terlihat menarik nafasnya begitu dalam. Bagaimanapun perasaan seorang kakak dan adik pasti saling terhubung dan dia yakin Bia pasti merasakannya.

"Ya. Kakak mendapatkan masalah," Jawab Abraham yang membuat jantung Bia mencelos.

"Masalah apa, Kak?"

"Ayo masuk. Kakak akan ceritakan semuanya!"

...****************...

"Apa!" Pekik Bia terkejut sampai dirinya terlonjak dari kursi yang diduduki. "Kakak gila? Kakak menikah tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibu?"

"Kakak mohon, Bi. Bantu Kakak! Kakak benar-benar tak mau identitas ini terbongkar," Jawab Abraham dengan wajah tegangnya.

"Tapi ini momen sakral, Kak! Ini momen paling Ibu tunggu. Ibu ingin melihat Kakak menikah dan sekarang, Bia yang disuruh menjadi walinya? Bagaimana perasaan Ayah dan Ibu jika tahu semuanya?"

"Kakak yang akan bertanggung jawab apapun yang terjadi!"

Bia geleng-geleng kepala. Kakaknya ini memang benar-benar nekat. Dia berharap kedatangannya disini bisa membawa Kakak pertamanya pulang tapi malah dia dikejutkan dengan kabar gila ini.

"Siapa wanita itu?"

"Kakak belum tahu."

"Jadi Kakak mau menikah tapi belum tahu wanitanya? Gila… ini gila!"

"Ini memang gila tapi Kakak harus bertanggung jawab!" Kata Abraham dengan tegas.

"Kakak yakin gak bakal menyesal?"

"Nggak!"

"Kakak yakin gak bakal kecewa dengan apa yang terjadi nanti?" Tanya Bia kesekian kalinya.

Dia tahu bagaimana sikap kakaknya. Namun, sedikit berharap dia ingin kakaknya berubah pikiran.

"Kakak yakin. Keputusan Kakak sudah bulat. Kakak menerima penawaran itu dan menikahi putri Tuan Akmal!" Kata Abraham tegas yang membuat Bia mengangguk.

"Kalau begitu. Bia juga siap menjadi wali di pernikahan, Kakak!"

Abraham bernafas lega. Akhirnya dia bisa meyakinkan adik perempuannya. Dirinya tak akan mundur lagi meski Abraham yakin jika jalannya di depan nanti tak semulus pemikirannya.

Semuanya mungkin akan lebih berat. Tanggung jawabnya bahkan akan bertambah satu di pundaknya. Namun, Abraham yakin apa yang terjadi sekarang semuanya tak akan melebihi batas kemampuannya.

***

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Bia menepuk pundak Kakaknya yang sudah mengenakan jas mewah untuk membalut tubuhnya yang kekar. Matanya berkaca-kaca seakan belum percaya jika dia akan mengantar kakaknya di perjalanan hidup yang baru.

"Jangan menangis!"

"Kakak harus kuat yah. Ingat! Tanggung jawab Kakak bertambah. Kakak jangan pernah melukai istri Kakak meski kalian tak saling kenal."

"Iya. Ayo berangkat. Nanti kita telat!"

Abraham akhirnya berangkat menuju kediaman mempelai wanita menggunakan mobil Tuan Akmal. Dia juga meminta seluruh pegawainya menjadi orang yang mengantarkannya ke pernikahan.

Rumah besar dengan pilar yang menyangga terlihat sangat ramai. Mobil mewah terlihat berjajar di depan rumahnya yang membuat Abraham semakin berkeringat dingin.

"Kakak siap?"

"Tentu!"

Akhirnya mereka mulai turun. Keluarga wanita juga sudah menunggu di depan sana. Abraham berjalan dengan tegas. Dia juga menatap sosok pria paruh baya yang memintanya berada di posisi ini.

"Selamat datang, Nak," Kata Tuan Akmal memeluk Abraham.

Saat Abraham mengulurkan tangan ke arah calon mertua perempuannya. Hal tak terduga terjadi. Tangannya ditepis dan perempuan itu meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Aku tak sudi punya menantu miskin kayak kamu! Hanya seorang montir dan bermimpi bersanding dengan putriku yang cantik dan kaya?" Hardiknya dengan kasar.

"Ma!"

"Ini semua salah, Papa! Sampai kapanpun Mama gak bakal anggap dia menantu! Sampai kapanpun Mama tak akan sudi menganggapnya sebagai suami Aufa!" Setelah mengatakan itu, istri Tuan Akmal lekas pergi dan bersamaan Bia yang hampir maju tapi tangannya ditahan oleh Abraham.

"Tapi, Kak. Dia udah ngehina, Kakak!"

Abraham tersenyum. Dia menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Maafkan istriku, Nak. Dia… "

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya juga mengerti jika istri Anda pasti tak terima dengan pernikahan ini," Sela Abraham dengan wajahnya yang tetap datar dan tegas.

"Tapi aku serius memintamu menikahi putriku. Tanpa melihat pekerjaan dan siapa kamu. Aku yakin kamu bisa membuat putriku menjadi sosok yang lebih baik!"

~Bersambung

Jangan lupa klik like, komen dan vote yah. Biar author semangat updatenya

Terpopuler

Comments

Cahaya Sidrap

Cahaya Sidrap

up thor

2024-05-05

2

Chen Aya

Chen Aya

mampir thor

2024-04-18

0

Wati_esha

Wati_esha

Feeling Akmal Atharryan bagus, sayang sekali isterinya terlalu....

2023-09-30

4

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Mematikan
2 Penghinaan di Hari Pernikahan
3 Mulut Pedas Aufa!
4 Ceraikan Putriku!
5 Sikap Lain Abraham
6 Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7 Bersihkan Aufa!
8 Pertengkaran Pagi
9 Pulangkan Aku ke Papaku!
10 Ketahuan
11 Mertua VS Menantu
12 Perempuan Bernama Auren
13 Kepulangan Bia
14 Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15 Malam Pengantin
16 Kabar Buruk
17 Ditinggalkan!
18 Siapa Abraham Sebenarnya?
19 Gelisah, Galau, Merana
20 Almeera VS Abra
21 Menyatakan Cinta
22 Abraham dan Athaya
23 Frustasi Akut!
24 Bertemu
25 Ketahuan Potret Aufa
26 Dia Kembali!
27 Aku Hanya Mencintaimu
28 Ciuman Penuh Cinta
29 Suap Manja!
30 Kumakan Kamu!
31 Izin Titut Titut Yah?
32 Malam Yang Indah
33 Otak Omes Abang
34 I Want You!
35 Pemanasan Olahraga
36 Menyatakan Hak Milik
37 Ide Gila Baju Dinas
38 Kegiatan Sempurna Ehh!
39 Kebakaran
40 Firasat buruk
41 Permintaan Resepsi Aufa
42 Perusahaan Terguncang
43 Trauma Yang Membekas
44 Sadar!
45 Kamu Percaya sama aku?
46 Kepergian Aufa dan Abraham
47 Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48 Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49 Langkah Pertama Abraham
50 Pelaku Kebakaran
51 Gombalan Berakhir Ciuman
52 Tipu Muslihat Abraham
53 Panggilan Misterius
54 Kotak Rahasia
55 Rahasia Semi
56 Paket Kedua
57 Pingsan
58 Kabar Bahagia
59 Sikap Posesif Abraham
60 Cake Coklat Keju
61 Berhasil!
62 Imbalan Nakal
63 Kepergok?
64 Hadiah Kecil Dari Abra
65 Merestui
66 Ngidam Yang Melelahkan?
67 Suami VS Istri
68 Tekad Abraham
69 Nasehat Almeera
70 Syndrom Morning Sickness
71 Tidur Dengan Mela
72 Kesempatan dalam Kesempitan
73 Bukti Perselingkuhan
74 Mela VS Aufa
75 Pria Tampan
76 Mood Buruk!
77 Pertemuan Kembali
78 Bule Gila!
79 Musibah membawa Berkah Fort
80 Chuross
81 Si Bucin
82 Fort VS Abraham
83 Kelakuan Abra
84 Godaan Mela
85 Cium Pipi?
86 Berkenalan Ulang
87 Traktiran!
88 Bermain Bersama
89 Taruhan
90 Salah Tingkah
91 Hadiah Tanpa Sengaja
92 Terbongkar Perselingkuhan!
93 Didobrak!
94 Memutar Ingatan!
95 Urus Surat Cerai Kita!
96 Kehancuran Keluarga Semi
97 Kabar Buruk Dari Indonesia
98 Rencana Makan Malam
99 Sikap Manja Abraham
100 Dukungan Abraham
101 Aya VS Ryn
102 Keberangkatan!
103 Reyn Aya Kecil
104 Pamit
105 Lamunan Aya
106 Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107 Cemburu Mode Anak
108 Bengkak
109 Sikap Peduli Abraham
110 Kekhawatiran Calon Ayah
111 Bia tinggal bersamamu
112 Kebahagiaan Aufa
113 Anak Abraham Suka Es Krim
114 Bujukan Aufa
115 Kedatangan Bia
116 Berkumpul Lagi
117 Dendam
118 Diikuti!
119 Ditinggal Sendiri!
120 Kekhawatiran Abraham
121 Balas Dendam Semi!
122 Diikat!
123 Menggilanya Semi
124 Abraham Kembali
125 Siuman
126 Pulang
127 Detik-detik opening
128 Panik
129 Memberi Kabar
130 Penyemangat Utama
131 Welcome To The World
132 Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133 RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Penawaran Mematikan
2
Penghinaan di Hari Pernikahan
3
Mulut Pedas Aufa!
4
Ceraikan Putriku!
5
Sikap Lain Abraham
6
Pelajaran Pertama Untuk Aufa
7
Bersihkan Aufa!
8
Pertengkaran Pagi
9
Pulangkan Aku ke Papaku!
10
Ketahuan
11
Mertua VS Menantu
12
Perempuan Bernama Auren
13
Kepulangan Bia
14
Insiden Pelakor berakhir Ciuman Pertama
15
Malam Pengantin
16
Kabar Buruk
17
Ditinggalkan!
18
Siapa Abraham Sebenarnya?
19
Gelisah, Galau, Merana
20
Almeera VS Abra
21
Menyatakan Cinta
22
Abraham dan Athaya
23
Frustasi Akut!
24
Bertemu
25
Ketahuan Potret Aufa
26
Dia Kembali!
27
Aku Hanya Mencintaimu
28
Ciuman Penuh Cinta
29
Suap Manja!
30
Kumakan Kamu!
31
Izin Titut Titut Yah?
32
Malam Yang Indah
33
Otak Omes Abang
34
I Want You!
35
Pemanasan Olahraga
36
Menyatakan Hak Milik
37
Ide Gila Baju Dinas
38
Kegiatan Sempurna Ehh!
39
Kebakaran
40
Firasat buruk
41
Permintaan Resepsi Aufa
42
Perusahaan Terguncang
43
Trauma Yang Membekas
44
Sadar!
45
Kamu Percaya sama aku?
46
Kepergian Aufa dan Abraham
47
Pertemuan Aufa dengan Keluarga Abraham
48
Ditolak atau Diterima sebagai menantu
49
Langkah Pertama Abraham
50
Pelaku Kebakaran
51
Gombalan Berakhir Ciuman
52
Tipu Muslihat Abraham
53
Panggilan Misterius
54
Kotak Rahasia
55
Rahasia Semi
56
Paket Kedua
57
Pingsan
58
Kabar Bahagia
59
Sikap Posesif Abraham
60
Cake Coklat Keju
61
Berhasil!
62
Imbalan Nakal
63
Kepergok?
64
Hadiah Kecil Dari Abra
65
Merestui
66
Ngidam Yang Melelahkan?
67
Suami VS Istri
68
Tekad Abraham
69
Nasehat Almeera
70
Syndrom Morning Sickness
71
Tidur Dengan Mela
72
Kesempatan dalam Kesempitan
73
Bukti Perselingkuhan
74
Mela VS Aufa
75
Pria Tampan
76
Mood Buruk!
77
Pertemuan Kembali
78
Bule Gila!
79
Musibah membawa Berkah Fort
80
Chuross
81
Si Bucin
82
Fort VS Abraham
83
Kelakuan Abra
84
Godaan Mela
85
Cium Pipi?
86
Berkenalan Ulang
87
Traktiran!
88
Bermain Bersama
89
Taruhan
90
Salah Tingkah
91
Hadiah Tanpa Sengaja
92
Terbongkar Perselingkuhan!
93
Didobrak!
94
Memutar Ingatan!
95
Urus Surat Cerai Kita!
96
Kehancuran Keluarga Semi
97
Kabar Buruk Dari Indonesia
98
Rencana Makan Malam
99
Sikap Manja Abraham
100
Dukungan Abraham
101
Aya VS Ryn
102
Keberangkatan!
103
Reyn Aya Kecil
104
Pamit
105
Lamunan Aya
106
Pertemuan Aya dan Reyn Dewasa
107
Cemburu Mode Anak
108
Bengkak
109
Sikap Peduli Abraham
110
Kekhawatiran Calon Ayah
111
Bia tinggal bersamamu
112
Kebahagiaan Aufa
113
Anak Abraham Suka Es Krim
114
Bujukan Aufa
115
Kedatangan Bia
116
Berkumpul Lagi
117
Dendam
118
Diikuti!
119
Ditinggal Sendiri!
120
Kekhawatiran Abraham
121
Balas Dendam Semi!
122
Diikat!
123
Menggilanya Semi
124
Abraham Kembali
125
Siuman
126
Pulang
127
Detik-detik opening
128
Panik
129
Memberi Kabar
130
Penyemangat Utama
131
Welcome To The World
132
Rilis Novel Dibuang Suamiku, Dinikahi Millionaire (dayana)
133
RILIS KISAH ANAK BIA DAN SHAKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!