WLIM 2

Nayra segera menekan nomor Aldo lalu menempelkan benda pipih itu ke telinga. Tangan Nayra berkeringat dingin, hatinya menggigil. Ini lebih menakutkan daripada menghadapi kemarahan pasien.

"Ya, Nay ... gimana? Kamu udah mau pulang? Mau aku jemput? Aku otewe sekarang, kalau kamu udah siap pulang."

Mendengar suara Aldo yang begitu gembira, Nayra semakin merasa bersalah. Bibirnya tergigit saat berusaha menjawab pertanyaan Aldo.

"Nay, halo, Nay—kamu masih disana, kan? Kamu dengar suaraku?"

"Mas ...." Suara Nayra tercekat mendengar penuturan Aldo yang begitu antusias dan sabar menghadapinya. Menghadapi pekerjaan Nayra yang kerap tidak menentu jamnya.

"Aku hari ini gantiin Joshua sampai jam 9 malam, Mas." Nayra mengerahkan semua keberaniannya untuk mengatakan itu.

"Apa, Nay? Kamu bercanda? Kamu lagi ngeprank aku, ya?" Suara Aldo sedikit bergetar dan meninggi. "Kamu nggak mungkin ingkar janji—lagi, kan?"

"Maaf, Mas ... tapi kami memang hanya berdua, dan Joshua sedang berduka. Masih untung hanya sampai jam 9 Mas ...." Nayra mencoba menawar. "Mungkin kita bisa menghabiskan waktu bersama malam ini, Mas. Aku akan datang tepat waktu, aku janji."

"Haha ... kamu lucu sekali, Nay! Apa begitu cara wanita meminta maaf atas ribuan kali penolakan dan pengingkaran janji yang dibuatnya ... ha? Apa begini cara kamu menyelesaikan masalahmu? Dengar, Nay ... kamu bisa buat janji, minta maaf, lalu mengulangi lagi. Begitu seterusnya sampai bosan! Aku capek ya, Nay ... capek dengar semua alasanmu itu! Kamu gak menghargai aku sama sekali sebagai kekasihmu, mentang-mentang pekerjaanku hanya montir kecil yang nggak ada apa-apanya dibandingkan kamu!"

Air mata Nayra tumpah mendengar kemarahan Aldo. "Mas... nggak gitu maksud aku. Aku hanya ingin mengganti waktu perayaan aniv kita. Aku nggak bermaksud nggak hargai kamu dan kerjaan kamu."

"Lalu apa?" tukas Aldo ketus. "Kamu jelas-jelas hanya mementingkan pekerjaan kamu dan nggak pernah perhatian sama aku sekalipun! Aku selalu kamu nomer sekiankan! Aku memang calon suami kamu, tapi aku nggak pernah kamu anggap lebih istimewa dari temanmu, rekan kerjamu, dan pekerjaanmu! Aku nggak mau tau, Nay ... kalau kamu nggak datang malam ini, aku anggap kita selesai, Nay! Titik!"

Ucapan Aldo bagai petir yang menyambar hatinya. "Mas ... Aku mohon jangan begitu! Aku nggak mau dengar kamu putusin aku, aku cinta sama kamu, Mas!"

"Kalau gitu, kamu pulang sekarang dan kita dinner sesuai janji!" Aldo menantang.

Nayra menghela napas dalam-dalam. Air matanya kian deras mengalir. "Maaf, Mas ... tapi aku nggak bisa."

"Oke ... kita jalan masing-masing mulai sekarang!" ucap Aldo tegas, seraya mematikan sambungan teleponnya.

Nayra menatap nanar ponsel di tangannya, lalu membenamkan wajah di atas meja. Tangis Nayra pecah, hatinya hancur. Pria yang dicintainya memilih menyerah setelah selama ini. Hubungan yang dia bina dengan setulus hati kini hancur berantakan. Nayra kecewa dan terluka sangat dalam.

***

"Nayra bikin ulah lagi?" tanya seorang wanita yang sedari tadi rebahan diatas ranjang Aldo dengan lingerie tipis membalut tubuhnya.

Aldo membanting ponsel usai menghubungi Nayra dan mengusap wajahnya kasar. "Siapa lagi kalau bukan anak angkatmu itu, Tan!"

Wanita itu bangkit dari ranjang dan memeluk Aldo dari belakang. Jemarinya yang ramping dengan kuku-kuku panjang mengkilap, membelai dada bidang Aldo. Bibirnya mengukir senyum menggoda dan merayu Aldo dengan suara manja. "Lagian ngapain sih, kamu pertahankan gadis culun yang workaholic itu, Sayang? Lebih baik sama Tante aja, yang udah pasti ada 24 jam untuk kasih kamu perhatian dan kasih sayang, ya kan?"

Aldo memutar badannya, lalu mencium kasar bibir berlipstik merah menyala itu. Pikirannya yang suntuk segera sirna dengan sambutan menggairahkan wanita dewasa ini.

Mereka melepaskan ciuman yang mampu menghabiskan stok udara dalam paru-paru mereka itu.

"Biar Tante hilangkan sakit hatimu dengan sentuhan Tante, Sayang ... kamu pasti puas dan melupakan Nayra selamanya." Tatapan sayu yang mengundang itu membuat Aldo langsung membara penuh gairah.

Dengan tak sabar Aldo menyambar tubuh sintal itu dan menekannya ke dinding. Dia ingin menghujam wanita ini dengan posisi berdiri.

Suara desahan bersahutan memenuhi ruangan kamar milik Aldo ini. Dua insan beda generasi ini saling memadu kasih penuh gairah hingga mereka mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.

Tatapan Ana yang dipenuhi kepuasan berlipat ganda menyapu wajah tampan Aldo. Tangan Ana membelai dagu hingga ke leher kokoh pria itu.

"Ini priamu yang ke berapa yang aku nikmati, Nayra! Kau pantas mendapatkannya, Nay ... kau dan ibumu pantas mendapatkan balasan atas kejahatan yang ibumu lakukan padaku dulu!" batin Ana dengan senyum sensual ketika dia meraih tengkuk Aldo.

"Kita baru pemanasan, kan, Sayang?!" rayu Ana.

"Tentu, Sayangku! Permainan sesungguhnya baru akan kita mulai!" Aldo segera menyambar bibir Ana lagi, mereka memadu kasih lebih keras dan lama. Sampai siang bergulir berganti malam. Mereka terus meneguk kenikmatan seolah tidak pernah merasa terpuaskan.

*

*

*

Gimana-gimana? Kurang hot? Bacanya sambil dengerin nyinyiran tetangga biar makin hot😅

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

/Toasted/ astaghfirullah....luar biasa... balas dendam yang sangat-sangat di luar nulur....

2024-05-06

0

YuWie

YuWie

tak sebaik gertaanmu do aldo...ngekep tante2 tapi sok marah2 dg renata.

2024-01-19

0

Alif-balqis Faiha

Alif-balqis Faiha

untung nay kamu diputusin ternyata pacarmu montirin sperpacknya emakmu...

2023-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!