16. Kembali Pulang

Hari ini Habiba berangkat diantar Fathan, aji mumpung karena kedua kakaknya tengah ada di pondok. Bisa di manfaatkan antar jemput maksudnya.

Habiba tersenyum melihat Mentari yang ternyata mengenakan hijab saat ke kampus. Mentari menghampiri Habiba "Hemm aku berangkat bawa motor Biba, gak di anter abang" Ujar Mentari dengan niat ingin menggoda.

Habiba menggandeng lengan Mentari dan beriringan masuk. 'Astaghfirullahalazim' batin Habiba, merasa tuduhan Mentari itu benar dan apakah benar seperti itu? Jangan dikira Habiba ini tidak galau ya.. terlebih umurnya yang masih belia.

"Abang belum pulang semenjak dari rumah calon kakak ipar kemarin" Habiba kini menatap Mentari. Ucapan Mentari berhasil mengalihkan atensinya.

"Penasaran? " Tanya Mentari lagi, Habiba menggeleng samar.

"Habiba..." Langkah Habiba terhenti, Mentari mencekal pergelangan tangannya.

"Tar keburu dosennya masuk dan kita gak... " Habiba kembali menghentikan ucapannya karena Mentari.

"bagus dong kalau kita gak di perbolehkan masuk. Jadi kakak ipar bisa tanya banyak hal soal bang Bintang" Mentari benar benar menggoda Habiba. Habiba memilih berjalan meninggalkan Mentari yang terus mengekor.

"Mentari makin bersinar guys dengan hijabnya"

"Semakin kesengsem gue sama Mentari"

"Gak sia sia doa gue buat dapetin Mentari"

"Gilak! cantiknya kagak ngotak Mentari"

Desas Desus dari sejumlah mahasiswa, Mentari abaikan, niatnya untuk kuliah bukan cari ayang ayangan, Boleh juga seh kalau ia tertarik. Hadeuh!!

Entah malaikat mana yang bersarang di tubuh Mentari, hingga gadis itu memilih mengenakan hijab ke kampus tanpa pikir panjang.

Habiba berhenti menunggu Mentari, kemudian menarik Mentari ke kelas.

"Tari jangan tebar pesona, tanpa lo tebar pesona tuh cowok cowok dah ileran kaya bayi" Ujar Habiba menasihati. Mentari semakin tersenyum lebar dengan perhatian Habiba.

"Iya kakak ipar, terlebih jika mereka melihat wajah asli kakak ipar" dibuat se sendu mungkin nada bicara Mentari.

"Gue geli tahu Tar, kakak ipar kakak ipar" Ketus Habiba, Habiba meremat pergelangan Mentari.

"idiiihhh gemezin dehhh calon ka... " ucapan Mentari terhenti.

"Tar... gue telen beneran ya" Sungut Habiba, Mentari bahkan berlari masuk ke kelas dengan tertawa.

Mungkin Habiba lupa jika ini di kampus, ia bahkan turut mengejar Mentari yang sudah duduk.

Namanya anak remaja ya, busana itu untuk memperindah fisik dan memancarkan hati. Tapi bukan berarti yang berhijab itu wajib kalem, pendiam. Mereka sama butuh mengekspresikan diri dengan cara mereka.

Habiba mendengar dengan seksama dosen yang mengajar, dosen wanita berhijab dengan pembawaan kalem namun tegas disaat bersamaan. 'Mengagumkan' monolog Habiba.

Habiba dan Mentari kini semakin dekat, Mereka tengah duduk di taman tengah kampus.

"Biba, gue laper" ucap Mentari, memegang perutnya.

"Laper makan Tari" ujar Habiba, Mentari mencebikkan bibirnya.

"Gue puasa Tar, mau gue temenin ke kantin?" tanya Habiba. Ia merasa heran karena Mentari malah memeluknya.

"Semoga bang Bintang lulus syarat nya deh" ucap Mentari membuat Habiba menegang.

"Jangan terlalu berharap. Jodoh akan datang dengan caranya" Habiba mencoba diplomatis, meski hatinya mulai sedikit berharap.

Jika dengan cara aljabar itu akan sulit apalagi Pythagoras.

"Gue terus berharap, karena harapan adalah senjata untuk mewujudkan keinginan" Habiba tersenyum mendengar penuturan Mentari.

**

Bintang pemuda yang sedang dikejar target itu kini berada di cafenya, menyelesaikan masalah cafe yang belum terselesaikan.

Resya sudah memberinya kabar, ada orang dalam cafe dan perusahaannya yang bermain harga.

Harga saja buat mainan apa lagi hatiku bang. Sakittt!!

Ketenangan Bintang sungguh sedang dipermainkan, ia harus mengurusi cafenya dan satu sisi ia harus menyelesaikan hafalannya.

KLUNTING

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Bintang.

Habintang

Utamakan istighfar jika kamu mengalami banyak hal yang harus kamu selesaikan secara bersamaan

kutunggu hafalannya

Babang Bin sudah pasti cengar cengir dengan pesan dari Habiba, nekad sekali Habiba menantang.

Bintang sudah melayang layang sampai mentok ke plafon.

Bintang

Tunggulah juga kedatanganku

Habiba tak membalas pesan balasan Bintang, hanya membacanya.

Entah mengapa gadis itu benar benar mengirimkan Bintang pesan yang melecut semanagatnya yang sempat koma sejenak.

Bintang kini berhadapan dengan kedua pegawainya, di tambah mbak Dian di ruangan Bintang.

"Baca!" Titah Bintang melemparkan salinan salinan daftar harga resmi dari DEZ suplier.

Dito dan Zaki pucat pasi melihat berkas yang mereka palsukan, terlebih aura dingin sang bos yang semakin mengintimidasi.

Mbak Dian saja sampai bergidik ngeri melihat Bintang yang sangat serius. Laki laki humoris yang kini menunjukkan sisi lainnya yang tegas.

"Andri dan Nisa sudah di pecat oleh atasan bu Resya, kemungkinan mereka akan dipidanakan" Dingin dan datar. "Angkat wajah kalian" Titahnya kemudian.

"Ma ma maaf mas Bin, kami.. kami khilaf" ujar Zaki tergagap. Ia tak ingin mengelak karena bukti sudah di depan mata. Karena yang masih jauh itu masa depan.

"Kalian telah menyia nyiakan kepercayaan gue... Merugikan gue!" Hardik Bintang emosi.

"Maaf mas Bin" Dito semakin pucat dibuatnya.

"Bereskan barang barang kalian, jauh jauh dari cafe gue!" Tegas Bintang tanpa melihat kearah wajah kedua pegawainya itu.

Bintang mengangkat tangan kala mbak Dian mendekati, ia tahu maksud mbak Dian.

Kerenlah Bintang sudah mirip cenayang.

Satu masalah terselesaikan, kini ia fokus dengan hafalannya. Namun lebih sulit ketimbang menghafal lirik lagu.

Hari semakin larut Bintang melajukan motornya membelah jalanan yang mulai sepi. "Arrrhhhhh" teriaknya dari atas motor yang melaju kencang.

Bintang menghentikan laju motornya di sebuah masjid, ada sebuah pengajian disana. Ia menunggu sampai pengajian itu selesai.

"Assalamu'alaikum" ucapnya pada pria sepuh yang tadi memberikan kajian, meraih tangan tua itu dan menciumnya takzim.

"Walaikumsalam" jawabnya lembut.

"Mari masuklah" Tutur lembutnya menuntun Bintang mengikuti langkah memasuki masjid.

"Ada masalah apa?" Tanya kiyai tersebut.

"Maaf mbah Kiyai.."

"panggil saja mbah Hasyim" Potong mbah Hasyim.

"Bagaimana cara saya menghafalkan surah Ar-Rahman dan Al Mulk dalam waktu tujuh hari?" Tanya Bintang pada akhirnya.

"Siapa namamu?" tanya mbah Hasyim.

"Bintang" mbah Hasyim mengangguk dengan senyum

"Nak Bintang sudah makan?" Bintang menggeleng.

"Sudah isya?" Bintang kembali menggeleng.

"Mau makan dulu atau isya dulu?" Tanya mbah Hasyim kemudian.

"Isya dulu mbah" jawab Bintang pasti.

Setelah isya, Bintang di ajak mbah Hasyim pulang kerumahnya, ia di suguhkan beberapa makanan sederhana.

Di luar dugaan Bintang makanan itu rasanya sangat berbeda, benar benar nikmat dan ingin nambah bila tak malu.

"Nak Bintang menghafal kedua surat itu untuk apa?" Bintang ragu untuk mengatakan kebenarannya.

"Itu syarat agar saya bisa meminang anak dari seorang Kiyai, mbah" jujur Bintang, mbah Hasyim tersenyum, dan sangat menyejukkan.

"MasyaAllah syarat yang luar biasa bagus nak Bintang" Jawab mbah Hasyim.

"Jika nak Bintang memenuhi syarat itu dan kalian tetap tidak berjodoh?" tanya mbah Hasyim. Bintang hanya bergeming.

"Nak Bintang masih sangat muda, bagus sudah memperjuangkan seorang gadis. Anak seorang kiyai lagi. Luar biasa" Entah sebuah pujian atau bukan Bintang merasa tertampar dengan ucapan mbah Hasyim.

Mbah Hasyim tersenyum hangat, Bintang merasakan ketulusan dari wajah tua itu.

"Mintalah pada pemilik gadis itu, Allah!"

DEG

Tamparan penuh wejangan, Bintang malu bahkan sangat malu. Hafalan surahnya hanya untuk seorang gadis, bukan karena Lillahita'ala.

Kepalanya semakin menunduk, bahkan hatinya goyah terombng ambing.

"Bersyukurlah karena melalui gadis itu Allah membuka sudut hati nak Bintang" masih dengan senyum tulusnya yang menjalar hangat.

"Pulanglah renungkan!" Titah mbah Hasyim lembut. Bintang mencium takzim punggung tangan sang kiyai, dan kembali pulang.

Episodes
1 01. Bidadari
2 02. Dijodohkan
3 03. Sepasang Mata
4 04. Lima Ribu
5 05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6 06. Memantapkan Hati
7 07. Eh Kayaknya Kenal
8 08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9 09. Habiba Maaf
10 10. Fathan Reza
11 11. Pasrah Yaa Allah
12 12. Yakin diterima Habiba?
13 13. Aku Tunggu
14 14. Tertawa Berdua
15 15. Sanggupkah?
16 16. Kembali Pulang
17 17. Tinggalin Habiba
18 18. Jalan Cinta yang Macet
19 19. Baby
20 20. Lintah
21 21. Maju atau Mundur
22 22. Tanpa Penolakan
23 23. Gagal karena Kegaduhan
24 Siap Laksanakan!!
25 Amazing Bunda
26 Jiwa Seorang Qoriah
27 Voting Nikah
28 Ujian Diam Diam
29 Alhamdulillah Sah
30 Sorot Mata Penuh Cinta
31 Nyicil Skin Ship
32 suara Suara Cinta Kita
33 Pengalaman Pertama
34 Mbok Yem
35 Khumairah
36 Habintang
37 Siapa Kamu
38 Senyum Penuh Kemenangan
39 Pelakor
40 Tak Tahu Malu
41 Siap Punya Baby??
42 Pujangga
43 Bruce Lee
44 Mesum
45 Biru biru
46 Peringatan Keras
47 Uhibbuki Fillah
48 Drama Pagi
49 Menahan Sakit
50 Dede buat Mommy Cemburu
51 Lamaran Rado
52 Marahnya Habiba
53 Mencintaimu Habiba
54 Rindu
55 Resah
56 Harga Diri Laki Laki
57 Love Is Habiba
58 Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59 Kalah Jurus
60 Double Manten
61 Mengambil Alih Duniaku
62 Merubah Hidupku
63 NgeMALL
64 Sentuhan Kecil
65 Cintaku Bukanlah Keegoisan
66 Pernikahan Mentari 1
67 Pernikahan Mentari
68 Rado Bau Asem
69 Godaan Bintang
70 Baper Karena Kamu
71 Masalah Rumah Tangga
72 Kamu Menyebalkan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
01. Bidadari
2
02. Dijodohkan
3
03. Sepasang Mata
4
04. Lima Ribu
5
05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6
06. Memantapkan Hati
7
07. Eh Kayaknya Kenal
8
08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9
09. Habiba Maaf
10
10. Fathan Reza
11
11. Pasrah Yaa Allah
12
12. Yakin diterima Habiba?
13
13. Aku Tunggu
14
14. Tertawa Berdua
15
15. Sanggupkah?
16
16. Kembali Pulang
17
17. Tinggalin Habiba
18
18. Jalan Cinta yang Macet
19
19. Baby
20
20. Lintah
21
21. Maju atau Mundur
22
22. Tanpa Penolakan
23
23. Gagal karena Kegaduhan
24
Siap Laksanakan!!
25
Amazing Bunda
26
Jiwa Seorang Qoriah
27
Voting Nikah
28
Ujian Diam Diam
29
Alhamdulillah Sah
30
Sorot Mata Penuh Cinta
31
Nyicil Skin Ship
32
suara Suara Cinta Kita
33
Pengalaman Pertama
34
Mbok Yem
35
Khumairah
36
Habintang
37
Siapa Kamu
38
Senyum Penuh Kemenangan
39
Pelakor
40
Tak Tahu Malu
41
Siap Punya Baby??
42
Pujangga
43
Bruce Lee
44
Mesum
45
Biru biru
46
Peringatan Keras
47
Uhibbuki Fillah
48
Drama Pagi
49
Menahan Sakit
50
Dede buat Mommy Cemburu
51
Lamaran Rado
52
Marahnya Habiba
53
Mencintaimu Habiba
54
Rindu
55
Resah
56
Harga Diri Laki Laki
57
Love Is Habiba
58
Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59
Kalah Jurus
60
Double Manten
61
Mengambil Alih Duniaku
62
Merubah Hidupku
63
NgeMALL
64
Sentuhan Kecil
65
Cintaku Bukanlah Keegoisan
66
Pernikahan Mentari 1
67
Pernikahan Mentari
68
Rado Bau Asem
69
Godaan Bintang
70
Baper Karena Kamu
71
Masalah Rumah Tangga
72
Kamu Menyebalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!