15. Sanggupkah?

Kedua gadis remaja menuju dewasa itu masih asyik dengan obrolan absurd ngalor ngidul nya.

"Biba,,, gue pikir lo bakal jaim jaim gitu loh. Awalnya, dulu" Mentari mulai jujur akan penilaian nya.

"Terus nyatanya?" Habiba tersenyum hangat.

"Lo sama gilanya kaya gue" Habiba makin tersenyum lebar, itu tak luput dari penglihatan Mentari. "Pantes bang Bintang ngebet" gumamnya.

"Maksudnya?? " Mentari tersenyum kikuk dengan pertanyaan Habiba, antara di jawab atau tidak.

Tok Tok Tok

"Bentar Tar" Ujar Habiba. Mentari mengusap dadanya lega.

CEKLEK

"Biba, sudah di tunggu di bawah" Zahra mengingatkan adik iparnya itu.

"iya mbak, Biba turun bareng Tari" ujar Habiba.

"jangan lama lama ya?" Habiba menautkan jempol dan telunjuknya membentuk tanda Oke.

"Ayok Biba" ajak Mentari yang sudah di belakang Habiba."Cadar gak di pasang?" imbuh Mentari, Habiba tersenyum kikuk.

Kedua gadis itu turun bergandengan, lebih tepatnya Mentari yang menggandeng lengan Habiba.

"Hampir saja gue jadi pelakor... " cicit Mentari.

"Untung belum jadi ya Tar?" Goda Habiba, "Gue gugup lagi Tar" imbuh Habiba jujur.

"Gue juga, pasti kan ada abang lo Bib..!" Seloroh Mentari, Habiba hanya tersenyum kecil di balik cadar.

DEG

Tak sengaja pandangan Habiba bertemu dengan Bintang sepersekian detik, sebelum Habiba menundukkan kepalanya lagi.

Ada senyum tipis yang Bintang torehkan, ah.. Manis sekali!

"Hemm...!" Fathan menginterupsi. Habiba tahu maksud deheman sang kakak.

"Mari kita lanjut" Tutur abah, Habiba kini sudah duduk di belakang bersama Mentari dan Zahra.

Dengan mengucap Basmallah abah mengutarakan syarat yang harus Bintang penuhi.

"Hafalkan surah AR RAHMAN dan AL MULK dalam waktu tujuh hari" tegas abah.

GLEK

Bintang menelan salivanya, gugup mendera. 'ya ampun syaratnya, apa tidak ada yang lebih susah' batinnya.

"Apa syaratnya terlalu mudah nak Bintang?" Tanya abah kemudian, membuat Bintang melongo.

Ryan yang duduk bersebelahan dengan Bintang, menyenggol lengannya pelan. "Lah konsentrasi" bisiknya.

"Sa saya terima bah" gugup Bintang.

Habiba tak kalah tegang, entah ada rasa apa dalam dadanya. Ada rasa khawatir yang lebih mendominasi pikirannya.

"Tenang.. bang Bintang orang yang cerdas kok" Bisik Mentari, mengusap lembut punggung tangan Habiba. Zahra sampai tersenyum melihat kedua gadis itu.

Ryan, Reno, Rado dan Brian menepuk bahu Bintang menguatkan.

Eh lihat bunda Sara yang mesam mesem melihat muka Bintang yang kecut bin asem.

Selepas pembicaraan syarat selesai, Bintang beserta rombongan pulang dengan menyusun banyak strategi penghafal. Sudah seperti mau ujian SKS ( Sistem Kebut Semalam), haiisssh!

Bintang naik di boncengan motor Reno, ia memutuskan pulang ke studio. Ada tugas yang harus ia segera selesaikan.

"Anggap saja kaya ngafalin lirik lagu" Teriak Brian yang motornya beriringan dengan Reno dan Bintang.

Kurang lebih tiga puluh menit motor mereka sudah sampai di depan studio Ryan.

Meski mereka badboy dan suka balapan, mereka masing masing sudah punya usaha.

Bintang dengan cafenya, Brian dengan bengkel motor dan mobilnya, Ryan punya studio musik dan toko alat alat musik, Rado seorang arsitek, jangan lupakan Reno yang meneruskan bisnis kontraktor ayahnya.

"Gue tidur sini ya yan?" Tanya Bintang lemah. Ryan pun mengangguk malas.

"Buru Bin, keburu malem susun strategi. Nanti otak lo buntu.. Habiba cantik gitu" Goda Rado, dan semua mata menatapnya penuh selidik.

"****.. Awas jangan bayangin aneh aneh Habiba gue!" Ketus Bintang, yang mendapat keplakan kepala dari yang lain.

"Hafalin buru, nanti gue rebut. mamf*z ente!" Rado yang menirukan ala arab Arab.

Akhirnya kelima pemuda itu memutuskan tidur di studio, besok minggu sehingga mereka tak ada jadwal bekerja. Tapi studio ini yang akan ramai karena banyak sewa di hari libur.

**

KLUNTING

Sebuah pesan masuk ke ponsel Bintang.

MENTARI

Bang kalau gagal Tari yang maju, Fathan kakaknya Biba cakep... 😁😁😁

BINTANG

Abang gak akan GAGAL 👎☹👎

Mentari terkekeh dengan pesan balasan dari sang kakak.

"Adek lucknut" lirih Bintang.

"Kenapa calbo gue Bin?" Tanya Ryan sok khawatir.

"Atittt taukk!" Pekik Ryan yang mendapat geplakan manja dari Bintang.

"Gemezzz yah gue sama lo" Ryan terbahak dengan ekspresi Bintang.

"Bos cafe gak order makanan nih?" Celetuk Brian yang merasa lapar.

"Belum buka cafe gue mah" Babang Bin memutar bola matanya malas.

"Wooowww azeeek azeeeek" Serempak ke empat pemuda itu, melihat Reno masuk dengan beberapa kantong berisi makanan.

Reno sudah pulang lari pagi, dengan celana training selutut dan kaos oblong hitam. Semakin gagah si babang Reno ini ditunjang tubuh atletis.

"Makanan ajah cepet pada, tadi di- bangunan susah" seloroh Reno. Meletakkan kantong kantong makanan di depan teman temannya.-

"Bangunin Ren, sejak kapan lo lebay?" Tanya Rado, hampir mencium Reno namun diurungkan karena Reno berkeringat. "Iiih babang Reno berkeringat".

Bintang dan teman teman langsung membuka makanan mereka, sedang Reno berlalu menuju kamar mandi.

**

Habiba ikut uma ke pondok putri, ia merasa jenuh juga berada di kamar. Semua tugas kuliah sudah beres hanya tinggal masalah hatinya yang masih belum terselesaikan. Sabar Habiba masih ada waktu satu mingguan lagi.

Biasanya ia akan membantu mengajar mengaji anak anak kecil selepas ashar. Itu pun jika ia sudah selesai dengan kuliahnya.

"Assalamu'alaikum uma, ustadzah Arwa Sapa seorang santriwati, kemudian menyalami keduanya.

"Walaikumsalam, sudah hafalannya?" Tanya Uma.

"Sudah Uma, mau minta tolong diajarin pelajaran sama ustadzah Arwa" jawabnya sopan.

"Panggil Arwa saja atau Biba, tidak perlu pakai ustadzah. Saya belum pantas menyandang gelar itu" lugas Habiba.

Uma dan Santriwati itu merasa kagum akan sifat Habiba yang rendah hati.

Uma mengusap lengan Habiba penuh sayang.

Habiba Arwa Dariya Baizhan atau yang lebih akrab di sapa Habiba atau Arwa khusus lingkungan pesantren sang abah.

"Gimana ustadzah Arwa?" Tanya santriwati itu dan Habiba menggeleng.

"Boleh deh... Panggilnya Arwa atau Habiba saja tanpa ustadzah" Uma yang menggeleng dengan penuturan putrinya. Ada ketegasan di dalamnya, Uma beralih ke arah para santriwati kemudian mengangguk.

"Ya udah, mbak Arwa mau kan ajari kami?" tanya seorang santriwati bernama Alisha.

"Oke" Habiba tersenyum.

"Uma langsung ya, kamu mau ngajarin Alisha dan santriwati kan?" Habiba mengangguk.

"Assalamu'alaikum" ucap Uma.

"Walaikumsalam" Jawab Habiba bersama beberapa santriwati disana.

Habiba bersama beberapa santriwati pergi ke ruang kelas yang kosong, karena hari minggu jadi tidak ada pelajaran sekolah.

Hampir dua jam Habiba mengajari pelajaran umum untuk para santriwati. Kegiatannya sedikit banyak mengurangi rasa khawatir yang meliputinya semenjak pernyataan pemuda bernama Bintang yang akan memperjuangkannya.

"Uma..." Habiba menghampiri uma yang sedang berada di dapur. Dengan tubuh segar dan baju yang sudah berganti.

"Kenapa mbak Arwa?" tanya Uma menggoda. Habiba memeluk Uma erat, seolah menyalurkan berbagai rasa dalam hatinya.

"Putri Uma mau belajar jadi istri nih?" imbuh Uma masih dengan nada menggoda. Habiba masih bergeming tak menjawab.

Uma berbalik badan berhadapan dengan Habiba, menatap lekat Habiba mencari kejujuran dari sorot mata putri kecilnya.

Sudah bukan putri kecil karena sudah dilamar orang, ah waktu cepat sekali berlalu.

"Uma, Biba jadi malu kalau Uma natap Biba begitu" menggemaskan kan sikap Habiba ini. Uma saja sampai tersenyum geli.

"Habiba..." Nada serius dari ucapan Uma, Habiba bahkan hanya mengerjapkan matanya gugup.

"Habiba, bagaimana kalau nak Bintang gagal?" Tanya Uma "kamu pasti faham maksud Uma" imbuh Uma serius.

"Habiba akan menuruti semua keputusan Uma dan abah" mantap Habiba.

"Uma melihat kamu pun berharap jika nak Bintang akan berhasil" ujar Uma.

"Uma tahu dari mana?" tanya Biba.

"Sangat jelas terbaca dari sorot matamu" jelas Uma seraya menjawil hidung Habiba.

"Hanya pada nak Bintang, kamu berani menantang seorang lelaki untuk menemui abah" Habiba terkesiap membenarkan ucapan Uma.

Uma mengusap lembut pipi putrinya "Jadikan pelajaran jika... " ucapan Uma menggantung.

"Jika apa uma?" lirih Habiba.

Uma menghela nafas panjang "kalian tidak berjodoh". Habiba tersenyum Hangat meski sudut hatinya terasa tercubit. Sanggupkah??

Terpopuler

Comments

💦tiatiandra💦

💦tiatiandra💦

wah....

2024-01-12

0

abdan syakura

abdan syakura

Ayo Semangat babang Bintang!!
💪💪💪

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 01. Bidadari
2 02. Dijodohkan
3 03. Sepasang Mata
4 04. Lima Ribu
5 05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6 06. Memantapkan Hati
7 07. Eh Kayaknya Kenal
8 08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9 09. Habiba Maaf
10 10. Fathan Reza
11 11. Pasrah Yaa Allah
12 12. Yakin diterima Habiba?
13 13. Aku Tunggu
14 14. Tertawa Berdua
15 15. Sanggupkah?
16 16. Kembali Pulang
17 17. Tinggalin Habiba
18 18. Jalan Cinta yang Macet
19 19. Baby
20 20. Lintah
21 21. Maju atau Mundur
22 22. Tanpa Penolakan
23 23. Gagal karena Kegaduhan
24 Siap Laksanakan!!
25 Amazing Bunda
26 Jiwa Seorang Qoriah
27 Voting Nikah
28 Ujian Diam Diam
29 Alhamdulillah Sah
30 Sorot Mata Penuh Cinta
31 Nyicil Skin Ship
32 suara Suara Cinta Kita
33 Pengalaman Pertama
34 Mbok Yem
35 Khumairah
36 Habintang
37 Siapa Kamu
38 Senyum Penuh Kemenangan
39 Pelakor
40 Tak Tahu Malu
41 Siap Punya Baby??
42 Pujangga
43 Bruce Lee
44 Mesum
45 Biru biru
46 Peringatan Keras
47 Uhibbuki Fillah
48 Drama Pagi
49 Menahan Sakit
50 Dede buat Mommy Cemburu
51 Lamaran Rado
52 Marahnya Habiba
53 Mencintaimu Habiba
54 Rindu
55 Resah
56 Harga Diri Laki Laki
57 Love Is Habiba
58 Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59 Kalah Jurus
60 Double Manten
61 Mengambil Alih Duniaku
62 Merubah Hidupku
63 NgeMALL
64 Sentuhan Kecil
65 Cintaku Bukanlah Keegoisan
66 Pernikahan Mentari 1
67 Pernikahan Mentari
68 Rado Bau Asem
69 Godaan Bintang
70 Baper Karena Kamu
71 Masalah Rumah Tangga
72 Kamu Menyebalkan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
01. Bidadari
2
02. Dijodohkan
3
03. Sepasang Mata
4
04. Lima Ribu
5
05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6
06. Memantapkan Hati
7
07. Eh Kayaknya Kenal
8
08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9
09. Habiba Maaf
10
10. Fathan Reza
11
11. Pasrah Yaa Allah
12
12. Yakin diterima Habiba?
13
13. Aku Tunggu
14
14. Tertawa Berdua
15
15. Sanggupkah?
16
16. Kembali Pulang
17
17. Tinggalin Habiba
18
18. Jalan Cinta yang Macet
19
19. Baby
20
20. Lintah
21
21. Maju atau Mundur
22
22. Tanpa Penolakan
23
23. Gagal karena Kegaduhan
24
Siap Laksanakan!!
25
Amazing Bunda
26
Jiwa Seorang Qoriah
27
Voting Nikah
28
Ujian Diam Diam
29
Alhamdulillah Sah
30
Sorot Mata Penuh Cinta
31
Nyicil Skin Ship
32
suara Suara Cinta Kita
33
Pengalaman Pertama
34
Mbok Yem
35
Khumairah
36
Habintang
37
Siapa Kamu
38
Senyum Penuh Kemenangan
39
Pelakor
40
Tak Tahu Malu
41
Siap Punya Baby??
42
Pujangga
43
Bruce Lee
44
Mesum
45
Biru biru
46
Peringatan Keras
47
Uhibbuki Fillah
48
Drama Pagi
49
Menahan Sakit
50
Dede buat Mommy Cemburu
51
Lamaran Rado
52
Marahnya Habiba
53
Mencintaimu Habiba
54
Rindu
55
Resah
56
Harga Diri Laki Laki
57
Love Is Habiba
58
Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59
Kalah Jurus
60
Double Manten
61
Mengambil Alih Duniaku
62
Merubah Hidupku
63
NgeMALL
64
Sentuhan Kecil
65
Cintaku Bukanlah Keegoisan
66
Pernikahan Mentari 1
67
Pernikahan Mentari
68
Rado Bau Asem
69
Godaan Bintang
70
Baper Karena Kamu
71
Masalah Rumah Tangga
72
Kamu Menyebalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!