Kedua gadis remaja menuju dewasa itu masih asyik dengan obrolan absurd ngalor ngidul nya.
"Biba,,, gue pikir lo bakal jaim jaim gitu loh. Awalnya, dulu" Mentari mulai jujur akan penilaian nya.
"Terus nyatanya?" Habiba tersenyum hangat.
"Lo sama gilanya kaya gue" Habiba makin tersenyum lebar, itu tak luput dari penglihatan Mentari. "Pantes bang Bintang ngebet" gumamnya.
"Maksudnya?? " Mentari tersenyum kikuk dengan pertanyaan Habiba, antara di jawab atau tidak.
Tok Tok Tok
"Bentar Tar" Ujar Habiba. Mentari mengusap dadanya lega.
CEKLEK
"Biba, sudah di tunggu di bawah" Zahra mengingatkan adik iparnya itu.
"iya mbak, Biba turun bareng Tari" ujar Habiba.
"jangan lama lama ya?" Habiba menautkan jempol dan telunjuknya membentuk tanda Oke.
"Ayok Biba" ajak Mentari yang sudah di belakang Habiba."Cadar gak di pasang?" imbuh Mentari, Habiba tersenyum kikuk.
Kedua gadis itu turun bergandengan, lebih tepatnya Mentari yang menggandeng lengan Habiba.
"Hampir saja gue jadi pelakor... " cicit Mentari.
"Untung belum jadi ya Tar?" Goda Habiba, "Gue gugup lagi Tar" imbuh Habiba jujur.
"Gue juga, pasti kan ada abang lo Bib..!" Seloroh Mentari, Habiba hanya tersenyum kecil di balik cadar.
DEG
Tak sengaja pandangan Habiba bertemu dengan Bintang sepersekian detik, sebelum Habiba menundukkan kepalanya lagi.
Ada senyum tipis yang Bintang torehkan, ah.. Manis sekali!
"Hemm...!" Fathan menginterupsi. Habiba tahu maksud deheman sang kakak.
"Mari kita lanjut" Tutur abah, Habiba kini sudah duduk di belakang bersama Mentari dan Zahra.
Dengan mengucap Basmallah abah mengutarakan syarat yang harus Bintang penuhi.
"Hafalkan surah AR RAHMAN dan AL MULK dalam waktu tujuh hari" tegas abah.
GLEK
Bintang menelan salivanya, gugup mendera. 'ya ampun syaratnya, apa tidak ada yang lebih susah' batinnya.
"Apa syaratnya terlalu mudah nak Bintang?" Tanya abah kemudian, membuat Bintang melongo.
Ryan yang duduk bersebelahan dengan Bintang, menyenggol lengannya pelan. "Lah konsentrasi" bisiknya.
"Sa saya terima bah" gugup Bintang.
Habiba tak kalah tegang, entah ada rasa apa dalam dadanya. Ada rasa khawatir yang lebih mendominasi pikirannya.
"Tenang.. bang Bintang orang yang cerdas kok" Bisik Mentari, mengusap lembut punggung tangan Habiba. Zahra sampai tersenyum melihat kedua gadis itu.
Ryan, Reno, Rado dan Brian menepuk bahu Bintang menguatkan.
Eh lihat bunda Sara yang mesam mesem melihat muka Bintang yang kecut bin asem.
Selepas pembicaraan syarat selesai, Bintang beserta rombongan pulang dengan menyusun banyak strategi penghafal. Sudah seperti mau ujian SKS ( Sistem Kebut Semalam), haiisssh!
Bintang naik di boncengan motor Reno, ia memutuskan pulang ke studio. Ada tugas yang harus ia segera selesaikan.
"Anggap saja kaya ngafalin lirik lagu" Teriak Brian yang motornya beriringan dengan Reno dan Bintang.
Kurang lebih tiga puluh menit motor mereka sudah sampai di depan studio Ryan.
Meski mereka badboy dan suka balapan, mereka masing masing sudah punya usaha.
Bintang dengan cafenya, Brian dengan bengkel motor dan mobilnya, Ryan punya studio musik dan toko alat alat musik, Rado seorang arsitek, jangan lupakan Reno yang meneruskan bisnis kontraktor ayahnya.
"Gue tidur sini ya yan?" Tanya Bintang lemah. Ryan pun mengangguk malas.
"Buru Bin, keburu malem susun strategi. Nanti otak lo buntu.. Habiba cantik gitu" Goda Rado, dan semua mata menatapnya penuh selidik.
"****.. Awas jangan bayangin aneh aneh Habiba gue!" Ketus Bintang, yang mendapat keplakan kepala dari yang lain.
"Hafalin buru, nanti gue rebut. mamf*z ente!" Rado yang menirukan ala arab Arab.
Akhirnya kelima pemuda itu memutuskan tidur di studio, besok minggu sehingga mereka tak ada jadwal bekerja. Tapi studio ini yang akan ramai karena banyak sewa di hari libur.
**
KLUNTING
Sebuah pesan masuk ke ponsel Bintang.
MENTARI
Bang kalau gagal Tari yang maju, Fathan kakaknya Biba cakep... 😁😁😁
BINTANG
Abang gak akan GAGAL 👎☹👎
Mentari terkekeh dengan pesan balasan dari sang kakak.
"Adek lucknut" lirih Bintang.
"Kenapa calbo gue Bin?" Tanya Ryan sok khawatir.
"Atittt taukk!" Pekik Ryan yang mendapat geplakan manja dari Bintang.
"Gemezzz yah gue sama lo" Ryan terbahak dengan ekspresi Bintang.
"Bos cafe gak order makanan nih?" Celetuk Brian yang merasa lapar.
"Belum buka cafe gue mah" Babang Bin memutar bola matanya malas.
"Wooowww azeeek azeeeek" Serempak ke empat pemuda itu, melihat Reno masuk dengan beberapa kantong berisi makanan.
Reno sudah pulang lari pagi, dengan celana training selutut dan kaos oblong hitam. Semakin gagah si babang Reno ini ditunjang tubuh atletis.
"Makanan ajah cepet pada, tadi di- bangunan susah" seloroh Reno. Meletakkan kantong kantong makanan di depan teman temannya.-
"Bangunin Ren, sejak kapan lo lebay?" Tanya Rado, hampir mencium Reno namun diurungkan karena Reno berkeringat. "Iiih babang Reno berkeringat".
Bintang dan teman teman langsung membuka makanan mereka, sedang Reno berlalu menuju kamar mandi.
**
Habiba ikut uma ke pondok putri, ia merasa jenuh juga berada di kamar. Semua tugas kuliah sudah beres hanya tinggal masalah hatinya yang masih belum terselesaikan. Sabar Habiba masih ada waktu satu mingguan lagi.
Biasanya ia akan membantu mengajar mengaji anak anak kecil selepas ashar. Itu pun jika ia sudah selesai dengan kuliahnya.
"Assalamu'alaikum uma, ustadzah Arwa Sapa seorang santriwati, kemudian menyalami keduanya.
"Walaikumsalam, sudah hafalannya?" Tanya Uma.
"Sudah Uma, mau minta tolong diajarin pelajaran sama ustadzah Arwa" jawabnya sopan.
"Panggil Arwa saja atau Biba, tidak perlu pakai ustadzah. Saya belum pantas menyandang gelar itu" lugas Habiba.
Uma dan Santriwati itu merasa kagum akan sifat Habiba yang rendah hati.
Uma mengusap lengan Habiba penuh sayang.
Habiba Arwa Dariya Baizhan atau yang lebih akrab di sapa Habiba atau Arwa khusus lingkungan pesantren sang abah.
"Gimana ustadzah Arwa?" Tanya santriwati itu dan Habiba menggeleng.
"Boleh deh... Panggilnya Arwa atau Habiba saja tanpa ustadzah" Uma yang menggeleng dengan penuturan putrinya. Ada ketegasan di dalamnya, Uma beralih ke arah para santriwati kemudian mengangguk.
"Ya udah, mbak Arwa mau kan ajari kami?" tanya seorang santriwati bernama Alisha.
"Oke" Habiba tersenyum.
"Uma langsung ya, kamu mau ngajarin Alisha dan santriwati kan?" Habiba mengangguk.
"Assalamu'alaikum" ucap Uma.
"Walaikumsalam" Jawab Habiba bersama beberapa santriwati disana.
Habiba bersama beberapa santriwati pergi ke ruang kelas yang kosong, karena hari minggu jadi tidak ada pelajaran sekolah.
Hampir dua jam Habiba mengajari pelajaran umum untuk para santriwati. Kegiatannya sedikit banyak mengurangi rasa khawatir yang meliputinya semenjak pernyataan pemuda bernama Bintang yang akan memperjuangkannya.
"Uma..." Habiba menghampiri uma yang sedang berada di dapur. Dengan tubuh segar dan baju yang sudah berganti.
"Kenapa mbak Arwa?" tanya Uma menggoda. Habiba memeluk Uma erat, seolah menyalurkan berbagai rasa dalam hatinya.
"Putri Uma mau belajar jadi istri nih?" imbuh Uma masih dengan nada menggoda. Habiba masih bergeming tak menjawab.
Uma berbalik badan berhadapan dengan Habiba, menatap lekat Habiba mencari kejujuran dari sorot mata putri kecilnya.
Sudah bukan putri kecil karena sudah dilamar orang, ah waktu cepat sekali berlalu.
"Uma, Biba jadi malu kalau Uma natap Biba begitu" menggemaskan kan sikap Habiba ini. Uma saja sampai tersenyum geli.
"Habiba..." Nada serius dari ucapan Uma, Habiba bahkan hanya mengerjapkan matanya gugup.
"Habiba, bagaimana kalau nak Bintang gagal?" Tanya Uma "kamu pasti faham maksud Uma" imbuh Uma serius.
"Habiba akan menuruti semua keputusan Uma dan abah" mantap Habiba.
"Uma melihat kamu pun berharap jika nak Bintang akan berhasil" ujar Uma.
"Uma tahu dari mana?" tanya Biba.
"Sangat jelas terbaca dari sorot matamu" jelas Uma seraya menjawil hidung Habiba.
"Hanya pada nak Bintang, kamu berani menantang seorang lelaki untuk menemui abah" Habiba terkesiap membenarkan ucapan Uma.
Uma mengusap lembut pipi putrinya "Jadikan pelajaran jika... " ucapan Uma menggantung.
"Jika apa uma?" lirih Habiba.
Uma menghela nafas panjang "kalian tidak berjodoh". Habiba tersenyum Hangat meski sudut hatinya terasa tercubit. Sanggupkah??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
💦tiatiandra💦
wah....
2024-01-12
0
abdan syakura
Ayo Semangat babang Bintang!!
💪💪💪
2023-01-26
0