12. Yakin diterima Habiba?

Hari semakin gelap, pengunjung cafe semakin ramai. Bintang tengah duduk di sudut cafe, mengaduk aduk minuman yang mbak Dian sediakan.

"Mas Bin" Bintang mengalihkan pandang ke arah sumber suara.

"Kenapa mbak?" Tanyanya setelah mempersilakan mbak Dian duduk.

Mbak Dian melihat sekeliling "supliernya sudah di depan mas" bisiknya. Bintang mengangguk paham, mbak Dian meninggalkan Bintang sendiri memberikan jeda agar tak ada kecurigaan.

Bintang beranjak menuju mobil pick up yang membawa bahan bahan untuk cafenya, ia melihat surat jalan dari suplier, dengan wajah datar sedatar televisi terbaru. Dan bayangkan jika wajah babang Bintang secembung TV tabung.

**

Bintang kini sudah duduk di ruangannya, memegang surat jalan dari suplier minuman.

"Arrrrrggghh!" Mengacak rambutnya kasar, merasa bodoh karena tidak seserius itu mengurus ABIN cafe.

Menyesal kan belakangan, kalau di depan itu kata pengantar. Haissshh!!!

Bintang memutuskan akan menelepon langsung, jika perlu bertemu langsung dengan petinggi si suplier untuk memperjelas harga bahan.

Hari semakin mendekati tengah malam, pengunjung masih saja ramai padahal ini bukanlah malam minggu.

Patut bersyukur ini bisa modal ngelamar anak gadis Ahmad. Cieeeh cuwit cuwit!!

Bintang memutuskan pulang sebelum cafe tutup, surat jalan itu ia masukkan ke dalam tas ranselnya.

Tak ada yang tahu kecuali para sahabatnya jika Bintang pemilik ABIN cafe, Dia bahkan tadi sempat tampil solo karena B2R3 bandnya tidak ada jadwal manggung di ABIN cafe.

Lumayan kan tambahan nyanyi solo bisa buat tentengan, eh!

Mobil sudah terparkir manis di garasi rumah kedua orang tua nya, Bintang berjalan sedikit gontai dengan masalah cafe yang baru ini ia ketahui.

"BOD*H" Rutuknya kesal.

Ia hempaskan tubuh lelahnya di kasur empuk King size, menatap nyalang langit langit kamar.

Jangan sampai langit langit kamar yang tak bersalah itu roboh karena baper ditatap Bintang. Kan gak lucu kan kan??

**

Di malam yang sama, hari yang sama detik yang sama. Habiba masih duduk bersandar kepala ranjang, matanya sulit untuk terpejam.

Rasa yang entah apa membuat hatinya resah. Habiba berdiri mendekat arah balkon kamar, bersamaan dengan rintik hujan yang membasahi malam.

Jemari lentiknya bermain melukis kaca bermandikan hujan.

Lengkungan senyum menghias di wajah cantiknya. Benarkah hujan mampu merubah mood seseorang membaik? Entahlah, Tapi kini suara gemricik hujan ternyata yang melunturkan resah dalam hatinya.

Seiring irama hujan, lantunan nada nada doa dalam hati ia baitkan.

Bukan perkara dengan siapa ia berjodoh, lebih tepatnya menerima takdir siapa nanti yang menjadi jodohnya.

KLUTING

Sebuah pesan masuk di ponsel Habiba, padahal ini sudah hampir jam satu malam.

Gak mungkin kan pesan dari mbak Kun atau kang ocong, apa iya Habiba berteman dengan mereka??Ngawur!!!

Habiba menutup gorden balkon berniat membuka pesan yang baru saja masuk.

DEG

Habiba terdiam dengan ponsel yang masih di tangan.

Kan kan kan beneran ini pesan dari mbak Kun dan makhluk kasar lainnnya. Kaburrrr!!

*Habiba*

*Bukankah arti namamu adalah cinta*?

*Apakah bisa aku menjadi bagian dari nama itu*?

*Habiba*

*Sungguh aku harus benar benar menjaga kewarasan ku*

*Kenapa banyak hal yang kuinginkan darimu*?

*Entahlah, aku terlalu menginginkanmu dalam hidupku*

*Maafkan aku yang dengan lancang berani memperjuangkan mu*

Habiba meletakkan kembali ponselnya, tak ingin membalas pesan yang Bintang kirim. Kasihan itu babang sudah susah suah bikin puisi gak di balas.

Habiba kembali mengambil wudhu dan melaksanakan sunah dua rakaat. Hati dan pikirannya kembali terusik hanya karena sebuah kata kata. '*Astaghfirullah*'.

Selesai sholat ia mengangkat kedua tangannya, menumpahkan segala rasa pada sang pemilik nyawa.

Rasa itu di tumpahkan pada Allah yang kuasa bukan di medsos. Ah curhat!!

\*\*

Tok Tok Tok

Ketukan pintu kamar Habiba, tapi tak kunjung terbuka.

Ceklek

Habiba masih tertidur meringkuk beralaskan sajadah, Uma masuk turut duduk di samping putrinya.

"Biba... " lembut Uma tak ingin membuat Habiba terkejut. Habiba masih bergeming.

"Biba bangun, sudah siang" Ulang Uma, Habiba mulai mengerjap, beradaptasi dengan cahaya lampu kamar. Tersenyum melihat Uma di hadapannya.

"Uma... kenapa duduk di lantai?" Tanya Habiba lirih, Uma mengusap pipinya penuh sayang.

"Bangun sudah siang, sudah subuh?" Habiba duduk dan melihat dirinya yang masih memakai mukena.

"Biba ketiduran Uma.." ujar Biba tersenyum kikuk, dan di detik berikutnya memeluk umanya erat. "umaaa... " nadanya manja.

"Biba, ceritalah ke Uma kalau ada masalah" Uma mengusap punggung Biba hangat. Merasa anak gadisnya menyimpan sesuatu.

"cerita apa Uma? " Tanya Habiba balik.

Cerita si kancil atau cerita legenda jaka Tarub juga boleh Biba. Jeng jeng jeng.

"Uma perhatikan putri cantik Uma ini sedang gelisah" Goda Uma menggoyang goyangkan wajah Habiba.

"Habiba juga gak tahu Uma" Jujur Biba, ada rasa aneh dalam hatinya.

"Masalah nak Bintang?" Biba mengangguk ragu, "Bukankah dulu ada lelaki yang melamar, dan putri Uma gak pernah galau" Uma kembali menggoda dengan senyuman sejuta voltnya.

Habiba menggeleng "Habiba juga gak ngerti Uma". " Habiba resah gak ngerti karena apa!" imbuh Habiba.

"Mungkin anak Uma yang solehah ini resah memikirkan jika calonnya tak memenuhi syarat abah" Habiba mengerjap lucu.

"Benarkah Uma? Habiba gak yakin" jawab Biba.

"Mungkin kamu belum yakin Biba, tapi Uma yakin" Uma semakin menggoda dengan mimik wajah.

"Uma... " rengek Habiba, kembali berhambur dalam pelukan Uma.

"sampai tidak tidur semalaman dan tertidur diatas sajadah" tutur Uma dan Habiba pun merasa malu sendiri. Tak perlu di jelaskan Uma sangat mengenal anak anaknya.

\*\*

Reza sedang memperhatikan Habiba yang mendekati meja makan "Wajahmu itu loh dek, untung tertutup cadar" ujarnya menggeleng pelan.

"Walaikumsalam mas, pagi pagi dah disini aja" Sindir Habiba, Reza tersenyum kikuk.

"Mas mu itu rindu masakan Uma dek" Habiba bangkit mendekati wanita yang berjalan ke arah mereka.

"Mbak Zahra..." Pekik Habiba berhambur ingin memeluk kakak iparnya itu, namun ia urungkan. Gak lucu kan kalau Habiba yang sudah rapi, tentu dengan Zahra juga harus mandi makanan lagi.

Zahra meletakkan piring yang ia bawa di atas meja, kemudian memeluk adik iparnya yang luar biasa menurutnya.

"Sudah ada yang melamar kamu dek?" Celetuk Zahra di sela pelukan mereka, Habiba tetap bergeming.

"Nanti berangkat bareng mas Reza saja, mbak mau disini saja bantu Uma" Titah Zahra langsung mendapat dua jempol dari Habiba.

"Alhamdulillah, hemat ongkos mbak" Sahut Habiba membuat Reza gemas melihat dua wanita di hadapannya.

Abah sudah berangkat tadi setelah subuh, didampingi Uma, sedangkan Fathan? Fathan sedang mengajar di pondok sahabat abah.

Akhirnya Habiba berangkat di antar Reza, Reza hanya melihat dari dalam mobil kepergian adik bungsunya itu.

Ada sepasang mata yang sangat memperhatikan adegan dimana Habiba mencium punggung tangan Reza.

Mentari ada di sana bersama Bintang, Bintang masih asyik merapikan rambut yang berantakan karena helm.

"Bang... " Mentari menggoyang lengan Bintang, dan Bintang? Tentunya dia masih acuh.

"Hemm... " Gumamnya.

"Itu lihat calon kakak ipar di antar cowok ganteng, masih muda lagi" Sudah bisa di tebak Bintang langsung celingukan.

"Itu abang..." Mentari menatap jengah Bintang, detik kemudian mengarahkan kepala abangnya ke arah Habiba.

Mentari menghela nafas panjang dengan kelakuan Bintang dan sangat amat ingin menggoda sang kakak "Yakin diterima Habiba?".

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Alhamdulillah bagus ceritany, kak
Ttp Semangat ya, Kak!!😉

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 01. Bidadari
2 02. Dijodohkan
3 03. Sepasang Mata
4 04. Lima Ribu
5 05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6 06. Memantapkan Hati
7 07. Eh Kayaknya Kenal
8 08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9 09. Habiba Maaf
10 10. Fathan Reza
11 11. Pasrah Yaa Allah
12 12. Yakin diterima Habiba?
13 13. Aku Tunggu
14 14. Tertawa Berdua
15 15. Sanggupkah?
16 16. Kembali Pulang
17 17. Tinggalin Habiba
18 18. Jalan Cinta yang Macet
19 19. Baby
20 20. Lintah
21 21. Maju atau Mundur
22 22. Tanpa Penolakan
23 23. Gagal karena Kegaduhan
24 Siap Laksanakan!!
25 Amazing Bunda
26 Jiwa Seorang Qoriah
27 Voting Nikah
28 Ujian Diam Diam
29 Alhamdulillah Sah
30 Sorot Mata Penuh Cinta
31 Nyicil Skin Ship
32 suara Suara Cinta Kita
33 Pengalaman Pertama
34 Mbok Yem
35 Khumairah
36 Habintang
37 Siapa Kamu
38 Senyum Penuh Kemenangan
39 Pelakor
40 Tak Tahu Malu
41 Siap Punya Baby??
42 Pujangga
43 Bruce Lee
44 Mesum
45 Biru biru
46 Peringatan Keras
47 Uhibbuki Fillah
48 Drama Pagi
49 Menahan Sakit
50 Dede buat Mommy Cemburu
51 Lamaran Rado
52 Marahnya Habiba
53 Mencintaimu Habiba
54 Rindu
55 Resah
56 Harga Diri Laki Laki
57 Love Is Habiba
58 Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59 Kalah Jurus
60 Double Manten
61 Mengambil Alih Duniaku
62 Merubah Hidupku
63 NgeMALL
64 Sentuhan Kecil
65 Cintaku Bukanlah Keegoisan
66 Pernikahan Mentari 1
67 Pernikahan Mentari
68 Rado Bau Asem
69 Godaan Bintang
70 Baper Karena Kamu
71 Masalah Rumah Tangga
72 Kamu Menyebalkan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
01. Bidadari
2
02. Dijodohkan
3
03. Sepasang Mata
4
04. Lima Ribu
5
05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6
06. Memantapkan Hati
7
07. Eh Kayaknya Kenal
8
08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9
09. Habiba Maaf
10
10. Fathan Reza
11
11. Pasrah Yaa Allah
12
12. Yakin diterima Habiba?
13
13. Aku Tunggu
14
14. Tertawa Berdua
15
15. Sanggupkah?
16
16. Kembali Pulang
17
17. Tinggalin Habiba
18
18. Jalan Cinta yang Macet
19
19. Baby
20
20. Lintah
21
21. Maju atau Mundur
22
22. Tanpa Penolakan
23
23. Gagal karena Kegaduhan
24
Siap Laksanakan!!
25
Amazing Bunda
26
Jiwa Seorang Qoriah
27
Voting Nikah
28
Ujian Diam Diam
29
Alhamdulillah Sah
30
Sorot Mata Penuh Cinta
31
Nyicil Skin Ship
32
suara Suara Cinta Kita
33
Pengalaman Pertama
34
Mbok Yem
35
Khumairah
36
Habintang
37
Siapa Kamu
38
Senyum Penuh Kemenangan
39
Pelakor
40
Tak Tahu Malu
41
Siap Punya Baby??
42
Pujangga
43
Bruce Lee
44
Mesum
45
Biru biru
46
Peringatan Keras
47
Uhibbuki Fillah
48
Drama Pagi
49
Menahan Sakit
50
Dede buat Mommy Cemburu
51
Lamaran Rado
52
Marahnya Habiba
53
Mencintaimu Habiba
54
Rindu
55
Resah
56
Harga Diri Laki Laki
57
Love Is Habiba
58
Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59
Kalah Jurus
60
Double Manten
61
Mengambil Alih Duniaku
62
Merubah Hidupku
63
NgeMALL
64
Sentuhan Kecil
65
Cintaku Bukanlah Keegoisan
66
Pernikahan Mentari 1
67
Pernikahan Mentari
68
Rado Bau Asem
69
Godaan Bintang
70
Baper Karena Kamu
71
Masalah Rumah Tangga
72
Kamu Menyebalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!