11. Pasrah Yaa Allah

Bintang memasuki sebuah ruangan, duduk nyaman di kursi mejanya. Dengan cepat membuka laptop, kemudian serius dengan apa yang dilihatnya.

Tok Tok Tok

Sebuah ketukan di pintu ruangan menginterupsi konsentrasinya.

"Masuk" ucapnya masih dengan menatap layar laptopnya.

Seorang wanita tiga puluh tahunan masuk dengan sopan.

"Mas Bin, tumben ke resto?" ini pertanyaan atau ledekan buat babang Bintang.

"Mbak Dian gak usah godain aku deh" Ujar Bintang, diapun merasa di ledek.

Wanita bernama Dian itu hanya tersenyum simpul, mendekat ke arah meja Bintang menyerahkan dua buah map berwarna hijau dan merah.

"Mbak Dian" panggilnya, yang punya namapun menatapnya seolah bertanya.

"Ini map nya kurang satu" Mbak Dian mengernyit bingung dengan ucapan Bintang.

"Ya harusnya ada warna kuningnya mbak, biar kaya lampu lalu lintas" seloroh Bintang, kemudian menaik turunkan alisnya dengan tatapan mengejek.

Pengen di geplak gak sih itu si babang Bintang.

"Nanti aku kasih yang kuning buat mas Bin, sekalian gayungnya buat nyiram. Sekalian mas Bin yang di siram" Ujar mbak Dian yang sudah duduk di kursi depan meja Bintang.

"BUAHAHAHAHA" Pecah sudah ketawa Bintang, "Mbak Dian sekarang sudah lucu ya!" lanjut Bintang masih dengan ketawanya.

Mbak Dian menepuk jidatnya heran dengan kelakuan si pemilik restoran.

"Saking pusingnya di serahin ngurus resto, jadi eror sampai sinting ini mas" Celetuk mbak Dian dan ada kejujuran dari ucapannya itu.

Setelah sesi bercanda antara Bintang dan Dian si tangan kanan di cafe ABIN mereka membahas hal hal penting.

Bintang berhenti membalik kertas dan menatap layar laptopnya, ada perbedaan pembayaran dari laporan yang ia terima.

"Mbak tolong hubungi suplier ini" Bintang menunjuk nama suplier bahan minumannya.

"Sial!" Umpat Bintang setelah mendapat daftar harga yang ia dapat langsung dari suplier.

Dapat ia pastikan ada kecurangan dari karyawannya, "mbak, nanti tolong pastikan suplier itu datang hari ini" Titah Bintang.

"Siap mas Bin" ucap mbak Dian semangat.

"Mau perang mbak? semangat bener!" ajaib kan nih pertanyaan si babang.

"ck... mas Bin sering sering ke cafe. Itung itung buat otakku waras" giliran mbak Dian menyeringai.

"Siap!" Bintang memberi hormat pada mbak Dian. Mbak Dian malah menghembuskan nafas panjang.

Lah lah lah yang jadi bos siapa yang hormat siapa.

Drrrrt

Drrrrt

Drrrrt

"Mbak nanti di lanjut ya, aku ada telepon penting!" mbak Dian paham dan langsung keluar dari ruangan Bintang.

"Assalamu'alaikum" Salam Bintang.

"... "

"Iya bun, Bintang pulang koq" Bintang.

"... "

"Iya bunda sayang... muach muach!" Bintang memperagakan layaknya orang mencium bahkan mulutnya totalitas monyong monyong.

"... "

"Walaikumsalam" Sahut Bintang kemudian menatap layar ponsel yang masih menyala.

Laki laki muda itu menghembuskan nafas kasar. Badannya mendadak lelah ia sandarkan di sandaran kursi.

Untuk sekarang sandaran kursi saja dulu, karena sandaran hati masih on proses.. uh cie cie!

\*\*

Habiba turun sesuai perintah abahnya, masih ada kedua kakaknya dan sekarang ada Uma juga.

Deg Deg Deg

Jantungnya makin berdebar mengiringi langkah kaki menuruni anak tangga.

"Assalamu'alaikum" ucapnya seceria mungkin, lalu duduk di samping Umanya.

"Biba, duduk di depan abah!" Titah abah, Biba menurut.

"kenapa mas, koq nyengir nyengir gitu?" Tanya Biba pada Fathan yang mesam mesem bikin kesel.

Bukannya menjawab Fathan malah menaik turunkan alisnya, memasang senyum tipis menggoda.

"Astaghfirullah Fathan, Biba... Kalian ini" Uma ternyata gemas juga dengan kelakuan kedua kakak beradik ini.

Mereka paham Bibalah tempat penumpahan kejailan Fathan.

"Biba, tadi ketemu nak Bintang?" Biba terkejut dengan pertanyaan dan pernyataan abah.

"Nahlo, Biba pacaran. Haram tauk dek" Inilah Fathan langsung nyeletuk, seketika mendapat bonus cubitan manja di lengannya.

"Biba gak pacaran yah mas.. Ngarang!" Ketus Habiba. Kini ia beralih menatap abahnya yang masih geleng geleng kepala "I.. iya bah, tadi mas Bintang memberi tahu Biba kalau mau ke sini malam minggu".

Habiba menunduk, ada rasa takut, gelisah juga khawatir.

" Kamu sudah siap dek? jangan asal loh" Reza angkat bicara, jangan tanya jawaban Habiba. Habiba gugup dengan pertanyaan Reza.

Reza diam diam tapi kalo nanya suka pas bikin jantungan bonus linglung jawabnya.

"Biba gak tahu mas, itu urusan abah sama Uma besok" Sahut Biba sekenanya.

"Idih dek, yang mau nikah kamu" Fathan kembali menggoda adiknya.

sabar Biba, punya kakak lucknut memang harus panjang sabar. uppsss!!

"Fathan, abah mau bicara soal masalah adik perempuan kalian. Berlian di rumah ini" Serius abah Ahmad. Fathan mengangguk paham.

Habiba sangat terharu dengan kata kata sang abah 'Berlian'. ah manis sekali!

Abah melihat Habiba, bahkan semua mata yang ada di sana memperhatikan Habiba. Terkecuali Habiba yang menunduk memilin ujung hijabnya.

Ya iyalah bagaimana ceritanya Habiba melihat dirinya sendiri? gak ada cermin. Haiisssh!

"Habiba.. Angkat kepalanya nak!" Titah abah lembut. "Semalam nak Bintang sudah minta izin abah untuk menemui kamu selepas pulang kuliah" Habiba mengerjap lucu, tak menyangka abahnya akan memberikan izin.

"Abah serius? Koq mas Bintang gak ngomong sama Biba?" Abah mengangguk dengan perkataan bungsunya.

Lihat Fathan sudah bersiap menggoda adiknya, tatapan maut Uma lebih dulu mencegahnya.

Fathan ini lebih baik di getok dari pada di tatap tetep cengar cengir.

Plak

Akhirnya paha Fathan mendapat salam hangat dari sang kakak. Reza.

"Habiba, apa keputusan kamu?" Todong abah, Habiba malah melirik Uma yang hanya mesam mesem.

"Uma..." Uma masih dengan senyum mautnya dan menggedikkan bahu.

Uma sudah berdiskusi dengan abah dan akan meminta langsung pendapat Habiba, sebelum mereka memutuskan.

"Abah..." Lirih Habiba. "Bukannya Habiba sudah serahkan ke abah dan Uma. Habiba gak tahu bah" jelas Habiba, ia pun ragu dengan keputusannya sendiri.

Abah menghela nafas panjang "abah akan memberi syarat besok saat nak Bintang kemari" sesaat diam menatap lurus putrinya.

"Kalo nak Bintang tidak memenuhi syarat abah, apa abah boleh menolak?"

GLEK

Habiba menelan salivanya, menatap abah dengan tatapan sulit diartikan "Biba sudah serahkan semua ke abah dan Uma" suara Habiba tercekat dan kembali menunduk.

"Abah ingin memberitahukan sesuatu" Tutur abah dan mereka menatap abah bertanya tanya.

Eh kamu nanya? Bertanya tanya?

"Malam itu, setelah abah menghadiri acara pengajian bersama ustad Bahri. Ban mobil abah pecah" cerita abah.

"Terus kenapa gak telepon Fathan bah, mas Reza mungkin" Fathan kembali menyela dengan semangat.

"Abah hendak menelepon kamu, tapi... " abah menjeda ucapannya.

"Tapi apa abah?" Fathan kembali menginterupsi.

Abah tersenyum dengan polah anak keduanya itu, "Ada sebuah mobil berhenti di depan mobil abah, dan pemuda itu yang menolong abah dan ustadz Bahri" Ucap abah melihat putri bungsunya.

"Yaa Allah abah, untung ada pemuda baik yang ikhlas memberikan bantuan malam malam" Uma pun turut mengambil bagian. Abah mengangguk membenarkan ucapan sang istri.

"Abah kenal? tahu namanya bah?" Fathan bertanya serius.

"Andai saja abah sudah kenal, mungkin akan abah jodohkan dengan adikmu ini, pemuda itu sudah memenuhi satu syarat abah" Habiba mengangkat wajahnya menatap sendu sang abah. Semua air muka Habiba terbaca jelas oleh abah dan Uma juga kedua kakak Habiba.

'*Pasrah Yaa Allah*'

Episodes
1 01. Bidadari
2 02. Dijodohkan
3 03. Sepasang Mata
4 04. Lima Ribu
5 05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6 06. Memantapkan Hati
7 07. Eh Kayaknya Kenal
8 08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9 09. Habiba Maaf
10 10. Fathan Reza
11 11. Pasrah Yaa Allah
12 12. Yakin diterima Habiba?
13 13. Aku Tunggu
14 14. Tertawa Berdua
15 15. Sanggupkah?
16 16. Kembali Pulang
17 17. Tinggalin Habiba
18 18. Jalan Cinta yang Macet
19 19. Baby
20 20. Lintah
21 21. Maju atau Mundur
22 22. Tanpa Penolakan
23 23. Gagal karena Kegaduhan
24 Siap Laksanakan!!
25 Amazing Bunda
26 Jiwa Seorang Qoriah
27 Voting Nikah
28 Ujian Diam Diam
29 Alhamdulillah Sah
30 Sorot Mata Penuh Cinta
31 Nyicil Skin Ship
32 suara Suara Cinta Kita
33 Pengalaman Pertama
34 Mbok Yem
35 Khumairah
36 Habintang
37 Siapa Kamu
38 Senyum Penuh Kemenangan
39 Pelakor
40 Tak Tahu Malu
41 Siap Punya Baby??
42 Pujangga
43 Bruce Lee
44 Mesum
45 Biru biru
46 Peringatan Keras
47 Uhibbuki Fillah
48 Drama Pagi
49 Menahan Sakit
50 Dede buat Mommy Cemburu
51 Lamaran Rado
52 Marahnya Habiba
53 Mencintaimu Habiba
54 Rindu
55 Resah
56 Harga Diri Laki Laki
57 Love Is Habiba
58 Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59 Kalah Jurus
60 Double Manten
61 Mengambil Alih Duniaku
62 Merubah Hidupku
63 NgeMALL
64 Sentuhan Kecil
65 Cintaku Bukanlah Keegoisan
66 Pernikahan Mentari 1
67 Pernikahan Mentari
68 Rado Bau Asem
69 Godaan Bintang
70 Baper Karena Kamu
71 Masalah Rumah Tangga
72 Kamu Menyebalkan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
01. Bidadari
2
02. Dijodohkan
3
03. Sepasang Mata
4
04. Lima Ribu
5
05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6
06. Memantapkan Hati
7
07. Eh Kayaknya Kenal
8
08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9
09. Habiba Maaf
10
10. Fathan Reza
11
11. Pasrah Yaa Allah
12
12. Yakin diterima Habiba?
13
13. Aku Tunggu
14
14. Tertawa Berdua
15
15. Sanggupkah?
16
16. Kembali Pulang
17
17. Tinggalin Habiba
18
18. Jalan Cinta yang Macet
19
19. Baby
20
20. Lintah
21
21. Maju atau Mundur
22
22. Tanpa Penolakan
23
23. Gagal karena Kegaduhan
24
Siap Laksanakan!!
25
Amazing Bunda
26
Jiwa Seorang Qoriah
27
Voting Nikah
28
Ujian Diam Diam
29
Alhamdulillah Sah
30
Sorot Mata Penuh Cinta
31
Nyicil Skin Ship
32
suara Suara Cinta Kita
33
Pengalaman Pertama
34
Mbok Yem
35
Khumairah
36
Habintang
37
Siapa Kamu
38
Senyum Penuh Kemenangan
39
Pelakor
40
Tak Tahu Malu
41
Siap Punya Baby??
42
Pujangga
43
Bruce Lee
44
Mesum
45
Biru biru
46
Peringatan Keras
47
Uhibbuki Fillah
48
Drama Pagi
49
Menahan Sakit
50
Dede buat Mommy Cemburu
51
Lamaran Rado
52
Marahnya Habiba
53
Mencintaimu Habiba
54
Rindu
55
Resah
56
Harga Diri Laki Laki
57
Love Is Habiba
58
Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59
Kalah Jurus
60
Double Manten
61
Mengambil Alih Duniaku
62
Merubah Hidupku
63
NgeMALL
64
Sentuhan Kecil
65
Cintaku Bukanlah Keegoisan
66
Pernikahan Mentari 1
67
Pernikahan Mentari
68
Rado Bau Asem
69
Godaan Bintang
70
Baper Karena Kamu
71
Masalah Rumah Tangga
72
Kamu Menyebalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!