10. Fathan Reza

Bintang tersenyum, sedang Habiba segera menundukkan pandangan nya.

"Silakan duduk!" Habiba.

"Boleh duduk?" Bintang.

ucapan mereka serentak, Bintang menggaruk tengkuknya kemudian duduk. Ia tak akan menyia nyiakan waktunya saat bertemu Habiba.

Lagi lagi matanya jeli menangkap ekspresi gadis bercadar di hadapan nya. Dari matanya yang menyipit, Bintang sangat meyakini Habintangnya tengah tersenyum di balik cadar hitam yang ia kenakan.

"Aku berharap suatu saat bisa melihat senyuman itu tanpa penghalang apapun" seloroh Bintang yang sukses membuat hati berantakan.

Deg

Jantung Habiba berdetak lebih cepat, ada keraguan di hatinya begitu pun ada juga sudut hati yang mengamini. Hatipun berdusta. Ahhh!!!

" Assalamu'alaikum mas... Silakan mau bicara apa?" Habiba mencoba menetralisir perasaan yang limbung sesaat.

Bintang tersenyum "Walaikumsalam HA..BIN..TANG" sahut Bintang dengan menekankan nama kesayangan dengan nada yang sangat lembut untuk gadis yang sedang ia perjuangkan.

Ini fix ya jantung Habiba maraton, jangan di tanyakan lagi. Mungkin jika cadar nya terlepas akan ada wajah blushing bak tomat matang.

"Apa alasan kamu memberikan ku kesempatan?" Pertanyaan langsung Bintang tanpa basa basi.

Habiba sedikit terkejut dengan pertanyaan pemuda dihadapannya itu, ternyata Bintang bukanlah laki laki yang bertele tele, pikir Habiba.

"Biba... Aku nunggu jawaban kamu" Tegas Bintang dan Habiba tahu bahwa Bintang tengah dalam mode serius.

"Bukankah setiap manusia punya kesempatan?" Habiba malah memberikan pertanyaan tanpa menjawab.

"Apa cuma itu alasannya?" Selidik Bintang, "Aku tidak sedang main main Habiba!" imbuh Bintang menatap Habiba, meski yang ditatap menundukkan kepalanya.

"Aku tahu! maka dari itu aku memberikan kesempatan dan.. " Ucapan Habiba terpotong karena kedatangan pelayan cafe yang membawa pesanan mereka. Lebih tepatnya Habiba yang memesankan sebelum Bintang datang.

'tegas' Batin Bintang, ada seringai tipis dan sangat tipis yang tak terlihat.

"Silakan dinikmati" ujar pelayan ramah.

"Terimakasih mbak" sahut Habiba, memandang ke arah pelayan wanita itu dan mengangguk sopan.

'menarik' monolog Bintang menilai.

Habiba mendorong camilan itu lebih dekat ke arah Bintang "silakan!".

"terimakasih" jawab Bintang datar, Habiba hanya memgangguk sebagai jawabannya. Bintang ini lagi deg deg an parah loh ya, jadi datar kaya triplek.

"Biba... mohon di perjelas alasan kamu!" Pinta Bintang. "Apa hanya itu alasan kamu? Bukankah sebelum aku, sudah ada yang melamarmu?" beruntun pertanyaan Bintang meminta kepastian.

Habiba tersenyum tipis, yakinlah Bintang pun tak mampu menangkap dari mata Habiba.

"Apa keyakinanmu hilang setelah bertemu abah?" Sarkas Habiba dengan nada yang masih lembut.

DEG

Ada rasa yang tercubit di sudut hati Bintang, kenapa ia jadi lembek dan dimana rasa percaya dirinya.

"jujur iya" ujar Bintang. Habiba memilin ujung hijabnya yang jatuh diatas pangkuannya. Percayalah hati Habibapun ada yang terasa nyeri karena jawaban Bintang.

'Astaghfirullahalazim' Habiba mencoba menormalkan perasaannya yang entah apa.

"Aku akan datang bersama ayah dan bunda malam minggu ini" ucap Bintang kemudian.

"Maaf mas, aku tidak memaksamu untuk datang dan...aku juga tidak menghalangi untuk datang" Tegas Habiba.

Ada keheningan di antara mereka, terasa hening diantara ramainya pengunjung cafe yang datang.

"Apa alasanmu menolak dua lamaran sebelum aku, dan apa perasaanmu padaku?" Tanya Bintang memecah keheningan.

GLEK

Habiba menelan salivanya susah payah "Aku tak mempunyai jawaban untuk kedua pertanyaanmu".

"Biba ju..." kini ucapan Bintang terhenti, Habiba memotongnya cepat.

"sungguh secara pribadi aku tidak punya jawaban akan kedua pertanyaan itu. Mungkin itu skenario maha pencipta" jawab Habiba.

"Tunggu aku malam minggu ini, aku akan menerima syarat dari abah" Tegas Bintang. "Walau aku sedikit ragu karena kamu terlalu sempurna Biba" lanjut Bintang dengan nada yang melemah.

Habiba membuang pandangan ke arah jendela, tanpa ia sadari wajahnya terangkat. Mampu Bintang nikmati wajah ayu di balik cadarnya.

"Tidak ada manusia yang sempurna dan Jika tidak yakin maka jangan memaksakan diri, itu akan menyiksa" ada helaan nafas panjang sebelum Habiba mengatakan itu.

"Aku menjadi lebih yakin akan datang, walaupun tadi sempat sedikit luntur keyakinanku" Bintang pun merasa mantap dengan ucapannya.

Bintang mampu merasakan ada sedikit pengharapan dari nada bicara Habiba yang menggertak. Mungkin Habiba merasa ragu sama seperti dirinya.

Siang ini Habiba merasa senam jantung karena jawaban jawaban yang terdengar tulus dari Bintang.

"aku.. aku permisi dulu. Sudah terlalu lama dan itu tidaklah baik" Habiba hendak berdiri. "Assalamu'alaikum" ucapnya kemudian melangkah tanpa menunggu jawaban Bintang.

"Walaikumsalam, hati hati" ucap Bintang seraya menatap punggung Habiba yang mulai menjauh.

BRAAAAK

Suara benda bertubrukan, di susul suara pecahan. Semua mampu menarik perhatian pengunjung cafe termasuk Bintang, Habiba pun menghentikan langkahnya dan berbalik.

Tubuh Habiba menegang dan terasa kaku, menyaksikan adegan live di depannya.

Lelaki yang beberapa saat tadi bersamanya kini tengah berdiri setengah menunduk, ada tubuh seorang gadis dalam pelukannya, bahkan dari sudut Habiba berdiri Bintang nampak seperti mengecup pipi gadis yang ada di pelukannya.

"Astaghfirullahalazim" lirih Habiba, memaksa langkahnya untuk pergi meninggalkan cafe sesegera mungkin.

Habiba memasuki taxi online yang sudah menunggunya di luar.

'Astaghfirullahalazim' Hatinya terus beristighfar, bayangan tadi masih membayang jelas seoalah tayangan yang terus berputar.

Bintang di dalam cafe pun memutuskan keluar setelah membantu perempuan yang jatuh bertabrakan dengan pelayan cafe.

Bintang menuju restorannya, sedang Habiba langsung pulang ke rumah.

TING

Suara pesan di ponsel Habiba

+62***********

(Maaf yah, aku hanya bermaksud menolong gadis tadi )

( Izinkan aku memperjuangkan kamu, meski kita belum saling mengenal)

( Bantu doa terbaik, jika kita tidak berjodoh semoga kita masih bisa berteman, walau aku tidak yakin aku bisa merelakanmu)

Ada hangat yang tiba tiba menjalar di sudut hati Habiba, bahkan sudut bibirnya tersenyum tipis, ia tahu siapa si pengirim pesan.

Sayangnya Habiba tidak berniat membalasnya, hanya membacanya berulang kali.

"Assalamu'alaikum" Habiba masuk ke dalam rumah, pintu rumahnya memang selalu terbuka.

"Walaikumsalam" Abah dan seorang menjawab dari ruang tengah. Habiba segera menghampiri meraih tangan abahnya dan menciumnya takzim. Ia pun melakukan hal yang sama pada seorang lelaki di samping abahnya.

"mas Fathan kapan datang? oleh oleh Biba mana?" Biba duduk di sebelah kakak laki lakinya, Fathan segera merangkul pundak adik bungsunya itu.

"Mas penasaran loh sama laki laki yang menemui abah" Seloroh Fathan menggoda adiknya. "Coba buka cadarnya biar mas sama abah bisa lihat mukamu yang merah" imbuh Fathan berhasil membuat Habiba mengeluarkan tatapan mautnya.

"HAHAHAHA" gelegar suara tawa seorang pria dari arah dalam.

Biba berdiri menghampiri lelaki itu dan masuk ke dalam pelukannya.

"Ah! Biba curang mas Reza di peluk, tapi mas Fathan gak seh?" ini Fathan yang komplain.

Biba berbalik menghadap Fathan "wleeek" menjulurkan lidah menggoda sang kakak. "Mas Fathan bauk!" imbuhnya sembari mengibaskan tangan di depan hidung mancungnya.

Abah menggeleng dengan kelakuan tiga bersaudara itu. "Biba, ashar dulu nanti temui abah disini. Ada yang mau abah bicarakan dengan mas mu!" Titah abah, Habibapun naik ke kamarnya.

Kini giliran Fathan yang menjulurkan lidahnya "Wleeeek". Habiba mengeluarkan kepalan tangannya dan berlalu pergi. " Assalamu'alaikum ".

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

eeee Neng Habiba ...
trnya punya babang jg...

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 01. Bidadari
2 02. Dijodohkan
3 03. Sepasang Mata
4 04. Lima Ribu
5 05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6 06. Memantapkan Hati
7 07. Eh Kayaknya Kenal
8 08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9 09. Habiba Maaf
10 10. Fathan Reza
11 11. Pasrah Yaa Allah
12 12. Yakin diterima Habiba?
13 13. Aku Tunggu
14 14. Tertawa Berdua
15 15. Sanggupkah?
16 16. Kembali Pulang
17 17. Tinggalin Habiba
18 18. Jalan Cinta yang Macet
19 19. Baby
20 20. Lintah
21 21. Maju atau Mundur
22 22. Tanpa Penolakan
23 23. Gagal karena Kegaduhan
24 Siap Laksanakan!!
25 Amazing Bunda
26 Jiwa Seorang Qoriah
27 Voting Nikah
28 Ujian Diam Diam
29 Alhamdulillah Sah
30 Sorot Mata Penuh Cinta
31 Nyicil Skin Ship
32 suara Suara Cinta Kita
33 Pengalaman Pertama
34 Mbok Yem
35 Khumairah
36 Habintang
37 Siapa Kamu
38 Senyum Penuh Kemenangan
39 Pelakor
40 Tak Tahu Malu
41 Siap Punya Baby??
42 Pujangga
43 Bruce Lee
44 Mesum
45 Biru biru
46 Peringatan Keras
47 Uhibbuki Fillah
48 Drama Pagi
49 Menahan Sakit
50 Dede buat Mommy Cemburu
51 Lamaran Rado
52 Marahnya Habiba
53 Mencintaimu Habiba
54 Rindu
55 Resah
56 Harga Diri Laki Laki
57 Love Is Habiba
58 Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59 Kalah Jurus
60 Double Manten
61 Mengambil Alih Duniaku
62 Merubah Hidupku
63 NgeMALL
64 Sentuhan Kecil
65 Cintaku Bukanlah Keegoisan
66 Pernikahan Mentari 1
67 Pernikahan Mentari
68 Rado Bau Asem
69 Godaan Bintang
70 Baper Karena Kamu
71 Masalah Rumah Tangga
72 Kamu Menyebalkan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
01. Bidadari
2
02. Dijodohkan
3
03. Sepasang Mata
4
04. Lima Ribu
5
05. Ku Terima Tantanganmu Habiba
6
06. Memantapkan Hati
7
07. Eh Kayaknya Kenal
8
08. Semoga Mendapat Jodoh Terbaik
9
09. Habiba Maaf
10
10. Fathan Reza
11
11. Pasrah Yaa Allah
12
12. Yakin diterima Habiba?
13
13. Aku Tunggu
14
14. Tertawa Berdua
15
15. Sanggupkah?
16
16. Kembali Pulang
17
17. Tinggalin Habiba
18
18. Jalan Cinta yang Macet
19
19. Baby
20
20. Lintah
21
21. Maju atau Mundur
22
22. Tanpa Penolakan
23
23. Gagal karena Kegaduhan
24
Siap Laksanakan!!
25
Amazing Bunda
26
Jiwa Seorang Qoriah
27
Voting Nikah
28
Ujian Diam Diam
29
Alhamdulillah Sah
30
Sorot Mata Penuh Cinta
31
Nyicil Skin Ship
32
suara Suara Cinta Kita
33
Pengalaman Pertama
34
Mbok Yem
35
Khumairah
36
Habintang
37
Siapa Kamu
38
Senyum Penuh Kemenangan
39
Pelakor
40
Tak Tahu Malu
41
Siap Punya Baby??
42
Pujangga
43
Bruce Lee
44
Mesum
45
Biru biru
46
Peringatan Keras
47
Uhibbuki Fillah
48
Drama Pagi
49
Menahan Sakit
50
Dede buat Mommy Cemburu
51
Lamaran Rado
52
Marahnya Habiba
53
Mencintaimu Habiba
54
Rindu
55
Resah
56
Harga Diri Laki Laki
57
Love Is Habiba
58
Menundukkan Tanpa Harus Memgalahkan
59
Kalah Jurus
60
Double Manten
61
Mengambil Alih Duniaku
62
Merubah Hidupku
63
NgeMALL
64
Sentuhan Kecil
65
Cintaku Bukanlah Keegoisan
66
Pernikahan Mentari 1
67
Pernikahan Mentari
68
Rado Bau Asem
69
Godaan Bintang
70
Baper Karena Kamu
71
Masalah Rumah Tangga
72
Kamu Menyebalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!