"apakah putra ku sangat jelek atau sangat menakutkan"oceh wanita paruh baya itu lagi.
"Kalian sudah tidur di satu kamar?"tanya dokter itu menatap Alvan dengan tak percaya,ia tertegun mendengar ucapan wanita paruh baya itu yang mengatakan tidur sekamar.
"Jangan banyak tanya,keluar sekarang,ma kalian juga keluar agar Raina bisa istirahat!"ucap Alvan dengan suara tegas.
Wanita paruh baya dan putrinya itu keluar dengan kesal,"mama akan sangat senang hati jika dia keluar dari rumah kita van!"ucap Sang ibu sebelum keluar.
Sedangkan dokter itu tidak keluar karna masih ingin berbincang dengan Alvan.
"apa kah kalian sudah tidur satu kamar?"tanya sang dokter dengan penasaran.
"jika kau ingin bertanya tentang itu,kau boleh keluar sekarang!"ucap Alvan.
"baiklah-baiklah,bagaimana dengan kejadian semalam,apa kau ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?"tanya dokter itu.
"Tentu saja,mereka berniat ingin mencelakai istriku!"ucap Alvan geram mengingat kejadian semalam,jika semalam ia terlambat sebentar saja, istri kecilnya itu mungkin sudah kehilangan kesuciannya pada pria-pria liar itu mengingat itu Alvan benar-benar sangat marah.
Ia melihat wajah istri nya yang masih tampak seperti bayi kecil tanpa dosa,tapi ia juga sedih wanita itu selalu mengkhianatinya dan lebih memilih membantu pria lain untuk menghancurkan perusahan nya bahkan selalu mencoba kabur dari sisinya.
"maaf aku lancang tapi aku memberikan saran pada mu untuk menceraikan nya,kalian benar-benar tidak cocok bukan saja hanya usia kalian terpaut cukup jauh,Dia juga tidak mencintaimu Van dia mencintai pria lain bahkan tak berhenti mengkhianati mu"ucap dokter itu.
"Dia bahkan lebih memilih membantu pria itu untuk menjatuhkan perusahan mu"tambah dokter itu lagi.
"Aku yakin seiring berjalannya waktu dia akan menyadari ketulusan cintaku dan akan membalas nya"Alvan dengan serius mengatakannya.
"Bagaimana jika hari itu tidak pernah terjadi?"tanya dokter itu tak kalah serius.
Alvan seketika terdiam mendengar nya,dan diam beberapa saat"Aku akan membiarkannya pergi bersama pria yang ia cintai"Jawab Alvan dengan serius.
"haish,Baiklah aku sebagai teman hanya ingin melihat mu bahagia Van"ucap dokter itu dengan menepuk bahu temannya itu.
☆☆☆
''ssh...''desis Raina memegang kepalanya yang terasa pusing,ia perlahan membuka matanya dan melihat ke sekeliling nya dan kembali frustasi mendapati dirinya masih berada di kamar asing itu.
''kenapa aku masih berada di dunia mimpi ini!"ucapnya berdecak kesal.
Alvan yang duduk di sofa membaca beberapa dokumennya langsung mengalihkan pandangan saat mendengar pergerakan kasur,ia langsung menghampirinya saat melihat Raina ternyata sudah bangun.
''kau sudah sadar?apa kau sudah merasa baikan sekarang?"tanya Alvan dengan ekspresi khawatir.
Qalista yang sudah berubah menjadi Raina memperlihatkan bola matanya yang bulat dan indah pada Alvan dengan tatapan tajam dan kesal.
sedangkan Alvan yang melihat mata itu sangat terpesona,ia baru menyadari bola mata istri kecilnya seindah itu ditambah pipinya yang putih bersih dan berisi ingin sekali ia mencubitnya.
''apa yang kau lihat!kenapa kau belum keluar dari mimpi ku!!kau pikir karna kau tampan aku akan berbelas kasihan padamu!!dengar ya,pria rusia saja yang paling tampan saja ku tolak apa lagi kamu!"sinis Raina mengocehi Alvan setelah itu melihat kearah lain dengan masih bersungut-sungut kecil.
Alvan tidak bergeming pandangan nya dari tadi hanya ke bibir Raina yang terus mengoceh tak henti-hentinya,bibir merah seperti cerry itu benar-benar membuatnya tak tahan untuk mengigit.
''hanya orang bodoh yang akan percaya dengan ucapan ku!tidak sia-sia aku membaca novel selama ini!"sungut Raina dengan suara kecil,tapi ia merasa aneh pria yang membungkuk di sampingnya itu tampaknya belum juga bergerak,ia melirik sedikit dan terkejut melihat pria tampan itu tersenyum melihat ke arahnya.
"apa sebelumnya kau memang secerewet ini!?"tanya Alvan berdiri dengan melipat tangan,setelah menyadari tatapan Raina yang tampak sinis sekarang.
"ck bukan urusan mu!!"ucapnya kesal dan menyibak selimut nya dengan cepat turun dari kasur,baru saja ia menurunkan kaki ke lantai Alvan tiba-tiba menahan tangannya,dan yang membuatnya lebih terkejut adalah pria itu tiba-tiba memeluknya.
"hei kenapa kau asal peluk orang!!"bentaknya,merasakan nafas pria itu berhembus di wajahnya.
"ini adalah interaksi kita yang paling banyak setelah satu tahun menikah dan aku sangat bahagia dengan kemajuan ini!"ucap Alvan menunduk dan menyandarkan dagu nya di bahu Raina.
"aku tidak mengerti apa yang kau katakan!lepaskan aku sekarang juga,jika tidak aku akan membuat mu cacat seumur hidup!!"Raina sudah mengambil ancang-ancang untuk menjatuhkan pria itu,tapi tiba-tiba pria itu memegang bahunya dan berbalik saling berhadapan.
"Maafkan aku sebelumnya tidak begitu memperhatikan mu!"ucap Alvan mengambil kesempatan ini untuk mendekatkan hubungan mereka.
"pria ini sebenarnya sangatlah tampan!sebelumnya tidak pernah bertemu pria setampan ini!"gumam Raina mendongak melihat Alvan yang sekarang berkata dengan serius dan memohon.
"apa kau mau memaafkan suamimu ini?"tanya Alvan memeluk pinggang Raina dan langsung menariknya semakin dekat.
wajah merah Raina berubah menjadi muram dan gelap,"sudah berapa kali ku katakan,aku belum mempunyai suami!!"ucap nya langsung mendorong Alvan sekuat tenaga,dan berbalik melangkah kan kaki keluar dari kamar itu dengan terus mengepal tangan.
Alvan terkejut dengan ucapan Raina,ia pikir sebelumnya Raina mengatakan itu karna masih dalam pengaruh alkohol,"apa yang sudah terjadi padanya,apakah obat didalam alkohol itu sebenarnya dapat membuat kehilang ingatan!?"tanya Alvan pada diri sendiri.
ia kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi dokter pribadinya.
📞"ada apa kau menelfon ku?apa dia belum sadar juga?"tanya sang dokter menyosor sebelum Alvan berbicara.
"bukan,istriku sangat aneh dia seperti kehilangan ingatan,bagaimana mungkin dia mengatakan belum pernah menikah dan mempunyai suami"jelas Alvan terdengar bingung.
Sang dokter yang mendengar itu langsung tertawa pecah."hah..hah..dia mengatakan apa...hahaha...belum mempunyai suami hahaha!!kau ini sangat lucu mungkin dia sedang marah pada mu pfft hahahaha"dokter itu kembali tertawa pecah.
Alvan memutuskan telfon karna kesal mendengar tawa teman sekaligus dokter pribadinya itu.
"apakah benar karna marah?tapi kenapa?"tanya Alvan benar-benar bingung.
***
di sisi Qalista yang sekarang berubah menjadi Raina,ia sangat terkejut saat keluar dari kamar melihat rumah yang super megah dan besar berwarna keemasan dengan gaya eropa.
bersambung...
like komen jika kalian suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Winda Andini
update yg bnyak thorr
2023-07-03
0
Asmi Pandansari
kayanya menarik
2023-06-26
0