Zanaya meronta dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Refal, tetapi usahanya gagal karena tenaga Refal jauh lebih kuat dibanding dirinya dan pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya.
Tindakan Zanaya itu amat membuat Refal kesal, ia pun melotot tajam ke arah gadis tersebut.
"Ohh, udah berani nih sekarang lu ngelawan gue? Awas aja ya nanti gue hukum lu karena lu udah ngebantah gue!" ujar Refal.
"Ja-jangan kak! Emangnya kakak kenapa demen banget cium aku sih?" tanya Zanaya.
"Soalnya lu wangi banget Zanaya, terus tubuh lu mungil enak buat dicium dan dipeluk kayak gini. Lu diam aja dan nikmati, gue yakin lu juga pasti suka sama perlakuan gue!" jawab Refal.
"Kata siapa? Kakak jangan ngarang deh! Aku gak mungkin suka sama perlakuan kakak yang kayak gini!" sentak Zanaya.
"Ah masa??" goda Refal.
Refal semakin menjadi-jadi, mencolek dagu serta hidung Zanaya sembari mengecupi ceruk leher gadis itu.
"Lo mau nonton film bareng gue gak?" tanya Refal.
"Film apa kak? Mau dong, tapi yang seru ya filmnya!" pinta Zanaya.
"Pasti seru dong, kita nonton ya?" ujar Refal.
"Iya kak," Zanaya mengangguk singkat menyetujui perkataan abangnya.
Refal pun bangkit dari sofa, menyalakan tv bersiap menonton film yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk ditonton bersama sang adik.
"Kak, itu film apa?" tanya Zanaya penasaran.
"Nanti lu juga tau, udah lu duduk aja disitu jangan kemana-mana! Gue jamin lu bakalan suka sama film ini, gue udah berulang kali nonton dan favorit banget sih!" jawab Refal sambil menyeringai.
"Oh gitu, tapi itu genrenya apa kak? Kok posternya begitu banget sih?" tanya Zanaya.
"Ini genre romantis, lu suka kan nonton film genre kayak gini?" jawab Refal.
"Ya suka sih, cuma kenapa posternya harus kayak gitu ya kak? Terlalu intim tau buat ditonton," ucap Zanaya keheranan.
"Lo gausah banyak protes deh, ini film bagus kok. Kita tonton aja dulu!" ucap Refal.
"Ish, iya iya aku nurut. Udah buruan kakak setel filmnya biar aku bisa tau itu film seru apa kagak!" ucap Zanaya.
"Bawel lu!" cibir Refal.
Tanpa basa-basi lagi, Refal mulai menyetel film tersebut dan kembali duduk di sebelah Zanaya sembari merangkul adiknya tersebut.
"Tuh lihat, gue jamin lu suka deh sama filmnya!" ucap Refal menunjuk ke layar tv.
"Apaan sih? Aku kok ngerasa ada yang aneh ya sama film ini?" ujar Zanaya.
"Lo kali yang aneh, tonton aja dulu jangan kebanyakan protes!" ucap Refal.
Zanaya mengalah dan fokus menonton tanpa berbicara apapun, namun lambat laun film di tv tersebut malah semakin menunjukkan keanehan yang membuat Zanaya merasa bingung.
Adegan di film itu kini tengah memperlihatkan sang wanita berciuman bersama si pria dengan sangat intim, bahkan kedua tangan pria itu aktif menggerayangi tubuh wanitanya.
"Ih kak, belum apa-apa udah ciuman aja. Film apa sih ini? Aku gak mau lihat ah," ucap Zanaya reflek menutup kedua matanya.
"Eits, lu lihat dulu ini seru kok!" pinta Refal.
Refal menyingkirkan tangan Zanaya agar mata gadis itu tetap terbuka, dan Zanaya mau tidak mau terpaksa menonton film tersebut.
"Seru kan Zanaya?" tanya Refal menyeringai.
Zanaya menggeleng, ia semakin gerah melihat adegan di film tersebut yang menjurus ke arah tidak wajar untuk ditonton olehnya.
"Hah? Kok dibuka sih bajunya? Ih kak ini udah gak beres sih, aku gak mau lanjut!" protes Zanaya.
"Hahaha.." Refal tertawa puas melihat reaksi Zanaya yang begitu ketakutan.
•
•
Hari sudah larut, Zanaya baru saja selesai cuci muka dan menggosok giginya. Ia pun kini keluar dari kamar mandi bersiap untuk tidur.
Tak lupa Zanaya melepas b-r-a yang ia kenakan seperti biasanya, lalu berbaring di atas ranjang bersiap untuk tidur.
TOK TOK TOK...
Baru saja Zanaya hendak terlelap, namun pintu kamarnya sudah diketuk oleh seseorang dari luar sana yang membuatnya agak geram.
"Haish, siapa sih itu yang ketuk-ketuk? Ganggu aja deh orang mau tidur juga!" kesal Zanaya.
Akhirnya Zanaya terpaksa bangkit dari tempat tidurnya, lalu melangkah menuju pintu untuk mengetahui siapa yang datang.
Ceklek
Zanaya membuka pintu, matanya langsung terbelalak melihat Refal berdiri di hadapannya sambil tersenyum miring.
"Kak Refal? Kakak mau apa ke kamar aku?" tanya Zanaya sedikit gugup.
"Gue pengen tidur sama lu dong, gue gak bisa tidur nih," jawab Refal santai.
"Apa? Gak bisa dong kak, kita kan udah gede tau. Lagian kakak juga punya kamar sendiri, buat apa kakak tidur di kamar aku? Sana ah jangan ganggu aku!" tolak Zanaya.
"Lu gak bisa tolak gue Zanaya! Gue ini yang punya rumah dan lu harus nurut sama gue!" tegas Refal.
"Iya iya, tapi gak semuanya dong aku harus nurut. Termasuk tidur sama aku, gak boleh tau kak!" ucap Zanaya tetap kekeuh menolak.
"Kata siapa gak boleh? Gue tuan rumah disini, apapun yang gue mau lu harus nurut dan jangan nolak! Kalau lu nolak, gue bakal hukum lu sesuai perjanjian kita tadi!" ucap Refal.
"Apa sih ih? Gak jelas banget! Aku bilang gak mau ya gak mau, kakak jangan maksa deh!" kesal Zanaya.
"Lu berani sama gue? Lu pengen ngelawan gue dan dapet hukuman? Okay, lihat aja lu pasti bakal nyesel udah ngelawan gue!" ujar Refal.
"Eh eh kak, ja-jangan!" ucap Zanaya gugup.
"Kenapa jangan? Lu takut sekarang? Makanya jangan sok ngelawan gue!" ucap Refal.
"I-iya kak, tapi aku—"
Cup!
Ucapan Zanaya terpotong saat tiba-tiba Refal mengecup bibirnya sekilas, membuat gadis itu spontan memegangi bekas kecupan tersebut.
"Gue mau tidur sama lu, gak ada penolakan!" ucap Refal sambil tersenyum.
"Terserah kakak, tapi kakak janji ya gak ngapa-ngapain!" ucap Zanaya.
"Eee gak janji sih, tergantung keimanan gue kuat apa enggak," kekeh Refal.
"Ih kakak!!" kesal Zanaya.
Refal pun masuk begitu saja melewati Zanaya dan merebahkan tubuhnya di ranjang gadis itu sembari memeluk guling.
"Kak, jangan langsung tidur dong! Kakak bangun dulu ih!" protes Zanaya.
"Apa sih? Ngapain gue harus bangun lagi coba? Udah nyaman tau begini," ucap Refal.
"Itu kan tempat tidur aku kak, kakak kalo mau tidur disini ya sana di sofa!" ucap Zanaya.
"Dih ogah, lu aja sana di sofa kalo mau! Gue mah pengen disini, nyaman banget!" ucap Refal.
"Gak bisa gitu lah kak, disitu kan buat aku. Masa iya aku yang di sofa?" ucap Zanaya.
"Lo disini juga Zanaya, kita tidur berdua. Tapi kalo lu mau di sofa, yaudah bebas!" ucap Refal.
"Hah? Masa iya kita tidur seranjang kak? Jangan ngada-ngada deh! Sekamar aja udah salah, apalagi seranjang," ujar Zanaya.
"Ah banyak omong lu!"
Refal langsung menarik tangan Zanaya hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas tubuh kakaknya.
Posisi mereka begitu dekat saat ini, kedua bibir mereka bahkan nyaris bersentuhan. Sedetik kemudian, Refal sudah menahan tengkuk Zanaya dan menyatukan bibir mereka.
Pria itu juga merubah posisi menjadi Zanaya di bawah kungkungan nya tanpa melepas tautannya, ya selanjutnya seperti itu terus.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ir Syanda
Film biru tuh pasti 😂
2023-01-20
2
Radiah Ayarin
ya ampun kakaknya kok gitu ya?
seram juga.😁
2023-01-20
4
R. Yani aja
nah loh... otak travelling bingung mo komen... 😂😂😂
2023-01-20
2