Refal bergerak mendekat ke arah sang adik, matanya terus tertuju pada bagian depan tubuh Zanaya yang menarik perhatiannya.
Sementara Zanaya terlihat terus memohon pada Refal untuk dibantu, ia memang tidak bisa membereskan semua itu sendiri.
"Lu pengen gue bantu?" tanya Refal singkat.
"Iya kak, bantu aku ya!" jawab Zanaya.
"Ada syaratnya Zanaya," ucap Refal.
"Syarat? Apa tuh?" tanya Zanaya penasaran.
"Umur lu berapa sih sekarang?" ujar Refal.
"Tujuh belas kak, emang kenapa sama umur aku?" ucap Zanaya.
"Udah besar ya?" ucap Refal dengan pandangan tertuju ke arah bukit kembar adiknya.
"I-iya, terus masalahnya dimana?" tanya Zanaya.
"Lu pernah ciuman sebelumnya?" ucap Refal yang kini bergerak semakin mendekati Zanaya.
Zanaya menggeleng, ia memang belum pernah merasakan yang namanya ciuman. Bersama sang kekasih ia hanya sekedar bergandengan tangan atau cium kening dan pipi selama ini.
"Masa sih? Bukannya lu udah punya cowok ya?" tanya Refal tak percaya.
"Kakak tau darimana aku punya cowok? Tadi aja pas aku baru datang, kakak lupa sama aku," heran Zanaya.
"Nebak aja, soalnya lu cantik begini pasti ada pawangnya. Benar kan?" ujar Refal.
"Iya sih bener, tapi aku sama cowok aku belum pernah ciuman kak. Kita paling cuma gandengan tangan atau paling parah cium pipi," ucap Zanaya.
"Ohh, kalo gitu lu cium gue sekarang! Baru abis itu gue bakal bantuin lu beres-beres kamar," ucap Refal disertai seringaian kecilnya.
Zanaya melotot lebar tak menyangka jika kakaknya akan meminta itu sebagai syarat.
"Kakak ngomong apa sih? Kita ini adik-kakak, kata mama gak boleh tau ciuman. Emang kakak mau mama marah nanti?" ucap Zanaya.
"Kita bukan saudara kandung, Zanaya. Kita bisa lakuin itu asalkan kita mau, dan sekarang gue mau ngerasain bibir lu!" ucap Refal.
"Gak gini juga kakak, ini gak bener!" ujar Zanaya.
"Siapa bilang ini gak bener? Lo mau apa enggak nih gue bantu? Kalo enggak, yaudah gue keluar aja deh. Sia-sia aja gue nunggu disini," ucap Refal.
Zanaya hanya diam menunduk, ia bingung dan coba berpikir sejenak sebelum berucap.
"Udah ya gue pergi? Bye, selamat beres-beres!" ucap Refal yang sengaja menggoda Zanaya agar gadis itu mau menerima tawarannya.
"Tunggu kak!" benar saja sesuai dugaan Refal, Zanaya akhirnya bersuara dan menahan pria itu tetap disana.
"Iya Zanaya, kenapa?" tanya Refal lembut.
"Aku mau cium kakak, tapi sebentar aja ya? Aku soalnya gak ngerti yang kayak gitu," jawab Zanaya.
"Of course," singkat Refal.
Zanaya memejamkan mata seraya menggigit bibir bawahnya, hal itu membuat Refal tak tahan lagi dan ingin segera melahap bibir mungil itu.
Ya Refal pun bergerak cepat menarik tengkuk Zanaya, ia tekan kepala gadis itu dan mulai meraup bibirnya yang pink dan manis itu.
"Mmppphhh mmppphhh!!" Zanaya yang terkejut berusaha melepaskan diri, tetapi gagal.
Refal malah semakin brutal saat ini, ia mendorong Zanaya sampai ke tembok dan memperdalam ciumannya.
Pria itu juga memaksa Zanaya membuka mulut, setelah berhasil ia mulai memasukkan lidahnya dan bermain-main disana.
"Uhh benar ternyata bibir Zanaya enak banget! Ini sih bisa jadi candu buat gue!" batin Refal.
"Mmppphhh u-udah.." Zanaya meringis dan terus memukul-mukul bahu Refal meminta berhenti.
Akhirnya Refal menurut karena kasihan, ia melepas tautannya dan seketika itu juga Zanaya langsung menghirup oksigen cukup banyak.
"Hahaha, enak kan?" ujar Refal.
"Gak sama sekali, aku hampir mati tau gara-gara kakak!" kesal Zanaya.
Refal hanya terkekeh melihat ekspresi Zanaya.
•
•
Mereka kini ada di ruang keluarga, Zanaya datang membawakan dua cangkir berisi coklat panas buatannya untuk sang kakak.
Refal tersenyum lebar begitu melihat adiknya muncul, dengan cepat ia menggeser posisi memberi tempat bagi Zanaya untuk duduk disana.
"Nih kak cokelat panasnya, semoga kakak suka ya sama buatanku!" ucap Zanaya.
"Iya, terimakasih Zanaya! Gue pasti suka sih, dari aromanya aja udah enak. Sini lu duduk samping gue, gue pengen cium bau badan lu yang enak itu!" ucap Refal.
Zanaya pun menurut dan ikut duduk di sebelah sang kakak, Refal yang berhasrat langsung mendekap tubuh Zanaya dan mengendus lehernya.
"Uhh wanginya luar biasa enak!" puji Refal.
"Apa sih kak? Aku malu tau, udah dong jangan gini ah!" ucap Zanaya meronta-ronta.
"Sssttt diam kamu Zanaya! Apa lu lupa sama aturan di rumah ini?" ujar Refal.
"Enggak kak, aku gak lupa. Tapi—"
"Gak ada tapi-tapian, lu harus nurut sama gue apapun itu! Sekali lagi lu ngebantah, gue bakal kasih hukuman buat lu!" potong Refal.
"Hukuman apa kak?" tanya Zanaya cemas.
"Ada deh, pokoknya bisa bikin lu lemas seharian," jawab Refal tersenyum smirk.
"Hih ngeri banget sih kak!" ujar Zanaya.
"Iya, makanya lu nurut sama gue!" ucap Refal.
"Aku nurut kok, tapi kakak aja yang selalu bikin aturan gak jelas. Misalnya kayak tadi pas ciuman di kamar," ucap Zanaya.
"Itu kan syarat Zanaya, lu minta bantuan gue jadi gue harus kasih syarat ke lu," ucap Refal.
"Halah kakak mah bisa aja jawabnya!" cibir Zanaya.
"Lu kesel? Gak terima karena gue udah ambil first kiss lu? Asal lu tau aja ya, tadi itu juga first kiss gue kok," ucap Refal.
"Masa sih? Aku gak percaya ah! Kakak aja lihai banget tadi nyiumnya," ucap Zanaya.
"Ya terserah lu sih, intinya gue udah jujur. Gue belum pernah ciuman sebelum ini, dan gue gak pernah tertarik buat lakuin itu sama cewek-cewek. Tapi begitu gue lihat bibir lu, gue langsung kepengen banget cium lu!" ucap Refal.
"Iyain aja, sekarang lepasin aku kak, aku risih tau dicium-cium terus begini!" ucap Zanaya.
"Gue gak mau Zanaya, lu bisa diem gak sih?!" bentak Refal.
"Dih kebalik kali, harusnya aku yang bicara begitu. Kakak bisa diem gak sih?! Jangan cium-cium aku terus begini!" ucap Zanaya.
"Ohh, udah berani nih sekarang lu ngelawan gue? Awas aja ya nanti gue hukum lu karena lu udah ngebantah gue!" ujar Refal.
"Ja-jangan kak! Emangnya kakak kenapa demen banget cium aku sih?" tanya Zanaya.
"Soalnya lu wangi banget Zanaya, terus tubuh lu mungil enak buat dicium dan dipeluk kayak gini. Lu diam aja dan nikmati, gue yakin lu juga pasti suka sama perlakuan gue!" jawab Refal.
"Kata siapa? Kakak jangan ngarang deh! Aku gak mungkin suka sama perlakuan kakak yang kayak gini!" sentak Zanaya.
"Ah masa??" goda Refal.
Refal semakin menjadi-jadi, mencolek dagu serta hidung Zanaya sembari mengecupi ceruk leher gadis itu.
"Lo mau nonton film bareng gue gak?" tanya Refal.
"Film apa kak? Mau dong, tapi yang seru ya filmnya!" pinta Zanaya.
"Pasti seru dong, kita nonton ya?" ujar Refal.
"Iya kak," Zanaya mengangguk singkat menyetujui perkataan abangnya.
Refal pun bangkit dari sofa, menyalakan tv bersiap menonton film yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk ditonton bersama sang adik.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ir Syanda
Si abang barbar bat dah, baru aja ketemu
2023-01-20
4
Radiah Ayarin
masa dicoba² sih bang tuh bibir adiknya
2023-01-20
2
Radiah Ayarin
Ada udang balik bakwan nih sepertinya
2023-01-20
2