Hidup Kalian Akan Berantakan!

Setelah yang lain sudah maju bergantian, rupanya Melvin memang sengaja menjadi yang paling akhir.

"Dan ini adalah pangeran yang paling istimewa, dia akan menceritakan kisahnya bersama sang wanita, jangan lama-lama, kita undang saja segera, Melvin."

Bianca yang sejak tadi bersandar pun seketika menegapkan posisi duduknya, Bianca melirik Melvin, kenapa giliran dirinya, MC menyebutkan namanya.

"Kamu mau menemai ku?"

Bianca mengangguk, Melvin bangkit dan meraih tangan Bianca, ia menariknya perlahan hingga turut bangkit, semua bertepuk tangan, seperti mereka yang telah lama menantikan sosok Melvin dan Bianca untuk tampil.

"Ini seperti berbeda," ucap Bianca pelan.

Melvin menoleh dan tersenyum, baguslah kalau memang Bianca merasakannya, mereka berbalik menghadap semua orang di depannya sana.

Mata Bianca berhasil mendapati ibunya dan semua temannya di sana, ia mengedarkan pandangannya dan berhasil juga menemukan orang tua Melvin di sana.

"Apa-apaan ini?" tanya Bianca melirik Melvin.

"Mana aku tahu, mungkin saja kamu yang mengundang mereka, bukankah itu Ibu dan teman mu?"

"Hey, apa kamu tidak melihat, lihatlah sebelah sana, ada orang tua mu juga."

Melvin melihatnya, dan sama-sama menunjukan wajah bingungnya, Bianca menggeleng, kenapa bisa mereka ada di sana.

"Baiklah, apa yang akan kalian sampaikan sekarang?"

Pertanyaan MC telah mengembalikan fokus keduanya, Melvin melirik Bianca sekilas, ia lantas tersenyum melihat semua orang di sana.

"Lihatlah, betapa biasa saja penampilannya, apa kalian melihat sesuatu yang istimewa dari dirinya?"

Bianca mengernyit mendengarnya, kenapa Melvin berkata seperti itu, ibu dan teman Bianca juga sama-sama tak percaya, kenapa jadi seperti itu.

"Dia gadis biasa, dia selalu berpenampilan seperti ini, kalian sudah melihat beberapa wanita tadi, mereka begitu sempurna dengan penampilannya, tapi tidak dengan wanita di samping ku ini."

Keduanya saling lirik, mungkin saja Melvin akan mempermalukan dirinya sekarang, Bianca hanya harus siapkan diri saja.

"Lalu, kenapa kamu mau dengan wanita seperti itu?"

Keduanya menoleh, Melvin merangkul Bianca perlahan, dengan senyuman penuh di bibirnya, Melvin menatapnya.

"Karena istimewa menurut ku adalah yang seperti dia, dia tidak banyak bertingkah, dia selalu baik."

Melvin kembali pada mereka semua, Bianca turut melihat mereka.

"Dia tidak pernah meminta apa pun, maaf, berbeda dengan Kakak yang tadi, yang belum apa-apa wanitanya sudah meminta mobil."

Mereka tersenyum bersamaan, lelaki yang Melvin maksud tampak mengangguk, perkataan Melvin sepertinya bukan masalah bagi dirinya.

"Dia Bianca, gadis 19 tahun yang ternyata sudah ingin menikah, dia ingin menikah muda bersama pangeran impiannya, apa yang kalian fikirkan sekarang, apa mimpi itu pantas diakui, atau mungkin sekedar khayalan seorang anak kecil saja?"

"Dia begitu tenang, dia pasti bisa tanggung jawab pada keinginannya sendiri, termasuk pernikahan itu."

Ucapan salah seorang tamu di sana membuat Bianca tersenyum, tentu saja itu jadi semangat untuknya.

"Dia kecil dari umurnya, tapi sedikit banyak, dia dewasa dari sikap dan pemikirannya, dia istimewa seperti yang ku katakan, aku merasa sangat benar karena telah memilihnya malam itu."

"Apa kalian akan menikah?" tanya MC.

Melvin menoleh dan mengangguk pasti, itu adalah impiannya juga.

"Sudah lebih dari satu bulan kita bersama, dan itu cukup buat ku untuk mengenalnya, mengerti tentangnya, dan memastikan keputusan untuk langkah ku."

"Baiklah, apa seyakin itu?" tanya MC lagi.

"Tentu, aku pernah salah paham padanya, menuduh dirinya tanpa perasaan, aku pernah bersalah, dan dari kesalahan itu, dari keadaan yang tidak baik itu, aku mengerti dan aku yakin dengan keputusan ku untuk memilikinya."

Bianca menunduk, ia tersenyum, ingin sekali Bianca memeluk Melvin dengan gemasnya.

"Kapan kalian menikah, kamu seorang pengusaha sukses, dan siapa calon Istri mu itu?"

"Dia seorang kurir kue."

Mereka semua semua tak percaya, mereka menggeleng kompak, benarkah seperti itu, kenapa bisa seorang pengusaha sukses menyukai kurir kue, pantas saja penampilannya tidak berkelas.

"Apa ini lelucon, atau kesalahan besar, sekilas memang terdengar konyol, tapi aku yang menjalaninya merasa, jika pilihan ini akan sangat membahagiakan ku."

Bianca menoleh, ia berisyarat agar Melvin tak perlu lagi banyak bicara, mereka lebih baik segera duduk saja.

"Sabarlah dulu, kenapa kamu ini?" tanya Melvin.

"Tidak apa-apa."

"Kalian lihat dia yang biasa saja, tapi tunggu saja sebentar lagi, dia akan menjadi sosok yang begitu berbeda."

"Apa maksudnya?" tanya Bianca pelan.

Satu detik kemudian Bianca keget saat dua orang meraih kedua tangannya.

"Ada apa ini?"

"Mari ikut kami."

Bianca melirik Melvin, ia mengernyit saat Melvin tersenyum dan mengangguk, Bianca juga melirik Ibu dan temannya, melirik orang tua Melvin, wajah mereka tampak bingung, dan itu membuat Bianca mendadak panik.

"Mari, jalan."

Bianca melangkahkah kakinya mengikuti dua orang tersebut, seperginya Bianca, Melvin kembali bicara, ia menceritakan banyak hal lagi tentang Bianca.

Sehingga mereka percaya jika semua yang dikatakan Melvin adalah ketulusan, para pencari jodoh yang hadir pun turut senang mendengarnya, mereka tak sangka jika acara itu bisa benar-benar menjodohkan seseorang secepat itu.

"Sebentat lagi, tidak hanya aku, tapi kita semua akan sama-sama melihat seperti apa penampilannya jika sedikit diubah.

Melvin tersenyum dengan ucapannya sendiri, acara itu memang menjadi miliknya sekarang, Melvin sudah mengatur semuanya sejak jauh hari.

Ditengah bicara Melvin, dan penantian akan kembalinya Bianca, seseorang memaksa masuk di pintu sana, orang tua Melvin yang kebetulan berada di dekat sana seketika menoleh.

"Maaf, Bu, tapi kami tidak bisa biarkan Ibu untuk masuk."

"Lepas, saya masih mudah."

"Papa," panggil Mika.

Deva menoleh dan melihat arah pandang Mika, orang itu adalah Tiara, dari mana dia tahu tentang keberadaan mereka semua.

"Kita tidak boleh biarkan acara ini berantakan."

"Tentu saja, biar Mama yang temui dia."

Deva mengangguk, Mika berjalan cepat menghampiri Tiara dan security di sana.

"Ada apa ini?" tanya Mika.

Keduanya menoleh bersamaan, Tiara menyipitkan matanya, jadi wanita itu juga ada di sana.

"Untuk apa kamu kesini?"

"Aku akan kacaukan acara ini, aku tidak mau Melvin bahagia dengan wanita itu."

"Jangan kurang ajar kamu."

Mika menariknya kasar menjauhi pintu, ia lantas mendorongnya begitu saja.

"Pergi kamu dari sini, apa kamu lupa kalau anak saya sudah menyerah menghadapi wanita seperti kamu."

"Tapi itu semua juga gara-gara Tante."

"Tutup mulut mu, anak saya cukup pintar untuk memilih pasangan hidupnya, jadi perpisahan kamu dan anak saya, bukan kesalahan saya."

"Benarkah?"

"Pergi sekarang, jangan lagi mengusik kehidupan kami."

"Itu tidak akan terjadi, sama sekali tidak akan terjadi, kalian tidak akan bisa hidup tenang, ingat ucapan ku ini."

Mika mengangkat kedua alisnya, apa wanita itu tengah mengancamnya, dan harus sikap seperti apa yang ditunjukannya.

"Kenapa diam, Tante, dengar aku baik-baik, aku tidak akan rela dengan semua ini, silahkan saja kalian nikahkan mereka, tapi setelah pernikahan itu selesai, tidak akan ada lagi damai yang kalian rasakan."

Plakk ....

Mika dengan keras menampar Tiara, sudah cukup mulut berisiknya itu, Mika tidak mau mendengar apa pun lagi.

"Terimakasih, Tante."

"Pergi kamu sekarang, sekali lagi kamu menunjukan diri kamu, kamu akan tahu akibatnya."

"Tapi aku tidak akan takut, kita lihat, siapa yang akan merasakan kesusahan setelah ini."

"Kurang ajar kamu."

Tangan Mika yang hendak kembali menampar Tiara itu, tertahan karena kedatangan Deva, lelaki itu menahan tangannya.

"Bianca akan keluar, ayo kita masuk."

Mika kembali melirik Tiara, dua wanita itu bertahan dalam tatapan masing-masing.

"Pak, lakukan apa pun, yang jelas dia tidak masuk ke dalam," ucap Deva.

"Baik, Pak.

Deva membawa Mika kembali memasuki tempat acara, Tiara menepis tangan security yang hendak menariknya.

"Aku bisa pergi sendiri, tidak perlu menyentuh ku."

Security itu mengangguk dan mempersilahkan Tiara untuk pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!